1.Tata Kelola Rumah Sakit Tatakelola RS yg baik, Tatakelola Klinis yg baik, Tatakelola
Pasien yg baik
Beberapa contoh :
• HLA-B*57:01 gene developing a hypersensitivity reaction when treated with abacavir
• mutations of the BRCA1 and BRCA2 genes that have been implicated in familial breast
cancers
• 2005, Stephanie Haney lung cancer th/ erlotinib, tdk berhasil, lalu genetic testing, ALK
(anaplastic lymphoma kinase) positive, ganti ke crizotinib
• Researchers have discovered more than 1,800 disease genes since the Human Genome
Project’s completion
Framework dalam SNARS :
(Supriyantoro. 2018. Upaya Terobosan Pembangunan Kesehatan dalam Rangka Revolusi Digital 4.0.
Forum Dialog Penyusunan Analisis & Proyeksi Pembangunan Kesehatan 2020-2024.)
TANTANGAN RUMAH SAKIT
PADA ERA DISRUPSI (1)
MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PENGERTIAN
DISRUPTION :
Inovasi yang membantu menciptakan cara
kerja baru, mengganggu atau merusak
pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya
menggantikan teknologi terdahulu tersebut.
atau
mengembangkan suatu produk, layanan
dengan cara yang tak diduga pasar,
umumnya dengan menciptakan jenis
konsumen berbeda pada pasar yang baru
dan menurunkan harga pada pasar yang
lama.
- CLAYTON M. CHRISTENSEN
(Menteri Kesehatan : Pelayanan RS di Era Disrupsi dan UHC, Pelantikan PERSI 9 Jan 2019)
MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA CIRI - CIRI DISRUPSI
(Menteri Kesehatan : Pelayanan RS di Era Disrupsi dan UHC, Pelantikan PERSI 9 Jan 2019)
MENTERI KESEHATAN
TANTANGAN RUMAH SAKIT
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PADA ERA DISRUPSI (2)
Pelayanan kesehatan
1. yang berkualitas 5. Penggunaan teknologi
7.
Melakukan Inovasi
dalam pelayanan
informasi
kesehatan di Era
Melaksanakan
2. fungsi sosial VCLAIM E-PURCHASING JKN
E-CLAIM E-KATALOG
Meningkatkan
3. Kompetensi E-FRAUD
pelayanan
Kesehatan
Meningkatkan
Mengimplementasi- 6. Tata Kelola RS menyesuaikan
kan sistem rujukan Klinik dan Tata peraturan internal
4. yang baik melalui Kelola
Rumah Sakit dengan
terintegrasi dengan Manajerial yang
sistem informasi baik regulasi baru dan
rujukan (SISRUTE) perubahan eksternal
(Menteri Kesehatan : Pelayanan RS di Era Disrupsi dan UHC, Pelantikan PERSI 9 Jan 2019)
STRATEGI RUMAH SAKIT DI ERA DISRUPSII
MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Rumah Sakit melakukan
validasi permasalahan :
Kesadaran
Bekerja dengan data
Transfor
Menyederhanakan SMART
masi
HOSPITAL
proses bisnis RS Budaya
Penggunaan teknologi
terkini (Digitalisasi)
Inovatif Learning
Ketangkasan manajemen dan
seluruh staff rumah sakit
dalam merespon perubahan
ekternal (agility)
(Menteri Kesehatan : Pelayanan RS di Era Disrupsi dan UHC, Pelantikan PERSI 9 Jan 2019)
INOVASI PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS IT
MENTERI KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KESEHATAN
Sistem Rujukan Terintegrasi Sistem Informasi Rawat
01 05
(SISRUTE) Inap (SIRANAP)
Sistem informasi untuk Memudahkan masyarakat Untuk
memudahkan komunikasi dan mengetahui ketersediaan Tempat
informasi pelayanan rujukan Tidur (TT) di RS.
1.Safe. 4. Timely.
Crossing the Quality Chasm: 2.Effective. 5. Efficient.
6 Sasaran Perbaikan 6. Equitable.
A New Health System for the 21st Century, IOM, 2001 3.Patient-
Asuhan Pasien
centered.
Perspektif Pasien 1. Hormati nilai2, pilihan dan kebutuhan pasien
PCC : Core Concept PCC 2 Konsep Inti PCC
Perspektif PPA
2. Koordinasi dan integrasi asuhan
3. Informasi, komunikasi dan edukasi
4. Kenyamanan fisik
5. Dukungan emosional
The 8 Picker Principles of PCC 8 Prinsip Asuhan Pasien utk PCC 6. Keterlibatan keluarga & teman2
7. Asuhan yg berkelanjutan dan transisi yg lancar
8. Akses terhadap pelayanan.
1.Berdayakan & Libatkan
WHO Patients for Patient Safety, Jakarta Declaration, 2007 8 Deklarasi PFPS Pasien
2.Perkuat Kepemimpinan &
Akuntabilitas
3.Reorientasi Paradigma :
WHO Global Strategy on Integrated People-centred Health 5 Strategi PCC
Konsep Inti
Core Concept
Perspektif Pasien
Perspektif PPA
• Conway,J et al. 2006. Partnering with Patients and Families To Design a
Patient- and Family-Centered Health Care System, A Roadmap for the Future.
Institute for Patient- and Family-Centered Care.
• Standar Akreditasi RS v.2012; KARS, 2018, SNARS Ed 1.
• Nico Lumenta, Sintesis berbagai literatur, 2015
PCC : Core Concept of Patient Centred Care
*Perspektif Pasien
1. Dignity and Respect 1. Martabat dan Hormat
2. Information Sharing 2. Berbagi Informasi
3. Participation 3. Partisipasi
4. Collaboration. 4. Kolaborasi.
**Perspektif PPA
1. Partnering with Patients 1. Berpartner dengan Pasien
2. PPA is a Team with Interpofessional 2. PPA sebagai Tim dgn Kolaborasi
Collaboration Interprofesional
3. DPJP is the Clinical Leader 3. DPJP adalah Clinical Leader.
4. Integrated Patient Care. 4. Asuhan Pasien Terintegrasi.
(*Conway,J et al. 2006. Partnering with Patients and Families To Design a Patient- and Family-Centered
Health Care System, A Roadmap for the Future. Institute for Patient- and Family-Centered Care.) (**Nico Lumenta. 2015. Sintesis dari berbagai referensi.)
What are the Core Concepts of Patient Centered Care?
1. Dignity and Respect. Health care practitioners listen to and honor patient and
family perspectives and choices. Patient and family knowledge, values, beliefs
and cultural backgrounds are incorporated into the planning and delivery of care.
2. Information Sharing. Health care practitioners communicate and share complete
and unbiased information with patients and families in ways that are affirming
and useful. Patients and families receive timely, complete, and accurate
information in order to effectively participate in care and decision-making.
3. Participation. Patients and families are encouraged and supported in
participating in care and decision-making at the level they choose.
4. Collaboration. Patients and families are also included on an institution-wide
basis. Health care leaders collaborate with patients and families in policy and
program development, implementation, and evaluation; in health care facility
design; and in professional education, as well as in the delivery of care.
Conway,J et al: Partnering with Patients and Families To Design a Patient- and Family-Centered Health Care
System, A Roadmap for the Future. Institute for Patient- and Family-Centered Care, 2010
Perspektif Core Concepts of
Pasien Patient Centered Care
1. Martabat dan Respek.
• Profesional Pemberi Asuhan mendengarkan, menghormati & menghargai pandangan
serta pilihan pasien & keluarga.
• Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien & keluarga
dimasukkan dlm perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan
2. Berbagi informasi.
• Profesional Pemberi Asuhan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara
lengkap pasien & keluarga.
• Pasien & keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat
• Dgn 3 asesmen: metode, substansi/kebutuhan edukasi, konfirmasi
3. Partisipasi.
• Pasien & keluarga didorong dan didukung utk berpartisipasi dlm asuhan,
pengambilan keputusan & pilihan mereka
4. Kolaborasi / kerjasama.
• Pimpinan pelayanan kesehatan bekerjasama dgn pasien & keluarga dalam
pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program;
Conway,J et al: Partnering with Patients and Families To Design a Patient- and Family-Centered Health Care
System, A Roadmap for the Future. Institute for Patient- and Family-Centered Care, 2010
Perspektif
Profesional Core Concepts of Patient Centered Care
Pemberi Asuhan
1. Berpartner dengan Pasien
• Keputusan klinis berdasarkan (juga) nilai-nilai pasien
• BPIS : Bila Pasien Itu Saya
• Komitmen
2. PPA merupakan Tim Interdisiplin dgn Kolaborasi Interprofesional
• Profesional Pemberi Asuhan diposisikan mengelilingi pasien bekerja sebagai Tim dgn
Kolaborasi Interprofesional
• Tugas Mandiri, Kolaboratif, Delegatif
• Kompetensi Profesi dan Kompetensi Kolaborasi Interprofesional yang memadai
3. DPJP adalah Clinical Leader.
• DPJP menyusun kerangka asuhan, melakukan koordinasi, kolaborasi, sintesis,
interpretasi, review dan mengintegrasikan asuhan pasien
4. Asuhan Pasien Terintegrasi
• Asuhan pasien terintegrasi oleh PPA dgn DPJP sbg Clinical Leader
Dignity &
Respect
Infor-
mation Partici-
Sharing pation
Collaboration
(Picker Institute and American Hospital Association. 1996. Eye on Patients Report.)
The 8 Picker Principles of PCC
1. Menghormati nilai, preferensi, dan kebutuhan pasien
Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan, kenali mereka sbg individu dgn nilai dan
preferensi unik mereka sendiri. Perlakukan pasien dgn martabat, rasa hormat, dan kepekaan thd
nilai2 dan otonomi budayanya.
2. Koordinasi dan integrasi asuhan
Sewaktu focus group, pasien menyatakan merasa rentan dan tidak berdaya dalam menghadapi
penyakit. Koordinasi asuhan yg tepat dapat meringankan perasaan itu. Pasien mengidentifikasi
3 area dimana koordinasi asuhan ddt mengurangi perasaan rentan:
• Koordinasi asuhan klinis
• Koordinasi pelayanan penunjang dan pendukung
• Koordinasi asuhan pasien lini depan
3. Informasi dan pendidikan
Dalam wawancara, pasien mengungkapkan kekhawatiran mereka bhw mereka tidak sepenuhnya
diberitahu ttg kondisi atau prognosis mereka. Untuk mengatasi ketakutan ini, RS dapat fokus
pada 3 jenis komunikasi:
• Informasi tentang status klinis, kemajuan dan prognosis
• Informasi tentang proses asuhan
• Informasi untuk memfasilitasi otonomi, asuhan mandiri dan promosi kesehatan
The 8 Picker Principles of PCC
4. Kenyamanan fisik
Tingkat laporan pasien kenyamanan fisik memiliki dampak yg signifikan terhadap pengalaman
mereka. Tiga area dilaporkan sangat penting untuk pasien:
• Manajemen nyeri
• Aktivitas dan kebutuhan hidup sehari2
• Lingkungan RS dan lingkungan
5. Dukungan emosional dan pengentasan rasa takut dan kecemasan
Ketakutan dan kecemasan yg terkait dengan penyakit bisa sama melemahkannya dengan efek
fisik. PPA harus memberi perhatian khusus pada:
• Kecemasan atas status fisik, pengobatan, dan prognosis
• Kecemasan atas dampak penyakit pada diri mereka dan keluarga
• Kecemasan atas dampak keuangan karena sakit
6. Keterlibatan keluarga dan teman
Prinsip ini membahas peran keluarga dan teman dalam pengalaman pasien. Dimensi keluarga
PCC diidentifikasi sbb:
• Menyediakan akomodasi untuk keluarga dan teman
• Melibatkan keluarga dan teman dekat dalam pengambilan keputusan
• Mendukung anggota keluarga sebagai pengasuh
• Mengenali kebutuhan keluarga dan teman
The 8 Picker Principles of PCC
7. Kontinuitas dan transisi
Pasien menyatakan keprihatinan ttg kemampuan mereka untuk asuhan mandiri setelah keluar
dari RS. Memenuhi kebutuhan pasien di area ini membutuhkan hal2 sbb:
• Dimengerti, informasi rinci ttg obat2an, keterbatasan fisik, kebutuhan diet, dll.
• Mengkoordinasikan dan merencanakan asuhan dan pelayanan berkelanjutan setelah
pulang
• Memberikan informasi mengenai akses ke dukungan klinis, sosial, fisik dan keuangan
secara berkelanjutan.
8. Akses ke pelayanan
Pasien perlu tahu bahwa mereka dapat mengakses pelayanan ketika dibutuhkan. Berfokus
terutama pada pelayanan Rajal, bidang2 berikut ini penting bagi pasien:
• Akses ke lokasi RS, klinik dan praktek dokter
• Ketersediaan transportasi
• Kemudahan booking jadwal periksa
• Ketersediaan janji/appointments ketika diperlukan
• Aksesibilitas untuk spesialis atau pelayanan khusus ketika rujukan dibuat
• Petunjuk yg jelas yg diberikan kapan dan bagaimana mendapatkan rujukan.
WHO WS on Patients for Patient Safety
Jakarta Declaration, 2007
1. Tidak ada pasien yang harus menderita cedera yang dapat dicegah
2. Pasien diposisikan sentral/di pusat semua upaya keselamatan pasien
3. Rasa takut akan kesalahan/ hukuman tidak boleh menghalangi komunikasi
yang terbuka & jujur antara pasien dan PPA
4. Harus bekerja dalam kemitraan untuk mencapai perubahan perilaku
mengatasi keselamatan pasien
5. Perlu transparan, akuntabel, rasa saling percaya dan hormat
6. Perlu sistem pelaporan IKP yang adil;
7. Komitmen untuk bermitra dan memberdayakan pasien;
8. Memfungsikan sistem keselamatan pasien di setiap fasilitas pelayanan
kesehatan, pendidikan profesi berkelanjutan bagi para PPA tentang konsep
keselamatan pasien
2014
(WHO. 2015. WHO global strategy on integrated people-centred health services2016 -2026.)
SNARS Ed 1 : PCC dan Asuhan Pasien Terintegrasi
PPJA
Apoteker
PONEK,
IV. PROGRAM NASIONAL HIV/AIDS, TB
PPRA, GERIATRI
V. INTEGRASI PENDIDIKAN
(SNARS Edisi 1, Daftar isi, hal XII-XIII)
KESEHATAN DALAM IPKP
PELAYANAN
DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI KARS
Dikelola oleh RS
SISMADAK
Sistem Manajemen Dokumen SIKARS
• Dokumen (Tersimpan di Server http://akreditasi.kars.or.id
ASUHAN PASIEN
RISIKO SAFETY
MUTU
(Nico Lumenta, 2015)
ASUHAN PASIEN
Good Patient Care
Dimensi Budaya
Patient Centered Care Quality dan Safety
Asuhan Pasien Terintegrasi dalam Standar Akreditasi RS
PPA sebagai Tim, Kolaborasi
Interprofesional + Kompetensinya
Berpartner dgn Pasien
DPJP sebagai Clinical Leader
SAFETY
MDR - Multidisciplinary Round • Just Culture
BPIS • Reporting Culture
• Learning Culture
• Informed Culture
RISIKO • Flexible Culture
RS institusi yg kompleks dan high risk : • Generative Culture (MaPSaF)
asuhan multi PPA, multi budaya, multi • 7 Standar KP, 6 SKP, 7 Langkah KPRS, 13
regulasi, legal, finance, SD Program WHO-PS
Risk Register
Matrix Grading
FMEA MUTU
Good Corp Governance Leadership
Situational Awareness
Good Clinical Governance
RCA Standarisasi Input-Proses-Output-Outcome
Pengukuran Mutu
PDCA
(Nico Lumenta, 2015)
Cultural competence
AR
SE
d1
Patient Centred Care
SN
(Std HPK)
Strategic Goal 2
Tingkatkan-Perkuat
Strenghtening Governance &
Accountabilty
Kepemimpinan & Akuntablitas
Manajemen
Perawat
Sistem Fisio
Manajemen terapis Apoteker