Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PATOFISIOLOGI

MATERI 1
KONSEP FISIOLOGIS, PATOLOGIS, DAN PATOFISIOLOGI

Dosen : 1. Elsye Gunawan, S. Farm., M. Sc., Apt


2. Rizka Agustine Susilowati, S. Farm., Apt

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

1. Maurits R. Y. Tolip 20160511064064 Ketua


2. Endang D. Larasati 20160511064034 Sekretaris
3. Selviana H. Wally 20160511064025
4. Guntur Y. B. Aropa 20160511064051
5. Stevani Sipahelut 20160511064020
6. Salomina Bonai 0130540171
7. Noviana Hallik 20160511064002

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2018
Konsep Fisiologis, Patologis dan Patofisiologis
1. Konsep Fisiologis
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana sistem tubuh bekerja
dan cara system tubuh bekerjasama mempertahankan kehidupan dan kesehatan individu.
(Elly Nurachmah, 2011)
Setiap system hidup (pada semua tingkatan) selalu bereaksi terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Pada tahun 1879, seorang ahli fisiologi asal
Perancis bernama Claude Bernard mengusulkan suatu syarat penting bagi hewan yang ingin
dapat bertahan hidup dilingkungannya yakni bahwa hewan harus mempertahankan stabilitas
pada lingkungan internal atau cairan tubuhnya. Pada tahun 1855, Bernard mengemukakan
bahwa penyebab terjadinya berbagai reaksi yang menstabilkan lingkungan internal ialah
adanya senyawa khusus yang dihasilkan oleh semua organ dan dikeluarkan ke cairan
jaringan.peryataan tersebut menjadi pelopor munculnya gagasan mengenai hormone dan
regulasi atau pengaturan kimia. Dan pada tahun 1929 W.B Cannor, seorang ahli fisiologi asal
Amerika, mengembangkan gagasan Bernard dan memperkenalkannya dengan istilsh
homeostasis.(Wiwi Isnaeni, 2006)
Homeostasis ialah keadaan lingkungan internal yang konstan dan mekanisme yang
bertanggung jawab atas keadaan konstan tersebut. Lingkungan internal ialah cairan dalam
tubuh yang merupakan tempat hidup bagi sel penyusun tubuh. Cairan tubuh meliputi darah,
cairan interstisial, cairan selomik, dan cairan lain yang terdapat dalam tubuh. Untuk dapat
bertahan hidup, hewan harus menjaga stabilitas lingkungan internalnya antara lain keasaman
atau pH, suhu tubuh, kadar garam, kandungan air, dan kandungan nutrein atau gizi.(Wiwi
Isnaeni, 2006)
Homeostasis ialah kondisi lingkungan dalam tubuh manusia/hewan yang tetap
seimbang. Homeostasis harus selalu diupayakan karena tubuh selalu dipengaruhi oleh
berbagai faktor lingkungan, baik lingkungan luar maupun dalam tubuh. Kondisi homeostasis
dapat dicapai dengan cara regulasi dan adaptasi. (Wiwi Isnaeni, 2006)

2. Konsep Patologis
Patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit yang disebabkan oleh karena
ada perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh. Patologi mempunyai tujuan utama
yaitu mengidentifikasi penyebab sebuah penyakit sehingga akan memberikan petunjuk pada
program pencegahan, pengobatan dan perawatan terhadap penyakit yang diderita pasien.
(Suyanto, 2016)
Istilah patologi berasal dari Yunani yaitu pathos artinya emosi, gairah atau menderita
sedangkan ology artinya ilmu. Jadi patologi adalah ilmu penderitaan atau ilmu penyakit. Ilmu
patologi berkembang sejak seorang ahli patologi yang bernama Rudolf Virchow (1821-1902)
menemukan bahwa bagian terkecil yang membentuk tubuh manusia adalah sel. Perubahan
perubahan sel yang diamati melalui mikroskop memberikan pengetahuan tentang penyakit
yang terjadi pada seseorang. Perubahan tersebut dapat menyebabkan kelainan struktur dan
gangguan fungsi tubuh yang berwujud penyakit. (Suyanto, 2016)
Sebagai sebuah ilmu, maka patologi dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai
berikut:
a. Patologi anatomi
Ilmu patologi yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit berdasarkan hasil
pemeriksaan sel, organ atau jaringan tubuh. Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan
dalam Patologi anatomi terdiri pemeriksaan
(1) Histopatologi adalah bagian dari ilmu patologi anatomi yang mempelajari dan
mendiagnosa penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan jaringan tubuh. Sebagai
contoh yaitu pemeriksaan jaringan dengan cara biopsi
(2) Sitopatologi adalah bagian ilmu patologi anatomi yang mempelajari dan
mendiagnosa penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan sel tubuh yang didapat atau
diambil. Sebagai contoh adalah pemeriksaan sel neoplasma untuk mengetahui tipe
sel tersebut termasuk ganas atau jinak.
b. Patologi klinik
Ilmu patologi yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit berdasarkan hasil
pemeriksaan biokimia tubuh sehingga bahan pemeriksaannya berupa urine, darah dan
cairan tubuh lainnya. Sebagai contoh dalam menentukan diagnosa penyakit gagal ginjal
maka pemeriksaan patologi klinik yang dilakukan menggunakan bahan urine pasien.
Kegunaan patologi klinik adalah sebagai berikut:
- Membantu dalam menegakkan diagnosa penyakit.
- Menetapkan diagnosa penyakit.
- Memberi terapi yang adekuat pada pasien.
- Memonitor perjalanan penyakit.
- Membuat prognosa penyakit yang diderita pasien.

c. Patologi forensik
Ilmu patologi yang mempelajari dan menemukan sebab kematian pada kondisi
tertentu. Sebagai contoh menentukan penyebab kematian korban yang diduga bunuh
diri. Pemeriksa akan mempelajari apakah benar korban bunuh diri atau dibunuh
terlebih dahulu kemudian direkayasa seperti bunuh diri.
d. Patologi molekuler
Pengembangan ilmu patologi yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit
berdasarkan hasil pemeriksaan struktur kimiawi molekul. Sebagai contoh dalam
mendiagnosa penyakit sickle cell yaitu penyakit dimana kondisi molekul haemoglobin
dalam keadaan abnormal. (Suyanto, 2016)

Beberapa ahli memberikan pembagian yang lebih praktis dalam mempelajari patologi
yaitu bahwa patologi dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut:
a. Patologi umum
Ilmu patologi yang mempelajari dan mendiagnosa penyakit berdasarkan mekanisme
dan karakteristik bentuk dari suatu penyakit. Sebagai contoh yaitu mempelajari
kelainan kongenital, radang dan tumor.
b. Patologi sistemik
Ilmu patologi yang mempelajari dan menjelaskan suatu penyakit tertentu berdasarkan
pengaruhnya terhadap organ tersebut. Sebagai contoh penyakit kanker paru yang akan
berpengaruh terhadap organ paru-paru. (Suyanto, 2016)
3. Konsep Patofisiologis
Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan fisiologik akibat
penyakit. Patofisiologi merupakan integratif ilmu seperti anatomi, fisiologi, biologi sel dan
molekuler, genetika, farmakologi dan patologi. (Wilson Price, 2005)
Patofisiologi menjelaskan mekanisme dari kerusakan fungsi pada tubuh untuk
memberikan gambaran klinis dan komplikasi yang mungkin terjadi pada tubuh manusia.
(Silbernag Lang, 2000)
Penyakit atau sakit didefinisikan suatu kondisi dimana terdapat keadaan tubuh yang
abnormal, yang menyebabkan hilangnya kondisi normal yang sehat. Definisi lain yaitu
perubahan dalam individu yang menyebabkan parameter (ciri ciri) kesehatan mereka berubah
di luar batas-batas normal. (Suyanto, 2016)

Obyek studi patofisiologis, diantaranya:


a) Etiologi
Etiologi adalah studi mengenai penetapan penyebab atau alasan timbulnya fenomena
(penyakit), meliputi: agen infeksi, trauma mekanis, bahan kimia beracun, radiasi, suhu
yang ekstrim, masalah gizi dan stres psikologik Mencakup faktor-faktor intrinsik dan
ekstrinsik yang mempengaruhi terjadinya penyakit.
Contohnya :
- Penyebab Tuberkulosis adalah M. tuberculosis.
- Faktor-faktor terkait seperti umur, status gizi, pekerjaan, dan sebagainya.
b) Patogenesis
Patogenesis adalah rangkaian kejadian (proses) perkembangan penyakit dari
permulaan yang paling awal serta faktor yang mempengaruhi.
Riwayat penyakit alamiah merupakan perjalanan penyakit dari awal sampai akhir
tanpa pengobatan (campur tangan medis). Tahapan riwayat penyakit alamiah :
i. Tahap Prepatogenesis
- Kondisi Host masih normal/sehat
- Sudah ada interaksi antara Host dan Agent, tetapi Agent masih diluar Host
- Jika interaksi Host, Agent dan Environment berubah → Host jadi lebih rentan atau
Agent jadi lebih virulen → masuk tahap patogenesis
ii. Tahap Patogenesis
- Tahap Inkubasi → tahap masuknya Agent kedalam Host, sampai timbul gejala
sakit
- Tahap penyakit dini → tahap mulainya timbul gejala penyakit dalam keadaan awal
(ringan)
- Tahap penyakit lanjut → tahap penyakit telah berkembang pesat dan menimbulkan
kelainan patologis (timbul tanda dan gejala).
iii. Tahap Pasca Patogenesis
- Tahap penyakit akhir → tahap berakhirnya perjalanan penyakit, dapat dalam
bentuk.
- Sembuh sempurna → Agent hilang, Host pulih dan sehat kembali
- Sembuh dengan cacat → Agent hilang, penyakit tidak ada → Host tidak pulih
sempurna (ada cacat)
- Karier → Agent masih ada, Host pulih →gangguan Agent masih ada (minimal)
c) Manifestasi penyakit
Manifestasi penyakit merupakan perubahan biologis yang dirasakan oleh penderita
(gejala, keluhan) dan tampak oleh pemeriksa (tanda). Adapun stadiumnya yaitu:
– Subklinis (gejala belum dirasakan penderita, fungsi tubuh belum menunjukkan
perubahan bermakna, biasanya terdeteksi pada pemeriksaan laboratorium)
– Klinis (penderita jelas merasakan gejala atau keluhan tertentu, tanda-tanda dapat
ditemukan oleh pemeriksa)
– Resolusi (proses kesembuhan sebagai kerja pertahanan tubuh atau atas bantuan
terapi pada awal perkembangan penyakit, agent sudah membuat perubahan
fisiologik tetapi belum menunjukan gejala → disebut stadium subklinis. (Wilson
Price, 2005)
Daftar Pustaka
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Lang, Silbernag. 2000. Color Atlas of Pathophysiology. New York : Georg Thieme Verlag.

Nurachmah, Elly. 2011. Dasar-dasar anatomi dan fisiologi (terjemahan). Singapore:


Elsevier.

Price, Wilson. 2005. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6. Jakarta:
EGC.

Suyanto. 2016. Patologi, Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai