DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Strategi
: Pengembangan Usaha Peternakan Ayam
Kampung Kelompok Tani Sehati Desa Sirnagalih
Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.
Nama : Dhea
: Adisti Permatasari
NIM : H34090091
:
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi
Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati,
Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Penelitian ini
dilaksanakan selama dua bulan, dimulai dari bulan Maret hingga April
2013.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suharno M,Adev
selaku dosen pembimbing, Ibu Dr. Ir Ratna Winandi, MS serta Ibu Eva
Yolynda A, SP MM sebagai dosen penguji atas segala masukan dan saran
untuk perbaikan skripsi ini. Terima kasih kepada pihak Kelompok Tani
Sehati yaitu Bapak Mahpudin, Ibu Hj. Tati, dan Bapak Epi selaku responden
yang telah memberikan waktu luangnya serta informasi untuk pengumpulan
data, serta Bapak Maksal selaku perwakilan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Peternakan yang telah memberikan informasi dan data mengenai kelompok
ternak ayam kampung yang ada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga tercinta,
Mamak, Bapak, Mas, dan Abang atas perhatian, doa, dan dukungan yang
tiada hentinya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini serta teman – teman
satu bimbingan dan sahabat-sahabat Agribisnis 46 atas dukungan dan
semangat yang diberikan.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Tabel 1 PDRB Sub Sektor Peternakan Tahun 2006-2010 (Atas Dasar Harga
Konstan) Menurut Provinsi (Rp Milyar)a
Provinsi 2006 2007 2008 2009 2010b Total
Jawa Timur 7 421 7 872 8 038 8 366 8 648 40 345
Jawa Barat 5 411 5 356 5 327 5 458 5 556 27 108
Jawa Tengah 3 603 4 034 4 156 4 409 4 665 20 867
Sumatera
2 378 2 503 2 616 2 731 2 852 13 080
Utara
Lampung 1 442 1 458 1 484 1 622 1 649 7 655
Aceh 1 326 1 342 1 427 1 447 1 499 7 041
NTT 1 213 1 243 1 277 1 310 1 356 6 399
Bali 1 128 1 145 1 164 1 320 1 437 6 194
a)
Sumber : Ditjennak 2011 (data diolah), b) Angka sementara
Tabel 2 Populasi Ayam Buras 15 Provinsi Tahun 2007 S/D 2012a (ekor)
Provinsi 2007 2008 2009 2010 2011 2012b) Total
Tabel 5 Kandungan Gizi Daging Ayam Buras per 100 gram Daging yang
dapat Dimakana
Jenis Zat Jumlah Kandungan
Kalori (kal) 302
Protein (g) 18.2
Lemak (g) 25
Kalsium (mg) 14
Fosfor (mg) 200
Besi (mg) 1.5
Vitamin A (SI) 810
Vitamin B1 (mg) 0.08
Air (g) 55.9
a)
Sumber : Daftar Komposisi bahan makanan, Direktorat Gizi, depkes RI dalam Cahyono
2002
5
Perumusan Masalah
bersama. Oleh karena itu, investasi awal dimulai dari kandang, DOC, pakan,
obat-obatan, dan lain-lain merupakan milik bersama yang dikelola bersama.
Kelompok Tani Sehati terbentuk pada tahun 2012 dengan populasi
ayam kampung yang dipelihara sebanyak 1500 ekor. Menurut Bamualim,
Inounu dan Talib yang diacu dalam Dhakiyah (2012), Kelompok Tani Sehati
ini termasuk peternakan unggas bercorak komersial dengan skala kecil karena
jumlah kepemilikan ayam lebih dari 1000 ekor. Jumlah anggota kelompok
pada awal pembentukan adalah sejumlah 10 orang namun saat ini yang
bertahan adalah sebanyak 4 orang. Pengurangan jumlah anggota ini
dikarenakan anggota menjadikan usaha ternak ayam kampung sebagai
pekerjaan sampingan sehingga anggota lebih mengutamakan pekerjaan
utamanya di luar usaha ternak. Selain itu, terdapat 4 orang anggota yang
diberhentikan secara paksa karena merugikan kelompok dengan melakukan
pencurian pakan dan ayam kampung untuk memperoleh keuntungan sendiri.
Jadi hingga saat ini anggota yang bertahan adalah sebanyak empat orang.
Pada siklus pertama, populasi awal sebesar 1500 ekor dan bertahan
1372 ekor untuk dijual. Ayam yang mati sebanyak 128 ekor dikarenakan
kanibalisme dan saling patuk. Hal ini dikarenakan ayam mengalami
kekurangan pakan dan jadwal pemberian pakan yang tidak teratur. Target
awal kelompok adalah ayam kampung yang diproduksi dapat terjual
seluruhnya. Target ini tercapai walaupun penjualan dilakukan secara bertahap
yaitu 20 ekor, 30 ekor, 40 ekor. Data penjualan ayam kampung kelompok tani
sehati dapat dilihat pada Tabel 6.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup usaha ayam buras yang
dilakukan oleh Kelompok Ternak Sehati di Desa Sirnagalih, Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor. Ruang lingkup pembahasan pada penelitian
ini dibatasi pada analisis lingkungan internal dan eksternal Kelompok Tani
Sehati. Penelitian difokuskan pada perumusan alternatif strategi dan tidak
termasuk dalam tahap implementasi dan evaluasi strategi pemasarannya.
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam buras atau ayam bukan ras selama ini dikenal masyarakat
sebagai ayam pedaging karena sebagian besar masyarakat mengkonsumsi
ayam buras dalam bentuk daging dibandingkan dalam bentuk telur. Menurut
Suharno (2002), ayam buras adalah semua jenis ayam yang bukan ayam ras,
9
seperti ayam kampung, ayam pedu, ayam hias, ayam hutan, dan ayam
pelung. Namun saat ini umumnya ayam buras sering diterjemahkan sebagai
ayam kampung. Gambar 1 dibawah ini menjelaskan jenis – jenis ayam buras
yang ditulis secara skematis.
Tipe Petelur
Tipe Dwiguna
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengertian Strategi
Pengertian strategi menurut David (2009) adalah sarana bersama
tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Menurut Lesser Robert Bittel
diacu dalam Alma (2011), definisi strategi adalah suatu rencana yang
fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan. Sementara Kenneth R
Andrews yang diacu dalam Alma (2011) juga menyatakan bahwa strategi
perusahaan merupakan pola keputusan yang akan berkaitan dengan tujuan
dan sasaran untuk mempengaruhi kebijakan serta merinci jangkauan bisnis
yang akan dikejar oleh perusahaan.
David (2009) menyatakan bahwa strategi bisnis mencakup kegiatan
penetrasi pasar, diversifikasi, pengembangan produk, ekspansi geografis,
akuisisi, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan. Strategi membutuhkan
aksi atau keputusan manajemen yang juga harus disesuaikan dengan
sumbedaya yang dimiliki oleh suatu entitas usaha. Adanya keputusan –
keputusan strategi ini akan memberikan efek pada entitas usaha sehingga
membutuhkan banyak pertimbangan. Pertimbangan – pertimbangan tersebut
adalah faktor – faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar yang
dihadapi entitas usaha tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan
mengalokasikan sumberdaya yang ada dengan tepat dan mempertimbangkan
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman sehingga tujuan jangka
panjang dapat tercapai dan dapat memenangkan kompetisi.
13
Alternatif Strategi
Menurut David (2009) terdapat beberapa strategi yang dapat
dijalankan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Strategi – strategi tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Strategi Integrasi
Strategi integrasi teridri dari integrasi ke depan, ke belakang, dan
horizontal yang secara kolektif sering disebut sebagai integrasi
vertical. Strategi integrasi ini memungkinkan suatu perusahaan
atau organisasi mengontrol atau memperoleh kendali atas
distributor, pemasok, atau pesaing.
a. Strategi Integrasi ke depan, yaitu strategi yang berkaitan
dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali
yang lebih besar atas distributor atau ritel.
b. Strategi Integrasi ke belakang, yaitu strategi yang
mengupayakan kepemilikan atau kendali lebih besar atas
pemasok perusahaan.
c. Strategi Integrasi Horizontal, yaitu strategi yang
mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar
atas pesaing.
2. Strategi Intensif
Strategi Intensif berkaitan dengan upaya – upaya intensif
organisasi untuk memperbaiki posisi kompetitif dengan produk
yang ada saat ini.
4. Strategi Defensif
a. Penciutan, terjadi manakala suatu organisasi melakukan
pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset
membalik penjualan dan laba yang menurun.
b. Divestasi, yaitu organisasi menjual satu divisi atau bagiannya
guna mendapatkan modal untuk akuisisi atau investasi lebih
lanjut.
c. Likuidasi, adalah tindakan menjual seluruh asset perusahaan
secara terpisah untuk setiap nilai riilnya.
Manajemen Strategis
Menurut David (2006), manajemen strategis dapat didefinisikan
sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat
mencapai tujuannya. Selain itu, manajemen strategis adalah satu set
keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi
rencana yang dirancanng untuk meraih tujuan suatu perusahaan (Pearce and
Robinson, 2008).
Dirgantoro (2001) mengatakan bahwa manajemen strategis adalah
suatu proses kesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan
dapat match dengan lingkungannya, atau dengan kata lain, organisasi secara
keseluruhan dapat selalu responsive dengan perubahan dalam lingkungan
baik itu internal maupun internal. Dirgantoro (2001) juga mengatakan
bahwa usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada di organisasi untuk
menggunakan atau menangkap peluang bisnis yang muncul guna mencapai
tujuan perusahaa yan tealh ditetapkan sesuai misi yang telah ditentukan juga
termasuk kedalam kegiatan manajamen strategis.
Adanya definisi – definisi diatas dapat ditarik kesamaan – kesamaan
yaitu adanya pencapaian tujuan, mengantisipasi perubahan lingkungan, dan
perumusan dan pengimplemenatasian strategi. Manfaat yang diperoleh dari
perilaku manajemen strategis menurut Pearce and Robinson (2008) adalah
meningkatkan kesejahteraan perusahaan atau organisasi. Manajemen
strategis ini bertujuan untuk mengeksploitasi, menciptakan peluang baru
yang berbeda untuk masa mendatang dengan menyediakan sasaran serta
arah yang jelas bagi masa depan organisasi sehingga organisasi yang
mengembangkan sistem manajemen strategis mempunyai kemungkinan
tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem
manajemen strategis (David, 2006).
Proses manajemen strategis menurut David (2009) terdiri dari tiga
tahap, yaitu perumusan strategi, penerapan atau implementasi strategi, dan
evaluasi strategi. Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan
misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal, identifikasi kekuatan dan
kelemahan organisasi, pencarian strategi – strategi alternatif dan pemilihan
strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Penerapan strategi mengharuskan
perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan,
memotivasi karyawan, dan mengalokasi sumberdaya sehingga strategi yang
telah diformulasikan dapat dijalankan. Semenetara evaluasi atau penilaian
strategi merupakan tahap terakhir dari dalam manajemen strategis. David
15
(2006) mengatakan bahwa ada tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi
yaitu meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar
strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan korektif.
Dalam penelitian strategi pengembangan usaha peternakan ayam
kampung Kelompok Tani Sehati ini, difokuskan pada tahap perumusan
strategi yang mengikuti kerangka perumusan tiga tahap menurut David
(2009). Tahapan tersebut adalah tahap masukan atau tahap input yang berisi
informasi input dasar yang dibutuhkan untuk menyusun strategi. Alat
analisis yang dapat digunakan pada tahap ini adalah Matriks Evaluasi Faktor
Internal (IFE), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), dan Matriks Profil
Kompetitif (CPM). Kemudian tahap pencocokan yang berfokus pada
penciptaan strategi alternative yang logis dengan memperhatikan faktor
internal dan eksternal utama. Alat analisis yang dapat digunakan pada tahap
ini adalah Matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (SWOT), Matriks
posisi strategis dan evaluasi tindakan (SPACE), matriks Boston Consulting
Group (BCG), matriks internal-eksternal (IE), dan matriks strategi besar
(Grand Strategi Matrix). Tahap yang terakhir yaitu tahap keputusan yang
melibatkan satu alat analisis yaitu matriks perencanaan strategis Kuantitatif
(QSPM).
Analisis Lingkungan
Lingkungan merupakan kekuatan yang ada disekitar tempat
perusahaan beroperasi yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan
eksternal.
Lingkungan Internal
Menurut David (2009), identifikasi atau analisis lingkungan internal
perusahaan akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Lingkungan internal yang dapat didentifikasi adalah pemasaran, keuangan,
produksi dan operasi, dan sumber daya manusia. Hunger and whelen dalam
Yenni (2007) menyatakan bahwa disebut kekuatan apabila perusahaan
memiliki faktor lingkungan internal (manajemen, pemasaran, keuangan,
produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi
manajemen) yang lebih kuat dan berbeda daripada pesaingnya. Hal ini akan
menandakan bahwa perusahaan memiliki keunggulan yang tidak dimiliki
oleh perusahaan lain dan dengan kekuatan ini, perusahaan dapat
mengembangkan kegiatan operasionalnya. Sedangkan disebut kelemahan
apabila faktor lingkungan internal (manajemen, pemasaran, keuangan,
produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi
manajemen) yang dimiliki oleh perusahaan tidak lebih baik dibandingkan
perusahaan lain. Hal ini menandakan bahwa pesaing dapat mengerjakan hal
tersebut dengan lebih baik sehingga menjadi kelemahan bagi perusahaan.
1. Manajemen
Menurut David (2006), fungsi manajemen terdiri dari lima bagian
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi,
pengelolaan staf, dan pengendalian. Perencanaan berkaitan
dengan semua aktivitas yang terkait dengan masa depan seperti
16
Lingkungan Eksternal
Analisis terhadap lingkungan eksternal akan menigidentifikasi
peluang dan ancaman dari luar perusahaan. Menurut David (2009),
mengidentifikasi peluang dan ancaman membuat suatu organisasi atau
17
Potensi
Pengembangan
Produk Pengganti
Potensi masuknya
pesaing baru
METODOLOGI PENELITIAN
Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
bersumber langsung dari dua orang responden yaitu ketua Kelompok Tani
Sehati dan satu orang anggota Kelompok Tani Sehati. Data primer
diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam
bentuk kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder
dikumpulkan dari instansi terkait seperti Direktorat Jendral Peternakan
Departemen Pertanian, Biro Pusat Statistik, dan data monografi desa yang
menjadi lokasi penelitian. Selain itu juga didapatkan dari beberapa literatur,
baik dari website internet maupun literatur di Perpustakaan Institut
Pertanian Bogor, yang berupa hasil- hasil penelitian yang pernah dilakukan
berkaitan dengan penelitian ini.
Data primer dan sekunder yang telah terkumpul tersebut akan dihitung
menggunakan computer (software Microsoft Excel) dan kalkulator untuk
kemudian dimasukkan ke dalam tabel, gambar, dan uraian. Menurut David
22
Tahap Input
Tahap input digunakan untuk menghasilkan informasi sebagai input
dasar untuk tahap pencocokan yaitu matriks IE dan SWOT. Tahapan ini
akan menghasilkan apa saja kekuatan dan kelemahan dari matriks evaluasi
faktor internal (IFE) serta peluang dan ancaman suatu usaha dari matriks
evaluasi faktor eksternal (EFE).
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) merangkum faktor – faktor
dari dalam lingkungan usahanya.
Kelemahan :
Total
a
Sumber : Manajemen Strategis, David (2009)
Keterangan :
ai = bobot faktor ke-i
Xi = nilai faktor ke-i
i= 1,2,3…n
n= jumlah faktor yang didentifikasi
3. Memberi peringkat atau rating masing – masing faktor internal
dengan nilai 1 sampai 4. Nilai 1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 =
kuat, 4 = sangat kuat. Dengan catatan, kekuatan harus mendapat
nilai 3 dan 4 sementara nilai 1 dan 2 untuk kelemahan.
4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan skor
bobot masing – masing faktor internal.
5. Menjumlahkan skor bobot masing – masing faktor untuk
memperoleh skor bobot total..
Keterangan :
ai = bobot faktor ke-i
Xi = nilai faktor ke-i
i= 1,2,3…n
n= jumlah faktor yang didentifikasi
3. Memberikan peringkat atau rating dari setiap faktor eksternal
dengan nilai 1 hingga 4 dengan nilai 1 = respon dibawah rata –
rata, 2 = respon rata rata, 3 = respon diatas rata – rata, dan 4 =
respon sangat bagus.
4. Mengalikan bobot dengan rating atau peringkat untuk memperoleh
skor bobot.
5. Jumlahkan skor rata – rata setiap faktor untuk memperoleh skor
bobot total.
Ancaman :
Total
a
Sumber : Manajemen strategis, David (2009)
25
Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan ini menggunakan matriks IE dan Matriks SWOT.
Hasil yang diperoleh dari Maktriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam
matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Menurut david (2009),
matriks IE mempunyai dua dimensi kunci yaitu skor bobot IFE total pada
sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Skor tersebut dibagi
kedalam tiga tingkatan. Menurut David (2009), sumbu x yang menyatakan
skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang
lemah; skor 2,0 sampai 2,99 menunjukkan posisi internal yang sedang; dan
skor 3,0 sampai 4,0 adalah skor kuat. Sementara pada sumbu y yang
menyatakan skor bobot EFE dari 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah; skor
dari interval 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan skor pada interval 3,0
sampai 4,0 dianggap tinggi.
Matriks IE mempunyai Sembilan sel yang dapat dibagi menjadi tiga
bagian besar. Masing – masing bagian memiliki implikasi strategi yang
berbeda-beda (David 2009). Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Matriks IE
Sumber : Manajemen Strategis, David (2009)
Tahap Keputusan
Tahap terakhir yaitu tahap pembuatan keputusan dimana pembuat
keputusan harus menentukan strategi apa yang akan digunakan. Menurut
David (2009), teknik yang digunakan pada tahap ketiga ini menggunakan
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Teknik ini menurut
David (2009) secara objektif menunjukkan mana strategi yang terbaik. Hal
ini dikarenakan QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun
27
tokoh yang aktif di di kegiatan sosial dan sering pergi ke Dinas Peternakan
mendengar bahwa ada informasi mengenai bantuan dana dari Pemerintah
untuk membangun dan memberdayakan masyarakat yang mempunyai
profesi sebagai petani. Kegiatan pemerintah tersebut adalah program
Sarjana Membangun Desa (SMD). Pengajuan dana melalui program SMD
ini dengan mengajukan proposal yang dibuat oleh Kelompok Tani Sehati.
Bantuan dana dari pemerintah yang diterima adalah sebesar 150 juta rupiah.
Berdasarkan wawancara dengan pihak Kelompok Tani Sehati, alasan
pemilihan ayam kampung sebagai komoditas yang dibudidayakan adalah
pemeliharaan yang tidak terlalu sulit dan cocok untuk diusahakan pada skala
usaha kecil jika dibandingkan dengan ayam ras walaupun membutuhkan
waktu yang lebih lama yaitu tiga bulan mulai dari pembersihan kandang
hingga panen. Selain itu, ayam kampung memiliki harga jual yang lebih
tinggi. Kendala utama dalam pemeliharaan ayam kampung adalah penyakit
yang diakibatkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu.
Kelompok tani sehati telah memiliki struktur organisasi yang juga
dibentuk ketika pengukuhan. Adanya struktur organisasi ini ditujukan untuk
mempermudah pelaksanaan atau operasional peternakan ayam kampung di
kelompok tani sehati tersebut serta membuat pembagian tugas menjadi lebih
jelas.
Ketua Kelompok
Mahpudin
Bendahara Sekretaris
Hj. Tati I Epi Rudaepi
Lingkungan Internal
Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam berbagai
bidang. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan ini perlu dilakukan
evaluasi terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan serta meninjau
kemampuan yang dapat diunggulkan yang dimiliki oleh kelompok.
Lingkungan internal terdiri dari pemasaran, keuangan, produksi dan operasi,
manajemen, penelitian dan pengembangan, serta system informasi
manajemen.
1. Manajemen
Menurut David (2009), fungsi manajemen terdiri lima aktivitas dasar
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf, dan
pengendalian. Perencanaan berperan dalam pengalokasian segala sumber
daya yang digunakan untuk pencapaian hasil yang diinginkan. Kegiatan
manajemen berkaitan dengan sumber daya manusia yang terlibat
didalamnya. Pada awal pembentukan, sumber daya manusia yang ada di
kelompok berjumlah sepuluh orang. Namun, saat ini anggota kelompok
yang bertahan sebanyak empat orang. Adapun untuk penunjukkan staf,
memang telah ada struktur organisasi yang telah disusun. Namun, dalam
pelaksanaannya, ketua kelompok berperan atau terlibat dalam semua
kegiatan kelompok mulai dari pembelian DOC, pemeliharaan ayam hingga
pemasaran. Artinya, kelompok belum memiliki atau melakukan
pendistribusian tanggung jawab dengan lebih baik. Ketua kelompok ini
dibantu oleh tiga orang anggota dengan rincian tugas dua orang terlibat
dalam budidaya dan pemasaran, dan satu orang pada bagian pencatatan atau
administrasi kelompok. Begitu pula dengan kegiatan perencanaan dan
pengendalian. Kegiatan ini belum terlihat atau terbagi dengan jelas. Hal ini
membuktikan bahwa kelompok belum memiliki kegiatan atau proses
manajemen yang cukup baik.
Saat ini, motivasi yang dimiliki anggota cukup baik, karena masih
tetap bertahan untuk terus mengusahakan ayam kampung walaupun terjadi
beberapa kendala. Motivasi yang selama ini dimiliki didasarkan pada
kesepakatan kelompok untuk terus mengusahakan kesejahteraan anggota,
apalagi kegiatan ini didukung oleh pemerintah dalam bentuk pemberian
modal.
2. Pemasaran
Ayam Kampung dijual dengan satuan kilogram dan dalam kondisi
masih hidup. Kelompok tani sehati biasanya menjual untuk konsumen lokal
saja. Konsumen lokal yang membeli berasal dari lingkungan sekitar daerah
Bogor dan membeli dalam jumlah yang tidak banyak. Pembelian ayam
kampung dalam jumlah yang banyak biasanya berasal dari Tangerang,
Sukabumi, dan Kebun Jeruk. Penjualan ayam kampung yang selama ini
32
3. Keuangan
Kondisi sumber keuangan kelompok sehati dapat dikatakan cukup
baik. Hal ini dikarenakan, kelompok memperoleh modal dari pemerintah.
Saat ini pencatatan yang dilakukan oleh kelompok masih tergolong
pencatatan yang sederhana. Hal ini dikarenakan pencatatan yang dilakukan
terbatas pada pencatatan pemasukan dan pengeluaran saja. Pencatatan
tersebut belum terkomputerisasi. Jadi hanya dicatat di buku keuangan dan
belum terpisah antar biaya investasi dan biaya operasionlanya. Hal ini
menyebabkan kelompok mengalami kesulitan dalam memprediksi
keuntungan yang diperoleh karena komponen biayanya tidak dipisah.
luas kandang digunakan untuk budidaya tahap DOC ini, lebar kandang yang
digunakan secukupnya untuk DOC dan jangkauan pemanas. Setiap hari,
kandang yang telah dibatasi dan digunakan untuk DOC dilebarkan sedikit
demi sedikit atau sekitar penambahan panjang satu meter untuk
mengimbangi pertumbuhan ayam.
Pemanas yang digunakan oleh Kelompok Tani Sehati adalah pemanas
semawar. Menurut (Harianto dan Krista, 2013), pemanas semawar adalah
pemanas yang baik dibandingkan pemanas lainya yaitu gasolek, kayu bakar,
batu bara, dan lampu bohlamp. Pemanas semawar dapat memanaskan
hingga 500 DOC dan panas yang dikeluarkan berupa uap panas.
Penggunaan pemanas sewar ini juga tidak sulit dan tidak berbahaya baik
untuk ayam maupun penggunanya yaitu anggota Kelompok Tani Sehati.
Pemberian pakan dilakukan setiap pagi dan sore hari. Saat ini kelompok
menerapkan pemberian jumlah pakan berbeda setiap harinya, dalam artian
pakan yang diberikan mengalami penambahan jumlah. Jenis pakan yang
diberikan adalah pakan pabrik Sinta BR21 E dengan protein 21 %.
Sedangkan jenis vitamin yang digunakan untuk budidaya ayam
kampung adalah vitacit dan cochivet. Vitamin ini diberikan ketika ayam
terlihat lemas atau tidak lincah. Vaksin yang digunakan adalah vaksin
gumboro dan NDB 1 dan 2. Vaksin ini diberikan untuk pencegahan
terhadap penyakit. Secara umum pemeliharaan ayam kampung dibagi
menjadi dua, yaitu pemeliharaan masa starter dan masa finisher. Masa
starter dimulai dari pembersihan kandang hingga pemeliharaan minggu
keempat. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemberian pakan, mengatur
pemanas, menutup kandang dengan tirai atau terpal, memberikan vaksin,
dan pengaturan kepadatan kandang agar ayam tidak bertumpuk. Masa
finisher pemeliharaan ayam dimulai dari minggu kelima hingga panen.
Pemeliharaan masa finisher ini juga sama dengan masa starter,
perbedaannya hanya terletak pada jumlah pakan yang diberikan berbeda.
Selain itu, pada masa finisher juga tirai penutup kandang mulai dibuka pada
siang hari dan ditutup kembali pada malam harinya atau saat hari hujan.
Pada dasarnya pemeliharaan ayam kampung dapat dikatakan lebih mudah
jika dibandingkan dengan ayam ras.
Lingkungan Eksternal
Menganalisis atau mengidentikasi lingkungan eksternal suatu
organisasi dapat bermanfaat untuk melihat berbagai peluang yang dapat
dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari oleh organisasi. Lima
kategori kekuatan kunci eksternal menurut David (2009) adalah kekuatan
ekonomi; kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; kekuatan
teknologi, dan kekuatan pesaing.
1. Kekuatan Ekonomi
Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap kelompok adalah daya
beli masyarakat saat ini. Daya beli ini dapat dipengaruhi oleh tingkat
inflasi, jumlah pendapatan, harga produk, pengaruh harga bahan
bakar, dan lain – lain. Untuk kelompok tani sehati ini sendiri,
pengaruh harga pakan yang terus meningkat mempengaruhi
kemampuan daya belinya. Dengan tingkat harga pakan yang semakin
meningkat setiap periode membuat kelompok harus mengeluarkan
biaya yang lebih besar karena penggunaan jumlah pakan tidak dapat
dikurangi bahkan terus bertambah seiring pertambahan umur dan
berat badan ayam. Pengaruh harga pakan ini, menurut responden juga
akibat dari harga bahan bakar yang naik sehingga semua biaya yang
berkaitan dengan pakan mulai dari harga pokok hingga distribusi juga
meningkat. Adanya kenaikan harga pakan inilah yang menjaadi
ancaman bagi kelompok tani sehati dalam usaha budidaya ayam
kampung yang saat ini dijalankan.
2. Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan.
Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan dapat menjadi
peluang ataupun ancaman bagi suatu organisasi kecil maupun besar.
Kecenderungan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan
membentuk gaya hidup dan tingkat konsumsi masyarakat. Saat ini
trend konsumsi masyarakat adalah mengkonsumsi makanan sehat
sebagai akibat adanya pengaruh pendidikan dan pendapatan yang
semakin baik. Hal inilah yang menjadi peluang yang dapat
dimanfaatkan oleh kelompok untuk terus membudidayakan ayam
kampung. Kesadaran masyarakat terhadap makanan yang lebih sehat
ditambah dengan apresiasi masyarakat terhadap ayam kampung yang
lebih baik dapat dijadikan peluang yang dapat dimanfaatkan
kelompok tani sehati. Selain itu, adanya peningkatan jumlah
penduduk di Kabupaten Bogor juga turut mepengaruhi tingkat
konsumsi masyarakat yang diharapkan dapat meningkatkan
permintaan terhadap ayam kampung yang dijual.
Jika dilihat dari faktor lingkungan, cuaca dapat mempengaruhi tingkat
kematian ayam kampung yang dibudidayakan. Walaupun daya tahan
tubuh ayam kampung lebih tinggi dibandingkan ayam ras, ayam
kampung yang terus menerus dihadapakan dengan kondisi iklim dan
cuaca yang tidak menentu juga dapat terserang penyakit. Penyakit
yang menyerang ayam ini jika tidak dapat diatasi maka akan
menyebabkan kematian pada ayam.
37
diperoleh skor rata – rata sebesar 3.02. Skor ini mengindikasikan bahwa
posisi strategis kelompok berada pada kondisi tinggi. Hal ini berarti
kemampuan kelompok dalam menangkap atau memanfaatkan peluang dan
menghindari atau mengahadapi ancaman dapat dikatakan cukup tinggi.
Perhitungan skor rata – rata eksternal ini dimulai dari perhitungan
bobot dan rating pada tiap – tiap faktor eksternal yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Selanjutnya bobot pada tiap – tiap faktor eksternal tersebut
dikalikan dengan rating pada tiap – tiap faktor eksternal tersebut sehingga
diperoleh bobot skor. Total bobot skor inilah yang merupakan total skor
EFE. Total skor EFE ini akan dijadikan sebagai input pada pemetaan posisi
strategis Kelompok Tani Sehati pada sel dalam matriks IE. Adapun
perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 14.
Total Nilai
3,0-4,0 2.25 , 3.02
EFE yang Dibobot
Sedang IV V VI
2,0-2,99
Rendah VII VIII IX
1,0-1,99
Matriks SWOT.
Matriks SWOT digunakan untuk menentukan alternative strategi
yang akan digunakan. Penentuan alternative strategi ini dilakukan setelah
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi kelompok tani sehati
terlebih dahulu diidentifikasi. Pada dasarnya, strategi yang dihasilkan pada
tahap pencocokan ini aadalah strategi alternative yang layak bukan untuk
memilih dan menetapkan strategi yang terbaik. Oleh karena itu, tidak semua
strategi yang dikembangkan dari matriks SWOT ini akan dipillih atau
diimplementasikan pada suatu organisasi.
Strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT ini terdiri dari empat
bagian yaitu strategi SO (strengths – opportunities), strategi WO
(weaknesses-opportunities), strategi ST (strengths-threats), dan strategi WT
(weaknesses-threats). Strategi tersebut dihasilkan melalui pencocokan kedua
faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternalnya
yaitu peluang dan ancaman. Gambar 8 menunjukkan pencocokan faktor
internal dan eksternal tersebut dalam sebuah matriks yang disebut matriks
SWOT. Kemudian, dalam matriks tersebut juga terdapat strategi alternative
yang dihasilkan dari pencocokan faktor internal dan eksternal kelompok tani
sehati.
48
b. Strategi WO (weaknesses-opportunities)
Strategi WO bertuuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
Strategi alternative yang dihasilkan dari penggabungan kelemahan
dan peluang ini adalah memperluas pemasaran ayam kampung ke
pasar baru diluar pasar yang selama ini dijangkau oleh konsumen.
Strategi memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar baru
dilakukan untuk mengatasi kelemahan pencarian pangsa pasar
yang pasif dan belum memiliki pelanggan tetap dengan
memanfaatkan peluang dari perubahan pola konsumsi masyarakat,
citarasa yang lebih unggul, dan karakteristik ayam kampung yang
lebih baik. Kelompok dapat memperluas pasar baru dengan
mendistribusikan dan menawarkan produknya ke berbagai pasar
selain pasar yang selama ini dimasuki oleh kelompok. Artinya,
kelompok mencari pasar baru diluar Sukabumi, Tangerang, dan
Kebon Jeruk. Hal ini juga bisa dimaksudkan dengan memasok ke
pasar – pasar tradisional yang ada di wilayah Bogor untuk
menjangkau konsumen yang lebih banyak
50
c. Strategi ST (strengths-threats)
Strategi ST adalah menggunakan kekuatan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal. Untuk strategi ST ini,
alternative strategi yang dapat diterapkan adalah berusaha
melakukan inovasi pembuatan pakan yang lebih menghemat biaya
namun tetap sesuai dengan kebutuhan protein ayam kampung.
Pakan yang digunakan oleh kelompok berasal dari pakan pabrik
saja yaitu sinta BR 21E dengan kandungan protein sebesar 21 %
sehingga biaya yang dikeluarkan cukup besar. Menurut Nawawi
(2003), pakan yang diberikan pada ayam kampung dapat dihemat
dengan mencampurkan pakan pabrik dengan bahan–bahan lain
yang lebih murah dan mudah diperoleh seperti dedak atau jagung.
Pada tahap awal pemeliharaan, pakan yang diberikan bisa
menggunakan 60 hingga 70 % pakan pabrik dan sisanya adalah
campuran jagung atau dedak karena pada fase awal, ayam
memerlukan pakan dengan kandungan protein tinggi. Namun, pada
fase selanjutnya, pakan pabrik bisa dicampurkan dengan dedak
atau jagung dengan persentase lebih besar sebagai sumber
energinya karena pada fase dewasa, ayam kampung tidak lagi
memerlukan pakan dengan kandungan protein yang tinggi tetapi
lebih memerlukan pakan dengan campuran kandungan protein
yang lebih rendah dan sumber energi yang lebih tinggi. Karena
jagung atau dedak mudah di dapat, maka jagung atau dedak ini
dapat dicampurkan dengan pakan pabrik dengan persentase jagung
sebesar 40-45 %. Sementara jika menggunakan dedak, maka
persentase dedak yang disarankan adalah sebesar 30-40 %.
Penggunaan jagung dan dedak ini dapat menghemat biaya pakan
sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi kelompok tani
sehati.
Selanjutnya adalah strategi melakukan pengembangan
produk dengan menjual ayam kampung bukan dalam kondisi
hidup. Dengan memanfaatkan sumber modal yang kuat, teknologi
dan motivasi anggota yang baik diharapkan dapat mengurangi
dampak ancaman pendatang baru mudahnya memperoleh produk
substitusi. Selama ini, ayam kampung yang dijual masih dalam
kondisi hidup dan hal ini relative sama dengan pesaingnya. Jika
ayam kampung yang dijual dalam sudah dipotong dan bersih dari
bulu, maka produk yang dijual Kelompok Tani Sehati telah
berbeda dengan peternak lainnya. Jika hal ini dilakukan,
walapupun menambah biaya, harga dapat dipatok lebih tinggi
untuk dijual kepada pembeli.
d. Strategi WT (weaknesses-threats).
Strategi WT merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghadapi ancaman
eksternal (David, 2009). Strategi alternative untuk Strategi WT ini
adalah Memperbaiki kualitas SDM yang ada saat ini dengan
menambah informasi dan membina hubungan baik dengan sesama
51
Simpulan
Saran
baru diluar pasar yang selama ini dijangkau dengan mencari link
pemasaran yang efektif. Perluasan pasar ini juga hendaknya disertai
peningkatan kualitas SDM dibidang budidaya dan pemasaran
sehingga dalam pelaksanaannya strategi yang disarankan dapat
terlaksana dengan baik. Adapun saran untuk penerapan secara
konkrit dari alternatif strategi yang telah dirumuskan dapat dilihat
pada lampiran 1.
DAFTAR PUSTAKA
Latar Belakang
Ayam tergolong kedalam komoditi perunggasan yang saat ini
tingkat konsumsinya sebesar 16.3 % yang berasal dari unggas lokal
(ditjennak,2012). Salah satu jenis ayam buras yang banyak dibudidayakan
adalah ayam kampung. Kelompok Tani Sehati adalah salah satu kelompok
yang membudidayakan ayam kampung secara intensif. Kelompok Tani
Sehati merupakan yang membudidayakan ayam kampung dengan
menerapkan sistem pemeliharaan intensif. Kelompok Tani Sehati
memperoleh bantuan modal dari pemerintah melalui program SMD (Sarjana
Membangun Desa) sebesar 150 juta rupiah. Persyaratan yang diberikan
adalah ayam yang dibudidayakan harus ditempatkan dikandang bersama.
Oleh karena itu, investasi awal dimulai dari kandang, DOC, pakan, obat-
obatan, dan lain-lain merupakan milik bersama yang dikelola
bersamaKelompok Tani Sehati mengalami masalah pada aspek manajemen
sumber daya manusia, pemasaran dan budidaya sehingga membutuhkan
strategi pengembangan untuk keberlajutan usaha peternakan ayam
kampungnya.
Prioritas Strategi
1. Memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar baru diluar pasar yang
selama ini dijangkau dengan nilai STAS sebesar 6.671.
2. Memperbaiki kualitas SDM yang ada saat ini dengan menambah
informasi dan membina hubungan baik dengan sesama anggota agar
tercipta pendistribusian tanggung jawab yang lebih jelas dan terbina
hubungan yang penuh dengan unsur kekeluargaan dengan nilai STAS
sebesar 6.668.
3. Membuka jasa layanan “Delivery Order” bagi konsumen dengan nilai
STAS sebesar 6.313.
4. Melakukan pengembangan produk dengan menjual ayam kampung
bukan dalam kondisi hidup dengan nilai STAS sebesar 6.279.
5. Menjalin kerjasama dengan pemasok DOC untuk keterjaminan input
untuk kualitas dan kuantitas dengan nilai STAS sebesar 6.237.
Berusaha melakukan inovasi pembuatan pakan yang lebih menghemat biaya
namun tetap sesuai dengan kebutuhan protein ayam kampung dengan nilai
STAS sebesar 6.102.
75
Sb y
Strategi - Strategi
Berusaha melakukan inovasi pembuatan
Memperluas pemasaran pakan yang lebih menghemat biaya
ayam kampung ke pasar namun tetap sesuai dengan kebutuhan
baru diluar pasar yang protein ayam kampung.
selama ini dijangkau
Visi Kelompok Tani Sehati
adalah menyejahterakan seluruh
Menjalin kerjasama dengan pemasok
anggota kelompok.
DOC untuk keterjaminan input untuk
kualitas dan kuantitas.
Memperbaiki kualitas SDM yang ada saat ini dengan menambah informasi dan membina hubungan baik dengan sesama anggota agar tercipta
pendistribusian tanggung jawab yang lebih jelas dan terbina hubungan yang penuh dengan unsur kekeluargaan
Sb x
Siklus 3 Siklus 4 Siklus 5 Siklus 6 Waktu Siklus Produksi
Target : Penjualan ayam kampung yang tidak bertahap agar penerimaan lebih terlihat dan menghindari penambahan
biaya pakan yang cukup besar, memiliki pelanggan tetap yang membeli dalam jumlah besar sehingga ayam dapat
terjual dalam jumlah yang banyak, dan memperbaiki kegiatan majanemen.
59
68
75
60
Lampiran 2 Rata-rata hasil perhitungan bobot dan rating matriks IFE dan EFE
Perhitungan Rata – rata bobot dan Rating Faktor Internal
Bobot Rating
Faktor Internal Responden 1 Responden 2 Rata-rata Responden 1 Responden 2 Rata-Rata
A 0.1875 0.142857 0.1741071 3 3 3
B 0.151786 0.163265 0.1552297 3 3 3
C 0.169643 0.183673 0.173852 3 3 3
D 0.133929 0.102041 0.1243626 3 3 3
E 0.0625 0.102041 0.0743623 1 1 1
F 0.116071 0.102041 0.111862 1 1 1
G 0.080357 0.102041 0.0868622 1 1 1
H 0.098214 0.102041 0.0993621 1 1 1
Alternatif Strategi
Faktor Kunci Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6
Bobot
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Sumber modal usaha berasal dari pemerintah. 0.174 4 0.696 4 0.696 4 0.696 4 0.696 4 0.696 4 0.696
Teknologi yang digunakan sudah baik 0.155 1.3 0.201 2 0.310 1.3 0.201 3.3 0.512 1.6 0.248 1.3 0.201
Adanya keinginan dan motivasi yang kuat dari
anggota untuk melakukan usaha budidaya ayam 0.173 4 0.695 4 0.695 4 0.695 3.7 0.643 4 0.695 4 0.695
kampung
Lokasi yang strategis untuk pemeliharaan ayam
0.124 3 0.373 3 0.373 2 0.248 2 0.248 3 0.373 2 0.248
kampung secara intensif.
Kelemahan
Sumberdaya manusia yang dimiliki kurang terampil 0.074 4 0.297 4 0.297 4 0.297 4 0.297 4 0.297 4 0.297
Kelompok masih pasif dalam pencarian pangsa pasar 0.111 1.9 0.212 3 0.335 2.3 0.257 2.3 0.257 3.7 0.413 2.3 0.257
Belum memiliki pelanggan tetap yang membeli
0.086 4 0.347 4 0.347 2.3 0.199 2.7 0.234 2 0.173 2 0.173
dalam jumlah yang besar
Belum adanya dDistribusi yang merata. 0.099 4 0.397 4 0.397 4 0.397 3.4 0.337 4 0.397 4 0.397
Peluang
Peningkatan pendidikan dan pendapatan masyarakat
menyebabkan kecenderungan perubahan pola 0.111 3.4 0.377 4 0.444 2 0.222 2 0.222 2 0.222 3 0.333
konsumsi untuk mengkonsumsi makanan sehat
Hubungan baik dengan pemasok DOC 0.115 2 0.231 2 0.231 4 0.463 2 0.231 3 0.347 3 0.347
Preferensi konsumen terhadap citarasa ayam
0.129 4 0.519 4 0.519 4 0.519 2.6 0.337 4 0.519 4 0.519
kampung yang lebih unggul.
Harga jual yang lebih tinggi dan stabil dibandingkan
0.144 4 0.577 4 0.577 4 0.577 2.6 0.375 4 0.577 3 0.433
dengan ayam ras.
Ayam kampung memiliki daya tahan tubuh yang
0.138 2 0.277 2 0.277 3 0.416 3 0.416 3 0.416 3 0.416
kuat terhadap perubahan lingkungan
61
62
77
Ancaman
Harga pakan yang terus meningkat. 0.084 2.3 0.194 3 0.254 2 0.169 4 0.338 3 0.254 3 0.254
Hambatan untuk masuk kedalam industri peternakan
0.077 4 0.311 4 0.311 2.3 0.178 3.3 0.256 4 0.311 4 0.311
ayam kampung cukup kecil.
Kemudahan untuk mendapatkan produk pengganti. 0.103 4 0.413 4 0.413 4 0.413 4 0.413 4 0.413 4 0.413
Cuaca yang tidak menentu mempengaruhi tingkat
0.093 2 0.187 2 0.187 3 0.281 3 0.281 3.3 0.309 3 0.281
kematian ayam
STAS 6.313 6.671 6.237 6.102 6.668 6.279
Prioritas 3 1 5 6 2 4
75
63