Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

PELATIHAN
ASSESSMEN NYERI

DISUSUN OLEH
POKJA PAP

RUMAH SAKIT UMUM BANJAR PATROMAN


2019
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap orang pernah mengalami nyeri dan pengalaman nyeri setiap orang berbeda-
beda. Sebagian besar pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri dengan
penyebab yang berbeda-beda.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meninkatkan mutu pelayanan di RSU Banjar Patroman dalam menangani
kasus nyeri di lungkungan RSU Banjar Patroman.

2. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang nyeri
2) Mampu menangani nyeri yang dialami pasien
3) Peserta dapat melakukan assessmen nyeri.

3. Waktu Dan Tempat


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Tanggal : 20-21 April 2019
Waktu : 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Aula Lantai 2 RSU Banjar Patroman

II. METODA
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Praktek

III. PESERTA
Peserta pelatihan terdiri dari :
Jumlah peserta : 82 orang
Nara Sumber : 4 orang
Panitia : 7 orang
Jumlah : 93 orang

IV. SUSUNAN PANITIA


Ketua : Dr. Ricky Taufiqurrohman
Sekertaris : Hendarman, AMK
Bendahara : Fitriah
Seksi Peralatan : Iik Ikdasul M
Seksi Acara : Dodo Solihin

V. PERLENGKAPAN
Perlengkapan Penunjang Pelatihan.
 Infocus
 Laptop
 Layar
VI. MATERI
Materi Terlampir
VII. JADWAL ACARA
Jadwal acara terlampir
VIII. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Pelaksanaan Pelatihan Nyeri di RSU Banjar Patroman dilaksanakan 1 hari dengan
rincian biaya sebagai berikut :
JML
NO UNIT COST VOLUME SATUAN PESERTA JUMLAH HARGA TOTAL
1 2 3 4 5 6 (3X5) 7 8
A SEKERTARIAT
Foto copy materi 30 Lembar 125 3750 250 937.500
Cetak Sertifikat 1 Lembar 125 125 7.000 875.000
JUMLAH
B AKOMODASI
Snack 1 box 93 93 15.000 1.905.000
C PUBLIKASI
Spanduk/Banner 1 Buah 1 175.000 175.000
JUMLAH TOTAL 3.892.500

Demikian proposal ini kami ajukan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Mengetahui, Banjar, 8 April 2019


DIKLAT Ketua Panitia
RSU Banjar Patroman, RSU Banjar Patroman,

Irfan Fahmi, SE Dr. Ricky Taufiqurrohman


LAMPIRAN 1 DAFTAR PESERTA

1 Desi Arisandi, S. Kep Ners HCU (perawat)


2 Kusmawan, S.Kep., Ners HCU (perawat)
3 Novi Laeli Faizah, S.Kep.,Ners HCU (perawat)
4 Neni Nur'aeni, S. Kep Ners HCU (perawat)
5 Siti Haryani, S.Kep.,Ners HCU (perawat)
6 Iwan Suriatna, S.Kep. Ners HCU (perawat)
7 Ratna Nursyarifah, S.Kep., Ners HCU (perawat)
8 Dwi Widyawati, Amk HCU (perawat)
9 Elis Famawati, S.Kep.,Ners HCU (perawat) Koord
10 Deny Ajie Kurnia Hemodialisa (Administrasi)
11 Burhanudin, SKM Hemodialisa (Koordinator)
12 Ina Mulyani Yanuar, Amd. Kep Hemodialisa (Perawat)
13 Fitri Sri Handayani, Amd.Kep Hemodialisa (Perawat)
14 Gusti Abi Sofyan Hemodialisa (Perawat)
15 Hendarman, Amd.Kep Hemodialisa (Perawat)
16 Hendra Primayadi, S.Kep Hemodialisa (Perawat)
17 Rinrin Oktaviani, S.Kep., Ners Hemodialisa (Perawat)
18 Jepi Julianto, Amd.Kep Hemodialisa (Perawat)
19 Peri Sukmayadi, Amd.Kep IBS (Perawat OK)
20 Iik Ikdasul Ma'arf, S. Kep., Ners IGD / Perawat Koord
21 Agi Ginanjar, S.Kep.,Ners IGD / Perawat
22 Arika Hidayat, .S.Kep.,Ners IGD / Perawat
23 Opi Nurohmatin, Amd. Kep IGD / Perawat
24 Asis Royani S. Kep.,Ners IGD / Perawat
25 Amalia Budiarsih, S.Kep.,Ners IGD/Perawat
26 Hoeri Ahmad Fauzi Aghusni, S.Kep., Ners IGD / Perawat
27 Raden Taufik Muhamad Rahman, Amd.Kep IGD / Perawat
28 Faisal Furqon, Amd.Kep IGD / Perawat
29 Renitya Febriyanty, S. Kep Perawat Poliklinik
30 Kartika Sri Jayanti, S. St Perawat Poliklinik
31 Ade Irman Perawat Poliklinik
32 Tia Damayanti Perawat Poliklinik
33 Meri Nur Fahmi, S. Kep Perawat Poliklinik
34 Dian Mardiana, S.Kep.,Ners RANAP 1 (perawat)
35 Fikri Wulandari, S.Kep.Ners RANAP 1 (perawat)
36 Mahmud Fatihan, S.Kep.Ners RANAP 1 (perawat) (Koord)
37 Ima Lisnawati, Amd.Kep RANAP 1 (perawat)
38 Imam Nawawi, S. Kep Ners RANAP 1 (perawat)
39 Lia Suminarti Rahayu, S. Kep Ners RANAP 1 (perawat)
40 Lisma Ismaya, Amd.Kep RANAP 1 (perawat)
41 Opan Sopandi, S.Kep.Ners RANAP 1 (perawat)
42 Anti Haryanti, S. Kep., Ners RANAP 1 (perawat) Pengganti
43 Nuraeni, S. Kep., Ners RANAP 1 (perawat) Pengganti
44 Alintia Aqmarina, S.Kep.,Ners RANAP 2 (perawat)
45 Setiana, S.Kep.Ners RANAP 2 (perawat) Koord
46 Yuli Rahmawati RANAP 2 (perawat)
47 Gini Timor Nurmalasari, Amd.Kep RANAP 2 (perawat)
48 Ipah Sri Rahayu, S.Kep.,Ners RANAP 2 (perawat)
49 Arif Raihanudin Anwar S.Kep.,Ners RANAP 3 (perawat)
50 Elin Herlina, Amd.Kep RANAP 3 (perawat)
51 Ida Heryani, S.Kep.Ners RANAP 3 (perawat)
52 Astuti, S. Kep., Ners RANAP 3 (perawat)
53 Ika Destikasari, Amk RANAP 3 (perawat) Koord
54 Mira Sari Pujianti, Amd.Kep RANAP 3 (perawat)
55 Reni Kurniasari, S.Kep.,Ners RANAP 3 (perawat)
56 Rina Letnawati, S.Kep., Ners RANAP 3 (perawat)
57 Siti Rohmah, S.Kep.,Ners RANAP 3 (perawat)
58 Warel Vamia, S.Kep.,Ners RANAP 3 (perawat)
59 Siska Dewi Roslani, dr. Sp. Pd Dokter Spesialis
60 Muhammad Teguh, dr. Sp. An Dokter Spesialis
61 Juliawan Perminanto, dr. Sp. B, M.Si. Med Dokter Spesialis
62 Julian Karundeng, dr. Sp. Pd Dokter Spesialis
63 Dennis Fachmi Ardiansyah, dr. Sp. Og Dokter Spesialis
64 dr Fuad Hanif. Sp,S Dokter Spesialis
65 H. Dikdik Suparman, dr. Sp. S Dokter Spesialis
66 Nia Andriani, dr. Sp. A Dokter Spesialis
67 dr. Rety Sugiarti, Sp. M Dokter Spesialis
68 Tri Ayu Nurnaida, dr Dokter Umum
69 Bayu Anggara Hatami, dr Dokter Umum
70 Ricky Taufiqurrohman, dr Dokter Umum
71 Syamsul Jamail, dr Dokter Umum
72 Rida Nengsih, dr Dokter Umum
73 Andika Khalifah Ardi D. A, dr Dokter Umum
74 Ayu Stiarini, dr Dokter Umum
75 Egi Dwi Satria, dr Dokter Umum
76 Adhitya Rizky Pratama, dr Dokter Umum
77 Pevy Astrie Pratista, dr Dokter Umum
78 Robiyanto, drg Dokter Gigi
79 Eka Lina Liandri, drg Dokter Gigi
80 Abdul Hamid, dr. Sp. B Dokter Spesialis
81 Wintia Intan Prihitani Poliklinik
82 Anisa Destriana
LAMPIRAN 2 MATERI

ASSESSMEN NYERI

Asesmen nyeri menggunakan PQRST


P : Provoke (pencetus,faktor yang mempengaruhi gawat / tidaknya, atau berat ringannya
nyeri).
Q : Quality /kualitas, apakah nyeri seperti tertusuk, tertindih beban, tajam, tumpul, terbakar ?.
R : Region (daerah, area perjalanan nyeri).
S : Severity (keparahan, skala nyeri, diukur sesuai dengan tingkat usia dan kondisi/kesadaran
pasien).
T : Timing (waktu, durasi atau lama waktu serangan).

Penilaian skala nyeri dapat menggunakan :


a. Asesmen Numeric Rating Scale
1) Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
2) Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
a) 0 = tidak nyeri.
b) 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari).
c) 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari).
d) 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari).

Numeric Rating Scale3

b. Wong Baker FACES Pain Scale


1) Indikasi: Pada pasien(dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan
intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen.
2) Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri
a) 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali.
b) 2 – 3 = sedikit nyeri.
c) 4 – 5 = cukup nyeri.
d) 6 – 7 = lumayan nyeri.
e) 8 – 9 = sangat nyeri.
f) 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan).

Wong Baker FACES Pain Scale

c. Asesmen nyeri NIPS (Neonatal Infant Pain Score)


1) Indikasi : Digunakan pada bayi dibawah usia 28 hari.
2) Instruksi : Dilakukan pada semua bayi yang mengalami prosedur menyakitkan, skor
lebih dari 3 mengindikasikan adanya nyeri.
Observasi dilakukan setiap shift pada saat pengukuran tanda-tanda vital.

NO KATEGORI SKOR
1 EKSPRESI WAJAH
 Otot wajah relax, ekspresi neutral 0
 Otot wajah tegang, alias berkerut, rahang dagu mengunci 1

2 TANGISAN
 Tenang, tidak menangis 0
 Mengeran, sebentar sebentar menangis 1
 Terus menerus menangis, menangis kencang, melengking 2
(Note: nangis diam dapat dimaksukan dalam skor ini jika
bayi terintubasi dengan dasar penilaiannya pergerakan
mulut dan wajah)
3 POLA NAFAS
 Relax, nafas reguler 0
 Pola nafas berubah : tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, 1
menahan nafas
4 TANGAN
 Relax, otot-otot tangan tidak kaku, kadang-kadang tangan 0
bergerak tidak beraturan
 Flexi/ extensi yang kaku, meluruskan tangan tapi dengan 1
cepat melakukan flexi/ekstensi yang kaku
5 KAKI
 Relax, otot-otot kaki tidak kaku, kadang-kadang kaki 0
bergerak tidak beraturan
 Flexi/ ekstensi yang kaku, meluruskan kaki tapi dengan 1
cepat melakukan fleksi/ ekstensi yang kaku
6 KESADARAN
 Tidur pulas/ cepat bangun, alert dan tenang 0
 Rewel, gelisah dan meronta-ronta 1
Nilai total skor 1-7 ..../7

d. SKALA FLACC UNTUK ANAK < 3 TAHUN YANG BELUM DAPAT


BERKOMUNIKASI, TIDAK DALAM PENGARUH SEDASI.

Pengkajian 0 1 2 NILAI
Wajah Tersenyum/ tidak ada Terkadang meringis/ Sering menggetarkan dagu
ekspresi khusus Menarik diri. dan mengatupkan rahang.
Kaki Gerakan Normal/ Tidak tenang/ tegang Kaki di buat menendang/
relaksasi menarik diri.
Aktifitas Tidur, posisi normal, Gerakan menggeliat, Melengkungkan punggung/
mudah bergerak berguling, kaku. kaku/ menghentak.
Menangis Tidak menangis Mengerang, Menangis terus menerus,
(bangun/ tidur) merengek-rengek. terhisak, menjerit.
Bersuara Bersuara normal, Tenang bila dipeluk, Sulit untuk menenangkan.
tenang. di gendong atau diajak
bicara.
TOTAL SCORE
SKALA 0 : Nyaman; 1-3 : Kurang Nyaman; 4-6 : Nyeri Sedang; 7-10 : Nyeri Berat
e. Critical Care Pain Observation Tool (CPOT)
1) Indikasi : Pada pasien ICU/ICCU/HCU yang tidak diintubasi (ekstubasi pasien) atau
dalam ventilator (intubasi pasien) kecuali neonates.
2) Instruksi :
a) Score 0 = tidak nyeri.
b) Score 1 = nyeri ringan.
c) Score 2 = nyeri sedang.
d) Score 3 = nyeri berat
e) Score ≥ 3= nyeri sangat berat

NO KATEGORI SKOR
1 EKSPRESI WAJAH
Relaks, neutral Tak tampak ketegangan/kontraksi otot wajah 0
Tegang Terlihat tegang, dahi mengkerut, alis mata 1
menurun,area sekitar mata mengencang atau
perubahan lain (seperti membuka mata atau
menangis selama prosedur menyakitkan
dilakukan)
Menangis Semua gerakan diatas ditambah kelompak mata 2
menutup rapat, (biasanya pasien membuka mulut
atau menggigit ETT saat prosedur yang
menyakitkan dilakukan)
2 GERAKAN TUBUH
Tidak ada pergerakan atau Tidak bergerak sama sekali(hal ini tidak berarti 0
posisi normal pasien tidak merasa sakit) atau posisi normal
pergerakan tidak dilakukan untuk merespon
rangsang nyeri atau membuat pasien melindungi
dirinya.
Perlindungan Gerakan lambat berusaha menyentuh atau 1
menggosok daerah nyeri mencari perhatian
melalui gerakan
Gelisah/ agitasi Menarik tabung atau mencabut gelang, berusaha 2
duduk, menggerakan kaki atau meronta-ronta,
tidak mengikuti perintah, menyerang petugas,
berusaha keluar dari tempat tidur
3 MENGIKUTI VENTILATOR (INTUBASI PASIEN)
Ventilator toleransi terhadap Alarm tidak berbunyi, ventilator lancar 0
pergerakan
Batuk tapi masih toleransi Batuk, alarm bunyi tapi berhenti sendiri 1
Melawan ventilator Asinkron, ventilator terhambat, alarm sering 2
bunyi
VOKALISASI (EKSTUBASI PASIEN)
Bicara secara normal Bicara secara normal atau tidak bersuara 0
Mengeluh/ meregang Mengeluh atau meregang 1
Menangis/ berteriak Menangis kencang atau berteriak 2
4 KETEGANGAN OTOT
(dengan cara mengevaluasi pada saat melakukan fleksi atau ekstensi pasif
ekstremitas atas disaat pasien istirahat atau dipindahposisikan /MIKA MIKI)
Relax Tidak melawan terhadap pergerakan pasif 0
Tegang, kaku Ada perlawanan terhadap pergerakan pasif 1

Sangat tegang, kaku Melawan sangat kuat terhadap pergerakan pasif 2

Nilai total skor 1-8 …/8

f. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi sedang, asesmen
dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh
atau verbal akan rasa nyeri.
g. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
1) Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik
pada pasien.
2) Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri,
setiap empat jam (pada pasien yang sadar/ bangun), pasien yang menjalani
prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari
rumah sakit.
3) Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap
5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena.
4) Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1 jam setelah
pemberian obat nyeri.
h. Derajat nyeri yang meningkat hebat secara tiba-tiba, terutama bila sampai menimbulkan
perubahan tanda vital, merupakan tanda adanya diagnosis medis atau bedah yang baru
(misalnya komplikasi pasca-pembedahan, nyeri neuropatik).

TATA LAKSANA NYERI


A. TATA LAKSANA NYERI SESUAI SKALA NYERI
Skala 0-3 : Dilaksanakan oleh perawat dengan melakukan tindakan non farmakologis.
Skala 4-6 : Dilaksanakan oleh dokter umum atau dokter DPJP (kolaborasi dengan dokter jaga
hanya apabila diluar jam kerja).
Skala 7-8 : Dilaksanakan oleh dokter DPJP.
Skala 9-10 : Konsul dengan Tim Nyeri Rumah Sakit.

Untuk menghubungi tim nyeri, perawat bangsal terlebih dahulu menghubungi dokter jaga.
Selanjutnya dokter jaga bangsal / ICU yang menghubungi tim nyeri rumah sakit.

B. TATA LAKSANA NYERI NON-FARMAKOLOGI


1. Berikan heat / cold pack.
2. Lakukan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien.
3. Latihan Distraksi dan Relaksasi.

Metode Distraksi
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada hal hal lain
sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami
1. Distraksi visual
a. Membaca/menonton TV.
b. Menonton pertandingan.
2. Distraksi Auditori
a. Humor.
b. Mendengar musik.
3. Distraksi Taktil
a. Bernafas perlahan dan berirama.
b. Masase.
c. Memegang mainan.
4. Distraksi Intelektual
a. Teka-teki silang.
b. Permainan kartu.
c. Hobi (menulis cerita).

Metode relaksasi
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis.
Rileks sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan, sehingga mencegah
menghematnya stimulus nyeri. Tiga hal utama yang dibutuhkan dalam teknik relaksasi :
a. Posisi klien
b. Pikiran sehat
c. Lingkungan yang tenang
PROSEDUR TINDAKAN METODE RELAKSASI:
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melihat data nyeri yang lalu
b. Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan oleh perawat
c. Mengkaji program terapi yang diberikan oleh dokter
2. Tahap Orientasi
a. Menyapa dan menyebut nama pasien
b. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar rileks dan tempat yang paling disukai
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur
d. Menayakan persetujuan dan kesiapan pasien
3. Tahap Interaksi
a. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien (duduk / berbaring)
b. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman
c. Meminta pasien memejamkan mata
d. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien pada kedua kakinya untuk dirilekskan,
kemndorkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan pasien untuk merasakan relaksasi kedua
kaki pasien
e. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-
otot kedua tangannya, meminta pasien untuk merasakan relaksasi keduaanya
f. Memindahkan focus pikiran pasien pada bagian tubuhnya, memerintahkan pasien untuk
merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang sampai ke otot bahu, meminta
pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien
g. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot muka menjadi rileks
h. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat jalan nafas
i. Membawa alam pikiran pasien menuju ketempat yang menyenangkan pasien
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri, ekspresi)
b. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik relaksasi ini, bila pasien merasakan nyeri
c. Berpamitan pada pasien
d. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien dalam catatan perawatan

Anda mungkin juga menyukai