FUNDAMENTAL PROSES

REVERSE OSMOSIS
 Pressure Driven Membrane Processes

 Osmosis dan Reverse Osmosis

 Basic Term & Terminologi

 Model Perpindahan Massa

 Kinerja Membran dan Parameter Proses

2
PROSES-PROSES MEMBRAN

Membran RO < 0,0001 mikron, mampu

menyaring garam dan komponen lainnya
3
 Osmosis
Proses alamiah air mengalir melalui membran semipermeable
dari larutan konsentrasi rendah (TDS rendah) ke larutan
konsentrasi tinggi (TDS tinggi).
Perpindahan air terjadi karena perbedaan tekanan osmotik

Membran Membran
Semipermeable Semipermeable

4
 Reverse Osmosis
Reverse Osmosis : air berpindah secara paksa dari konsentrasi tinggi
(TDS tinggi) ke konsentrasi rendah (TDS rendah) jika tekanan hidrostatik
pada larutan konsentrasi tinggi lebih besar daripada tekanan osmotiknya

Membran P>π
Semi-permeable

Pompa yang digunakan harus

mampu menghasilkan tekanan
hidrostatik lebih besar daripada
tekanan osmotik umpan :
 Performance yang ditargetkan
 Parameter proses

5
 Tekanan Osmotik
Termodinamika :

ln( x w )
R.T
π =−
Vb
 Tekanan osmotik meningkat
R = konstanta gas dengan kenaikan temperatur
T = temperatur  Tekanan osmotik meningkat
Vb = volume molar air dengan kenaikan kandungan zat
xw = fraksi mol air terlarut (Total Dissolved Solids)

 Sebagai acuan, kenaikan konsentrasi garam (TDS) 1000

mg/L, akan meningkatkan tekanan osmotik sekitar 11 psi
 Dampak perubahan temperatur tehadap tekanan osmotik
lebih kecil dibandingkan terhadap viskositas dan difusivitas

6
 Tekanan Osmotik

Tekanan osm osis (bar) 30

25

20

15

10

0
0 10000 20000 30000
Konsentrasi garam (m g/L)

7
 Dead-End VS Cross-Flow

Filtrasi Cross-flow : dua aliran effluent dari

satu aliran influent, permeat & konsentrat
 Ultrafiltrasi
 Reverse Osmosis

Filtrasi Dead-end : satu aliran

effluent dari satu aliran influent
 Sand Filter
 GAC Filter
 Ultrafiltrasi
Untuk mengatur tekanan operasi
dan laju alir permeat
8
1. System Flow Rating
2. Recovery
3. Rejeksi / Salt P assage
4. Fluks
5. Fouling
6. Scaling
7. Silt Density Index
8. Langelier Saturation Index (LSI)
9. Beta
9
1 System Flow Rating
 Flow Rating sebuah sistem RO didasarkan pada flow rate
produk (permeate)

 Jika sebuah sistem RO dinyatakan memiliki flow rating

(kapasitas) 150 m3/jam artinya dapat menghasilkan
produk (permeate) 150 m3/jam

 Flow rate umpan (feed) dan Buangan (reject / brine /

concentratre) dihitung berdasarkan flow rate produk &
prosentase recovery

 Flow rate produk =  Flow rate umpan = 150

150 m3/jam m3/jam : 0,75 = 200 m3/jam

 Proses recovery =  Flow rate buangan = 200 – 150

75% = 50 m3/jam

10
2 Recovery
% Recovery = (flow rate permeat / flow rate umpan) * 100%

Faktor pemekatan sebagai

fungsi recovery
Konsentrasi buangan dan produk
Recovery (%) Concentration
Factor
sebagai fungsi recovery

50 2
2 ppm 4 8
Konsentrasi produk
66 ~3
75 4 98% Rejeksi membran
80 5
83 6 Konsentrasi umpan
/ buangan 100 ppm 200 400
87.5 8
Recovery 0% 50 % 75 %

11
3 Rejeksi Solut
% Rejeksi = [(Cf – Cp) / Cf] * 100% % Salt Passage =
100 - % Rejeksi
Species Rejection (%)
Sodium 92 – 98 Species Rejection (%)
Calcium 93 – 99+ Mercury 94 - 97
Magnesium 93 – 98 Hardness 93 – 96
Potassium 92 – 96 Chloride 92 – 98
Iron 96 – 98 Bicarbonate 96 – 99
Manganese 96 – 98 Sulfate 96 – 99+
Aluminium 96 – 98 Fluoride 92 – 95
Ammonium* 80 – 90 Silicate 92 – 95
Copper 96 – 99 Phosphate 96 – 98
Nickel 96 – 98 Bromide 90 – 95
Zinc 96 – 98 Borate 30 – 50
Silver 93 - 96 Chromate 85 – 95
Cyanide 90 – 99+
12
4 Flux
Flux yang direkomendasikan tergantung pada sumber air baku
dan silt density index (SDI),
Feed Water Source SDI Recommended Flux, gfd (lmh) *

RO Permeate <1 21 – 25 (36 – 42)

Well Water <3 14 – 16 (24 – 27)

Surface Supply <3 12 – 14 (20 – 24)

Surface Supply <5 10 – 12 (17 – 20)

Secondary Municipal Effluent – <3 10 – 14 (17 – 24)

Microfiltration Pretreatment**

Secondary Municipal Effluent – <5 8 -12 (14 – 20)

Conventional Pretreatment

* Elemen 8-inch diameter, brackish water

**Microfiltration pore size < 0.5 microns
13
5 Fouling
Guidelines kualitas air umpan untuk meminimalkan
fouling pada membran RO
Species Measure Value
Suspended Solids Turbidity < 1 NTU
Colloids SDI <5
Microbes Dip Slides < 1,000 CFU/ml*
Organics TOC Concentration < 3 ppm
Color Color Units < 3 APHA
Metals: iron, manganese,
Concentration < 0.05 ppm
aluminum
Hydrogen sulfide Concentration < 0.1 ppm

* Pada aliran konsentrat RO

14
6 Scaling
Guidelines kualitas air umpan untuk meminimalkan
scaling pada membran RO
Species Measure Value

Silica (Soluble) ppm 200*

Barium, Strontium ppm <0.05
Calcium LSI <0**

* Pada aliran reject RO

** Bisa sampai 2,0 – 2,5 jika ada penambahan antiscalant

Ion product IP = [cation]a[anion]b

IP > Ksp
Solubility product
Ksp = [cation]a[anion]b
at saturation:
15
 7 Silt Density Index
Menghitung SDI (note that SDI is
Alat pengukuran Silt density index
unit-less):

1 – t0/tn
SDIn = X 100
n

Where:
n = total run time, 15 minutes
t0 = time to collect 500 ml of influent
water at time = 0, in seconds
tn = time to collect 500 ml of influent
water at time = n (15 min), in
seconds

16
8 Langelier Saturation Index (LSI)

Perhitungan Langelier Saturation Index

LSI = pH - pHa

pHa= (9.30+A+B) – (C+D)

LSI Kondisi
3,0 Potensi scaling sangat ekstrim
2,0 Potensi scaling sangat tinggi
1,0 Potensi scaling tinggi
0,5 Potensi scaling sedang
0,2 Potensi scaling ringan
0,0 Stable water (no scale)
-0,2 No scale, kerak cenderung sedikit larut
17
 Solution-Diffusion Model
Fluks air melalui membran berbanding lurus dengan beda
tekanan efektif antara dua sisi membran

Jw = A (ΔP- ΔΠ)

Pin (Pin + Pout)

Pp ΔP = - Pp
Π in
Πp 2
Pout
Π out (Πin + Πout)
ΔΠ = - Πp
2
Jw = fluks air
A = koefisien permeabilitas air
ΔP = tekanan netto
ΔΠ = tekanan osmotik netto
18
 Solution-Diffusion Model
Fluks solut melalui membran RO berbanding lurus dengan
beda konsentrasi solut efektif antara dua sisi membran

Js = K (CA2-CA3)
Js = Fluks garam

K = koefisien permeabilitas garam

CA = konsentrasi molar garam

Subscripts:

2 = pada boundary layer

3 = pada permeat

19
 Kinerja Membran

Parameter kinerja suatu sistem RO

laju alir volumetrik permeat
Fluks permeat
per satuan luas membran

Rejeksi solut kemampuan suatu membran

untuk menahan solut

 Besarnya fluks yang dipilih oleh seorang desainer sistem RO

biasanya didasarkan pada jenis air umpan yang akan diolah
 Rejeksi membran terhadap komponen tetentu :

Rejeksi = [(CF,i – CP,i)/CF,i] x 100%

CF,i = konsentrasi komponen i dalam umpan

CP,i = konsentrasi komponen i dalam permeat 20
 Parameter Proses

Fluks permeat dan rejeksi yang dihasilkan

suatu sistem RO bergantung pada :

 Tekanan

 Temperatur

 Recovery

 Konsentrasi dan komposisi solut

 pH

21
 Pressure
Water flux meningkat
proporsional terhadap
tekanan operasi

Rejeksi garam meningkat

dengan kenaikan tekanan
operasi

22
 Temperatur
Flux sebagai fungsi temperatur
Asumsi tekanan air umpan konstan
dan temperatur < 45OC.
Rejeksi garam sebagai fungsi
temperatur
Asumsi tekanan air umpan konstan
dan temperatur < 45OC

23
 Recovery

Fluks permeat sebagai fungsi

recovery

Rejeksi garam sebagai fungsi

recovery

24
 Recovery
Untuk mendapatkan recovery tinggi, seorang desainer RO
dapat memilih salah satu dari 3 pilihan berikut:

Recycle konsentrat

Multistage

Kombinasi multistage
dan recycle konsentrat

25
 Feed Water Quality
Flux sebagai fungsi total
dissolved solids

Rejeksi garam sebagai

fungsi total dissolved solids

26
 pH
Rejeksi garam relatif konstan
terhadap pH

Fluks permeat relatif konstan

terhadap pH

27
 Beta
 Beta (faktor polarisasi konsentrasi) adalah rasio
konsentrasi solut di permukaan membran terhadap
bulk aliran
 Peningkatan nilai beta akan menaikkan potensi fouling
atau scaling
Efek Beta terhadap membrane water flux Efek Beta terhadap salt passage untuk dua
untuk dua konsentrasi brackish water konsentrasi brackish water

28
 Beta

Rekomendasi Hydranautic nilai beta sebagai

fungsi feed water quality

Beta Brackish
RO Brackish Tertiary
(Individual Surface
Permeate Well Water Wastewater
Module) Water

Conservative 1.30 1.18 1.18 1.18

Maximum 1.70* 1.2 1.2 1.2

29