PELATIHAN
ASSESSMEN NYERI
DISUSUN OLEH
POKJA PAP
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang pernah mengalami nyeri dan pengalaman nyeri setiap orang berbeda-
beda. Sebagian besar pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri dengan
penyebab yang berbeda-beda.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meninkatkan mutu pelayanan di RSU Banjar Patroman dalam menangani
kasus nyeri di lungkungan RSU Banjar Patroman.
2. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang nyeri
2) Mampu menangani nyeri yang dialami pasien
3) Peserta dapat melakukan assessmen nyeri.
II. METODA
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Praktek
III. PESERTA
Peserta pelatihan terdiri dari :
Jumlah peserta : 82 orang
Nara Sumber : 4 orang
Panitia : 7 orang
Jumlah : 93 orang
V. PERLENGKAPAN
Perlengkapan Penunjang Pelatihan.
Infocus
Laptop
Layar
VI. MATERI
Materi Terlampir
VII. JADWAL ACARA
Jadwal acara terlampir
VIII. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Pelaksanaan Pelatihan Nyeri di RSU Banjar Patroman dilaksanakan 1 hari dengan
rincian biaya sebagai berikut :
JML
NO UNIT COST VOLUME SATUAN PESERTA JUMLAH HARGA TOTAL
1 2 3 4 5 6 (3X5) 7 8
A SEKERTARIAT
Foto copy materi 30 Lembar 125 3750 250 937.500
Cetak Sertifikat 1 Lembar 125 125 7.000 875.000
JUMLAH
B AKOMODASI
Snack 1 box 93 93 15.000 1.905.000
C PUBLIKASI
Spanduk/Banner 1 Buah 1 175.000 175.000
JUMLAH TOTAL 3.892.500
Demikian proposal ini kami ajukan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
ASSESSMEN NYERI
NO KATEGORI SKOR
1 EKSPRESI WAJAH
Otot wajah relax, ekspresi neutral 0
Otot wajah tegang, alias berkerut, rahang dagu mengunci 1
2 TANGISAN
Tenang, tidak menangis 0
Mengeran, sebentar sebentar menangis 1
Terus menerus menangis, menangis kencang, melengking 2
(Note: nangis diam dapat dimaksukan dalam skor ini jika
bayi terintubasi dengan dasar penilaiannya pergerakan
mulut dan wajah)
3 POLA NAFAS
Relax, nafas reguler 0
Pola nafas berubah : tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, 1
menahan nafas
4 TANGAN
Relax, otot-otot tangan tidak kaku, kadang-kadang tangan 0
bergerak tidak beraturan
Flexi/ extensi yang kaku, meluruskan tangan tapi dengan 1
cepat melakukan flexi/ekstensi yang kaku
5 KAKI
Relax, otot-otot kaki tidak kaku, kadang-kadang kaki 0
bergerak tidak beraturan
Flexi/ ekstensi yang kaku, meluruskan kaki tapi dengan 1
cepat melakukan fleksi/ ekstensi yang kaku
6 KESADARAN
Tidur pulas/ cepat bangun, alert dan tenang 0
Rewel, gelisah dan meronta-ronta 1
Nilai total skor 1-7 ..../7
Pengkajian 0 1 2 NILAI
Wajah Tersenyum/ tidak ada Terkadang meringis/ Sering menggetarkan dagu
ekspresi khusus Menarik diri. dan mengatupkan rahang.
Kaki Gerakan Normal/ Tidak tenang/ tegang Kaki di buat menendang/
relaksasi menarik diri.
Aktifitas Tidur, posisi normal, Gerakan menggeliat, Melengkungkan punggung/
mudah bergerak berguling, kaku. kaku/ menghentak.
Menangis Tidak menangis Mengerang, Menangis terus menerus,
(bangun/ tidur) merengek-rengek. terhisak, menjerit.
Bersuara Bersuara normal, Tenang bila dipeluk, Sulit untuk menenangkan.
tenang. di gendong atau diajak
bicara.
TOTAL SCORE
SKALA 0 : Nyaman; 1-3 : Kurang Nyaman; 4-6 : Nyeri Sedang; 7-10 : Nyeri Berat
e. Critical Care Pain Observation Tool (CPOT)
1) Indikasi : Pada pasien ICU/ICCU/HCU yang tidak diintubasi (ekstubasi pasien) atau
dalam ventilator (intubasi pasien) kecuali neonates.
2) Instruksi :
a) Score 0 = tidak nyeri.
b) Score 1 = nyeri ringan.
c) Score 2 = nyeri sedang.
d) Score 3 = nyeri berat
e) Score ≥ 3= nyeri sangat berat
NO KATEGORI SKOR
1 EKSPRESI WAJAH
Relaks, neutral Tak tampak ketegangan/kontraksi otot wajah 0
Tegang Terlihat tegang, dahi mengkerut, alis mata 1
menurun,area sekitar mata mengencang atau
perubahan lain (seperti membuka mata atau
menangis selama prosedur menyakitkan
dilakukan)
Menangis Semua gerakan diatas ditambah kelompak mata 2
menutup rapat, (biasanya pasien membuka mulut
atau menggigit ETT saat prosedur yang
menyakitkan dilakukan)
2 GERAKAN TUBUH
Tidak ada pergerakan atau Tidak bergerak sama sekali(hal ini tidak berarti 0
posisi normal pasien tidak merasa sakit) atau posisi normal
pergerakan tidak dilakukan untuk merespon
rangsang nyeri atau membuat pasien melindungi
dirinya.
Perlindungan Gerakan lambat berusaha menyentuh atau 1
menggosok daerah nyeri mencari perhatian
melalui gerakan
Gelisah/ agitasi Menarik tabung atau mencabut gelang, berusaha 2
duduk, menggerakan kaki atau meronta-ronta,
tidak mengikuti perintah, menyerang petugas,
berusaha keluar dari tempat tidur
3 MENGIKUTI VENTILATOR (INTUBASI PASIEN)
Ventilator toleransi terhadap Alarm tidak berbunyi, ventilator lancar 0
pergerakan
Batuk tapi masih toleransi Batuk, alarm bunyi tapi berhenti sendiri 1
Melawan ventilator Asinkron, ventilator terhambat, alarm sering 2
bunyi
VOKALISASI (EKSTUBASI PASIEN)
Bicara secara normal Bicara secara normal atau tidak bersuara 0
Mengeluh/ meregang Mengeluh atau meregang 1
Menangis/ berteriak Menangis kencang atau berteriak 2
4 KETEGANGAN OTOT
(dengan cara mengevaluasi pada saat melakukan fleksi atau ekstensi pasif
ekstremitas atas disaat pasien istirahat atau dipindahposisikan /MIKA MIKI)
Relax Tidak melawan terhadap pergerakan pasif 0
Tegang, kaku Ada perlawanan terhadap pergerakan pasif 1
f. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi sedang, asesmen
dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh
atau verbal akan rasa nyeri.
g. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
1) Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik
pada pasien.
2) Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri,
setiap empat jam (pada pasien yang sadar/ bangun), pasien yang menjalani
prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari
rumah sakit.
3) Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap
5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena.
4) Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1 jam setelah
pemberian obat nyeri.
h. Derajat nyeri yang meningkat hebat secara tiba-tiba, terutama bila sampai menimbulkan
perubahan tanda vital, merupakan tanda adanya diagnosis medis atau bedah yang baru
(misalnya komplikasi pasca-pembedahan, nyeri neuropatik).
Untuk menghubungi tim nyeri, perawat bangsal terlebih dahulu menghubungi dokter jaga.
Selanjutnya dokter jaga bangsal / ICU yang menghubungi tim nyeri rumah sakit.
Metode Distraksi
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada hal hal lain
sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami
1. Distraksi visual
a. Membaca/menonton TV.
b. Menonton pertandingan.
2. Distraksi Auditori
a. Humor.
b. Mendengar musik.
3. Distraksi Taktil
a. Bernafas perlahan dan berirama.
b. Masase.
c. Memegang mainan.
4. Distraksi Intelektual
a. Teka-teki silang.
b. Permainan kartu.
c. Hobi (menulis cerita).
Metode relaksasi
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis.
Rileks sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan, sehingga mencegah
menghematnya stimulus nyeri. Tiga hal utama yang dibutuhkan dalam teknik relaksasi :
a. Posisi klien
b. Pikiran sehat
c. Lingkungan yang tenang
PROSEDUR TINDAKAN METODE RELAKSASI:
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melihat data nyeri yang lalu
b. Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan oleh perawat
c. Mengkaji program terapi yang diberikan oleh dokter
2. Tahap Orientasi
a. Menyapa dan menyebut nama pasien
b. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar rileks dan tempat yang paling disukai
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur
d. Menayakan persetujuan dan kesiapan pasien
3. Tahap Interaksi
a. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien (duduk / berbaring)
b. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman
c. Meminta pasien memejamkan mata
d. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien pada kedua kakinya untuk dirilekskan,
kemndorkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan pasien untuk merasakan relaksasi kedua
kaki pasien
e. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-
otot kedua tangannya, meminta pasien untuk merasakan relaksasi keduaanya
f. Memindahkan focus pikiran pasien pada bagian tubuhnya, memerintahkan pasien untuk
merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang sampai ke otot bahu, meminta
pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien
g. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot muka menjadi rileks
h. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat jalan nafas
i. Membawa alam pikiran pasien menuju ketempat yang menyenangkan pasien
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri, ekspresi)
b. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik relaksasi ini, bila pasien merasakan nyeri
c. Berpamitan pada pasien
d. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien dalam catatan perawatan