Auditor harus dapat memutuskan terlebih dahulu jenis konfirmasi yang harus digunakan, seperti Jenis konfirmasi piutang: 1. Konfirmasi positif (positive confirmation) Konfirmasi bentuk positif, merupakan konfirmasi yang ditujukan kepada debitor yang meminta untuk dapat mengkonfirmasi secara langsung apakah saldonya dapat dinyatakan dengan benar atau salah. Konfirmasi bentuk positif lebih unggul karena auditor menindak lanjuti dengan prosedur alternatif* juga lebih dapat dipercaya karena auditor dapat melaksanakan pemeriksaan prosedur lanjutan jika tnggapannya adalah debitur tidak menerima. 2. Formulir konfirmasi yang kosong (blank confirmation form) Yaitu konfirmasi seperti konfirmasi positif tetapi surat permintaan konfirmasi tidak mencantumkan saldo piutang yang dikonfirmasi, sehingga debitor harus mengisi dengan jumlah saldo piutang menurut catatannya. Meskipun konfirmasi ini dianggap lebih dapat diandalkan tetapi jarang dilakukan karena menghasilkan respone rate yang rendah. 3. Konfirmasi faktur (invoice confirmation) Yaitu jenis konfirmasi piutang dimana setiap faktur yang masih belum dibayar dikonfirmasikan ke debitor, bukan hanya jumlah saldo piutang secara keseluruhan. Konfirmasi faktur lebih mudah untuk ditanggapi oleh debitor sehingga diharapkan mempunyai respone rate yang lebih tinggi. 4. Konfirmasi negatif (negative confirmation) Konfirmasi bentuk negatif, untuk memberikan jawaban hanya jika tidak setuju dengan permintaan konfirmasi, biayanya pun juga murah. konfirmasi ini dilakukan dengan cara mengirimkan surat permintaan konfirmasi piutang ke debitor dan meminta debitor untuk menjawab konfirmasi tersebut hanya jika saldo piutang dagang yang dicantumkan dalam surat permintaan konfirmasi tersebut tidak benar. Jika saldo piutang dagang yang tercantum sudah benar, debitor tidak perlu menjawab surat konfirmasi. Kelemahan dari konfirmasi ini, auditor bisa saja menyimpulkan bahwa saldo piutang sudah benar karena debitor tidak memberikan respon, padahal kemungkinan disebabkan karena debitor mengabaikan permintaan konfirmasi tersebut. Auditor berhak menentukan jenis konfirmasi yang digunakan, dan hal ini sebaiknya berdasarkan fakta dalam audit. PSA 07 menyatakan bahwa konfirmasi negatif dapat dilakukan hanya jika tiga kondisi berikut dipenuhi :
a. Piutang dagang terdiri dari sejumlah besar akun bersaldo kecil.
b. Kombinasi antara risiko pengendalian dan risiko bawaan adalah rendah. c. Jika diyakini bahwa penerima konfirmasi tidak mengabaikan konfirmasi yang diminta. Biasanya, jika konfirmasi negatif dilakukan, maka auditor akan memberikan penekanan pada efektivitas pengendalian internal, pengujian subtansif atas transaksi dan prosedur analitis sebagai bukti kewajaran piutang dagang, dan mengasumsikan bahwa mayoritas penerima konfirmasi akan membaca dengan saksama dan merespons permintaan konfirmasi. Konfirmasi negatif biasanya digunakan untuk audit rumah sakit, toko ritel, bank, dan industri lain yang piutang dagangnya berhubungan dengan masyarakat umum.
Tujuan Audit Siklus Perolehan dan Pembayaran Untuk mengevaluasi apakah akun yang terpengaruh oleh perolehan barang/jasa dan pengeluaran kas untuk perolehan tersebut telah disajikan dengan wajar sesuai dengan standar akuntansi.