BATUAN METAMORF
2. Perubahan Tekanan
Penyebab dapat terjadinya perubahan tekanan biasanya juga karena aktivitas vulkanik dan
tektonik.Perubahan tekanan juga dapat terjadi karena bertumpuknya endapan dari jenis batuan
yang sudah ada.
3. Aktivitas kimia
Aktivitas kimia baik fluida atau gas pada jaringan batuan yang sudah ada dapat menjadi
penyebab terbentuknya batuan metamorf karena berperan dalam perubahan komposisi kimianya.
Fluida dan gas aktif yang banyak ditemukan adalah air, karbondioksida, asam hidroklorik, dan
hidroflorik. Biasanya zat kimia ini berperan sebagai katalis yang membentuk dan
menyeimbangkan reaksi kimia.
Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit
poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara umum struktur batuan metamorf dapat
dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).
1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena
adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran
(schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut
(Jacson, 1970).
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
a. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang
dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar.
Batuannya disebut slate (batusabak).
Gambar Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa Pembentukan Struktur
b. Phylitic
struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih
besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut
phyllite (filit)
d. Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk
berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-
mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya
tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.
Struktur Milonitic
d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah
terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai
struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
b. Batu Sabak
Batu sabak merupakan batu yang berasal dari batu serpih, umumnya berwarna abu-abu kehijau-
hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis. Batu ini terbentuk
apabila batu serpih terkena suhu dan tekanan tinggi. Batu ini bisa dijadikan sebagai bahan
kerajinan atau bahan bangunan.
BATU SABAK
BATU GNEIS
d. Batu Sekis
Batu sekis merupakan batu yang umumnya berwarna hitam, hijau dan ungu, mineralnya
umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang
berkilau. Batuan ini terbentuk dari perubahan batuan-batuan yang berubah bentuk pada taraf
menengah. Batu ini dapat digunakan sebagai sumber mika yang utama (komponen penting dalam
industri elektronika).
BATU SEKIS
e. Batu Kuarsit
Batu kuarsit merupakan batu yang umumnya berwarna abu-abu, kekuningan, coklat, atau
merah, sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Batu ini merupakan perubahan dari
batuan pasir yang mendapatkan suhu yang tinggi. Batu ini dapat digunakan sebagai bahan
kerajinan atau pun kontruksi jalan raya.
BATU KUARSIT
f. Batu Milonit
Batu milonit merupakan batuan yang terdapat butir-butir halus, dapat dibelah, berwarna abu-abu,
kehitaman, coklat, atau pun biru. Batu ini terbentuk oleh terbentuknya mineral-mineral yang
mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan awal. Batu ini dapat digunakan sebagai
bahan kerajinan.
BATU MILONIT