Anda di halaman 1dari 9

Hyperemesis Gravidarum:

Laporan Kasus
Douglas Tigor Mangoloi Hutahaean
Rumah Sakit Dian Harapan

Abstract
Hyperemesis gravidarum is the most severe form of nausea and vomiting during
pregnancy and is characterized by intractable nausea and vomiting that leads to
dehydration, electrolyte and metabolic disturbances, and nutritional deficeincy that may
require hospitalization Hyperemesis gravidarum is a clinical diagnosis; onset of
vomiting typically starts between 6 week gestation and peaks by 12 weeks till 20. It is a
disease of high prevalence among pregnant women. It is a common experience affecting
50% to 90% of all women. Some factors that may contribute to this disease are
primigravid, mola hidatidosa, diabetes, gemelli pregnancy which is increasing HCG
level, also psychologi factors. Severe maternal complication are psikosis korsakoff and
Ensephalopati Wernicke, also IUGR in fetal.

Keyword: Hyperemesis Gravidarum,

Abstrak
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berat atau parah selama masa
kehamilan, ditandai dengan muntah itu sendiri yang berujung pada dehidrasi, gangguan
elektrolit dan metabolik dan defisiensi nutrisi sehingga membutuhkan perawatan.
Hiperemsis Gravidarum didiagnosis berdasarkan onset muntah yang timbul pada usia
kehamilan 6 minggu dengan puncaknya di usia 12 minggu hingga 20 minggu. Merupakan
penyakit dengan prevalensi tinggi pada wanita hamil, mengenai 50% hingga 90% wanita.
Faktor penyebab hiperemesis gravidarum adalah primigravida, mola hidatidosa, diabetes
dan hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, juga faktor psikologis. Komplikasi
maternal yang parah berupa psikosis korsakoff dan Ensephalopati Wernicke sedang pada
fetal dapat terjadi IUGR
Kata Kunci: Hiperemsis Gravidarum
Pendahuluan Mual dan muntah mempengaruhi
Kehamilan biasanya ditandai dengan hingga 50% kehamilan, kebanyakan
adanya riwayat terlambat haid dan keluhan perempuan mampu mempertahankan
mual muntah. Mual dan muntah dalam kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet
kehamilan dikenal dengan morning dan simptom akan teratasi hingga akhir
sickness, dialami 80% wanita hamil. Mual trimester I. Etiologinya belum diketahui
dan muntah adalah gejala yang umum dan secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang
wajar terjadi pada usia kehamilan trimester menyatakan bahwa erat hubungannya
I . Mual biasanya terjadi pada pagi hari, dengan endokrin, biokimia dan
dapat juga timbul setiap saat dan pada psikologis.1,2,4
malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6 Penelitian-penelitian
minggu setelah hari pertama haid terakhir memperkirakan bahwa mual dan muntah
dan berlangsung ± 10 minggu. Derajat terjadi pada 50-90% dari kehamilan. Mual
beratnya mual dan muntah yang terjadi dan muntah terjadi pada 60-80% primi
pada kebanyakan kehamilan sampai gravida dan 40-60% multi gravida. Dari
dengan gangguan yang berat dimana seluruh kehamilan di USA 0,3-2%
keluhan semakin memburuk, menetap, diantaranya mengalami hiperemesis
hingga mengganggu aktivitas sehari-hari gravidarum. Mual dan muntah yang
dikenal dengan hiperemesis gravidarum.1,2 berkaitan dengan kehamilan biasanya
Hiperemesis gravidarum adalah dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu,
suatu penyakit dimana wanita hamil puncaknya pada usia kehamilan 11-13
memuntahkan segala apa yang dimakan minggu, dan kebanyakan sembuh pada
dan diminum hingga berat badannya umur kehamilan 12-14 minggu, 1-10%
sangat turun, turgor kulit berkurang, dapat berlanjut melampaui 20-22
diuresis berkurang dan timbul asetonuria.2 minggu.3,4
Sedangkan dari literatur lain menyebutkan
bahwa hiperemesis gravidarum adalah Definisi dan Epidemiologi
muntah yang cukup parah sehingga
Hiperemesis gravidarum adalah
menyebabkan kehilangan berat badan,
muntah yang terjadi pada awal kehamilan
dehidrasi, asidosis dari kelaparan, alkalosis
sampai umur kehamilan 20 minggu.
dari kehilangan asam hidroklorid saat
Keluhan muntah kadang begitu hebatnya
muntah dan hipokalemia.4
sehingga segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga dapat

2
mempengaruhi keadaan umum dan bahwa erat hubungannya dengan endokrin,
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat biokimia dan psikologis.1,2 Faktor-faktor
badan menurun, dehidrasi dan terdapat yang menjadi predisposisi diantaranya:2,3
aseton dalam urin.1-4 a) Sering terjadi pada primigravida, mola
Hiperemesis gravidarum terjadi di hidatidosa, diabetes dan hehamilan
seluruh dunia dengan angka kejadian yang ganda akibat peningkatan kadar HCG.
beragam mulai dari 1-3% di Indonesia, b) Faktor organik : masuknya vili
0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% khoriales dalam sirkulasi maternal dan
di Canada, 10,8% di China, 0,9% di perubahan metabolik.
Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di c) Faktor psikologik: keretakan rumah
Turki.9,10,11 Literatur juga menyebutkan tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
bahwa perbandingan insidensi hiperemesis takut terhadap kahamilan dan
gravidarum secara umum adalah 4:1000 persalinan, takut memikul tanggung
kehamilan.5 Dari data yang ada tersebut jawab dan sebagainya.
menegaskan bahwa hiperemesis d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid,
gravidarum merupakan suatupenyakit yang diabetes dan lain-lain.
jarang terjadi. Mual dan muntah pada
kehamilan adalah peristiwa normal yang Klasifikasi
dapat berubah menjadi suatu penyakit
Secara klinis hiperemesis
yang lebih serius yaitu hiperemesis
gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,
gravidarum. Hiperemesis gravidarum ini
banyak terjadi pada orang Asia dibanding yaitu:1,2

orang Amerika atau Eropa.10 a) Tingkat I : muntah yang terus


menerus, timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, berat badan
Etiologi
menurun, nyeri epigastrium, muntah
Secara klinis Mual dan muntah pertama keluar makanan, lendir dan
mempengaruhi hingga 50% kehamilan, sedikit cairan empedu, dan yang
kebanyakan perempuan mampu terakhir keluar darah. Nadi meningkat
mempertahankan kebutuhan cairan dan sampai 100x/ menit dan tekanan darah
nutrisi dengan diet dan simptom akan sistolik menurun. Mata cekung dan
teratasi hingga akhir trimester pertama. lidah kering, turgor kulit berkurang dan
Etiologinya belum diketahui secara pasti, urin sedikit tetapi masih normal.
tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan

3
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala kembar ataupun kehamilan mola
yang dimakan dan diminum hidatidosa.
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, e) Laboratorium: kenaikan relatif
nadi cepat dan > 100 – 140x/ hemoglobin dan hematokrit, keton dan
menit,tekanan darah sistolik < 80 proteinuria.
mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam Komplikasi
urin, dan berat badan cepat menurun.
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1)
c) Tingkat III : terjadi gangguan
akan menyebabkan teradinya diplopia,
kesadaran (delirium-koma), muntah
palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang.
berkurang atau berhenti, tetapi dapat
Jika hal ini tidak segera ditangani akan
terjadi ikterus, sianosis, nistagmus,
terjadi psikosis korsakoff (amnesia,
gangguan jantung, bilirubin, dan
menurunnya kemampuan untuk
proteinuria.
beraktivitas), ataupun kematian.
Komplikasi yang perlu diperhatikan
Diagnosis
adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala
Diagnosis hiperemesis gravidarum yang timbul dikenal sebagai trias
diantaranya:1,2 klasik yaitu paralisis otot-otot
a) Amenore yang disertai muntah hebat, ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia),
pekerjaan sehari-hari terganggu. gerakan yang tidak teratur (ataksia),
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / dan bingung.
menit, tekanan darah menurun pada b. Fetal : penurunan berat badan yang
keadaan berat, subfebril dan gangguan kronis akan meningkatkan kejadian
kesadaran. gangguan pertumbuhan janin dalam
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, rahim (IUGR).
sianosis, berat badan menurun, pada
vaginal toucher uterus besar sesuai Pencegahan
besarnya kehamilan, konsistensinya
Pencegahan terhadap hiperemesis
lunak, pada pemeriksaan inspekulo
gravidarum perlu dilaksananakan dengan
seviks berwarna biru.
jalan memberikan penerangan tentang
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui
kehamilan dan persalinan sebagai suatu
kondisi kesehatan kehamilan dan
proses yang fisiologik, memberikan
kemungkinan adanya kehamilan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

4
muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan Terapi psikologik
mengubah makanan sehari-hari dengan Perlu diyakinkan kepada penderita
makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih bahwa penyakit dapat disembuhkan,
sering. Makanan yang berminyak dan hilangkan rasa takut oleh karena
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. kehamilan, kurangi pekerjaan serta
Defekasi yang teratur hendaknya dapat menghilangkan masalah dan konflik, yang
teratur.1,2,3 kiranya dapat menjadi latar belakang
penyakit ini.
Tatalaksana
Farmakoterapi
Cairan parenteral
Apabila keluhan dan gejala tidak
Berikan cairan parenteral yang
mengurang maka diperlukan pengobatan.
cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
Sedativa yang sering diberikan adalah
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis
phenobarbital, vitamin yang dianjurkan
sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga
ditambah kalium dan vitamin, khususnya
dianjurkan. Pada keadaan lebih berat
vitamin B komplek dan vitamin C dan bila
diberikan antiemetik seperti prometazin
ada kekurangan protein, dapat diberikan
(avopreg), proklorperazin, atau mediamer
pula asam amino secara intra vena.
B6.
Dibuat daftar kontrol cairan yang
masuk dan yang dikeluarkan. urin perlu
Isolasi
diperiksa sehari-hari terhadap protein,
Dilakukan dalam kamar yang
aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan
tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya
nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan
dokter dan perawat yang boleh keluar
darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan
masuk kamar sampai muntah berhenti dan
hematokrit pada permulaan dan seterusnya
pasien mau makan. Catat cairan yang
menurut keperluan. Bila selama 24 jam
masuk dan keluar dan tidak diberikan
penderita tidak muntah dan keadaan umum
makan dan minum dan selama 24 jam.
bertambah baik dapat dicoba untuk
Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-
diberikan minuman, dan lambat laun
gejala akan berkurang atau hilang tanpa
minuman dapat ditambah dengan makanan
pengobatan.
yang tidak cair.

5
Penghentian kehamilan dilakukan terasa lemas sehingga tak mampu
bila keadaan umum memburuk melalui melakukan aktivitas sehari-hari seperti
pertimbangan beberapa aspek meliputi biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan
pemeriksaan medik dan psikiatrik, dirasakan menurun karena pasien takut
manifestasi klinis berupa: muntah. Pasien juga mengeluh nyeri ulu
 Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, hati dan berat badan menurun. Hari
somnolen sampai koma, gangguan jiwa pertama haid terakhir 29 maret 2019.
Ensephalopati Wernick. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
 Gangguan penglihatan: perdarahan keadaan hemodinamik, berupa tekanan
retina, kemunduran visus. darah 80/60mmHg, nadi 100x/menit (isi
 Gangguan faal: hati dalam bentuk dan tegangan kurang) respirasi 22x/menit,
ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, serta suhu tubuh 36oC (aksila). Mata
jantung dan pembuluh darah dalam cekung (+), bibir tampak kering (+).
bentuk nadi meningkat dan tekanan Pergerakkan dinding dada simetris, sonor
darah menurun. pada kedua lapang paru, tidak didapatkan
ronki maupun wheezing. Bunyi jantung I
Laporan Kasus dan II regular, tidak didapatkan murmur
dan gallop. Dinding perut tampak datar,
Pasien perempuan Ny. N, berumur
bising usus (+), supel (+), nyeri tekan
20 tahun dengan BB 48kg, tinggi badan
region epigastrika (+)
156cm datang dengan keluhan keluhan
mual dan muntah sejak kemarin 3 hari Pada pemeriksaan laboratorium
yang lalu. Mual muntah awalnya hanya dan didapatkan hasil hemoglobin 11,7
terjadi pada pagi hari saja dan terjadi gr/dl, hematokrit 33,4%, Leukosit
setelah makan dan minum, namun sejak 2 10.000/ul, Trombosit 408.000/ul
hari muntah yang dialami > 10 kali per
Diagnosis kerja: Hiperemesis
hari Isi yang dimuntahkan berupa makanan
Gravidarum pada G1P1A0 Gravid 4
dan minuman yang dikonsumsi
minggu. Tatalaksana :
sebelumnya, pada muntahan terdapat darah
 IVFD RL loading 500cc, maintenance
yang bercampur dengan isi lambung.
D10% dan RL 30tpm, 4:1.
Keluhan mual dan muntah semakin
 Inj. Ranitidin 50mg/12 jam
bertambah berat bila setelah makan dan
 Inj. Ondansentron 4mg/8 jam
minum, dan berkurang saat istirahat.
 Inj. Neurobion 3x1amp
Selain itu pasien juga mengeluh badan

6
 Antasida sirup 3x1C menurun, nyeri epigastrium, muntah
pertama keluar makanan, lender dan
Diskusi sedikit cairan empedu, dan yang terakhir
Hiperemesis gravidarum adalah keluar darah. Nadi meningkat sampai
muntah yang terjadi pada awal kehamilan 100x/ menit dan tekanan darah sistolik
sampai umur kehamilan 20 minggu. menurun. Mata cekung dan lidah kering,
Keluhan muntah kadang begitu hebatnya turgor kulit berkurang dan urin sedikit
sehingga segala apa yang dimakan dan tetapi masih normal. Tingkat II : Gejala
diminum dimuntahkan sehingga dapat lebih berat, segala yang dimakan dan
mempengaruhi keadaan umum dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/
badan menurun, dehidrasi dan terdapat menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg,
aseton dalam urin.1-4 Pada kasus ini, pasien apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang
didiagnosis dengan hiperemesis ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan
gravidarum karena berdasarkan anamnesis berat badan cepat menurun. Tingkat III :
ditemukan adanya gejala mual dan muntah terjadi gangguan kesadaran (delirium-
yang berat, dimana keluhan tersebut koma), muntah berkurang atau berhenti,
sampai menggangu aktivitas sehari-hari tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis,
sampai pekerjaanya. Muntah tersebut juga nistagmus, gangguan jantung, bilirubin,
menimbulkan komplikasi dehidrasi karena dan proteinuria.1,2,3
kekurangan cairan yang diminum dan Pasien dimasukan dalam
kehilangan cairan karena muntah. Pada hiperemesis gravidarum tingkat II, karena
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan muntah semakin berat, penderita tampak
umum tampak lemas, tekanan darah 80/60 lemah, mata cekung, turgor kulit menurun
mmHg, nadi 100x/menit (isi dan tegangan dan bibir kering, frekuensi nadi cepat
kurang), frekuensi pernapasan 22x/menit (104x/menit), pernafasan agak cepat (22
teratur, suhu 36 0C, mata cekung (+), bibir x/menit), mata cekung. Namun dalam
tampak kering (+). penegakan diagnosis ini perlu dilakukan
pemeriksaan darah rutin, kimia urin,
Secara klinis hiperemesis
elektrolit, gula darah dan USG.
gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,
Penatalaksanaan hiperemesis
yaitu: Tingkat I : Muntah yang terus gravidarum dibedakan menjadi rehidrasi
menerus, timbul intoleransi terhadap dan koreksi elektrolit, isolasi, terapi
makanan dan minuman, berat badan nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan

7
psikoterapi. Terapi cairan dilakukan untuk kriteria penyakit, berupa onset gejala
mengatasi dehidrasi dengan pemberian muncul pada usia kehamilan <20minggu,
cairan rehidrasi. Umumnya kehilangan air muntah semakin berat, penderita tampak
dan elektrolit diganti dengan cairan lemah, mata cekung, turgor kulit menurun
isotonik, misalnya Ringer Laktat, ringer dan bibir kering, frekuensi nadi cepat
asetat atau normal salin. Cairan yang (104x/menit), pernafasan agak cepat (22
digunakan untuk memperbaiki keadaan x/menit), mata cekung sehingga
pasien ini adalah kristaloid yaitu Ringer diklasifikasikan sebagai hiperemesis
Laktat, dan D10% dengan pertimbangan gravidarum tingkat II.
bahwa pada pasien terjadi penurunan Sesuai dengan tinjauan pustaka,
volume cairan intravaskuler dan tatalaksana yang diberikan meliputi
kecenderungan defisit cairan intraseluler farmakoterapi dan cairan parenteral untuk
dan interstisial, juga kekurangan glukosa . menggantikan kehilangan cairan,
Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat ketidakseimbangan elektrolit dan
parameter seperti tekanan darah arteri rata- kekurangan glukosa. Tatalaksana yang
rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang diberikan pada pasien sesuai dengan teori.
dari 100x per menit, ekstremitas hangat
dengan pengisian kapiler baik, susunan
Daftar Pustaka
saraf pusat baik.
Pada pasien ini diberikan terapi 1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H.
obat-obatan antara lain RL loading 500cc, 2007. Hiperemesis Gravidarum.
maintenance D10% dan RL 30tpm, 4:1, Dalam: Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Injeksi Ranitidin 50mg/12 jam, injeksi Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Ondansetron 4mg/12jam, Neurobion Prawirohardjo. Hal 814-818.
3x1amp dan Antasida sirup 3x1C 2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012.
Hiperemesis Gravidarum. Dalam:
Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Hal
Kesimpulan
141-142.
Berdasarkan data yang didapat dari pasien
3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM.
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan
2008. Hiperemesis Gravidarum.
pemeriksaan penunjang maka didiagnosis
Dalam: Kegawatdaruratan Obstetri dan
sebagai Hiperemesis Gravidarum pada
Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF
G1P0A0 gravid 4 minggu. Menurut
Obstetri dan Ginekologi RSUD ULIN
tinjauan pustaka gejala klinis memenuhi

8
– FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-
52.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis
Gravidarum. Emedicine. Available
from: http://www.emedicine.com
(Accesed : 10 Mei 2019).

Anda mungkin juga menyukai