Anda di halaman 1dari 166

LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

NOMOR : 528 /SK/DIR/RSWS/II/2018


TANGGAL : 28 Februari 2018

PROFIL INDIKATOR MUTU UNIT


RS WIYUNG SEJAHTERA

1. Instalasi Gawat Darurat


1) Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
Judul Kemampuan menangani life saving di Gawat
darurat
Definisi Operasional Life Saving adalah upaya penyelamatan jiwa
manusia dengan urutan Airway, Breath,
Circulation
Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam
memberikan Pelayanan Gawat Darurat
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang mendapat
pertolongan life saving di Gawat Darurat
Denominator Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan
penanganan life saving di Unit Gawat Darurat

1
Judul Kemampuan menangani life saving di Gawat
darurat
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang mendapat life saving dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi gawat darurat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secra internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam Medik di Gawat Darurat
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

2
2) Jam buka pelayanan gawat darurat
Judul Jam buka pelayanan gawat darurat
Definisi Operasional Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu
siap memberikan pelayanan selama 24 jam
penuh
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
Dimensi Mutu Katerjangkauan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
Numerator Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat
dalam satu bulan
Denominator Jumlah hari jumlah hari dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat
dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi gawat darurat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data

3
Judul Jam buka pelayanan gawat darurat
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secra internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Laporan bulanan

Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat


Pengumpulan data

Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan


pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 24 jam

3) Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat


BLS/PPGD/GELS/ALS
Judul Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang
bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
Definisi Operasional Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah
tenaga yang sudah memiliki sertifikat pelatihan
BLS/PPGD/GELS/ALS
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh
tenaga kompeten dalam bidang ke gawat
daruratan
Dimensi Mutu Kompetensi teknis

4
Judul Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang
bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat


BLS/PPGD/GELS/ALS
Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan
kegawat daruratan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah tenaga yang bersertifikat
PPGD/BLS/GELS dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi gawat darurat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu

5
Judul Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang
bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
Perbandingan dilakukan secra internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Kepegawaian
Penanggung jawab Kepala Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

4) Ketersediaan tim penanggulangan bencana


Judul Ketersediaan tim penanggulangan bencana
Definisi Operasional Tim penanggulangan bencana adalah tim yang
dibentuk di rumah sakit dengan tujuan untuk
penanggulangan akibat bencana yang mungkin
terjadi sewaktu – waktu
Tujuan Kesiagaan rumah sakit untuk memberikan
pelayanan penanggulangan bencana
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

6
Judul Ketersediaan tim penanggulangan bencana
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah tim penanggulangan bencana yang ada


di rumah sakit
Denominator Tidak ada
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah tim penanngulangan bencana dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi gawat darurat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secra internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Kepegawaian
Penanggung jawab Kepala unit gawat darurat
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian

7
Judul Ketersediaan tim penanggulangan bencana
Standar 100%

5) Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat


Judul Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat
Darurat
Definisi Operasional Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat
adalah Kecepatan pasien dilayani sejak pasien
datang sampai mendapat pelayanan dokter
(menit)
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat,
responsif dan mampu menyelamatkan pasien
gawat darurat
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak
kedatanagan semua pasien yang di sampling
secara acak sampai dilayani dokter
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling
(minimal n = 50)

8
Judul Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat
Darurat
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data

Cakupan Data Target dan ukuran sampel :


Jumlah kumulatif waktu yang dibutuhkan sejak
kedatangan pasien keluhan pasien dalam satu
bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi Gawat Darurat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Sample
Penanggung jawab Kepala IGD/ Tim Mutu/ Panitia Mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang

6) Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat

9
Judul Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi
pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang
mampu memberikan kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulaif rerata penilaian kepuasan


pasien gawat darurat yang disurvei
Denominator Jumlah seluruh pasien gawat darurat yang
disurvei (minimal n =50)
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

Metodologi Sensus harian


Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Semua pasien yang dilayani di unit gawat
darurat dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi gawat darurat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali

10
Judul Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Analisa Data

Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan


Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala IGD/ Tim Mutu/ Panitia Mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≥70%

7) Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat


Judul Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Definisi Operasional Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi
dalam periode 24 jam sejak pasien datang

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan


mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.

11
Judul Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤
24 jam sejak pasien datang
Denominator Jumlah seluruh yang ditangani di Gawat Darurat
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Semua pasien yang meninggal di unit gawat
darurat dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi Gawat Garurat
Frekuensi Tiga bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam Medik
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpulan data

12
Judul Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 2 perseribu

8) Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka


Judul Tidak adanya keharusan untuk membayar
uang muka
Definisi Operasional Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada
pihak rumah sakit sebagai jaminan terhadap
pertolongan medis yang akan diberikan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah
diakses dan mampu segera memberikan
pertolongan pada pasien gawat darurat
Dimensi Mutu Akses dan keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang tidak


membayar uang muka
Denominator Jumlah seluruh pasien yang datang di Gawat
Darurat
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

13
Judul Tidak adanya keharusan untuk membayar
uang muka
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Semua pasien yang tidak melakukan
pembayaran uang muka di unit gawat darurat
dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi Gawat Darurat
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala Instalasi gawat darurat
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

14
2. Unit rawat jalan
1) Pemberi pelayanan di poli spesialis
Judul Pemberi pelayanan di poli spesialis
Definisi Operasional Poli spesialis adalah poli pelayanan rawat jalan
di rumah sakit yang dilayani oleh dokter
spesialis
Tujuan Tersedianya pelayanan klinik oleh tenaga
spesialis yang kompeten
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah hari buka poli spesialis yang ditangani


oleh dokter spesialis dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah seluruh hari buka poli spesialis dalam
waktu satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah hari buka poli spesialis dalam satu
bulan
Wilayah pengamatan :
Unitrawat jalan

15
Judul Pemberi pelayanan di poli spesialis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register rawat jalan poli spesialis
Penanggung jawab Kepala unit rawat jalan
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

2) Ketersediaan pelayanan rawat jalan


Judul Ketersediaan pelayanan rawat jalan
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat
jalan spesialistik ang dilaksanakan di rumah
sakit.
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik
minimal haruan ada di rumah sakit
Dimensi Mutu Akses
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

16
Judul Ketersediaan pelayanan rawat jalan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat jalan spesialistik


yang ada ( kumulatif)
Denominator Tidak ada
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah poli spesialistik yang ada di rumah
sakit dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unitrawat jalan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register rawat jalan poli spesialis
Penanggung jawab Kepala unit rawat jalan
Pengumpulan data

17
Judul Ketersediaan pelayanan rawat jalan
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

3) Buka pelayanan sesuai ketentuan


Judul Buka pelayanan sesuai ketentuan
Definisi Operasional Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya
pelayanan rawat jalan oleh tenaga spesialis
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan
spesialistik pada hari kerja di rumah sakit
Dimensi Mutu Akses
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pelayanan rawat jalan spesialistik yang


buka sesuai ketentuan dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh hari buka poli spesialis dalam
waktu satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :

18
Judul Buka pelayanan sesuai ketentuan
Jumlah pelayanan rawat jalan spesialistik yang
buka sesuai ketentuan dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unitrawat jalan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register rawat jalan poli spesialis
Penanggung jawab Kepala unit rawat jalan
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

4) Waktu tunggu di Rawat Jalan


Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan
mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh
dokter spesialis

19
Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan
Tujuan Tersedianya pelayanan poli spesialis pada hari
kerja di setiap rumah sakit yang mudah dan
cepat diakses oleh pasien
Dimensi Mutu Askes
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat


jalan yang disurvei
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvei
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat
jalan yang disurvei dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
unitrawat jalan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiga bulan sekali
Analisa Data

20
Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei Pasien rawat jalan
Penanggung jawab Kepala unit rawat jalan/komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 60 menit

5) Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan


Judul Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi
pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang
mampu memberikan kepuasan pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

21
Judul Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan
pasien rawat jalan yang disurvei

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvei


(minimal n = 50)
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan
pasien rawat jalan yang disurvei dalam satu
bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat jalan
Frekuensi Tiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit rawat jalan/tim mutu/panitia mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian

22
Judul Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Standar ≥ 90 %

6) Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi


DOTS
Judul Pasien rawat jalan tuberkulosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan
strategi DOTS adalah pelayanan tuberculosis
dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis
nasional. Penegakan diagnosis dan follow up
pengobatan pasien tuberculosis harus melalui
pemeriksaan mikroskopis tuberculosis,
pengobatan harus menggunakan paduan obat
anti tuberculosis yang sesuai dengan standar
penanggulanagn tuberculosis nasional, dan
semua pasien yang tuberculosis yang diobati
dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan nasional
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi
pasein tuberkulosis dengan strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

23
Judul Pasien rawat jalan tuberkulosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis


yang ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis
yang ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis
yang ditangani dengan strategi DOTS dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat jalan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register rawat jalan, register TB 03 UPK

24
Judul Pasien rawat jalan tuberkulosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Penanggung jawab Kepala unit rawat jalan
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %
3. Unit rawat inap
1) Pemberi pelayanan rawat inap
Judul Pemberi pelayanan rawat inap
Definisi Operasional Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan
tenaga perawat yang kompeten ( minimal D3)
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga
yang kompeten
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang


memberi pelayanan diruang rawat inap yang
sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang
bertugas dirawat inap
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

25
Judul Pemberi pelayanan rawat inap
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah tenaga dokter dan perawat yang
memberi pelayanan dalam satu bulan

Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Kepegawaian
Penanggung jawab Kepala unit rawat inap
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

2) Dokter penanggung jawab pasien rawat inap

26
Judul Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter
yang mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
rawat inap sesuai kebutuhan pasien
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang
terkoordinasi untuk menjamin kesinambungan
pelayanan
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang


mempunyai dokter sebagai penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang mempunyai dokter sebagai
penanggung jawab dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan

27
Judul Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu

Perbandingan dilakukan secara internal dari


bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam Medik
Penanggung jawab Kepala unit rawat inap
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

3) Ketersediaan pelayanan rawat inap


Judul Ketersediaan pelayanan rawat inap
Definisi Operasional Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah
sakit yang diberikan tirah baring di rumah sakit
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang
minimal harus ada di rumah sakit
Dimensi Mutu Akses
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

28
Judul Ketersediaan pelayanan rawat inap
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat inap spesialistik


yang ada
Denominator Tidak ada
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah jenis pelayanan rawat inap yang ada
dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register rawat inap
Penanggung jawab Kepala unit rawat inap

29
Judul Ketersediaan pelayanan rawat inap
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

4) Jam visite dokter spesialis


Judul Jam visite dokter spesialis
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter
spesialis setiap hari kerja sesuai dengan
ketentuan waktu kepada setiap pasien yang
menjadi tanggungjawabnya
Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis
terhadap ketepatan waktu pemberian
Dimensi Mutu Akses , kesinambungan pelayanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam visite


yang disurvei
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang
disurvei
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

30
Judul Jam visite dokter spesialis
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah visite dokter spesialis antara jam visite
dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala instansi rawat inap/komite medik/
Pengumpulan data panitia mutu
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

5) Kejadian Infeksi Paska Operasi


Judul Kejadian Infeksi Paska Operasi
Definisi Operasional Infeksi paska operasi adalah adanya infeksi
nosocomial pada semua kategori luka sayatan
operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit

31
Judul Kejadian Infeksi Paska Operasi
yang ditandai oleh rasa panas ( kalor),
kemerahan ( color), pengerasan ( tumor), dan
keluarnya nanah ( pus) dalam waktu lebih dari
3x24 jam
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan
perawatan pasca operasi yang bersih sesuai
standard
Dimensi Mutu Keselamatan , kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca


operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah psien rawat inap dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca
operasi dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan

32
Judul Kejadian Infeksi Paska Operasi
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis
Penanggung jawab Kepala instansi rawat inap/komite medik/
Pengumpulan data panitia mutu
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 1,5 %

6) Angka kejadian infeksi nosocomial


Judul Angka kejadian infeksi nosokomial
Definisi Operasional Infeksi nosocomial adalah infeksi yang dialami
oleh pasien yang diperoleh selama dirawat
dirumah sakit yang meliputi decubitus,
phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi
nosocomial di rumah sakit
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

33
Judul Angka kejadian infeksi nosokomial
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi


nosokomial dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi
nosokomial dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar

34
Judul Angka kejadian infeksi nosokomial
Sumber Data Survei, laporan infeksi nosocomial
Penanggung jawab Kepala instansi rawat inap/komite medik/
Pengumpulan data panitia mutu
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 1,5 %

7) Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat


kecacatan/kematian
Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang
berakibat kecacatan/kematian
Definisi Operasional Kejadian pasien jatuh selama dirawat baik
akibat jatuh dari tempat tidur, dikamar mandi,
dsb yang berakibat kecacatan atau kematian
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatn yang
aman bagi pasien
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

35
Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang
berakibat kecacatan/kematian
Numerator Jumlah pasien yang dirawat dalam bulan
tersebut dikurangi jumlah pasien yang jatuh dan
berakibat kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah pasien yang dirawat dalam bulan
tersebut
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang dirawat dalam bulan
tersebut dikurangi jumlah pasien yang jatuh
dan berakibat kecacatan atau kematiandalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 1 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
Pengumpulan data

36
Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang
berakibat kecacatan/kematian
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

8) Kematian Pasien > 48 jam


Judul Kematian pasien > 48 jam
Definisi Operasional Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang
terjadi sesudah periode 48 jam setelah pasien
rawat inap msuk rumah sakit

Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang


aman dan efektif
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap >


48 jam dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

37
Judul Kematian pasien > 48 jam
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap >
48 jam dalam satu bulan dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 1 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis
Penanggung jawab Ketua komite mutu/ tim mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤0.24% ≤2,4/ 1000 (intenasional) (NDR≤

25/1000, Indonesia)

9) Kejadian pulang paksa

38
Judul Kejadian pulang paksa
Definisi Operasional Pulang paksa adalah pulang atas permintaan
pasien/ keluarga pasien sebelum diputuskan
pulang oleh dokter
Tujuan Tergambarnya penilain pasien terhadap
efektifitas pelayanan rumah sakit
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan


Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien pulang paksa dalam satu
bulanWilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan

39
Judul Kejadian pulang paksa
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤5%

10) Kepuasan pelanggan rawat inap


Judul Kepuasan pelanggan rawat inap
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas
oleh pelanggan terhadap pelayanan rawat inap
Tujuan Terselenggaranya persepsi pelanggan terhadap
mutu pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

40
Judul Kepuasan pelanggan rawat inap
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan


pasien yang disurvei ( dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei ( n minimal
50)
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan
pasien yang disurveidalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar

Sumber Data Survei


Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu

41
Judul Kepuasan pelanggan rawat inap
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≥ 90%

11) Pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani dengan strategi


DOTS
Judul Pasien rawat inap tuberculosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat inap tuberculosis dengan
strategi DOTS adalah pelayanan tuberculosis
denga 5 strategi penanggulangan tuberculosis
nasional. Penegakan diagnosis dan follow up
pengobatan pasien tuberculosis harus melalui
pemeriksaan mikroskopis tuberculosis,
pengobatan harus menggunakan panduan obat
anti tuberculosis yang sesuai dengan standar
penggulangan tuberculosis nasional, dan semua
pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi
secara kohort sesuai dengan penanggulangan
nasional

Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat inap bagi


pasien tuberculosis denga strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

42
Judul Pasien rawat inap tuberculosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis


yang ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah pasien rawat inap tuberculosis yang
ditangani di rumah sakit dalam waktu 3 bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis
yang ditangani dengan strategi DOTS dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Instalasi rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan

43
Judul Pasien rawat inap tuberculosis yang
ditangani dengan strategi DOTS
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %
4. Unit kamar operasi
1) Waktu tunggu operasi elektif
Judul Waktu tunggu operasi elektif
Definisi Operasional Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang
waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi
yang terencana sampai dengan operasi mulai
dilaksanakan

Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian


pelayanan bedah
Dimensi Mutu Efektifitas,kesinambungan pelayanan, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

44
Judul Waktu tunggu operasi elektif
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu operesi yang
terencana dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu tunggu operesi yang
terencana dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kamar operasi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Reka medis
Penanggung jawab Kepala unit kamar operasi
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 2 hari

2) Kejadian kematian dimeja operasi

45
Judul Kejadian kematian dimeja operasi
Definisi Operasional Kematian dimeja operasi adalah kematian yang
terjadi di atas meja operasi pada saat operasi
berlangsung yang diakibatkan oleh tindakan
anastesi maupun tindakan pembedahan
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah
sentral dan anestesi dan kepedulian terhadap
keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang meninggal dimeja operasi


dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan
pembedahan dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang meninggal dimeja operasi
dalam satu bulan

46
Judul Kejadian kematian dimeja operasi
Wilayah pengamatan :
Unit kamar operasi
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Penanggung jawab Kepala unit kamar operasi/komite medis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤1%

3) Tidak adanya kejadian operasi salah sisi


Judul Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
Definisi Operasional Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian
dimana pasien dioperasi pada sisi yang
salah,misalnya yang semestinya dioperasi pada
sisi kanan, ternyata yang dilakukan operasi
adalah pada sisi kiri ataui sebaliknya
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian unit
kamar operasi terhadap keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan pasien

47
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu


bulan dikurangi jumlah pasien yang dioperasi
salah sisi dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioeprasi dalam waktu satu
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu
bulan dikurangi jumlah pasien yang dioperasi
salah sisi dalam waktu satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kamar operasi
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Analisa Data

48
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Penanggung jawab Kepala unit kamar operasi/komite medis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 100 %

4) Tidak adanya kejadian operasi salah orang


Judul Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Definisi Operasional Kejadian operasi salah orang adalah kejadian
dimana pasien dioperasi pada orang yang salah
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian unit
kamar operasi terhadap keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

49
Judul Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu


bulan dikurangi jumlah pasien yang salah
orang dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioeprasi dalam waktu satu
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu
bulan dikurangi jumlah pasien yang salah
orang dalam waktu satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kamar operasi
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Penanggung jawab Kepala unit kamar operasi/komite medis

50
Judul Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 100 %

5) Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi


Judul Tidak adanya kejadian salah tindakan pada
operasi
Definisi Operasional Kejadian salah tindakan pada operasi adalah
kejadian pasien mengalami tindakan operasi
yan gtidak sesuai dengan yang direncanakan
Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan
operasi dan kesesuaiannya dengan tindakan
operasi rencana yang telah ditetapkan
Dimensi Mutu Keselamatan pasien

Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004


pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu


bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami
salah tindakan operasi dalam waktu satu bulan

51
Judul Tidak adanya kejadian salah tindakan pada
operasi
Denominator Jumlah pasien yang dioeprasi dalam waktu satu
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu
bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami
salah tindakan operasi dalam waktu satu
bulanWilayah pengamatan :
Unit kamar operasi

Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event


Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Penanggung jawab Kepala unit kamar operasi/komite medis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 100 %

52
6) Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh
pasien setelah operasi
Judul Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda
asing pada tubuh pasien setelah operasi
Definisi Operasional Kejadian salah satu tindakan pada operasi
adalah kejadian pasien mengalami tindakan
operasi yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan
Tujuan Kejadian tertinggalnya benda asing adalah
kejadian dimana benda asing sepertikapas,
gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien
akibat tundakan suatu pembedahan
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu


bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami
tertinggalnya benda asing dalam tubuh akibat
operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

53
Judul Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda
asing pada tubuh pasien setelah operasi
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu
bulan dikurangi jumlah pasien yang mengalami
tertinggalnya benda asing dalam tubuh akibat
operasi dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kamar operasi
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Penanggung jawab Kepala unit kamar operasi/komite medis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 100 %

7) Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anastesi dan salah


penempatan endotracheal tube

54
Judul Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi
anastesi dan salah penempatan endotracheal
tube
Definisi Operasional Komplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak
diharapkan sebagai akibat komplikasi anastesi
antara lain karena over dosis, reaksi anastesi
dan salah penempatan endotracheal tube
Tujuan Tergambarkannya kecermatan tindakan
anastesi dan monitoring pasien selama proses
penundaan berlangsung
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien yang mengalami komplikasi
anastesi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang mengalami komplikasi
anastesi dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :

55
Judul Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi
anastesi dan salah penempatan endotracheal
tube
Unit kamar operasi
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis
Penanggung jawab Kepala unit kamar operasi/komite medis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤6%

8) Angka Kejadian Discrepancy


Judul Angka Kejadian Discrepancy
Definisi Operasional Terjadinya insiden kesalahan diagnosis pada
pasien pra operasi, yang baru diketahui oleh
operator pada saat durante operasi (diagnosis
pra dan post operasi berbeda)
Tujuan Tergambarnya ketepatan diagnosis pra operasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien

56
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kejadian discrepancy dalam satu bulan


Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

Metodologi Sensus harian


Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kamar operasi
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis

57
Penanggung jawab Kepala unit kamar operasi/komite medis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 0%

5. Unit kebidanan
1) Kejadian kematian ibu karena persalinan
Judul Kejadian kematian ibu karena persalinan
Definisi Operasional Kematian ibu melahirkan yang disebabkan
karena perdarahan, pre eklamsia, eklampsia,
partus lama dan sepsis.
Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi
pada saat kehamilan semua skala persalinan
dan nifas.
Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi
pada kehamilan trimester kedua, pre-eklampsia
dan elampsia merupakan kumpulan dari dua
dari tiga tanda, yaitu :
- Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan
diastolik >110 mmHg
- Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada
pemeriksaan kualitati
- Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang
disertai dengan kejang dan atau penurunan
kesadaran.
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi
akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas

58
Judul Kejadian kematian ibu karena persalinan
yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien
atau penolong.
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit
terhadap pelayanan persalinan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena


pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia dan
sepsis
Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan
pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia dan
sepsis.
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kematian pasien persalinan karena
pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia dan
sepsisdalam satu bulan
Wilayah pengamatan :

59
Judul Kejadian kematian ibu karena persalinan
Unit kebidanan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis rumah sakit

Penanggung jawab Kepala unit kebidanan


Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar Pendarahan < 1% pre-eklampsia < 30%, sepsis
< 0,2%
2) Pemberi pelayanan persalinan normal
Judul Pemberi pelayanan persalinan normal
Definisi Operasional Pemberi pelayanan persalinan normal adalah
dokter Sp,OG, dokter umum terlatih (asuhan
persalinan normal) dan bidan
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh
tenaga yang kompeten
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

60
Judul Pemberi pelayanan persalinan normal
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter umum


terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan
yang memberikan pertolongan persalinan
normal.
Denominator Jumlah seluruh tenaga yang memberi
pertolongan persalinan normal.
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter umum
terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan
yang memberikan pertolongan persalinan
normaldalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kebidanan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu

61
Judul Pemberi pelayanan persalinan normal
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Kepegawaian
Penanggung jawab Kepala unit kebidanan
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

3) Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit


Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan
penyulit
Definisi Operasional Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
adalah Tim PONEK yang terdiri dari dokter
Sp,OG, dokter umum dan bidan(perawat yang
terlatih)
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh
tenaga yang kompeten
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

62
Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan
penyulit
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter umum


terlatih
Denominator Tidak ada
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Semua pasien yang tidak melakukan
pembayaran uang mukal di unit gawat darurat
dalam satu bulan

Wilayah pengamatan :
Unit kebidanan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Kepegawaian
Penanggung jawab Kepala unit kebidanan

63
Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan
penyulit
Pengumpulan data
Publikasi data Rapat tiap tiga bulan
Standar 100%

4) Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi


Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan
Tindakan Operasi
Definisi Operasional Pemberi Pelayanan persalinan dengan
tindakan operasi adalah dokter Sp.OG, dokter
spesialis anak, dokter spesialis anastesi.
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan dengan
tindakan operasi oleh tenaga yang kompeten
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jenis tenaga yang memberikan pertolongan


persalinan dengan tindakan operatif
Denominator Tidak ada
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :

64
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan
Tindakan Operasi
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan
persalinan dengan tindakan operatifdalam satu
bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kebidanan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Kepegawaian, rekam medis, SMF Kebidanan
Penanggung jawab Kepala unit kebidanan
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

5) Pertolongan Persalinan Melalui Seksio Cesaria


Judul Pertolongan Persalinan Melalui Seksio
Cesaria
Definisi Operasional Seksio cesaria adalah tindakan persalinan
melalui pembedahan abdominal baik elektif
maupun emergensi.

65
Judul Pertolongan Persalinan Melalui Seksio
Cesaria
Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah
sakit yang sesuai dengan indikasi dan efisien

Dimensi Mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi


Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam


1 bulan

Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam 1bulan


Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam
1 bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kebidanan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data

66
Judul Pertolongan Persalinan Melalui Seksio
Cesaria
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis
Penanggung jawab Komite medik/ komite mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

6) Keluarga Berencana
Judul Keluarga Berencana Mantap
Definisi Operasional Keluarga berencana yang menggunakan
metode operasi yang aman dan sederhana pada
alat reproduksi manusia dengan tujuan
menghentikan fertilitas oleh tenaga yang
kompeten
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Dimensi Mutu Ketersediaan pelayanan kontrasespsi mantap
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

67
Judul Keluarga Berencana Mantap
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jenis pelayanan KB mantap


Denominator Jumlah peserta KB
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Semua jenis pelayanan KB mantap dalam satu
bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kebidanan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis dan laporan KB rumah sakit
Penanggung jawab Kepala departemen pelayanan medik
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

68
7) Konseling KB Mantap
Judul Konseling KB Mantap
Definisi Operasional Proses konsultasi antara pasien dengan bidan
terlatih untuk mendapatkan pilihan pelayanan
KB mantap yang sesuai dengan pilihan status
kesehatan pasien
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Dimensi Mutu Ketersediaan kontrasespsi mantap
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah konseling layanan KB mantap


Denominator Jumlah peserta KB mantap
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah konseling layanan KB mantap dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kebidanan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan

69
Judul Konseling KB Mantap
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Laporan unit layanan KB
Penanggung jawab Kepala departemen pelayanan medik
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

8) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas
oleh pelanggan terhadap pelayanan persalinan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu
pelayanan persalinan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

70
Judul Kepuasan Pelanggan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei ( n minimal
50)
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit kebidanan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Ketua komite mutu / tim mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≥80%

6. Unit Neonatologi

71
1) Kemampuan menangani BBLR 1500 gr - 2500 gr
Judul Kemampuan Menangani BBLR 1500 gr –
2500 gr
Definisi Operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat
badan 1500 gr – 2500 gr
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam
menangani BBLR
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr – 2500 gr yang berhasil
ditangani
Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr yang
ditangani
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr yang
ditangani dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit neonatologi
Frekuensi Tiap bulan

72
Judul Kemampuan Menangani BBLR 1500 gr –
2500 gr
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis
Penanggung jawab Komite medik/ komite mutu
Pengumpulan data

Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan


pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

2) Kemampuan menangani bayi baru lahir dengan asfiksia


Judul Kemampuan menangani bayi baru lahir
dengan asfiksia
Definisi Operasional Kemampuan menangani bayi baru lahir dengan
asfiksia adalah kemampuan rumah sakit untuk
menyediakan tenaga dokter spesialis anak dan
perawat neonatus yang terlatih untuk
menangani bayi baru lahir dengan asfiksia
Tujuan Tersedianya pelayanan penanganan bayi baru
lahir dengan asikfia yang kompeten
Dimensi Mutu Kompetensi te hnis

73
Judul Kemampuan menangani bayi baru lahir
dengan asfiksia
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah bayi baru lahir dengan asfiksia dalam


satu bulan yang ditangani
Denominator Jumlah seluruh bayi baru lahir dengan asfiksia
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah bayi baru lahir dengan asfiksia yang
ditangani dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit Neonatologi

Frekuensi Tiap bulan


Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan

74
Judul Kemampuan menangani bayi baru lahir
dengan asfiksia
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Reka medis
Penanggung jawab Kepala unit neonatologi/tim mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≥90 %

3) Pemberian ASI Eksklusif


Judul Pemberian ASI Eksklusif
Definisi Operasional Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian
ASI oleh ibu kepada bayi secara terus menerus
selama di rumah sakit
Tujuan Tersedianya ruang rawat gabung untuk
mendukung ASI eksklusif
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah bayi yang menerima ASI eksklusif dari


ibu dalam satu bulan
Denominator Seluruh bayi yang lahir dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

75
Judul Pemberian ASI Eksklusif
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah bayi yang menerima ASI eksklusif dari
ibu dalam satu bulandalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit neonatologi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu. Perbandingan
dilakukan secara internal dari bulan dengan
bulan sebelumnya, triwulan dengan triwulan
sebelumnya, serta dengan standar
Sumber Data Rekam medis
Penanggung jawab Ketua komite mutu / tim mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

4) Bayi lahir dengan BBLR yang dilakukan PMK


Judul Bayi lahir dengan BBLR yang dilakukan
PMK
Definisi Operasional Bayi baru lahir dengan BBLR yang dilakukan
PMK adalah bayi yang mendapatkan PMK dari
ibu minimal 2 jam selama di rumah sakit
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit untuk

76
Judul Bayi lahir dengan BBLR yang dilakukan
PMK
memberikan pelayanan PMK
Dimensi Mutu Efektifitas , kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Bayu baru lahir dengan BBLR yang dilakukan


PMK dalam satu bulan
Denominator Semua bayi baru lahir yang BBLR
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Bayu baru lahir dengan BBLR yang dilakukan
PMK dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit neonatologi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu

77
Judul Bayi lahir dengan BBLR yang dilakukan
PMK
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Reka medis
Penanggung jawab Ketua komite mutu / tim mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

7. Unit pelayanan intensif


1) Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus
yang sama < 72 jam
Judul Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
Definisi Operasional Pasien kembali keperawatan intensif dari ruang
rawat inap dengan kasus yang sama dalam
waktu < 72 jam
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Dimensi Mutu Efektifitas

Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004


pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

78
Judul Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan


intensif dengan kasus yang sama dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat diruang
intensif dalam 1 bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang sama dalam 1 bulan
dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit pelayanan intensif
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Reka medis
Penanggung jawab Ketua komite mutu / tim mutu
Pengumpulan data

79
Judul Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤3 %

2) Pemberi pelayanan unit intensif


Judul Pemberi pelayanan unit intensif
Definisi Operasional Pemberi pelayanan intensif adalah dokter
Sp.An dan dokter spesialis sesuai dengan kasus
yang ditangani, perawat D3 dengan sertifikat
perawat mahir ICU/setara
Tujuan Tersedianya pelayanan intensif tenaga yang
kompeten
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.An dan spesialis yang


sesuai dengan kasus yang ditangani, perawat
D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara
yang melayani pelayanan perawatan intensif
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang
melayani perawatan intensif

80
Judul Pemberi pelayanan unit intensif
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah tenaga dokter Sp.An dan spesialis yang
sesuai dengan kasus yang ditangani, perawat
D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara
yang melayani pelayanan perawatan
intensifdalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit pelayanan intensif
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Kepegawaian
Penanggung jawab Ketua komite medik / tim mutu
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

8. Radiologi

81
1) Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Definisi Operasional Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
adalah tenggang waktu mulai pasien di foto
sampai dengan menerima hasil yang sudah
diekspertisi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil


pelayanan thorax foto dalam satu bulan.
Denominator Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan
tersebut.
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil
pelayanan thorax foto dalam satu bulanWilayah
pengamatan :
Unit radiologi

82
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis

Penanggung jawab Kepala unit radiologi


Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 3%

2) Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan


Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
Definisi Operasional Pelaksana ekspertisi adalah dokter spesialis
radiologi yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan pembacaan foto rontgen/ hasil
pemriksaan radiologi. Bukti pembacaan dan
verifikasi adalah dicantumkannya tanda tangan
dokter spesialis radiologi pada lembar hasil

83
Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
pemeriksaan yang dikirimkan kepada dokter
yang meminta
Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan
rontgen dilakukan oleh tenaga ahli untuk
memastikanketepatan diagnosis
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah foto rontgen yang dibaca dan


diverifikasi oleh dokter spesilais radiologi
dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah foto rontgen yang dibaca dan
diverifikasi oleh dokter spesilais radiologi
dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit radiologi
Frekuensi Tiap bulan

84
Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register radiologi
Penanggung jawab Kepala unit radiologI
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

3) Kejadian Kegagalan pelayanan rongent


Judul Kejadian Kegagalan pelayanan rontgen
Definisi Operasional Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan
foto yang tidak dapat dibaca
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi
pelayanan rontgen
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

85
Judul Kejadian Kegagalan pelayanan rontgen
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca


dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca
dalam 1 bulan
Wilayah pengamatan :
Unit radiologi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data

Frekuensi Tiap tiga bulan


Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register radiologi
Penanggung jawab Kepala unit radiologI
Pengumpulan data

86
Judul Kejadian Kegagalan pelayanan rontgen
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤ 2%

4) Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas
oleh pelanggan terhadap pelayanan radiologi
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap
pelayanan radiologi
Dimensi Mutu Kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan


puas
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :

87
Judul Kepuasan pelanggan
Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan
puasdalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit radiologi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar

Sumber Data Survei


Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan


pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≥ 80%

9. Laboratorium
1) Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Definisi Operasional Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud
adalah pelayanan pemeriksaan laboratorium

88
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
rutin dan kimia darah. Waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan
laboratorium adalah tenggang waktu mulai
pasien diambil sample sampai dengan
menerima hasil yang sudah diekspertisi.
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
laboratorium
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil


pelayanan laboratorium pasien yang disurvei
dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium
yang disurvei dalam bulan tersebut.
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil
pelayanan laboratorium pasien yang disurvei
dalam satu bulan

89
Judul Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Wilayah pengamatan :
Unit laboratorium
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala Unit Laboratorium
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar <140 menit (manual)

2) Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium


Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
laboratorium
Definisi Operasional Pelaksana ekspertisi laboratorium adalah dokter
spesialis patologi klinik yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan pembacaan hasil
pemeriksaan laboratorium. Bukti dilakukan
ekspertisi adalah adanya tandatangan pada
lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan
pada dokter yang meminta.

90
Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
laboratorium
Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan
laboratorium dilakukan oleh tenaga ahli untuk
memastikan ketepatan diagnosis.
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah hasil lab. yang diverifikasi hasilnya


oleh dokter spesialis patologi klinik dalam satu
bulan.
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium
dalam satu bulan

Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%


Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah hasil lab. yang diverifikasi hasilnya
oleh dokter spesialis patologi klinik dalam satu
bulan
Wilayah pengamatan :
Unit laboratorium

91
Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
laboratorium
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register di instalasi laboratorium
Penanggung jawab Kepala unit laboratorium
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

3) Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan


laboratorium
Judul Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium
Definisi Operasional Kesalahan penyerahan hasil laboratorium
adalah penyerahan hasil laboratorium pada
salah orang.
Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan
laboratorium
Dimensi Mutu Keselamatan

92
Judul Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah seluruh pasien yang diperiksa


laboratorium dalam satu bulan dikurangi
jumlah penyerahan hasil laboratorium salah
orang dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium
dalam bulan tersebut
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah seluruh pasien yang diperiksa
laboratorium dalam satu bulan dikurangi
jumlah penyerahan hasil laboratorium salah
orangdalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit laboratorium
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan

93
Judul Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam medis
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laboratorium
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

4) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas
oleh pelanggan terhadap pelayanan
laboratorium.

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan laboratorium
Dimensi Mutu Kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

94
Judul Kepuasan Pelanggan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari


pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurveidalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit laboratorium
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Laboratorium
Pengumpulan data

95
Judul Kepuasan Pelanggan
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar > 80 %

10. Rahab Medik


1) Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang
direncanakan
Judul Kejadian drop out pasien terhadap
pelayanan rehabilitasi yang direncanakan
Definisi Operasional Drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi
yang direncanakan adalah pasien yang tidak
bersedia meneruskan program rehabilitasi yang
direncanakan
Tujuan Tergambarnya kesinambungan pelayanan
rehabilitasi sesuai yang direncanakan
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan efektifitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah seluruh pasien yang drop out dalam


satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang diprogram
rehabilitasi medik dalam 1 bulan

96
Judul Kejadian drop out pasien terhadap
pelayanan rehabilitasi yang direncanakan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah seluruh pasien yang drop out dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit Poli Spesialis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam Medis
Penanggung jawab Kepala Instalasi Poli Spesialis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar <50 %

2) Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik

97
Judul Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan
rehabilitasi medik
Definisi Operasional Kesalahan tindakan rehabilitasi medik adalah
memberikan atau tidak memberikan tindakan
rehabilitasi medik yang diperlukan yang tidak
sesuai denganrencana asuhan dan/atau tiudak
sesuai dengan pedoman/standar pelayanan
rehabilitasi medik

Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan klinis dalam


rehabilitasi medik
Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah seluruh pasien yang deprogram


rehabilitasi medik dalam 1 bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami kesalahan
tindakan rehabilitasi medik dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang diprogram
rehabilitasi medik dalam 1 bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data

98
Judul Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan
rehabilitasi medik
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah seluruh pasien yang deprogram
rehabilitasi medik dalam 1 bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami kesalahan
tindakan rehabilitasi medik dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit Poli Spesialis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Rekam Medis
Penanggung jawab Kepala Instalasi Poli Spesialis
Pengumpulan data

Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan


pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

3) Kepuasan pelanggan

99
Judul Kepuasan Pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas
oleh pelanggan terhadap pelayanan rehabilitasi
medik
Tujuan Tegambarnya persepsi pelanggan terhadap
pelayanan rehabilitasi medik
Dimensi Mutu Kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari


pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal
50)
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei dalam satu bulan Wilayah
pengamatan :
Unit Poli Spesialis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan

100
Judul Kepuasan Pelanggan
Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala Instalasi Poli Spesialis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

11. Farmasi
1) Waktu tunggu pelayanan obat jadi

Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi


Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat jadi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

101
Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat


jadi pasien yang disurvei dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan
tersebut.
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat
jadi pasien yang disurvei dalam satu
bulanWilayah pengamatan :
Unit farmasi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei

102
Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar <30 %

2) Waktu tunggu pelayanan obat racikan

Judul Waktu tunggu pelayanan obat racikan


Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah
tenggang waktu mulai pasien menyerahkan
resep sampai dengan menerima obat racikan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat


racikan pasien yang disurvei dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan
tersebut.
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data

103
Judul Waktu tunggu pelayanan obat racikan
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat
racikan pasien yang disurvei dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit farmasi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Farmasi
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar <60 %
3) Tidak adanya kesalahan pemberian obat

Judul Tidak adanya kejadian kesalahan


pemberian obat
Definisi Operasional Kesalahan pemberian obat meliputi :
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis

104
Judul Tidak adanya kejadian kesalahan
pemberian obat
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam
pemberian obat
Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang


disurvei dikurangi jumlah pasien yang
mengalami kesalahan pemberian obat
Denominator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang
disurvei
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang
disurvei dikurangi jumlah pasien yang
mengalami kesalahan pemberian obat dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :

105
Judul Tidak adanya kejadian kesalahan
pemberian obat
Unit farmasi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Farmasi
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

4) Kepuasan pelanggan

Judul Kepuasan pelanggan


Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas
oleh pelanggan terhadap pelayanan farmasi.

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap


pelayanan farmasi
Dimensi Mutu Kenyamanan

106
Judul Kepuasan pelanggan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari


pasien yang disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal
50)
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari
pasien yang disurvei dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit farmasi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data

Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan


Data data dari waktu ke waktu

107
Judul Kepuasan pelanggan
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Farmasi
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar >80%

5) Penulisan resep sesuai formularium

Judul Penulisan resep sesuai formularium

Definisi Operasional Formularium obat adalah daftar obat yang


digunakan di rumah sakit
Tujuan Tergamarnya efisiensi pelayanan obat kepada
pasien
Dimensi Mutu Efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

108
Judul Penulisan resep sesuai formularium

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sample


yang sesuai formularium dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai
sample dalam satu bulan ( n minimal 50)
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah resep yang diambil sebagai sample
yang sesuai formularium dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit farmasi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Farmasi
Pengumpulan data

109
Judul Penulisan resep sesuai formularium

Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan


pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

12. Gizi
1) Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien

Judul Ketepatan waktu pemberian makanan


kepada pasien
Definisi Operasional Ketepatan waktu pemberian makanan kepada
pasien adalah ketepatan penyediaan makanan,
pada pasien sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi
gizi
Dimensi Mutu Efektifitas, akses, kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang


mendapat makanan tepat waktu dalam satu
bulan.

110
Judul Ketepatan waktu pemberian makanan
kepada pasien
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang
mendapat makanan tepat waktu dalam satu
bulan
Wilayah pengamatan :
Unit Gizi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Gizi/Kepala unit Rawat Inap
Pengumpulan data

Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan


pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar >90%

111
2) Sisa makanan yang tidak termakan pasien

Judul Sisa makanan yang tidak termakan oleh


pasien
Definisi Operasional Sisa makanan adalah porsi makanan yang
tersisa yang tidak dimakan oleh pasien (sesuai
dengan pedoman asuhan gizi rumah sakit)
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi
pelayanan instalasi gizi
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisien
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif porsi sisa makanan dari


pasien yang disurvei
Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif porsi sisa makanan dari
pasien yang disurvei dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit Gizi

112
Judul Sisa makanan yang tidak termakan oleh
pasien
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Gizi/ Kepala unit Rawat Inap
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≥ 20%

3) Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet

Judul Tidak adanya kesalahan dalam pemberian


diet
Definisi Operasional Kesalahan dalam memberikan diet adalah
kesalahan dalam memberikan jenis diet.
Tujuan Tergambarnya kesalahan dan efisiensi
pelayanan instalasi gizi
Dimensi Mutu Keamanan, efisien
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

113
Judul Tidak adanya kesalahan dalam pemberian
diet
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pemberian makanan yang disurvei


dikurangi jumlah pemberian makanan yang
salah diet.
Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pemberian makanan yang disurvei
dikurangi jumlah pemberian makanan yang
salah diet dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit Gizi
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data

Frekuensi Tiap tiga bulan


Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu

114
Judul Tidak adanya kesalahan dalam pemberian
diet
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Gizi/Kepala unit Rawat Inap
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

13. Pelayanan jamkesda


1) Pelayanan terhadap pasien jamkesda yang datang ke rumah sakit
pada setiap unit pelayanan
Judul Pelayanan terhadap pasien jamkesda yang
datang ke rumah sakit pada setiap unit
pelayanan
Definisi Operasional Pasien jaminan kesehatan daerah adalah pasien
yang mendapat jaminan dari pemerintah daerah
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap
masyarakat
Dimensi Mutu Akses
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

115
Judul Pelayanan terhadap pasien jamkesda yang
datang ke rumah sakit pada setiap unit
pelayanan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien jamkesda yang dilayani rumah


sakit dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien jamkesda yang datang
ke rumah sakit dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Wilayah pengamatan :
Rekam Medis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Verifikator
Pengumpulan data

116
Judul Pelayanan terhadap pasien jamkesda yang
datang ke rumah sakit pada setiap unit
pelayanan
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

14. Rekam medik


1) Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai
pelayanan
Judul Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
Definisi Operasional Rekam medik yang lengkap adalah rekam
medik yang telah diisi lengkap oleh dokter

dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai

pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat


inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi
identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan,
tindak lanjut dan resume
Tujuan Tergambarnya tanggungjawab dokter dalam
kelengkapan informasi rekam medik
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

117
Judul Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah rekam medik yang disurvei dalam 1


bulan yang diisi lengkap
Denominator Jumlah rekam medik yang disurvei dalam 1
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

Metodologi Sensus harian


Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah rekam medik yang disurvei dalam 1
bulan yang diisi lengkapdalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Rekam Medis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medik
Pengumpulan data

118
Judul Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

2) Kelengkapan Informed consent setelah mendapatkan infomasi


yang jelas

Judul Kelengkapan informed concent setelah


mendapatkan informasi yang jelas
Definisi Operasional Informed concent adalah persetujuan yang
diberikan pasien/keluarga pasien atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut.
Tujuan Keselamatan
Dimensi Mutu Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk
memberikan kepada pasien dan mendapat
persetujuan dari pasien akan tindakan medik
yang dilakukan.
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

119
Judul Kelengkapan informed concent setelah
mendapatkan informasi yang jelas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik


yang disurvei yang mendapat informasi
lengkap sebelum memberikan persetujuan
tindakan medik dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik
yang disurvei dalam 1 bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

Metodologi Sensus harian


Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik
yang disurvei yang mendapat informasi
lengkap sebelum memberikan persetujuan
tindakan medik dalam 1 bulan
Wilayah pengamatan :
Rekam Medis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan

120
Judul Kelengkapan informed concent setelah
mendapatkan informasi yang jelas
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei

Penanggung jawab Kepala unit rekam medik


Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

3) Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan

Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik


pelayanan rawat jalan
Definisi Operasional Dokumen rekam medis rawat jalan adalah
dokumen rekam medis pasien baru atau pasien
lama yang digunakan pada pelayanan rawat
jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam
medik mulai dari pasien mendaftar sampai
rekam medis disediakan/ditemukan oleh
petugas.
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
pendaftaran rawat jalan
Dimensi Mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

121
Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat jalan
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam


medis sampel rawat jalan yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang
diamati (N tidak kurang dari 100).
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam
medis sampel rawat jalan yang diamati dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Rekam Medis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan

122
Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat jalan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran
rawat jalan untuk pasien baru/diruang rekam
medis untuk pasien lama.
Penanggung jawab Kepala unit rekam medis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar Rerata < 10 menit

4) Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap


Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap
Definisi Operasional Dokumen rekam medis rawat inap adalah
dokumen rekam medis baru atau pasien lama
yang digunakan pada pelayanan rawat inap.
Waktu penyediaan pelayanan dokumen rekam
medisk pelayanan rawat inap adalah waktu
mulai pasien diputuskan untuk rawat inap oleh
dokter sampai rekam medik rawat inap tersedia
di bangsal pasien
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam
medik rawat inap

123
Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Efektifitas , kenyamanan, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam


medis sampel rawat inap yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis rawat
inap yang diamati
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

Metodologi Sensus harian


Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam
medis sampel rawat inap yang diamatidalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Rekam Medis
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data

Frekuensi tiga bulan

124
Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Hasil pemeriksaan
Penanggung jawab Kepala Rekam Medis
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar Rerat ≤15 menit

15. Pengolahan limbah


1) Baku mutu limbah cair

Judul Baku mutu limbah cair


Definisi Operasional Baku mutu adalah standar minimal pada limbah
cair yang dianggap aman bagi kesehatan, yang
merupakan ambang batas yang ditolerir dan
diukur dengan indikator :
BOD (Biological Oxygen Demand) : 30
mg/liter
COD (Chemical Oxygen Demand) : 80 mg/liter

125
Judul Baku mutu limbah cair
TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/liter
PH : 6-9
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap
keamanan limbah cair rumah sakit
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair


rumah sakit yang sesuai dengan baku mutu.
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair.
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair
rumah sakit yang sesuai dengan baku
mutudalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
IPRS
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data

Frekuensi tiga bulan

126
Judul Baku mutu limbah cair
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Hasil pemeriksaan
Penanggung jawab Kepala IPRS
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

2) Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan

Judul Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai


dengan aturan
Definisi Operasional Limbah padat berbahaya adalah sampah pada
akibat proses pelayanan yang mengandung
bahan-bahan yang tercemar jasad renik yang
dapat menularkan penyakit dan/atau dapat
mencederai, antara lain :

127
Judul Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai
dengan aturan
1. Sisa jarum suntik
2. Sisa ampul
3. Kasa bekas
4. Sisa jaringan
Pengolahan limbah padat berbahaya harus
dikelola sesuai dengan aturan dan pedoman
yang berlaku
Tujuan Tergambarnya mutu penanganan limbah padat
infeksius di rumah sakit
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai


dengan standar prosedur operasional yang
diamati
Denominator Jumlah total proses pengolahan limbah padat
yang diamati
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :

128
Judul Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai
dengan aturan
Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai
dengan standar prosedur operasional yang
diamati dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
IPRS
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Hasil pengamatan
Penanggung jawab Kepala IPRS / Kepala K3 RS
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

16. Admnistrasi dan manajemen


1) Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi

129
Judul Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan
tingkat direksi

Definisi Operasional Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan


tingkat direksi adalah pelaksanaan tindak lanjut
yang harus dilakukan oleh peserta pertemuan
terhadap kesepakatan atau keputusan yang
telah diambil dalam pertemuan tersebut sesuai
dengan permasalahan pada bidang masing-
masing
Tujuan Tergambarnya kepedulian direksi terhadap
upaya perbaikan pelayanan di rumah sakit
Dimensi Mutu Efektivitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Hasil keputusan pertemuan direksi yang


ditindaklanjuti dalam satu bulan
Denominator Total hasil keputusan yang harus
ditindaklanjuti dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

Metodologi Sensus harian


Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :

130
Judul Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan
tingkat direksi

Hasil keputusan pertemuan direksi yang


ditindaklanjuti dalam satu bulandalam satu
bulan
Wilayah pengamatan :
Keuangan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Notulen rapat
Penanggung jawab Kesekretariatan rumah sakit
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

2) Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

131
Judul Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

Definisi Operasional Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan


kewajiban rumah sakit untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaranyang telah ditetapkan melalui
pertanggungjawaban secara periodik. Laporan
akuntabilitas kinerja yang lengkap adalah
laporan kinerja yang memuat pencapaian
indikator – indikator yang ada pada SPM (
Standar Pelyanan Minimal), indikator –
indikator kinerja pada rencana strategik bisnis
rumah sakit dan indikator – indikator kinerja
yang lain yang dipersyaratkan oleh pemerintah
daerah,
Laporan akuntabilitas kinerja minimal 3 bulan
sekali
Tujuan Tergambarnya kepedulian administrasi rumah
sakit dalam menunjukkan akuntabilitas kinerja
pelayanan
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

132
Judul Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkapdan


dilakukan minimal 3 bulan dalam satu tahun
Denominator Jumlah laporan akuntabiloitas yang seharusnya
disusun dalam satu tahun
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus tiga bulanan
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkapdan
dilakukan minimal 3 bulan dalam satu tahun
Wilayah pengamatan :
Kesekretariatan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Bagian kesekretariatan
Penanggung jawab Kesekretariatan
Pengumpulan data

133
Judul Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan


pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

3) Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

Judul Ketepatan waktu pengusulan kenaikan


pangkat

Definisi Operasional Usulan kenaikan pangkat pegawai dilakukan 2


periode dalam satu tahun
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap
tingkat kesejahteraan peawai
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu


sesuai periode kenaikan pangkat dalam satu
tahun
Denominator Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya
disuslkan kenaikan pangkat dalam satu tahun
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

134
Judul Ketepatan waktu pengusulan kenaikan
pangkat

Metodologi Sensus bulanan


Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu
sesuai periode kenaikan pangkat dalam satu
tahun
Wilayah pengamatan :
HRD
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap satu tahun
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Sub bagian kepegawaian
Penanggung jawab Kepala bagian HRD
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

135
4) Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala

Judul Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji


berkala

Definisi Operasional Usulan kenaikan berkala adalah kenaiakn gaji


secara periodik sesuai peraturan kepegawaian
yang berlaku (UU No. 8/1974, UU No.
43/1999)
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap
kesejahteraan pegawai
Dimensi Mutu Efektivitas, kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu


sesuai periode kenaikan gaji dalam satu tahun
Denominator Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya
diusulkan kenaikan gaji dalam satu tahun
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus bulanan
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :

136
Judul Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji
berkala

Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu


sesuai periode kenaikan gaji dalam satu tahun
Wilayah pengamatan :
Kepala bagian HRD
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tahun
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Sub bagian kepegawaian
Penanggung jawab Kepala bagian HRD
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

5) Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun

Judul Karywan yang mendapat pelatihan minimal


20 jam pertahun
Definisi Operasional Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan
kompetensi karyawan yang dilakukan baik
dirumah sakit ataupun diluar rumah sakityang

137
Judul Karywan yang mendapat pelatihan minimal
20 jam pertahun
bukan merupakan pendidikan formal. Minimal
per karyawan 20 jam per tahun
Tujuan Tergambarnya kpeedulian rumah sakit terhadap
kualitas sumber daya manusia
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
Numerator Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan
minimal 20 jam per tahun
Denominator Seluruh karyawan rumah sakit
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus bulanan
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan
minimal 20 jam per tahun
Wilayah pengamatan :
Bagian HRD
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tahun

138
Judul Karywan yang mendapat pelatihan minimal
20 jam pertahun
Analisa Data

Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan


Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Sub bagian kepegawaian
Penanggung jawab Kepala bagian HRD
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≥60%

6) Cost Recovery

Judul Cost recovery


Definisi Operasional Cost recovery adalah jumlah pendapatan
fungsional dalam periode waktu tertentu dibagi
dengan jumlah pembelanjaan operasional
dalam periode waktu tertentu
Tujuan Tergambarnya tigkat keehatan keuangan rumah
sakit
Dimensi Mutu Efisiensi ,Efektivitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

139
Judul Cost recovery
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu


bulan
Denominator Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu
bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah pendapatan fungsional dalam satu
bulan dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Acounting
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan

140
Judul Cost recovery
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Accounting

Penanggung jawab Kepala unit Keuangan


Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar

7) Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan

Judul Ketepatan waktu penyusunan laporan


keuangan

Definisi Operasional Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran


dan arus kas
Laporan keuangan harus diselesaikan sebelum
tanggal 10 setiap bulan berikutnya
Tujuan Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan
rumah sakit
Dimensi Mutu Efektivitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

141
Judul Ketepatan waktu penyusunan laporan
keuangan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan


sebelum tanggal setiap bulan berikutnya dalam
tiga bulan
Denominator Jumlah laporan keuangan yang harus
diselesaikan dalam tiga bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan
sebelum tanggal setiap bulan berikutnya dalam
tiga bulan
Wilayah pengamatan :
Keuangan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Sub bagian keuangan

142
Judul Ketepatan waktu penyusunan laporan
keuangan

Penanggung jawab KepalaKeuangan


Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

8) Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat


inap

Judul Kecepatan waktu pemberian informasi


tentang tagihan pasien rawat inap
Definisi Operasional Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi
semua tagihan pelayanan yang telah diberikan.
Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan
pasien rawat inap adalah waktu mulai pasien
dinyatakan boleh pulang oleh dokter sampai
dengan informasi tagihan diterima oleh pasien.

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan informasi


pembayaran pasien rawat inap
Dimensi Mutu Efektivitas, kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

143
Judul Kecepatan waktu pemberian informasi
tentang tagihan pasien rawat inap
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi


tagihan pasien rawat inap yang diamati dalam
satu bulan
Denominator Jumlah total pasien rawat inap yang diamati
dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi
tagihan pasien rawat inap yang diamati dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
Keuangan
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Hasil pengamatan

144
Judul Kecepatan waktu pemberian informasi
tentang tagihan pasien rawat inap
Penanggung jawab Kepala unit Keuangan
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian

Standar < 2 jam

9) Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan


waktu
Judul Ketepatan waktu pemberian imbalan
(insentif) sesuai kesepakatan waktu
Definisi Operasional Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada
karyawan sesuai dengan kinerja yang dicapai
dalam satu bulan
Tujuan Tergambarnya kinerja managemen dalam
memperhatikan kesejahteraan karyawan
Dimensi Mutu Efektivitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

145
Judul Ketepatan waktu pemberian imbalan
(insentif) sesuai kesepakatan waktu
Numerator Jumlah bulan dengan keterlambatan pemberian
insentif
Denominator Dalam 6 bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus bulanan
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah bulan dengan keterlambatan pemberian
insentif
Wilayah pengamatan :
HRD
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Cacatan dibagian keuangan
Penanggung jawab Kepala keuangan
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

146
17. Ambulance/kereta jenazah
1) Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
Judul Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
Definisi Operasional Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
adalah ketersdiaan waktu penyediaan
ambulance/kereta jenazah untuk memenuhi
kebutuhan pasien/keluarga pasien
Tujuan Tersedianya pelayanan ambulance/kereta
jenazah yang dapat diakses setiap waktu oleh
pasien/keluarga pasien yang membutuhkan
Dimensi Mutu Akses
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Total waktu buka (dalam jam) pelayanan


ambulance/ kereta jenazah
Denominator Jumlah hari dalam bulan tersebut
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Total waktu buka (dalam jam) pelayanan
ambulance/ kereta jenazah dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :

147
Judul Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
Unit gawat darurat
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Unit gawat darurat
Penanggung jawab Kepala unit gawat darurat
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar >24 jam
2) Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di
rumah sakit
Judul Kecepatan memberikan pelayanan
ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
Definisi Operasional Kecepatan memberikan pelayanan
ambulance/kereta jenazah adalah waktu yang
dibutuhkan mulai permintaan ambulance/kereta
jenazah yang diajukan oleh pasien/keluarga di
rumah sakit sampai tersedianya
ambulance/kereta jenazah. Maksimal 30 menit

148
Judul Kecepatan memberikan pelayanan
ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
Tujuan Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam
menyediakan kebutuhan pasien akan
ambulance/kereta jenazah
Dimensi Mutu Kenyamanan, keselamatan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah


yang tepat waktu dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta
jenazah dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah
yang tepat waktu dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit gawat darurat
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data

149
Judul Kecepatan memberikan pelayanan
ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Catatan penggunaan ambulance/kereta jenazah
Penanggung jawab Kepala unit gawat darurat
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar >24 jam

18. Pemulasaraan Jenazah


1) Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah
Judul Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan
jenazah
Definisi Operasional Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan
jenazah adalah waktu yang dibutuhkan mulai
pasien dinyatakan meninggal sampai dengan
jenazah mulai ditangani oleh petugas
Tujuan Tergambarnya kepdulian rumah sakit terhadap
kebutuhan akan pemulasaraan jenazah
Dimensi Mutu Kenyamanan
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

150
Judul Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan
jenazah
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Total kumulatif waktu pelayanan pemulasaraan


jenazah pasien yang diamati dalam satu bulan
Denominator Total pasien yang diamati dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Total kumulatif waktu pelayanan pemulasaraan
jenazah pasien yang diamati dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Unit pemulasaraan jenazah
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan

151
Judul Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan
jenazah
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Catatan penggunaan ambulance/kereta jenazah
Penanggung jawab Kepala unit pemulasaraan jenazah
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar ≤2 jam

19. Pelayanan dan Pemeliharaan Sarana RS


1) Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat

Judul Kecepatan waktu menanggapi kerusakan


alat
Definisi Operasional Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak
adalah waktu yang dibutuhkan mulai laporan
alat rusak diterima sampai dengan petugas
melakukan pemeriksaan terhadap alat yang
rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal
dalam waktu 15 menit harus sudah ditanggapi.
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan
dalam pemeliharaan alat
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan
pelayanan

152
Judul Kecepatan waktu menanggapi kerusakan
alat
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi


kurang atau sama dengan 15 menit dalam satu
bulan.
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam
satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%

Metodologi Sensus harian


Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
IPRS
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan
Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data

153
Judul Kecepatan waktu menanggapi kerusakan
alat
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Catatan laporan kerusakan alat
Penanggung jawab Kepala IPRS
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar > 80 %

2) Ketepatan waktu pemeliharaan alat

Judul Ketepatan waktu pemeliharaan alat


Definisi Operasional Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang
menunjukkan periode pemeliharaan/service
untuk tiap-tiap alat sesuai ketentuan yang
berlaku.
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan
dalam pemeliharaan alat
Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan
pelayanan

154
Judul Ketepatan waktu pemeliharaan alat
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan


(service) tepat waktu dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan
pemeliharaan dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan
(service) tepat waktu dalam satu bulan

Wilayah pengamatan :
IPRS
Frekuensi Tiap bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap tiga bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu

155
Judul Ketepatan waktu pemeliharaan alat
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Register pemeliharaan alat
Penanggung jawab Kepala IPRS
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

3) Peralatan laboratorium (dan alat ukur lain) yang terkalibrasi tepat


waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi

Judul Peralatan Laboratorium (dan alat ukur


yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu
sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
Definisi Operasional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap
kelayakan peralatan laboratorium oleh Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Tujuan Tergambarnya akurasi pelayanan laboratorium
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektivitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

156
Judul Peralatan Laboratorium (dan alat ukur
yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu
sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah seluruh alat laboratorium yang


dikalibrasi tepat waktu dalam satu tahun
Denominator Jumlah alat laboratorium yang perlu dikalibrasi
dalam 1 tahun
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus bulanan
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah seluruh alat laboratorium yang
dikalibrasi tepat waktu dalam satu
tahunWilayah pengamatan :
Laboratorium
Frekuensi 1 tahun
Pengumpulan
Data
Frekuensi 1 tahun
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Buku register

157
Judul Peralatan Laboratorium (dan alat ukur
yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu
sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
Penanggung jawab Kepala unit Laboratorium
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

20. Pelayanan laundry


1) Tidak adanya kejadian linen yang hilang

Judul Tidak adanya kejadian linen yang hilang


Definisi Operasional Tidak ada
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu
pelayanan laundry
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah linen yang dihitung dalam 4 hari


sampling dalam satu bulan

158
Judul Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Denominator Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari
sampling tersebut
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah linen yang dihitung dalam 4 hari
sampling dalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Laundry
Frekuensi Tiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Laundry
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100 %

2) Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap

159
Judul Ketepatan waktu penyediaan linen untuk
ruang rawat inap
Definisi Operasional Ketepatan waktu penyediaan linen adalah
ketepatan penyediaan linen sesuai dengan
ketentuan waktu yang ditetapkan
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu
pelayanan laundry
Dimensi Mutu Efisiensi dan efektifitas
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah hari dalam satu bulan dengan


penyediaan linen tepat waktu
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data

Cakupan Data Target dan ukuran sampel :


Jumlah hari dalam satu bulan dengan
penyediaan linen tepat waktudalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
Laundry
Frekuensi 1 bulan

160
Judul Ketepatan waktu penyediaan linen untuk
ruang rawat inap
Pengumpulan Data
Frekuensi 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Kepala unit Laundry
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 100%

21. Pencagahan dan Penaggulangan Infeksi


1) Tim PPI

Judul Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih


Definisi Operasional Adalah anggota Tim PPI yang telah mengikuti
pendidikan dan pelatihan dasar dan lanjut PPI
Tujuan Tersedianya anggota Tim PPI yang kompeten
untuk melaksanakan tugas-tugas Tim PPI
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

161
Judul Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah anggota tim PPI yang sudah terlatih


Denominator Jumlah anggota Tim PPI
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah anggota tim PPI yang sudah
terlatihdalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
PPI
Frekuensi Tiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Frekuensi Tiap 3 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Kepegawaian
Penanggung jawab Ketua Komite PPI

162
Judul Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 75%

2) Koordinasi APD

Judul Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri)


Definisi Operasional Alat terstandar yang berguna untuk melindungi
tubuh, tenaga kesehatan, pasien atau
pengunjung dari penularan penyakit di RS
seperti masker, sarung tangan karet, penutup
kepala, sepatu boots dan gaun
Tujuan Tersedianya APD di setiap instalasi RS
Dimensi Mutu Mutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan
pengunjung
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah instalasi yang menyediakan APD


Denominator Jumlah instalasi di rumah sakit
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data

163
Judul Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri)
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah instalasi yang menyediakan APDdalam
satu bulan
Wilayah pengamatan :
PPI
Frekuensi setiap hari
Pengumpulan Data
Frekuensi 1 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Tim PPI
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 75%

3) Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di RS

Judul Terlaksananya kegiatan pencatatan dan


pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit

164
Definisi Operasional Kegiatan pengamatan faktor resiko infeksi
nosokomial, pengumpulan data (cek list) pada
instalasi yang tersedia di RS, minimal 1
parameter (ILO, ILI, VAP, ISK)
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan
infeksi di RS
Dimensi Mutu Keamanan pasien, petugas dan pengunjung
Dasar Pemikiran/alasan Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004
pemilihan indikator tentang Praktek Kedokteran.

Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129


Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Numerator Jumlah instalasi yang melakukan pencatatan


dan pelaporan
Denominator Jumlah instalasi yang tersedia
Formula Pengukuran Numerator/Denominator X 100%
Metodologi Sensus harian
Pengumpulan Data
Cakupan Data Target dan ukuran sampel :
Jumlah instalasi yang melakukan pencatatan
dan pelaporandalam satu bulan
Wilayah pengamatan :
PPI
Frekuensi setiap hari
Pengumpulan Data

165
Frekuensi 1 bulan
Analisa Data
Metodologi Analisa Diagram garis digunakan untuk menampilkan
Data data dari waktu ke waktu
Perbandingan dilakukan secara internal dari
bulan dengan bulan sebelumnya, triwulan
dengan triwulan sebelumnya, serta dengan
standar
Sumber Data Survei
Penanggung jawab Tim PPI
Pengumpulan data
Publikasi data Sosialisasi hasil pencapaian indikator dilakukan
pada pertemuan direksi beserta kepala bagian
Standar 75%

Ditetapkan di :
Surabaya : Surabaya
Pada tanggal : 28 Februari
2018 : 27 Januari 2012
RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA

dr. Eko Wahyu Agustin, MM


Direktur

166

Anda mungkin juga menyukai