Dosen
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………………………..……………iii
Daftar Gambar………………………………………………………………..……………….iv
1. Pendahuluan ……………………………………………………………..………… 1
2. Informasi Asimetris ……………………………………………………………….... 2
2.1 Definisi………………………………………………………………….……… 2
2.2 Hidden Knowledge…………………………………………………….……..... 3
2.2.1 Adverse Selection ……………………………………………………..... 3
2.2.2 Market Unravelling ………………………………………………..…. 3
2.2.3 Intervensi Pemerintah …………………………………………………..4
2.3 Hidden Action………………………………………………………………….5
2.3.1 Moral Hazard ………………………………………………………..…6
2.3.2 Upaya yang Diamati…………………………………………………….8
2.3.3 Upaya yang tak Diamati………………………………………………...9
2.3.2 Teori Prinsipal - Agen …………………………………..……………...11
2.4 Screening…………………………………………………………………………8
2.4.1 Keseimbangan informasi sempurna ……………………………………9
2.4.2 Keseimbangan informasi tak sempurna…………………………….…10
2.4.3 Intervensi Pemerintah………………………………………………….12
2.5 Signaling ……………………………………………………………………….12
3. Bernerd – Spencer Game Theory……………………………………………………15
4. Kekuatan dan Kelemahan Teori …………………………………………………….18
4.1 Kekuatan ……………………………………………………………………..…18
4.2 Kelemahan………………………………………………………………….……18
5. Kesimpulan…………………………………………………………………………..19
6. Studi Kasus………………………………………………………………………….20
7. Kumpulan Soal Informasi Asimetris………………………………………………...25
8. Key Concept…………………………………………………………………………29
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..v
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR PUSTAKA
4
1. Pendahuluan
Hal terpenting dari dunia nyata adalah informasi. Dalam ekonomi, pada
perdagangan terdapat informasi – informasi yang dimiliki oleh setiap pihak. Informasi
yang sempurna dibutuhkan demi kelancaran suatu kegiatan ekonomi, sebab secara
tidak langsung informasi sangatlah berkaitan dengan efisiensi suatu kegiatan ekonomi.
Oleh karena itu adanya informasi dapat menimbulkan biaya tersendiri, sehingga tak
heran jika terdapat tindakan yang berupaya untuk menyembunyikan informasi dari
pihak yang lain. Beberapa pihak mungkin mendapatkan informasi lebih dibandingkan
pihak lainnya dan hal ini disebut dengan informasi asimetris. Umumnya informasi
asimetris terjadi jika pihak penjual yang memiliki informasi lebih banyak tentang
produk dibandingkan pembeli, meskipun kondisi sebaliknya mungkin juga terjadi.
Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Kenneth J. Arrow dalam satu artikel
yang terkenal di bidang penanganan kesehatan 1963 yang berjudul "Uncertainty and
the Welfare Economics of Medical Care," di jurnal American Economic Review.
Sedangkan istilah Informasi Asimetris digunakan oleh George Akerlof dalam
karyanya tahun 1970: The Market for Lemons (Pasar Barang Kacangan). Ia
menyebutkan bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditi cenderung
untuk turun, bahkan untuk barang yang tergolong berkualitas bagus. Penjual yang
tidak berniat baik akan menipu pembeli dengan cara memberi kesan seakan-akan
barang yang dijualnya bagus, hal ini yang memunculkan adanya Adverse Selection.
Adverse Selection merupakan bagaimana pemilihan keputusan yang akan diambil
berdasarkan informasi yang lemah. Sehingga, banyak pembeli yang menghindari
penipuan menolak untuk melakukan transaksi dalam pasar seperti ini, atau menolak
mengeluarkan uang besar dalam transaksi tersebut. Sebagai akibatnya, penjual yang
benar-benar menjual barang bagus menjadi tidak laku karena hanya dinilai murah oleh
pembeli, dan akhirnya pasar akan dipenuhi oleh barang berkualitas buruk. Dalam
pembahasan ini akan dibahas bagaimana contoh adanya informasi asimetris pada jasa
asuransi, dimana banyak dari masyarakat menyembunyikan informasi yang
seharusnya diketahui oleh pihak penyedia jasa ansuransi, hal ini dapat menimbulkan
adanya Moral Hazard. Moral hazard merupakan tindakan yang diambil secara sengaja
agar tujuan dapat tercapai. Misalnya menyembunyikan hal – hal penting sebagai
informasi untuk perusahaan.
5
6
Ada beberapa kemungkinan cara yang mudah untuk menyelesaikan masalah
informasi asimetri: membiarkan semua orang mengatakan apa yang dia tahu. Proses di
mana individu mengungkapkan informasi tentang diri mereka sendiri melalui pilihan
yang mereka buat disebut self selection (seleksi diri).
Dalam kasus di mana perusahaan asuransi mengambil inisiatif, self selection
adalah perangkat screening utama. Dalam hal ini tertanggung yang menggunakan jasa
asuransi, mengambil inisiatif untuk mengidentifikasi dirinya sebagai jenis yang lebih
baik, maka biasanya dianggap sebagai perangkat signalling. Jadi perbedaan antara
screening dan signalling terletak pada apakah sisi berinformasi atau sisi kurang
informasi di pasar yang bergerak pertama.
Oleh karenanya pada bab ini akan membahas konsekuensi dari informasi
asimetris, menggambarkan inefisiensi yang muncul dan membahas kemungkinan
intervensi pemerintah untuk mengatasinya.
2. Informasi Asimetris
2.1 Definisi
Informasi Asimetris merupakan perbedaan informasi yang didapat antara salah
satu pihak dengan pihak lainnya dalam kegiatan ekonomi. Informasi asimetris ini
misalnya saja terjadi antara investor yang akan melakukan investasi di dalam pasar
modal. Investor harus mengetahui saham dengan baik sebelum investor tersebut
melakukan investasi. Hal ini membuat investor akan mencari tahu saham dengan
lengkap serta tepat untuk perusahaan agar mendapatkan capital gain di masa
mendatang.
Namun, dalam pencariaan informasi tidaklah mudah. Beberapa investor justru
mendapatkan informasi yang sangat minim mengenai saham di pasar modal. Hal ini
dikarenakan agen perusahaan tidak mungkin memberikan kondisi perusahaan secara
lengkap kepada publik. Informasi tersebut merupakan rahasia perusahaan yang
diberikan kepada pihak terpercaya dan pada waktu yang tepat. Dalam menyikapi hal
ini, investor yang cerdas akan mencari informasi kemudian melakukan analisis untuk
mendapatkan gambaran yang tepat . Informasi yang didapat akan mengalami
perbedaan antara investor dengan agen perusahaan, perbedaan inilah dinamakan
informasi asimetris. Informasi Asimetris tidak hanya terjadi pada pasar modal, namun
industri – industri lain juga mengalaminya. Bahkan dalam segi hukum, informasi
asimetris ini kemungkinan dapat terjadi.
7
Terdapat dua bentuk dasar informasi asimetris yang dapat dibedakan. Yang
pertama adalah Hidden Knowledge mengacu pada situasi di mana satu pihak memiliki
informasi lebih lanjut dari pihak lain pada kualitas (atau "tipe") dari barang yang
diperdagangkan atau kontrak variabel. Yang kedua yakni Hidden Action adalah ketika
salah satu pihak dapat mempengaruhi "kualitas" dari barang yang diperdagangkan atau
kontrak variabel dengan beberapa tindakan dan tindakan ini tidak dapat diamati oleh
pihak lain.
9
Bila ada keseimbangan ganda, salah satu dengan premi terendah
merupakan pareto yang diinginkan, hal ini akan memberikan asuransi kepada
konsumen yang lebih banyak dengan harga yang lebih rendah. Akibatnya, jika
salah satu keseimbangan yang lain tercapai, ada manfaat potensial dari
intervensi pemerintah. Kebijakan yang harus diadopsi pemerintah adalah: ia
dapat menyebabkan keseimbangan terbaik (dengan premi terendah) dengan
menerapkan batas pada premi yang dapat dibebankan. Tidak ada perusahaan
asuransi yang dapat membuat keuntungan pada tingkat harga ini dan semua
tawaran asuransi akan ditarik.
Jika diatur terlalu tinggi, salah satu kesetimbangan yang lain mungkin
akan terbentuk. Analisis pasar asuransi ini telah menunjukkan bagaimana
informasi asimetris dapat mengakibatkan penguraian pasar dimana kualitas
buruk menggeser kualitas baik di pasar. Selain itu, informasi asimetris dapat
menyebabkan kesetimbangan ganda. Kebijakan asuransi wajib sangat mudah
untuk diterapkan dan memerlukan sedikit informasi dari pihak pemerintah.
Satu-satunya kelemahan adalah bahwa ia tidak menguntungkan semua
konsumen karena konsumen dengan risiko yang sangat rendah dipaksa untuk
membeli asuransi. Sebaliknya kebijakan premi maksimum membutuhkan
informasi yang cukup besar dan memiliki potensi kegagalan yang signifikan.
Hidden action merupakan tindakan yang tersembunyi oleh salah satu pihak yang
mempengaruhi kualitas barang yang diperdagangkan dan tindakan tersebut tidak dapat
diamati oleh pihak lain.
Progressive
Prinsipal Agen Information Tindakan
Moral Hazard
10
Prinsipal merupakan pihak yang membuat kontrak sedangkan agen merupakan
pihak yang menerima kontrak transaksi. Prinsipal memiliki progressive information
ataupun informasi yang lebih mengenai barang yang akan ditransaksikan. Hal ini
menimbulkan pihak tersebut melakukan tindakan yang tersembunyi untuk
mempengaruhi kualitas barang yang diperdagangkan sehingga menyebabkan
timbulnya masalah moral hazard. Permasalahan ini menimbulkan ineffisiensi akibat
kesulitan dalam mengambil skema insentif untuk memastikan tindakan yang tepat
untuk diambil. Misalnya saja, biaya asuransi yang ditanggung harus memperhitungkan
resiko yang lebih besar terhadap orang yang ditanggung oleh pihak asuransi.
11
Moral hazard terjadi ketika tertanggung memiliki beberapa kontrol atas
peristiwa yang memicu pembayaran dari perusahaan asuransi. Dengan asuransi
mobil, misalnya, dapat menyebabkan moral hazard individu untuk berkendara
kurang hati-hati, sehingga kecelakaan lebih banyak dan pembayaran asuransi
lebih, atau, secara ekstrim, bahkan dapat menyebabkan seseorang untuk
merusak mobilnya sendiri sengaja untuk mengumpulkan asuransi.
Adverse selection terjadi ketika mereka yang paling mungkin untuk
melakukan klaim asuransi membeli asuransi sementara mereka yang paling
tidak mungkin untuk membuat klaim tetap tidak diasuransikan. Jika
perusahaan asuransi dapat memberitahu di depan waktu yang pelamar untuk
asuransi lebih mungkin dikenakan biaya lebih, mereka dapat mengenakan tarif
yang berbeda untuk individu yang berbeda untuk mengimbangi adverse
selection. Ada dua faktor yang membuat seleksi merugikan sehubungan
dengan asuransi khususnya dibidang kesehatan. Pertama, tertanggung
cenderung memiliki informasi yang lebih baik, membuat klaim akan tentang
kesehatan mereka sendiri daripada perusahaan asuransi, sehingga perusahaan
asuransi akan paling mungkin untuk dapat dengan tepat menentukan harga
risiko buruk. Kedua, ada sentimen publik yang kuat terhadap pengisian tingkat
yang berbeda untuk orang dengan risiko kesehatan yang berbeda. Tidak seperti
adverse selection dimana pemerintah dapat menyatukan risiko ketika
perusahaan tidak bisa, Pemerintah tidak memiliki keuntungan lebih dari
perusahaan dalam hal moral hazard. (Public Finance)
Adverse selection terjadi pada asuransi ketika perusahaan asuransi tidak
dapat membedakan antara risiko tinggi dan individu berisiko rendah
berdasarkan informasi yang tersedia. Perusahaan asuransi berakhir dengan
pilihan yang buruk dari orang, sehingga perlu untuk merancang premi yang
berbeda dalam upaya untuk mengatasi faktor risiko yang berbeda.
Konsep moral hazard berlaku bukan hanya pada masalah asuransi,
tetapi juga untuk masalah-masalah pekerja,yang mempunyai kinerja dibawah
kemampuannya ketika majikan tidak dapat memantau perilaku mereka.
Umunya moral hazard terjadi apabila satu pihak yang tindakan-tindakannya
tidak diamati memengaruhi probabilitas atau besarnya pembayaran. (Robert J.
Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld:1996)
12
2.3.2 Upaya yang dapat diamati
Untuk memberikan patokan dari mana mengukur dampak dari
moral hazard, pertama-tama kita menganalisis pilihan kontrak asuransi
ketika upaya dapat diamati oleh perusahaan asuransi. Dalam hal ini tidak
akan ada kegagalan efisiensi karena sudah tidak ada informasi asimetris.
Jika perusahaan asuransi dapat mengamati e, maka akan ditawarkan
kontrak asuransi yang bersyarat. Kontrak tersebut akan menjadi { δ (e), π
(e)}, (dengan e = 0, 1). Persaingan antara perusahaan asuransi memastikan
bahwa kontrak yang ditawarkan memaksimalkan utilitas konsumen,
mewakili kendala bahwa perusahaan asuransi setidaknya impas. Untuk
memenuhi persyaratan terakhir ini, premi harus tidak lebih rendah dari
pembayaran ganti rugi yang diharapkan. Diberikan kebijakan untuk
memecahkan e yaitu
Max U (e, δ, π) → π ≥ p (e) δ
{ δ, π }
Solusinya :
{δ* (e) = d, π* (e) = p (e) d}
Sehingga kerusakan sepenuhnya tertutup dan premi, hal ini wajar
mengingat tingkat usaha yang dipilih. Persamaan diatas diilustrasikan pada
grafik dibawah. Garis lurus adalah himpunan kontrak (jadi π = p (e) δ), I
adalah kurvva indiferens tertinggi yang dapat dicapai ketika kontrak ini
diberikan. Kontrak terbaik pertama kemudian merupakan asuransi penuh
dengan δ * (e) = d dan π * (e) = p (e) d.
Pada kontrak terbaik pertama, tingkat kepuasan menghasilkan
U* (e) = u (r – p (e) d) – ce
Upaya akan dilakukan (e = 1) Jika
U* (1) ≥ U* (0)
c ≤ c1 ≡ u (r – p(1) d) – u (r – p (0) d)
Artinya, biaya usaha lebih kecil dari keuntungan utilitas yang
dihasilkan dari premi yang lebih rendah.
13
Gambar.1 Kontrak Terbaik Pertama
14
Dari grafik di atas dijelaskan bahwa area e=0 adalah area untuk
konsumen yang tidak memiliki usaha, sedangkan area e=1 adalah area
untuk konsumen dengan usaha penuh. Dari dua area tersebut dipisahkan
oleh garis D(π), yaitu garis yang menunjukkan bahwa konsumen acuh tak
acuh terhadap e=0 dan e=1. Pada setiap titik, (δ,π) dimana U (0,δ,π) = U
(1,δ,π), kurva indiferens dari U (0,δ,π) lebih curam dari U (1,δ,π) karena
kesediaan untuk membayar untuk cakupan ekstra lebih tinggi bila tidak
ada upaya.
Lemma 1 Untuk setiap premi π, terdapat tingkat ganti rugi D (π)
seperti :
(i) Jika δ < D (π), e=1
(ii) Jika δ ≥ D (π), e=0
Dimana D (π) meningkat. Dengan kata lain, jika tingkat cakupan untuk
premi diberikan terlalu tinggi, agen tidak akan lagi menemukan keuntungan
untuk melakukan usaha.
Switching E0
π Line
Effort
No Effort
E1
Kontrak E0 : tidak ada usaha dan cakupan penuh pada harga tinggi
Kontrak E1 : ada usaha dan cakupan parsial pada harga rendah.
15
Dimana dari kontrak tersebut akan optimal, tergantung pada biaya (c)
dari usaha. Ketika biaya rendah, kontrak E1 akan optimal dan cakupan parsial
akan ditawarkan kepada konsumen. Sebaliknya, saat biaya tinggi makan akan
optimal untuk tidak memiliki usaha dan kontrak E0 akan optimal. Dari alasan ini
maka harus ada beberapa nilai dari biaya usaha dimana perpindahan dibuat
antara E0 dan E1. Ini dinyatakan sebagai proposisi 1.
Proposisi 1 terdapat nilai usaha, c2, with c2 < c1, sehingga :
· c ≤ c2 menyiratkan kontrak terbaik kedua adalah E1
· c > c2 menyiratkan kontrak terbaik kedua adalah E0
Dapat ditunjukkan bahwa kontrak terbaik kedua tidak efisien. Karena
tingkat kritis biaya, c, menentukan kapan usaha yang diberikan memuaskan c <
c1, hasilnya relatif tidak efisien untuk yang terbaik pertama. Lebih jauh lagi,
ada upaya yang terlalu sedikit jika c2 < c < c1 dan cakupan yang terlalu sedikit
jika c < c2.
16
2.4 Screening
17
2.4.1 Keseimbangan informasi sempurna
18
2.4.2 Keseimbangan informasi tak sempurna
19
Grafik di atas menjelaskan mengenai keseimbangan informasi yang
tidak sempurna dalam pasar asuransi dimana grafik dengan kemiringan curam
adalah grafik untuk jenis konsumen berisiko tinggi, sedangkan grafik dengan
kemiringan landai adalah grafik untuk jenis konsumen berisiko rendah. Dari
kedua grafik tersebut masing-masing menunjukkan kurva indiferen yang
berbeda. Yang membedakan kurva indiferen untuk keseimbangan konsumen
yang sempurna dengan yang tidak sempurna terletak pada titik
perpotongannya, dimana bagi keseimbangan informasi yang sempurna kurva
indiferennya berpotongan pada π=0. Sedangkan bagi keseimbangan informasi
yang tidak sempurna kurva indiferennya tidak berpotongan pada π=0.
20
2.4.3 Intervensi Pemerintah
Intervensi pemerintah dalam pasar asuransi dibatasi oleh
batasan informasi yang sama yang mempengaruhi perusahaan: mereka tidak
bisa mengatakan siapa yang berisiko rendah atau risiko tinggi secara langsung
namun hanya bisa membuat kesimpulan dari pilihan-pilihan mereka.
Hal ini memiliki konsekuensi yang membatasi intervensi kebijakan
harus didasarkan pada informasi yang sama seperti yang tersedia bagi
perusahaan asuransi. Bahkan di bawah pembatasan ini, pemerintah dapat
mencapai perbaikan Pareto dengan menerapkan subsidi silang dari risiko
rendah untuk risiko tinggi. Hal ini dilakukan dengan subsidi premi resiko
tinggi dan berat premi risiko rendah. Hal ini juga dapat dilakukannya tanpa
memperhatikan risiko dengan menerapkan cakupan minimal untuk semua pada
premi risiko rata-rata.
Alasan bahwa kebijakan ini bekerja adalah bahwa transfer yang
dihasilkan dari risiko rendah menuju risiko tinggi melemaskan kendala insentif
(ICD). Hal ini membuat serangkaian kebijakan asuransi yang memenuhi
kendala yang lebih besar dan begitu manfaat kedua jenis. Keseimbangan ini
tidak dapat dicapai oleh perusahaan asuransi karena akan memerlukan mereka
semua untuk bertindak secara bersamaan. Ini adalah contoh dari kegagalan
koordinasi yang mencegah pencapaian hasil yang lebih baik.
Intervensi kebijakan telah direkayasa sehingga perbaikan Pareto.
Perlu dicatat bahwa pemerintah telah meningkatkan hasilnya meskipun hanya
memiliki informasi yang sama dengan perusahaan asuransi. Hal ini tercapai
melalui kemampuan pemerintah untuk mengkoordinasikan transfer – yang
merupakan sesuatu yang perusahaan asuransi tidak bisa lakukan.
2.5 Signaling
Dasar dari informasi asimetris adalah ketidakmampuan untuk membedakan
yang baik dari yang buruk. Hal ini dapat merugikan baik bagi penjual yang gagal
dalam mendapatkan nilai yang sebenarnya, dan untuk pembeli yang lebih suka
membayar harga yang lebih tinggi untuk sesuatu yang dikenal baik. Situasi ini akan
membaik jika penjual bisa menyampaikan beberapa informasi yang meyakinkan
kualitas Produk kepada pembeli. Jaminan juga dapat berfungsi sebagai sinyal dari
kualitas barang yang tahan lama. Informasi tersebut, bisa saling menguntungkan.
21
Perlu dicatat perbedaan antara screening dan signaling. Pengguna informasi
yang terbatas menggunakan screening untuk mencari tau informasi yang lebih baik.
Sedangkan pengguna informasi yang luas menggunakan signaling untuk membantu
mengurangi informasi dan mencari tahu kebenarannya.
Pemodelan sinyal terjadi pada waktu tindakan investasi. Asumsi dasarnya
adalah bahwa agen informasi bergerak pertama dan berinvestasi untuk memperoleh
sinyal. Pihak yang kurang informasi kemudian mengamati sinyal dari agen tersebut
dan menyimpulkan tentang bentuk kualitas berdasarkan sinyal-sinyal. Kesetimbangan
tercapai ketika investasi yang dipilih dalam sinyal optimal untuk setiap agen pencari
informasi. Salah satu asumsi yang mendorong operasi dan efisiensi pasar kompetitif
adalah bahwa pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna tentang kualitas
barang dan jasa yang diperdagangkan. Dalam pasar tenaga kerja, perusahaan dalam
merekrut tenaga kerja sering tidak tahu tentang kualitas dari para pelamar, bahkan
perekrutan tenaga kerja ini bisa berisiko jika salah menempatkan karyawan.
Bila perusahaan benar-benar tidak mengetahui tentang keahlian dan kualitas
pelamar, maka pelamar memiliki insentif untuk membesar-besarkan kualifikasinya
untuk mendapatkan pekerjaan. Pelamar sering memiliki informasi pribadi atau dengan
kata lain mereka betul-betul tahu tentang keahlian dan kualitas mereka. Dengan begitu
pelamar dapat mengirimkan sinyal-sinyal kepada perusahaan yang menunjukkan
bahwa dirinya adalah karyawan berpotensi yang berkeahlian dan berkualitas baik.
22
Dalam pasar tenaga kerja, perusahaan akan mendapatkan laba lebih ketika
mereka dapat mengamati sinyal dari para pekerjanya. Ketika perusahaan memiliki
pekerja dengn produktivitas rendah, maka perusahaan akan berusaha untuk
meningkatkan tingkat produktivita para pekerjanya dengan memberikan upah yang
tinggi sehingga para pekerja juga berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya.
Namun ketika tingkat upah melebihi biaya yang dikeluarkan, perusahaan akan
menurunkan tingkat upah yang kemudian justru menurunkan laba perusahaan.
Model adalah bagian dari "Teori Perdagangan Baru" yang dikembangkan pada
1970-an dan awal 1980-an, yang kemudian dikembangkan menjadi teori perdagangan
internasional. Secara khusus, seperti di banyak model teori Perdagangan Baru lainnya,
skala ekonomi (dalam hal ini, dalam bentuk biaya masuk tetap) memainkan peran penting
dalam model Brander-Spencer .
23
Versi Permainan
Sebuah versi sederhana dari model ini dipopulerkan oleh Paul Krugman pada
1990-an di Prosperity menjajakan bukunya. Dalam set up ada dua perusahaan, satu
asing dan satu negeri yang mempertimbangkan untuk memasuki pasar ekspor baru di
negara ketiga (atau mungkin seluruh dunia). Permintaan di pasar ekspor adalah
sedemikian rupa sehingga jika hanya satu perusahaan masuk, itu akan membuat
keuntungan, tetapi jika mereka berdua masuk ke masing-masing akan membuat
kerugian, mungkin karena awal dibentuk, infrastruktur, pengembangan pemasaran
produk, atau biaya tetap lainnya entri. Matriks di bawah ini menyajikan contoh bentuk
permainan jika kedua perusahaan terlibat masuk.
Pilihan yang tersedia dari perusahaan dalam negeri diberikan di sebelah kiri,
sedangkan yang dari perusahaan asing di atas. Angka pertama dalam setiap sel
menunjukkan hasil untuk perusahaan dalam negeri sedangkan angka kedua adalah
hasil ke perusahaan asing .
24
Permainan berubah namun jika pemerintah dipercaya berjanji untuk
mensubsidi perusahaan dalam negeri jika memasuki pasar, seperti yang diilustrasikan
pada Fig 2. Misalkan pemerintah menjanjikan subsidi dari dua puluh juta, terlepas dari
apakah perusahaan asing juga masuk atau tidak. Dalam hal ini, jika perusahaan asing
memasuki perusahaan dalam negeri akan kehilangan sepuluh juta dari biaya masuk,
tetapi akan lebih dari dikompensasi oleh subsidi pemerintah, berakhir dengan hasil
bersih dari sepuluh juta. Jika perusahaan asing tidak masuk tentu saja, itu masih
menguntungkan bagi perusahaan dalam negeri untuk masuk. Akibatnya, terlepas dari
tindakan dari perusahaan asing, insentif perusahaan domestik adalah untuk memasuki
pasar. Mengantisipasi hal ini, perusahaan asing akan tetap keluar dari pasar itu sendiri,
karena kalau tidak akan mengalami kerugian .
25
4. Kekuatan dan Kelemahan Teori
Dalam suatu teori tentunya terdapat kekuatan dan kelemahan yang muncul, sebab
sebagai ilmu social (Ekonomi) yang memelajari pola hidup manusia yang hampir setiap
saat berubah tentu bukanlah hal gampang, dan berikut merupakan kekuatan dan
kelemahan teori informasi asimetris didasarkan pembahasan diatas.
4.1 Kekuatan
4.2 Kelemahan
26
1. Asimetri satu arah : Misalnya, Spence menyatakan pada tahun 1976 dalam
makalahnya bahwa "[dalam beberapa kasus] Akan ada variasi acak dalam
sinyal biaya yang mencegah majikan untuk membedakan secara sempurna
antara individu-individu dari berbagai kemampuan yang produktif."
Aplikasi teori juga hanya mempertimbangkan asimetri dalam satu arah.
Namun, ak menutup kemungkinan ada juga perbedaan informasi dalam
mendukung pihak lain.
27
5. Kesimpulan
28
6. Studi Kasus
Kasus 1
Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru,
interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas.
Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah
pola interaksi masyarakat, yaitu interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet
telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan/
industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan
efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi,
29
publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh
sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya. dampak positif dari
sebuah teknologi internet di indonesia yanitu dapat memudahkan pencarian informasi,
artikel, lowongan pekerjaan, dan masih banyak lagi. Tetapi disamping ada sisi
positifnya juga tidak terlepas dari sisi negatif antara lain membuat manusia menjadi
malas.
30
jual produk mereka. Istilahnya biasa kita disebut sebagai affiliate, associate atau
partner mereka.Hemat Waktu dan Biaya Mengapa toko online dapat menghemat
waktu dan biaya? Bayangkan bila Anda memiliki seorang customer yang berada jauh
di luar pulau, tentunya sang customer yang menjadi langganan Anda merasa kesulitan
untuk berbelanja di toko Anda jika Anda hanya terpaku pada penjualan toko offline.
Bukankah ini akan membuang banyak waktu, tenaga dan biaya perjalanan.Tetapi tidak
demikian halnya jika Anda juga memiliki sebuah toko online selain toko offline Anda.
Customer Anda tinggal memilih produk yang dipesan melalui website toko online
Anda yang disajikan dalam bentuk gambar, kemudian mengisi form pemesanan
barang, membayar dengan menggunakan sistem transaksi, dan barang akan di antar
oleh jasa pengiriman barang tepat pada waktu yang telah ditentukan.Tidak Perlu
Menjaga Toko Setiap Saat Tidak seperti sebuah toko offline, Anda harus setia menanti
pelanggan yang datang untuk berbelanja. Di toko online, Anda tidak perlu secara terus
menerus menanti datangnya calon pembeli, sebab transaksi pemesanan dapat
dilakukan melalui email atau sistem yang telah ada dalam toko online tersebut.
31
Kasus 2
Arisan Palsu Mama Wandes Raup Rp 450 Juta
http:// Tribunnews.com - Selasa, 29 Mei 2012 07:09 WIB
32
Analisis Kasus :
33
7. Kumpulan Soal Informasi Asimetris
1. Neoklasik menjelaskan bahwa posisi dalam pasar (penjual dan pembeli)
mengenai informasi selalu…
a. Setara
b. Tak setara
c. Terbuka
d. Bebas
2. Asymmetric Information pada umumnya adalah keadaan dimana…
a. Salah satu pihak dalam kegiatan ekonomi memiliki informasi lebih
dibanding yang lain
b. Informasi yang diperoleh salah satu pihak sedikit
c. Sulitnya mendapatkan informasi
d. Semua pihak dalam kegiatan ekonomi saling berebut informasi
3. Situasi di mana satu pihak memiliki informasi lebih lanjut
daripada pihak lain pada kualitas (atau "type") dari suatu barang yang
diperdagangkan atau kontrak variabel, disebut…
a. Informasi Asimetris
b. Hidden Activity
c. Hidden Knowledge
d. Jawaban a, b dan c betul semua
4. Ketika salah satu pihak dapat mempengaruhi "kualitas" dari diperdagangkan
variabel baik atau kontrak oleh beberapa tindakan dan tindakan ini tidak dapat
diamati oleh pihak lain, disebut…
a. Informasi Asimetris
b. Hidden Knowledge
c. Hidden Activity
d. Jawaban a, b dan c tak ada yang benar
5. Salah satu masalah yang sering timbul akibat Asymmetric Information adalah
sebagai berikut, kecuali…
a. Adverse Selection dan Moral Hazard
b. Keuntungan produsen menurun
c. Pihak principal mengeluarkan biaya lebih banyak
d. Kerugian financial oleh semua pelaku ekonomi yang bersangkutan
34
6. Informasi asimetris dapat menyebabkan pelaku ekonomi menyewa pelaku
ekonomi lain untuk membuat keputusan baginya, termasuk dalam…
a. Teori Pigou
b. Teori Biaya Informasi
c. Teori Ricardian
d. Teori Prinsipal – Agen
7. Bentuk Moral Hazard yang paling sering muncul sebagai salah satu masalah
dalam Asymmetric Information terjadi pada….
a. Pasar Senin
b. Pasar Uang
c. Pasar Barang
d. Pasar Asuransi
8. Perusahaan asuransi dapat mengamati setiap jenis konsumen, yang berarti juga
mereka tahu persis seberapa jauh probabilitas (peluang) kecelakaan dari
masing-masing pelanggan, merupakan asumsi dari konsep….
a. Keseimbangan Pasar Sempurna
b. Keseimbangan Pasar Informasi
c. Keseimbangan Penawaran dan Permintaan
d. Keseimbangan Pasar Asuransi
9. Perusahaan asuransi tidak dapat membedakan konsumen berisiko rendah dari
risiko tinggi, termasuk asumsi dari konsep…
a. Keseimbangan Pasar non-Informasi
b. Keseimbangan Pasar Asurans
c. Keseimbangan Risiko Pasar Asuransi
d. Keseimbangan Tak Sempurna
10. George Akerlof menggunakan istilah informasi asimetris dalam karyanya
tahun 1970 dengan sebutan
a. The Marketfor Lemons
b. The Market Imperfect Information
c. The Mraket of Asymmetric Information
d. Imperfect Competition Market
35
Jawaban Multiple Choice :
1. A
2. A
3. C
4. C
5. A
6. D
7. D
8. A
9. D
10. A
Essay :
1. Bagaimana masalah free rider memperburuk masalah adverse selection dan
moral hazard pada pasar keuangan?
Jawaban : Masalah free rider akan memperburuk masalah adverse selection
dikarenakan free rider terjadi ketika orang yang tidak membayar informasi
mengambil manfaat dari informasi yang dibayar oleh orang lain. Free rider juga
akan mengurangi banyaknya produksi informasi . Dalam masalah moral hazard
free rider akan memperburuk masalah dikarenakan saham akan menjadi lebih
buruk dan membuatnya sulit bagi perusahaan untuk menerbitkan saham dalam
memperolej modal.
2. Apakah moral hazard dan adverse selection masih akan muncul pada pasar
keuangan jika informasi tidak asimetris?
Jawaban : Tidak
3. Apakah anda setuju jika semakin banyak pinjaman untuk menjamin suatu
pinjaman, maka semakin sedikit pemberi pinjaman mengkhawatirkan adverse
selection?
Jawaban : Setuju. Jika peminjam pada akhirnya menjadi berisiko gagal kredit
dan bangkrut, pemberi pinjaman akan kehilangan lebih sedikit karena jaminan
dapat dijual untuk membayar kerugian atas pinjaman tersebut. Dengan
demikian, adverse selection tidak menjadi masalah.
36
4. Berhubungan dengan screening, Mekanisme yang dapat digunakan oleh
perusahaan asuransi untuk membedakan antara risiko tinggi dan risiko rendah
adalah?
Jawaban : Dengan menawarkan menu kontrak berbeda yang telah dirancang
sedemikian rupa sehingga setiap jenis dari risikonya dapat diukur sendiri.
5. Masih berhubungan dengan screening. Untuk model seleksi mandiri, pasar
asuransi dapat kita anggap sebagai hal yang kompetitif, sehingga dalam
perusahaan asuransi ekuilibriumnya akan mendapatkan keuntungan sebesar
berapa persen?
Jawaban : 0%
True / False :
37
8. Key Concept
· Asymmetric Information : perbedaan informasi yang didapat antara salah
satu pihak dengan pihak lainnya
· Moral hazard : tindakan salah satu pihak (dalam kontrak) yang berubah
sehingga merugikan pihak lain .
· Adverse selection : Pemilihan keputusan yang akan diambil berdasar informasi
yang lemah
· Hidden knowledge : keadaan dimana salah satu pihak lebih mengetahui tentang
kualitas barang yang diperdagangkan dibandingkan dengan pihak lain sebagai
mitranya
· Hidden action : tindakan dimana salah satu pihak mampu mempengaruhi
kualitas barang yang diperdagangkan dimana pihak lain tidak mengetahui tindakan
tersebut
· Self selection : Proses di mana individu mengungkapkan informasi tentang
diri mereka sendiri melalui pilihan yang mereka buat
· Signaling : asumsi informasi asimetris dalam pasar asuransi karena tidak
dapat membedakan resiko baik dan buruk
· Screening : asumsi informasi asimetris dalam pasar asuransi karena
terdapat perbedaan antara konsumen dengan resiko baik dan buruk
· SeperatingEquilibrium :Keseimbangan Terpisah, dalam pasar asuransi,
penawaran jenis kontrak yang berbeda untuk tiap individu
· Pooling Equilibrium : Keseimbangan Penyatuan, dalam pasar asuransi,
penawaran bentuk kontrak yang sama untuk semua individu
38