Faktor Fisiologis PDF
Faktor Fisiologis PDF
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
pada malam hari (nokturnal). Menurut Lowe dan McConel (1987) sebagian besar
ikan karang bersifat diurnal serta ikan yang bersifat nokturnal biasanya
merupakan ikan karnivora. Menurut Randall et all. (1990), ikan-ikan diurnal
umumnya ikan herbivora yang berwarna cerah yang pada malam hari
bersembunyi di celah-celah batu atau gua-gua kecil dekat permukaan karang serta
ada yang membenamkan diri dalam pasir. Beberapa deskripsi famili ikan karang
menurut Randall et all. (1990) yaitu:
1. Acanthuridae: dikenal sebagai surgeonfish, memakan alga dasar dan memiliki
saluran pencernaan yang panjang; makanan utamanya adalah zooplankton atau
detritus. Surgeonfishes mampu memotong ikan-ikan lain dengan duri tajam
yang berada pada sirip ekornya.
2. Balistidae: golongan triggerfish, karnivora yang hidup soliter pada siang hari,
memakan berbagai jenis invertebrata termasuk moluska yang bercangkang
keras dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan alga atau
zooplankton.
3. Blennidae: biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di terumbu, sebagian
besar spesies penggali dasar yang memakan campuran alga dan invertebrata;
sebagian pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan pada kulit atau sirip
dari ikan-ikan besar, dengan meniru sebagai pembersih.
4. Caesonidae: dikenal sebagai ekor kuning, pada siang hari sering ditemukan
pada gerombolan yang sedang makan zooplankton pada pertengahan perairan
diatas terumbu, sepanjang hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun
merupakan perenang aktif, mereka sering diam untuk menangkap zooplankton
dan biasanya berlindung di terumbu pada malam hari.
5. Centriscidae: berenang dalam posisi tegak lurus dengan moncong kebawah;
memakan zooplankton yang kecil.
6. Chaetodontidae: disebut juga ikan butterfly, umumnya memiliki warna yang
cemerlang, memakan tentakel atau polip karang, invertebrata kecil, telur-telur
ikan lainnya, dan alga berfilamen, beberapa spesies juga pemakan plankton.
7. Ephippidae: bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya kecil, umumnya
omnivora, memakan alga dan invertebrata kecil.
8
15. Sygnathidae: dikenal sebagai kuda laut atau pipefish. Beberapa memiliki
warna yang indah. Umumnya terbatas di perairan dangkal. Memakan
invertebrata dengan menghisap pada moncong pipanya. Jantannya memiliki
kantong eram sebagai tempat penyimpanan telur dan diinkubasikan.
16. Zanclidae: memiliki bentuk seperti Acanthuridae dengan mulut yang tabular
tanpa duri di bagian ekor. Memakan spons juga invertebrata dasar.
Menurut Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi paling erat
dengan lingkungan terumbu karang menjadi tiga golongan utama yaitu :
a. Labroid: Labridae (wrasses), Scaridae (parrot fish), dan Pomacentridae
(damselfishes)
b. Acanthuroid: Achanturidae (surgeonfishes), siganidae (rabbitfishes), dan
Zanclidae (Moorish idols)
c. Chaetodontoid: Chaetodontidae (butterflyfishes) dan Pomachantidae
(angelfishes).
spesies, spesies dengan kebutuhan makanan yang sama tidak akan bersaing
karena memiliki tempat yang berbeda ini disebut dengan seleksi habitat,
kemudian seleksi sumberdaya contohnya ikan karnivora yang menunjukkan
pembagian makanan, dan juga pembagian waktu yaitu aktifitas makan pada
malam hari atau siang hari. Menurut Syakur (2000), beberapa karnivora bersifat
diurnal, aktivitas makannya berlangsung pada siang hari dan beristirahat pada
malam hari, kelompok yang lain adalah kelompok nokturnal, aktivitas makannya
berlangsung pada malam hari.
Keanekaragaman warna ikan-ikan karang berfungsi sebagai kamuflase,
pemberitahuan, dan jebakan. Latar belakang substrat karang dapat dijadikan
kamuflase bagi ikan-ikan karang untuk menghindar dari pemangsanya dan
sebagai jebakan untuk mencari mangsa. Warna ikan-ikan karang yang cerah
mengisyaratkan bahwa ikan tersebut beracun (Nybakken, 1988). Interaksi
mutualistik antar spesies mempengaruhi distribusi dan kelimpahan ikan karang.
interaksi ini dapat terlihat dari beberapa ikan karang yang berfungsi sebagai
pembersih, contohnya Labroides dimidiatus, memakan ektoparasit yang terdapat
di permukaan tubuh dan insang ikan-ikan lain. Interaksi mutualistik yang lain
terjadi antara ikan dan invertebrata contohnya, Amphiprion spp yang berasosiasi
dengan anemon laut. Ikan memperoleh perlindungan dari pemangsanya karena
adanya nematocyst yang terdapat pada tentakel anemon (Wotton, 1992).
Hampir seluruh ikan-ikan karang melalui fase pelagic di awal daur
hidupnya. Setelah satu bulan atau lebih juvenil-juvenil mencapai ukuran tertentu,
juvenil-juvenil akan tinggal di daerah terumbu karang. Apabila ruang di terumbu
karang terbatas, maka kematian dan migrasi ikan-ikan karang akan memberikan
peluang hidup bagi juvenil. Kapan dan dimana ruang tersebut akan tersedia tidak
dapat diperkirakan. Konsekuensi dari mekanisme tersebut adalah perubahan
komposisi spesies dan kelimpahan relatif pada waktu tertentu karena recruitment
(Wotton, 1992).
Fisiografis dasar perairan adalah faktor utama yang menentukan distribusi
dan kelimpahan ikan-ikan karang. Keberadaan ikan-ikan karang sangat
dipengaruhi oleh kesehatan terumbu karang, biasanya ditunjukkan oleh persentase
11
tutupan karang hidup (life coverage) (Aktani, 1990). Distribusi ruang (spatial
distribution) berbagai spesies, bervariasi menurut kondisi alami dasar perairan
(Aktani, 1990).
Karang mempunyai sistem syaraf, jaringan otot dan reproduksi yang telah
berkembang dan berfungsi secara baik. Jaringan syaraf tersebar baik di ektoderma
12
maupun di endoderma serta mesoglea yang dikoordinasi oleh sel junction yaitu sel
khusus yang bertanggung jawab memberikan respon baik terhadap mekanis
maupun kimiawi serta cahaya (Suharsono, 1996). Jaringan otot terdapat diantara
jaringan mesoglea yang bertanggung jawab atas gerakan polip untuk
mengembang atau mengkerut sebagai respon perintah jaringan syaraf (Suharsono,
1996). Jaringan mesentrial filamen berfungsi sebagai otot pencerna yang berisi
sel mucus yang berisi enzim untuk mencerna makanan. Lapisan luar dari jaringan
mesentri filamen dilengkapi sel cilia yang halus (Suharsono, 1996).
Berdasarkan perkembangannya, karang dibagi menjadi dua kelompok
yaitu hermatypic coral dan ahermatypic coral. Hermatypic coral adalah binatang
karang yang dapat membentuk bangunan karang dari kalsium karbonat. Binatang
karang ini bersimbiosis dengan sejenis alga (zooxanthellae) yang hidup di
jaringan (endoderm) polip karang dan melakukan fotosintesis. Hasil samping dari
aktivitas fotosintesis tersebut adalah endapan kapur, kalsium karbonat yang
struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini yang digunakan untuk
menentukan spesies binatang karang (Supriharyono, 2000). Ahermatypic coral
adalah binatang karang yang tidak dapat membentuk bangunan karang.
Suatu jenis karang dari genus yang sama dapat mempunyai bentuk
pertumbuhan (life form) yang berbeda pada suatu lokasi pertumbuhan. Bentuk-
bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh beberapa faktor alam, terutama oleh
intensitas cahaya dan tekanan gelombang. Beberapa bentuk pertumbuhan karang
antara lain:
1. Bentuk bercabang (branching), yang memiliki cabang lebih panjang dari pada
diameternya. Banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas
lereng, terutama yang terlindung atau setengah terbuka, memberikan tempat
perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu.
2. Bentuk padat (massive), yang berbentuk seperti bola dengan ukuran bervariasi,
permukaannya halus dan padat. Biasanya ditemukan di sepanjang tepi terumbu
karang dan bagian atas lereng terumbu dewasa yang belum terganggu atau
rusak. Tinggi dan lebarnya dapat mencapai beberapa meter, memberikan
13
perlindungan yang sangat baik serta berperan sebagai daerah pencarian makan
(feeding ground) bagi ikan dan hewan lain.
3. Bentuk kerak (encrusting), yang tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan
permukaan yang kasar dan keras serta berlubang kecil-kecil. Banyak terdapat
pada lokasi yang terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang
tepi lereng terumbu.
4. Bentuk meja (tabulate), yang menyerupai meja dengan permukaan yang lebar
dan datar. Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu
pada satu sisi membentuk sudut atau datar.
5. Bentuk daun (foliaceous), yang tumbuh dalam bentuk lembaran-lembaran yang
menonjol pada dasar terumbu, berukuran kecil dan membentuk lipatan atau
melingkar. Terutama terdapat pada lereng terumbu dan daerah-daerah yang
terlindung, memberikan perlindungan bagi ikan dan hewan lain.
6. Bentuk jamur (mushroom), yang berbentuk oval dan tampak seperti jamur,
memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat
mulut.
Kelompok Kode
Karang Batu
- Dead Coral (Karang mati) DC
- Dead Coral Algae (Karang dengan penutupan alga) DCA
- Acropora branching ACB
- Acropora encrusting ACE
- Acropora submassive ACS
- Acropora tabulate ACT
- Non Acropora branching CB
- Non Acropora encrusting CE
- Non Acropora foliose CF
- Non Acropora massive CM
- Non Acropora sub massive CS
- Non Acropora mushroom CMR
- Non Acropora millepora CME
- Non Acropora heliopora CHL
Fauna Lain
- Soft coral SC
- Sponges SP
- Zoanthids ZO
- Lain-lain (Acidian, Anemones, Gorgonians, Kimah) OT
Algae
- Algae assemblage AA
- Corraline algae CA
- Halimeda HA
- Turf algae TA
Abiotik
- Sands(pasir) S
- Rubble(pecahan karang) R
- Silt(lumpur) SI
- Water (air) WA
16
b. Interaksi dalam mencari makan, meliputi hubungan antara ikan karang dan
biota yang hidup pada karang termasuk alga.
c. Interaksi tidak langsung sebagai akibat dari struktur karang dan kondisi
hidrologis dan sedimen.
Interaksi beberapa jenis ikan karang terhadap koloni karang disajikan pada
gambar 2 dan 3.
tereduksi. Lendir ini merupakan sumber pakan penting bagi jenis ikan tertentu dan
hewan karang lainnya (Barnes, 1980).
Keberadaan karang merupakan pakan dari beberapa jenis ikan pemakan
karang famili Chaetodontidae, Apogonidae, Balistidae, Labridae dan sekelompok
kecil Scaridae (Gambar 4). Kelompok ikan dari famili Chaetodontidae, Labridae,
dan Scaridae secara langsung memakan jaringan lendir (mucus) yang diproduksi
oleh karang, sedangkan kelompok Acanthurids dan kebanyakan spesies dari famili
Labridae lainnya memakan alga yang tumbuh dalam batuan keras berkapur
(calcareous) (Gambar 5). Pemakan karang sangat bergantung kepada jaringan
hidup karang sebagai pakannya dan hal ini hanya terdapat pada struktur karang
yang masih hidup. Keberadaan karang hidup juga memberikan perlindungan
terhadap invertebrata dan organisme bentik lainnya yang merupakan pakan
beberapa jenis ikan karang (Aktani, 1990).