Sejarah Penggumpulan Al-Quran Dari Zaman Ke Zaman
Sejarah Penggumpulan Al-Quran Dari Zaman Ke Zaman
Pada Zaman Rasulullah, Ayat Al-Qur’an tidak dikumpulkan atau dibukunan tetapi
masih beberapa sofha/halaman dan dari para sahabt berinisiatif untuk mengumpulkannya .
Dan ini beberapa faktor, maka cara pegumpulan dan penulisan al-quran yaitu :
1. Pengumpulan Al-Qur’an pada masa Nabi hanya dilakukan pada dua cara yaitu
dituliskan melalui benda-benda seperti yang terbuat dari kulit binatang, batu yang tipis dan
licin, pelapah kurma, tulang binatang dan lain-lain.
Pemeliharaan ayat-ayat Al-Qur’an juga dilakukan melalui hafalan baik oleh Rasulullah
maupun oleh sahabat-sahabat beliau. faktor yang sangat kuat adalah akan takutnya
kehilangan keontetikan al-quran dari peninggalan nabi yang akan menjadi pedoman bagi
umat islam dan sebagai acuan sumber-sumber hukum dan sejarah .para sahabat baru
beriinisiatif mengumpulkan ketika setelah 18 tahun nabi wafat .
Tulisan Qur’an pada masa nabi SAW belum terkumpul dalam satu mushaf . ayat dan surah
dipisahkan atau diterbitkan ayatnya saja dan setiap surah berada dalam satu lembar secara
terpisah dalam tujuh huruf . susunan dalam penulisan Qur’an tidak menurut nuzulnya tapi
dituliskan ditempat penulisan sesuai dengan petunjuk Nabi .
3. Susunan turunya ayat dan surah yang tidak teratur menyebabkan perubahan
susunan tulisan.
4. jarak waktu turunnya ayat terakhir dengan wafatnya Rasulullah sangat pendek
(sembilan hari)
5. banyak penghafal Al-quran dan segala fitnah dapat diatasi sehingga tidak ada
alasan yang kuat untuk membukukan.
.
B. Rumusan masalah
C.Tujuan
Tulisan-tulisan Qur’an pada masa nabi tidak terkumpul dalam satu mushaf , yang ada
pada seseorang belum tentu dimiliki orang lain .para ulama menyebutkan pula bahwa zaid
bin stabit adalah orang yang terakhir kali membacakan Qur’an dihadapan nabi .
Imam bukhori menyebutkan 7 orang sahabat yang hafid dizaman Rasulullah SAW yaitu :
Abdullah bin mas’ud ,Salim bin ma’dal ,Muaz bin jabal , Zaid bin stabit, Abu zaid bin sakan
dan Abu darda .imam ibnu hajar menambahkan sa’id bin ubaid sebagai hafid dengan julukan
al-qori . [tarikh gontor kelas 3 darussalam press]
Begitu juga susunan surah-surah dalam Al-Qur’an, sekalipun ada perbedaan pendapat, tetapi
pendapat yang paling kuat adalah bahwa susunan surah-surah itu berdasarkan wahyu dari Allah
SWT, bukan ijtihad para sahabat . Hadist dari Rasulullah :
“ustman bin abil ‘as berkata ,”aku tengah duduk disamping rasulallah , tiba-tiba pandangannya
menjadi tajam lalu kembali seperti semula .Kemudian sabdanya “jibril telah datang kepadanya
dan memerintahkan agar aku meletakkan ayat ini di tempat anu dari surah an-nahl [16]: 90
(HR.Ahmad dengan isnad hasan)
D. Kesimpulan