GONORHOE
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Asrarudin Hamid
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
topik “Gonore”.
Universitas Islam Al-Azhar Mataram. Ucapan terima kasih kepada dr. Asrarudin
Hamid selaku dokter pembimbing terima kasih atas bimbingan, saran, petunjuk
dan waktunya serta semua pihak terkait yang telah membantu sehingga penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR SINGKATAN iv
BAB 1.................. 1
1.2 Definisi 3
1.3 Sinonim 3
1.4 Epidemiologi 3
1.5 Etiologi 4
1.6 Klasifikasi 5
1.7 Patogenesis 6
1.9 Diagnosa 9
1.11 Penatalaksanaan 11
1.12 Prognosis 11
BAB 2.................. 11
2.3 Anamnesa 12
2.5 Resume 14
iii
2.6 Diagnosa 14
2.8 Planning 14
2.9 Prognosa15
BAB 3……….…22
BAB 4………….25
iv
v
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
dunia kesehatan sejak 2 dekade terakhir1. Pada 2012, World Health Organization
(WHO) menyatakan bahwa terdapat 357 juta kasus IMS yang meliputi chlamydia,
kasus IMS baru setiap hari2. Di Amerika Serikat, diperkirakan terdapat sekitar 20
juta kasus IMS baru setiap tahunnya, dan setengah dari jumlah ini ditemukan pada
remaja dan dewasa muda berusia 15 sampai 24 tahun. IMS memiliki konsekuensi
Gonore merupakan jenis IMS yang paling sering ditemukan nomor dua1.
WHO mencatat terdapat 78,3 juta kasus gonore baru pada 2012 dengan case rate
25,5 per 100.000 orang dewasa laki-laki2. Di Amerika Serikat, angka kasus gonore
mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak 2009, dimana sebelum tahun
teknologi screening dan terapi gonore. Hingga tahun 2015, angka kasus gonore
selalu meningkat dari tahun ke tahun dengan peningkatan sebesar 12,8% sejak
2014. Peningkatan ini lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita 1. Di
Indonesia sendiri case rate gonore mencapai 7,7 kasus per 100.000 laki-laki2.
1
posisi koitus, meningkatnya perilaku seksual menyimpang (homoseksual, lesbian,
biseks, dan transgender) juga mempengaruhi tingginya angka kasus gonore1. Hal
ini ditambah dengan meningkatnya angka kejadian seks pra nikah pada remaja. Di
peningkatan angka kejadian seks pra nikah sebesar 4,1% pada laki-laki berusia
kongenital1,4. Beban sosial meliputi konflik dengan pasangan seksual dan dapat
dampaknya baik dari segi medis maupun non medis, penulis ingin membuat
2
1.2 Definisi
–suatu kuman gram negatif, berbentuk biji kopi, letaknya intra atau ekstra seluler-,
mukosa uretra5,6.
1.3 Sinonim
1.4 Epidemiologi
Terdapat sekitar 106 juta kasus baru gonore setiap tahunya dengan
prevalensi 36 juta kasus per tahun. Gonore lebih banyak ditemukan di negara
berkembang seperti Afrika, Asia, dan Amerika Latin 5. Di Amerika Serikat, infeksi
gonore merupakan IMS terbanyak nomor dua setelah chlamydia dan merupakan
penyebab pelvic inflammatory disease (PID) tertinggi pada wanita1. Lebih dari
700.000 orang dilaporkan terinfeksi gonore setiap tahunnya. Jumlah ini dipercaya
lebih tinggi 1,5 kali lebih banyak8. Tren gonore cenderung meningkat selama 5
tahun 8 tahun terakhir. Sebelum 2009, case rate gonore per tahun tercatat rendah
dan cenderung menurun, yakni 98,1 kasus per 100.000 populasi 1. Hal ini
masyarakat akan pentingnya praktik seks yang aman dikarenakan adanya risiko
infeksi HIV8. Tetapi, pada 2009 hingga 2012, case rate meningkat sedikit setiap
tahunnya menjadi 106.7 kasus per 100.000 populasi di 2012. Di 2013, case rate
menurun sedikit menjadi 105,3 kasus per 100.000 populasi. Tetapi, pada tahun
3
2013 hingga 2015 terdapat peningkatan case rate yang konsisten. Pada akhir 2015
case rate meningkat 12,8% dibanding tahun sebelumnya. Jika dirata-rata terdapat
2015, jumlah pria yang terinfeksi gonore meningkat 44,2%, sementara jumlah
wanita yang terinfeksi gonore menurun 0,7%. Hal ini diperkirakan karena adanya
Dari segi umur, 92,7% penderita gonore berusia antara 15 hingga 44 tahun.
Pada pria, rentang usia terbanyak adalah 25-29 tahun dan 20-24 tahun. Sementara
pada wanita, rentang usia terbanyak adalah 20-24 tahun dan 15-19 tahun1,5.
1.5 Etiologi
4
manusia. Di luar host, kuman N. gonorrhea tidak mampu bertahan hidup, tetapi
pada tubuh manusia, kuman ini memiliki kemampuan untuk mengubah variasi
resistensi antibiotik. Kuman ini biasanya menyerang sel dengan epitel kolumnar5.
pria8.
Gonococci (merah) berada dalam sel PMN. Ada juga bakteri gram positif
1.6 Klasifikasi
5
Gambar 1.BAB 1.3 Klasifikasi ICD1010
1.7 Patogenesis
masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak seksual dengan penderita gonore
biasanya pada uretra pars anterior. Kuman gonococci menempel pada sel mukosa
dengan bantuan pili, yang terdapat pada seluruh permukaan kuman. Selain pili,
6
protein, yakni PilC dan Opa8. Outer membrane protein ini masing-masing
replikasi dan memiliki andil dalam proses disseminated infection. Pili kemudian
dan bermultiplikasi. Invasi dibantu oleh PilC dan Opa dan dimediasi oleh enzim
sel, gonococci berproliferasi. Hal ini memicu respon inflamatori yang berujung
Pada pria5,6:
Anamnesis:
minggu.
6. Rasa tidak enak pada anus, tenesmus, duh anus dengan riwayat anal
seks.
Pemeriksaan fisik:
7
Gambar 1.BAB 1.4 Duh uretra mukopurulen5
Pada wanita5,6:
Anamnesa:
2 minggu.
4. Postcoital bleeding
Pemeriksaan fisik:
1. Seringkali asimptomatik
2. Serviks eritema, edema, kadang ektropion
3. Duh tubuh endoserviks mukopurulen
4. Kadang dijumpai swab bleeding
5. Dapat disertai nyeri pelvis/perut bagian bawah
6. Infeksi pada uretra dapat menyebabkan disuria
8
1.9 Diagnosa
gonorrhoeae5.
1. Pemeriksaan gram dari sekret uretra atau serviks ditemukan diplokokus Gram
2. Gonococci (merah) berada dalam sel PMN. Ada juga bakteri gram positif
(jika tersedia)
4. Tes Thomson (percobaan 2 gelas)
5. Pemeriksaan Nucleic acid amplification test (NAATs) seperti PCR, strand
detection.
9
1.10 Diagnosa Banding
Pria:
Wanita:
1. Bacterial vaginosis
2. Kandidiasis vulvovaginal
3. Trikomoniasis
4. Chlamydia
5. Genital herpes
6. PID
7. Kehamilan ektopik
8. Neoplasma serviks
1.11 Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa:
Medikamentosa:
10
3. Komplikasi: Ceftriaxone amp 500mg 1dd1 pro inj IM + azithromycin tab
1.12 Prognosis
11
BAB 2
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama : Tn. H
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 29 tahun
Status : belum menikah
Alamat : Praya
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Pemeriksaan : 24 April 2019
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : Sekitar 167 cm
Keluhan Utama
Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan perasaan panas dan nyeri pada penis, sejak 3
minggu yang lalu. Gejala dirasakan terutama saat pasien ereksi, setelah kencing
dan setelah makan makanan yang pedas atau minum minuman yang mengandung
alkohol. Pasien juga mengeluh keluar cairan seperti nanah dari saluran kencing.
Pasien mengaku dan menduga pernah berhubungan dengan perempuuan lain saat
12
Pernah menderita infeksi jamur pada kuku
Riwayat Alergi
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah berobat di klinik praktek dokter umum mendapatkan obat 3 macam
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kepala/ leher : Dalam batas normal
Veneorologi :
Discharge/duh mukopurulen
OUE tidak tampak eritema atau edema
Resume
13
Diagnosa
Infeksi gonorrhoe
Diagnosa Banding
Chlamydia
Planning
Planning diagnostik:
Planning terapi:
Nonmedikamentosa:
Medikamentosa:
Prognosis
Baik
14
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Identitas Pasien
Pada kasus ini, pasien Tn. H usia 29 tahun bekerja sebagai pekerja
Pasien datang dengan keluhan perasaan panas dan nyeri pada penis,
sejak 3 minggu yang lalu. Gejala dirasakan terutama saat pasien ereksi,
setelah kencing dan setelah makan makanan yang pedas atau minum
seperti nanah dari saluran kencing. Pasien mengaku dan menduga pernah
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa penularan terjadi
melalui kontak seksual, dimana masa tunas penyakit berkisar antara 2-5 hari
( 1-14 hari). Gejala klinis untuk infeksi pertama yang paling sering dijumpai
pada pria adalah uretritis anterior akuta dan dapat meluas ke proksimal,
Keluhan subyektif berupa rasa gatal dan panas di bagian distal uretra di
kadang-kadang disertai darah, dan disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi.
seperti gejala edema dan eritema di orificium uretra eksterna, namun pada
15
pasien ini tidak didapatkan gejala tersebut, hal ini kemungkinan bisa
Disamping itu juga terkait sistem imun dari host atau pasien yang terinfeksi
3.3 Diagnosis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
sakit waktu ereksi, kencing, serta didapatkan duh pada orifisium eksterna.
3.4 Penatalaksanaan
Pada kasus ini pasien mendapat terapi non farmakologis :
Periksa dan obati pasangan seksual tetapnya bila mungkin.
Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara laboratoris, dan bila
C, dan penyakit infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Hal ini sesuai
16
Pasien juga mendapat terapi medikamentosa berupa Azitromisin 1x500mg
merupakan obat yang bersifat bakterisid dan sebagai pilihan pertama untuk
17
BAB 4
KESIMPULAN
gonorrhoeae –suatu kuman gram negatif, berbentuk biji kopi, letaknya intra
terbukti sembuh secara laboratoris, dan bila tidak dapat menahan diri supaya
menggunakan kondom. Kunjungan ulang pada hari ke-3 dan hari ke-8
18
Daftar Pustaka
disease surveillance 2015, pp. v, 1-2, 17-30 U.S. Department of Health and
30.30.8.
19
8. Wolf, K, Goldsmith, LA, Katz, SI, Gilchrest, BA, Paller, AS, Leffell, DJ
Sexually transmitted diseases, no. 4, chapter 35, pp. 627-645, McGraw Hill.
http://www.icd10data.com/ICD10CM/Codes/A00-B99/A50-A64/A54-
20