LEMBAR PENETAPAN
Ditetapkan di : Gombong
Kab/ Kota Kebumen
Pada tanggal : 17 Juli 2017
Mengetahui,
a.n. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah
Kepala Bidang Pembinaan SMK
ii
KTSP KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018 SMK NEGERI 1 GOMBONG - KEBUMEN
PERNYATAAN SINKRONISASI
Kepala Sekolah,
Drs. Prayitno
NIP. 19620412 198603 1 029
iii
KTSP KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018 SMK NEGERI 1 GOMBONG - KEBUMEN
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat dan Karunia Allah SWT KTSP Kurikulum 2013 Paket
Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan Kelas XI SMK Negeri 1 Gombong
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2017/ 2018 telah tersusun sesuai
dengan Panduan Penyusunan Kurikulum SMK dari Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Tujuan penyusunan KTSP Kurikulum 2013 ini adalah untuk acuan bagi
semua komponen di SMK Negeri 1 Gombong khususnya Paket Keahlian
Teknik Komputer dan Jaringan dalam melaksanakan Kurikulum pada
Tahun Pelajaran 2017/ 2018 di sekolah, juga sebagai acuan penyusunan
dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran
berikutnya melalui penyempurnaan komponen-komponen di dalamnya.
Dengan tersusunnya KTSP Kurikulum 2013 Paket Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
2. Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah
3. Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
4. Kepala BP2MK Wilayah IV Kedu
5. Pengawas SMK Negeri 1 Gombong Kabupaten Kebumen
6. Ketua dan anggota Komite Sekolah
7. Seluruh keluarga besar SMK Negeri 1 Gombong Kabupaten Kebumen
Semoga KTSP Kurikulum 2013 Paket Keahlian Teknik Komputer
dan Jaringan Kelas XII ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru
sebagai acuan dalam pembelajaran.
Gombong, 14 Juli 2017
Kepala Sekolah,
Drs. Prayitno
NIP. 19620412 198603 1 029
iv
KTSP KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018 SMK NEGERI 1 GOMBONG - KEBUMEN
DAFTAR ISI
v
KTSP KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018 SMK NEGERI 1 GOMBONG - KEBUMEN
vi
KTSP KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018 SMK NEGERI 1 GOMBONG - KEBUMEN
vii
KTSP KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018 SMK NEGERI 1 GOMBONG - KEBUMEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah
hati, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan
dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan
efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
2. Pengertian Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan
pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/ 2014
memenuhi kedua dimensi tersebut.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi
dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus
globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan
modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-
Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area
(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga
menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
B. LANDASAN
Dasar hukum yang relevan dalam penyusunan dokumen
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa Pengembangan
kurikulum dikalukan dengan mengacu pada standar nasional’ dan
ayat (2) menyebutkan bahwa ‘kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip di sertivikasi dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik;
Pasal 38 ayat 92) menyatakan bahwa ‘ kurikulum pendidikan dasar
dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/
madrasah dibawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau
kantor Kementrian Agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah;
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang direvisi I dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan revisi II dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010
tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2013 tentang SKL Kurikulum 2013.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
G. ANALISIS SWOT
Dalam rangka mengimplementasikan Kurikulum Paket Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan SMK Negeri 1 Gombong Kabupaten Kebumen
Tahun Pelajaran 2017/ 2018 melakukan analisis SWOT. Hasil yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut.
ANALISIS SWOT
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
SMK NEGERI 1 GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN
Kondisi Kesiapan
No. Fungsi dan Faktor Kondisi Nyata
Ideal Siap Tidak
1. Fungsi Perencanaan
1. Faktor Internal
Kondisi Kesiapan
No. Fungsi dan Faktor Kondisi Nyata
Ideal Siap Tidak
2. Faktor Eksternal
2. Fungsi Pelaksanaan
1. Faktor Internal
Kondisi Kesiapan
No. Fungsi dan Faktor Kondisi Nyata
Ideal Siap Tidak
2. Faktor Eksternal
Kondisi Kesiapan
No. Fungsi dan Faktor Kondisi Nyata
Ideal Siap Tidak
2. Faktor Eksternal
BAB II
VISI, MISI dan TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. TUJUAN PENDIDIKAN SMK
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki
keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam
kehidupan sehari-hari.
Tujuan Umum Pendidikan:
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara
yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
demokratis, dan bertanggungjawab.
3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya
bangsa Indonesia.
4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian
terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan
melestarikan lingkungan hidup serta memanfaatkan sumber daya alam
dengan efektif dan efisien.
Tujuan Khusus Pendidikan:
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia
usaha/industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi dalam program keahlian yang dipilih.
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.
“Menjadi SMK unggul dan inovatif yang berpilar pada Imtak, Iptek,
keteladanan, Budaya dan Nasionalisme”
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMA/MA/SMK/ MAK/Paket C
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
Sikap
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
B. STRUKTUR KURIKULUM
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta
mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki
Keterangan: Disusun sesuai Permendikbud No. 70 Tahun 2013 dan Keputusan Dirjen Pend.
Menengah No. 1464/ D3.3/ KEP/ KP/ 2014.
C. MUATAN KURIKULUM
Muatan Kurikulum Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
SMK Negeri 1 Gombong Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2017/
2018 meliputi Kompetensi Inti dan sejumlah Kompetensi Dasar yang
dirumuskan dalam mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar peserta didik. Muatan lokal dan pengembangan
diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
a. Kompetensi Inti
Sejalan dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan,
Kompetensi Inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapak
peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang SMK/
MAK. Kompetensi Inti meningkat seiring dengan meningkatnya usia
peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui
Kompetensi Inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga. Sebagai anak tangga menuju ke
kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti juga memiliki
multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan
pada ranah sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang
terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Kedua, sikap sosial
yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta
didik yang mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk
dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari
sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran
diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada
mata pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil
akhirnya adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta
didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus tunduk
pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Dengan kata lain, semua
mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus
berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti. Kompetensi Inti
b. Kompetensi Dasar
Dalam mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran
mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar.
Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran kompetensi
dasar yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Sebagai
pendukung pencapaian Kompetensi Inti, kompetensi dasar
dikelompokkan menjadi empat sesuai dengan rumusan Kompetensi
Inti yang didukungnya, yaitu:
c. Tujuan
1) Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk berkembangnya
kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama Islam yang menyerasikan
penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk;
2) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dalam
diri peserta didik melalui pengenalan, pemahaman,
penghayatan terhadap ayat-ayat Allah yang tercipta dan tertulis
(ayat kauniyyah dan ayat qauliyyah);
3) Membentuk karakter muslim dalam diri peserta didik melalui
pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan
aturan-aturan Islam dalam melakukan relasi yang harmonis
dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungannya;
4) Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan
keyakinan Islam dalam kehidupan sebagai warga masyarakat,
warga negara, dan warga dunia.
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi
keserasian, keselarasan dan keseimbangan:
a) Hubungan manusia dengan Tuhan;
b) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
c) Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan
d) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.
Aspek lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi :
b. Rasional
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang semula dikenal dalam
Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar
pertimbangan: (1) Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang
menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan pencapaian tingkat
kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2)
substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian
integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang
menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan warganegara
Indonesia yang berkarakter Pancasila.
Perubahan tersebut didasarkan pada sejumlah masukan
penyempurnaan pembelajaran PKn menjadi PPKn yang
mengemuka dalam lima tahun terakhir, antara lain: (1) secara
substansial, PKn terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan
sehingga muatan nilai dan moral Pancasila kurang mendapat
aksentuasi yang proporsional; (2) secara metodologis, ada
kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan
ranah sikap (afektif), ranah pengetahuan (kognitif), pengembangan
ranah keterampilan (psikomotorik) belum dikembangkan secara
optimal dan utuh (koheren).
c. Tujuan
Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal 77
J ayat (1) huruf ditegaskan bahwan Pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan
moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka
Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara umum tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh dimensi
kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan termasuk
keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic
confidence, civic committment, and civic responsibility); (2)
pengetahuan kewarganegaraan; keterampilan kewarganegaraan
termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic
competence and civic responsibility).
Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan
dimensi tersebut sehingga peserta didik mampu:
1) menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan,
mahaman, dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara
personal dan sosial;
d. Ruang Lingkup
Dengan perubahan mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), maka ruang lingkup PPKn meliputi:
1) Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup
bangsa
2) UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan
konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
3) Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final
bentuk Negara Republik Indonesia
4) Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang
melandasi dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
b. Rasional
Bahasa Indonesia perlu dipelajari sebagai sarana komunikasi
untuk mengindonesiakan orang Indonesia. Proses pengindonesiaan
orang Indonesia berlangsung sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
diikrarkan oleh para pendiri negara kebangsaan Indonesia.
Berdasarkan ikrar tersebut, setiap orang yang mengaku berbangsa
Indonesia bertekad menjunjung sebuah bahasa persatuan yang
disebut bahasa Indonesia. Tekad berbahasa Indonesia itu
menyiratkan bahwa nilai-nilai kebangsaan Indonesia, antara lain nilai
multikutural dan multilingual, mengkristal dan melembaga dalam
teks, seperti halnya program dalam PISA dan PIRLS. Secara teoretis,
teks merupakan proses sosial yang berorientasi pada tujuan sosial
tertentu dan dalam konteks situasi tertentu pula. Proses sosial
tersebut akan terjadi jika terdapat sarana komunikasi yang disebut
bahasa. Dalam kerangka teori itu, bahasa Indonesia muncul dalam
berbagai situasi pemakaiannya sebagai teks yang sangat beragam
sehingga jenis teks bahasa Indonesia pun beragam. Keragaman teks
itu menunjukkan perbedaan struktur berpikir, unsur kebahasaan, dan
fungsi sosial yang dilaksanakan.
Dalam praktik di sekolah menengah, pembelajaran teks
membantu peserta didik memperoleh wawasan yang lebih luas untuk
berpikir kritis menyelesaikan permasalahan kehidupan nyata yang
tidak terlepas dari kehadiran teks. Selain memperluas wawasan
komunikasi berbahasa Indonesia, pembelajaran teks juga
meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap bahasa Indonesia,
termasuk sikap bersyukur atas anugrah Tuhan berupa bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa dan identitas negara. Dengan
wawasan yang makin luas dan sikap yang makin positif itu,
peserta didik dapat berperan aktif sebagai orang Indonesia dalam
pelestarian bahasa kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.
c. Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Memahami struktur teks, baik dalam genre sastra maupun
nonsastra, serta unsur kebahasaan dan fungsi sosialnya
2) Membandingkan teks dalam bentuk lisan dan tulisan
3) Menganalisis teks baik melalui lisan maupun tulisan
4) Mengevaluasi teks berdasarkan kaidah-kaidah teks, baik
melalui lisan maupun tulisan
5) Menginterpretasi makna teks, baik secara lisan maupun tulisan
6) Memproduksi teks, baik secara lisan mupun tulisan
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi dua
aspek berikut:
1) Membuat teks secara lisan dan tulisan, baik dalam genre sastra
(cerita naratif dan non-naratif) maupun genre nonsastra (teks
faktual yang berbentuk laporan serta prosedural dan teks
tanggapan yang bentuk transaksional dan ekspositori)
2) Menggunakan teks secara lisan dan tulisan, baik dalam genre
sastra (cerita naratif dan non-naratif) maupun genre nonsastra
(teks faktual yang berbentuk laporan dan prosedural serta teks
tanggapan yang bentuk transaksional dan ekspositori)
b. Rasional
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi
kehidupan manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi
modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,
teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta
teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan dan pemahaman
atas matematika yang kuat sejak dini.
NRC (National Research Council, 1989) dari Amerika Serikat
telah menyatakan pentingnya Matematika dengan pernyataan
berikut: “Mathematics is the key to opportunity.” Matematika adalah
kunci kearah peluang-peluang. Bagi seorang siswa keberhasilan
mempelajarinya akan membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para
warga negara, matematika akan menunjang pengambilan keputusan
yang tepat. Bagi suatu negara, matematika akan menyiapkan
warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi dan
teknologi.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
c. Tujuan
Secara umum, mata pelajaran matematika bertujuan agar
peserta didik dapat:
1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2) menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian
masalah serta untuk membuat generalisasi berdasarkan
fenomena atau data yang ada, serta melakukan penalaran
berdasarkan sifat-sifat matematika, menganalisis komponen dan
melakukan manipulasi matematika dalam penyederhanaan
masalah
3) mengkomunikasikan gagasan dan penalaran matematika serta
mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat
lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah;
4) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, membangun model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh termasuk dalam rangka
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (dunia nyata);
5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah;
6) memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam
matematika dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten,
menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat
orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai
kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur,
teliti, cermat, dan sebagainya;
Sedangkan, secara khusus, tujuan mata pelajaran peminatan
matematika adalah:
d. Ruang Lingkup
1) Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan dasar dan
menengah memuat materi aspek-aspek sebagai berikut:
2) geometri dan pengukuran, yang meliputi konsep dan
penggunaan: geometri bidang dan geometri ruang (dalil titik,
garis, jarak, sudut, bidang dan hubungannya); irisan kerucut;
parabola, hiperbola dan elips; lingkaran; komposisi dan
transformasi geometri; scalar dan vector, dalam pemecahan
masalah
3) aljabar, yang meliputi konsep dan penerapan: sistem persamaan
dan pertidaksamaan linear dan kuadrat (dua variabel);
pertidaksamaan pecahan, irasional dan mutlak; polinomial;
b. Rasional
Mata pelajaran Sejarah Indonesia merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dengan pendidikan sejarah. Mata pelajaran
Sejarah Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di jenjang
pendidikan menengah (SMA/MA, SMK/ MAK). Sejarah memiliki
makna dan posisi yang strategis, mengingat:
1) Manusia hidup masa kini sebagai kelanjutan dari masa lampau
sehingga perlajaran sejarah memberikan dasar pengetahuan
untuk memahami kehidupan masa kini, dan membangun
kehidupan masa depan;
2) Sejarah mengandung peristiwa kehidupan manusia di masa
lampau untuk dijadikan guru kehidupan: Historia Magistra Vitae ;
3) Pelajaran Sejarah adalah untuk membangun memori kolektif
sebagai bangsa untuk mengenal bangsanya dan membangun
rasa persatuan dan kesatuan;
4) Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak
dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam
pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi).
Mata pelajaran Sejarah Indonesia dikembangkan atas dasar :
1) Semua wilayah/daerah memiliki kontribusi terhadap perjalanan
Sejarah Indonesia hampir pada seluruh periode sejarah;
c. Tujuan
Mata pelajaran Sejarah Indonesia bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep
waktu dan tempat/ruang dalam rangka memahami perubahan dan
keberlanjutan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di
Indonesia;
2) Mengembangkan kemampuan berpikir historis (historical
thinking) yang menjadi dasar untuk kemampuan berpikir logis,
kreatif, inspiratif, dan inovatif;
3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa
Indonesia di masa lampau;
4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap diri
sendiri, masyarakat, dan proses terbentuknya bangsa Indonesia
melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa
kini dan masa yang akan datang;
d. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Sejarah Indonesia membahas materi yang
meliputi zaman:
1) Praaksara;
2) Hindu-Buddha;
3) Kerajaan-kerajaan Islam;
4) Penjajahan bangsa Barat;
5) Pergerakan Nasional;
6) Perjuangan mempertahankan kemerdekaan;
7) Demokrasi Liberal;
8) Demokrasi Terpimpin;
9) Orde Baru; dan
10) Reformasi
e. Prinsip-prinsip asessmen:
Prinsip-prinsip asesmen dalam mata pelajaran Sejarah pada
SMA/MA, SMK/ MAK, antara lain:
1) Menentukan aspek dari hasil belajar Sejarah yang sudah dan
belum dikuasai peserta didik sesudah suatu proses pembelajaran;
2) Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar
yang kurang atau belum dikuasai;
b. Rasional
Proses pembelajaran bahasa Inggris yang paling lazim
dilakukan di sekolah saat ini memiliki ciri-ciri berikut ini: materi ajar
didasarkan pada buku teks, tindakan belajar sebagian besar tertulis,
langkah pembalajaran diawali dengan penjelasan guru tentang satu
atau dua contoh teks tentang isi dan unsur kebahasaan yang ada,
kemudian Peserta didik mengerjakan soal- soal tertulis di dalam buku
teks, dan akhirnya menghasilkan teks secara mandiri sesuai dengan
contoh yang ada di buku teks dan penjelasan guru. Jika bahan dari
buku teks dianggap kurang, ada sebagian guru yang menambahkan
contoh yang diambil buku teks lain atau sumber lain. Namun
guru pada umumnya beranggapan bahwa bahan atau teks dari
sumber otentik biasanya terlalu sulit bagi Peserta didik, sehingga tidak
banyak digunakan. Akibatnya, Peserta didik tidak terbiasa dengan
teks-teks yang justru akan mereka temui di dunia nyata di luar
kelas, apalagi menggunakan dan melakukannya. Dengan kata lain,
ketika meninggalkan bangku sekolah, Peserta didik belum mampu
berbahasa Inggris dalam arti yang sesungguhnya.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa proses belajar
bahasa Inggris di sekolah telah terbukti menghasilkan sedikit
lulusan sekolah menengah yang memiliki kemampuan berbicara,
menyimak, membaca, dan menulis dalam bahasa Inggris untuk
tujuan nyata. Padahal mereka telah belajar bahasa Inggris sedikitnya
selama enam tahun di sekolah. Nilai tinggi dalam ulangan, tes dan
ujian ternyata tidak menjamin bahwa Peserta didik mampu
berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris dalam arti yang
sebenarnya. Oleh karena itu, kita harus berani mengatakan bahwa
pasti ada yang salah dengan tradisi pembelajaran selama ini, dan
c. Tujuan
Meskipun nama mata pelajaran ini adalah „Bahasa Inggris‟,
dalam mata pelajaran ini Peserta didik tidak belajar tentang „bahasa‟
Inggris, tetapi belajar melakukan berbagai hal yang berguna bagi
hidupnya dengan menggunakan bahasa Inggris. Tujuan mata
pelajaran Bahasa Inggris di sekolah menengah adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki
kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional,
dan fungsional, dengan menggunakan berbagai teks berbahasa
Inggris lisan dan tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur
kebahasaan yang akurat dan berterima, tentang berbagai
pengetahuan faktual dan prosedural, serta menanamkan nilai-nilai
luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan rumah,
sekolah, dan masyarakat.
Untuk itu semua aspek pembelajaran (tujuan, materi,
proses belajar mengajar, media, sumber, dan penilaian) diupayakan
untuk mendekati penggunaan bahasa Inggris di dunia nyata di luar
kelas. Dalam konteks tersebut, unsur kebahasaan (tata bahasa dan
kosa kata, termasuk pengucapan dan penulisannya) lebih tepat dilihat
sebagai alat, bukan sebagai tujuan: alat untuk melaksanakan tindakan
berbahasa secara benar, strategis, sesuai tujuan dan konteksnya.
Langsung „melakukan‟ tindakan yang ingin dikuasi adalah cara yang
lebih alami. Belajar berterimakasih dengan cara membiasakan diri
berterimakasih, belajar bertanya dengan cara bertanya, belajar
memuji dengan cara memuji, belajar membaca koran dengan cara
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris ditetapkan
berdasarkan aspek-aspek komunikatif berikut ini
1) Kompetensi komunikatif untuk melaksanakan fungsi sosial yang
bermanfaat bagi hidupnya saat ini sebagai Peserta didik, sebagai
anggota keluarga dan anggota masyarakat, dengan menggunakan
teks yang urut dan runtut serta unsur kebahasaan yang sesuai
dengan konteks dan tujuan yang hendak dicapai.
2) Konteks komunikasi mencakup hubungan fungsional dengan
guru, teman, dan orang lain di lingkungan rumah, sekolah, dan
b. Rasional
Mata pelajaran Seni Budaya merupakan aktivitas belajar yang
menampilkan karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada
norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa. Mata pelajaran
ini bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memahami seni dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
c. Tujuan
Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuanuntuk menumbuh
kembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif,
dan kreatif pada diri setiap peserta pendidik secara menyeluruh.
Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian proses
aktivitas berkesenian pada peserta didik. Mata pelajaran Seni
Budaya memiliki tujuan khusus, yaitu;
1) Menumbuhkembangkan sikap toleransi,
2) Menciptakan demokrasi yang beradab,
3) Menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat majemuk,
4) Mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan
5) Menerapkan teknologi dalam berkreasi
6) Menumbuhkan rasa cinta budaya dan menghargai warisan budaya
Indonesia
7) Membuat pergelaran dan pameran karya seni.
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4 aspek
seni, yaitu:
1) Seni Rupa
Apresiasi seni rupa, Estetika seni rupa, Pengetahuan bahan dan
alat seni rupa, Teknik penciptaan seni rupa, Pameran seni
rupa, Evaluasi seni rupa, Portofolio seni rupa. Pada Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/ MAK) seni
rupa berisi kegiatan mengkreasi karya seni rupa dua dan tiga
dimensi.
2) Seni Musik
Apresiasi seni musik, Estetika seni musik, Pengetahuan bahan
dan alat seni musik, Teknik penciptaan seni musik, Pertunjukan
seni musik, Evaluasi seni musik, Portofolio seni musik. Pada
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/ MAK)
musik menampilkan pergelaran karya musik.
3) Seni Tari
Apresiasi seni tari, Estetika seni tari, Pengetahuan bahan dan
alat seni tari, Teknik penciptaan seni tari, Pertunjukkan seni
tari, Evaluasi seni tari, Portofolio seni tari.. Pada Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/ MAK) seni
tari melakukan dan mengkreasikan karya tari.
4) Seni Teater
Apresiasi seni teater, Estetika seni teater, Pengetahuan bahan
dan alat seni teater, Teknik penciptaan seni teater, Pertunjukkan
seni teater, Evaluasi seni teater, Portofolio seni teater. Pasa
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/ MAK)
teater menampilkan pementasan karya teater.
b. Rasional
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada hakikatnya
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam
hal fisik, mental, sertaemosional. Pendidikan jasmani, olahraga, dan
para simpatetik dan saraf simpatetik serta jumlah sel saraf yang
canggih (sekitar 10 milyar neuron), sistem daur ulang peredaran darah
yang luar biasa kecermatannya (siklusnya 1.440 kali selama sehari),
dan kelengkapan sistem lainnya, seperti penapasan dengan
kapasisitasraksasa (pengisiaan dan pengosongan sebanyak 150.000
perhari) yang dilaksanakan oleh organ yang dikemas dalam ukuran
mini (sekitar 300 juta alveoli atau kantong hawa “dilipat”rapi sebagai
paru dengan berat total hanya 1,1 kg). Namun yang menarik, anugrah
itu sia-sia bila tidak dibina, karena terdapat hukum paradoks dalam
fungsi faal tubuh: semakin tidak digunakan atau digerakkan, semakin
mengalami degradasi fungsinya. Karena itu aktivitas jasmani
merupakan keharusan bagi kelangsungan fungsi organ tubuh,
yang berarti pendidikan jasmani merupakan satu bagian dari
rangsangan fisik yang diberikan secara terpilih dan sistematik.
Melalui pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan akan
tercapai makna pendidikan dari aspek sosiologis dan psikologis. Hasil
riset tentang perkembagnan anak yang dilaksanakan oleh Piaget
sangat membantu untuk memperoleh kejelasan tentang hakikat dan
dampak dari bermain bagi anak- anak, yang ternyata sangat
diperlukan untuk perkembangan kognitifnya. Kini kiat banyak
penelitian yang mengungkapkan efek dari stimulus lingkungan
terhadap kuatnya “pesambungan” sinaps atau simpul-simpul saraf.
Sejak lama, para ahli di Uni Sovyet, seperti fisiolog Michelufer
meneliti persoalan tersebut dan sampai pada kesimpulan bahwa
manifestasi akhir dari semua sistem saraf tingkat tinggi adalah gerak
otot. Dengan kata lain, materi dasar dari inteligensia adalah sistem
saraf, dan bagian yang paling maju adalah otak, yang begitu erat
kaitannya dengan gerakan otot, termasuk otot halus dan myocadium.
Dari sisi keniscayaan sosial, betapa penting aktivitas jasmani
dan/atau permainan bagi anak untuk menumbuhkan keterampilan
sosial yang menjadi dasar bagi sifat-sifat yang melekat dalam
wataknya. Selain itu, self-concept yang menjadi landasan kepribadian
c. Tujuan
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas
fisik untuk mencapai pertubuhan dan perkembangan tubuh serta
gaya hidup aktif sepanjang hayat.
2) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan jenjang SMA/MA adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas Permainan dan Olahraga termasuk tradisional, misalnya;
sepakbola, bola voli, bola basket, kasti, bulutangkis, tenis meja,
softball jalan cepat, larijarak pendek, lompat jauh, tolak peluru,
pencak silat, sepak takraw, bola tangan, dan olahraga tradisional
lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk kecenderungan
alami anak untuk bermain melalui kegiatan bermain informal
dan meningkatkan pengembangan keterampilan dasar,
kesempatan untuk interaksi sosial. Menerapkannya dalam
kegiatan informal dalam kompetisi dengan orang. Juga untuk
mengembangkan keterampilan dan memahami dari konsep-
konsep kerja sama tim, serangan, pertahanan dan penggunaan
b. Rasional
Dalam kehidupan dan berkehidupan, manusia membutuhkan
keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan
sehari- hari sebagai kecakapan hidup. Keterampilan harus
menghasilkan karya yang menyenangkan bagi dirinya maupun orang
lain serta mempunyai nilai kemanfaatan yang sesungguhnya, untuk itu
pelatihan berkarya dengan menyenagkan harus dimulai dengan
memahami estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya
selanjutnya. Dalam rangkaian menemukan karya yang bermanfaat
dilatihkan mencipta, memproduksi dan memelihara yang ada
kemudian memperoleh nilai kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat
untuk kehidupan selanujutnya.
Prinsip mencipta, yaitu memproduksi dan mereproduksi
diharapkan meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman
sekaligus mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampun
mengantarkan manusia Iondonesia mengalami kejayaan pada masa
lalu. Oleh karenanya, pembelajaran Prakarya di tingkat sekolah
lanjutan pertama didahului dengan wawsan keteknologian hasil
kearfian lokal menuju teknologi terbarukan. Pelatihan dimulai dengan
memahami fakta, prosedur, konsep maupun dalil yang ada melalui
studi perorangan, kelompok maupun projektif agar memberi dampak
kepada pendidikan karakter yang berupa kecerdasan kolektif. Hasil
pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun artifisial ini akan
memanfaatkan sebagai media sekaligus bahan pelajaran,
sehingga berdasarkan nilai ekosistem dan keberlajutan materialnya.
c. Tujuan
Secara keseluruhan tujuan Prakarya dan Kewirausahaan dapat
diuraikan sebagai berikut:
d. Ruang Lingkup
Lingkup materi pelajaran Prakarya di SMA sederajat
disesuaikan dengan potensi sekolah, daerah setempat, karena sifat
mata pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang
ada di daerah tersebut. Penyesuaian ini berangkat dari pemikiran
ekonomis, budaya dan sosiologis. Ekonomis, karena pada tingkat usia
remaja sudah harus dibekali dengan prinsip kewirausahaan agar
tidak tertinggalkan konsep kemandirian pasca sekolah. Budaya,
karena prakarya sebenarnya adalah pengembangan materi kearifan
lokal yang telah dapat diidentifikasi dalam sejarah arkeologis mampu
mengangkat nama Indonesia ke dunia internasional. Sosio0logis,
karena teknologi tradisi ternyata mempunyai nilai-nilai kecerdasan
kolektif bangsa Indonesia. Oleh karenanya bisa merupakan pilihan
alternatif, dengan minimal 2 materi atau bahan ajar yang disediakan.
Namun demikian sedapat mungkin dilanksanakan berdasarkan
e. Prinsip-prinsip asessmen
Prinsip Prakarya dan Kewirausahaan adalah karya yang
mempunyai nilai keterjualan oleh karenanya karya tersebut harus
memenuhi standar pasar, yaitu: menyenangkan pembeli, nilai
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada dan atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat menjadi
mata pelajaran muatan lokal.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, karena itu satuan
pendidikan harus mengembangkan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan
lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan
lokal.
Penerapan Muatan Lokal di SMK Negeri 1 Gombong
Kabupaten Kebumen diharapkan dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar
mereka memiliki wawasan yang luas tentang keadaan lingkungan
daerah dan kebutuhan masyarakatnya sesuai dengan nilai-nilai/aturan
yang berlaku serta ikut mengambil bagian dalam mendukung
kelangsungan pembangunan daerah dan pembangunan nasional.
(5) Akademik
Ekstrakurikuler akademik dimaksudkan untuk membekali
siswa dengan kemampuan akademik yang diujikan dan
dilombakan sehingga siswa mampu berprestasi.
Ekstrakurikuler tersebut meliputi OSTN, ekstra produktif,
KIRTI, debat bahasa Indonesia, dan debat bahasa
inggris.
(6) Pengembangan Keagamaan
Pengembangan keagamaan dimaksudkan untuk
meningkatkan pemahaman agama yang dianut siswa,
khususnya seni baca tulis Al-Quran dan Rebana.
b. Mekanisme Pelaksanaan
1) Kegiatan Pengembangan Diri selain BK diberikan di luar jam
pembelajaran (ekstrakurikuler) dibina oleh guru-guru yang
memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan surat keputusan
Kepala Sekolah.
2) Jadwal Kegiatan
No NAMA KEGIATAN HARI WAKTU
1. Pramuka Jumat 11.00 – 17.00
2. PMR Jumat 11.00 – 17.00
3. PKS Jumat 11.00 – 17.00
4. Bola Volly Senin 15.10 – 17.00
5. Bola Basket Rabu 15.10 – 17.00
6. Futsal Selasa 15.10 – 17.00
7. Sepakbola Selasa 15.10 – 17.00
8. Sepak Takraw Senin 15.10 – 17.00
9. Panahan Kamis 15.10 – 17.00
10. Karate Senin 15.10 – 17.00
11. Taekwondo Sabtu 15.10 – 17.00
12. Lari Selasa 15.10 – 17.00
13. Musik Selasa 15.10 – 17.00
14. Karawitan/ Gamelan Rabu 15.10 – 17.00
15. Rebana Kamis 15.10 – 17.00
16. Baca Tulis Al-Qur’an Sabtu 15.10 – 17.00
17. Debat Bahasa Inggris Kamis 15.10 – 17.00
3) Alokasi Waktu
Alokasi waktu kegiatan pengembangan diri khusus BK adalah
ekuivalen dengan 1 jam pelajaran (1 @ 45 menit), Ekstra
Kurikuler dilaksanakan 1 jam ( 60 menit ) sesuai jadwal.
c. Penilaian
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada
sekolah dan orang tua dalam bentuk nilai kualitatif.
Kategori Nilai Keterangan
A Sangat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
5. Beban Belajar
Jumlah jam pembelajaran per minggu adalah 50 jam
pembelajaran tatap muka. Beban belajar yang diatur pada SMK Negeri
1 Gombong Kabupaten Kebumen adalah beban belajar sistem paket
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap
mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran.
Pengaturan Beban Belajar pada satuan pendidikan SMK Negeri 1
Gombong Kabupaten Kebumen terdiri dari.
a) Kegiatan Tatap Muka
Pembelajaran yang berupa prosesi interaksi antara peserta didik
dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
7. Pendidikan Karakter
8. Budaya Sekolah
BAB IV
PENGEMBANGAN
PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
2. Perencanaan Pembelajaran
Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana pembelajaran
yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks
pelajaran, buku pedoman guru. RPP mencakup :
a. Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran dan kelas/semester
b. Alokasi waktu
c. KI, KD, dan Indikator pencapaian kompetensi
d. Materi pembelajaran
e. Kegiatan pembelajaran
f. Penilaian
g. Media, alat dan sumber belajar
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP untuk kelas dimana guru tersebut mengajar (guru
kelas) di SD dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk
guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/ MAK. Pengembangan RPP dapat
dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran,
dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap
awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat
dilakukan secara mandiri, atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri
dan/atau secara berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi,
difasilitasi, dan disupervisi kepala sekolah/madrasah. Pengembangan
RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok antar
sekolah atau antar wilayah dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas
pendidikan atau kementrian agama setempat.
Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP
adalah sebagai berikut:
a. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap
spiritual (KD dari KI-1), social (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari
KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4).
b. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih.
c. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan
awal, tingkat intelektual, minat, gaya belajar kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
d. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta
didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan
pendekatan saintifik meliputi; mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
Sekolah : …………………………………………………….
Mata Pelajaran : …………………………………………………….
Kelas/Semester : …………………………………………………….
Alokasi Waktu : …………………………………………………….
D. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran
dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal,
materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang
dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran regular,
pengayaan, dan remedial.
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama : (…… JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
1. Mengamati
2. Menanya
3. Mengumpulkan Informasi / mencoba
4. Menalar / mengasosiasi
5. Mengkomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Pertama : (…… JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
1. Mengamati
2. Menanya
3. Mengumpulkan Informasi / mencoba
4. Menalar / mengasosiasi
5. Mengkomunikasikan
3. Kegiatan Penutup
b. Pertemuan kedua
c. Pertemuan dan seterusnya
3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan
penilaian
C KENAIKAN KELAS
1. Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan
bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak melanjutkan ke
jenjang kompetensi-kompetensi tahun selanjutnya. Pernyataan
kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meiputi aspek :
a. Akademik
Terdapat nilai dibawah Ketuntasan Belajar (KB) masksimal
sebanyak dua mata pelajaran sampai batas akhir tahun pelajaran.
b. Non Akademik
1) Kehadiran kumulatif minimal 95% dari hari efektif dalam 1 tahun
pelajaran.
2) Sikap atau Kepribadian dalam deskripsi baik.
Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian Buku
Laporan Hasil Belajar Peserta Didik / Raport yang dilakukan di akhir
tahun pelajaran. Setiap peserta didik akan memperoleh buku raport
yang berisi laporan hasil belajar sesuai dengan jumlah kompetensi
yang telah dinyatakan kompeten.
2. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan,
pemerintah, dan/atau lembaga mandiri. Penilaian hasil belajar
dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
D KELULUSAN
1. Kriteria Kelulusan
Yang dimaksud dengan kelulusan menurut ketentuan PP 19 Tahun
2005 Pasal 72 ayat (1) adalah bahwa peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran, yang berarti
peserta didik telah dinyatakan tuntas atau kompeten oleh gurunya
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
A. KALENDER PENDIDIKAN
1 Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
2 Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan.
3 Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4 Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
5 Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
6 Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan
sekolah melaporkan kepada dinas pendidikan
MINGGU
O TAHU JEDA AKHI RAMADHA HARI
UMUM
EFEKTIF PERTAM MENGIKUT PENYERAH
N TENGAH R N / HARI
BELAJA A I UPACARA AN BLHB
SMT/TES SMT RAYA
R MASUK
KD/UN
JULI 9 3 - - - 9 5 2 3 31
AGU. 26 - - 1 - - 4 - - 31
SEPT. 15 - 10 - - - 4 1 - 30
SATU
1
OKT. 24 - - 2 - - 5 - - 31
NOV. 25 - - 1 - - 4 - - 30
DES. 7 - 6 - 1 11 4 2 - 31
2
JUMLAH 106 3 16 4 1 20 5 3 184
6
JAN. 25 - - - - - 5 1 - 31
FEB. 24 - - - - - 4 - - 28
MARE
T 16 - 10 - - - 4 1 - 31
DUA
2 APRIL 22 - - 1 - - 5 2 - 30
MEI 20 - - 2 - - 4 3 2 31
JUNI 8 - 6 - 1 7 4 1 3 30
JULI - - - - - - - - - -
2
JUMLAH 115 0 16 3 1 7 8 5 181
6
5 1
JUMLAH 221 3 32 7 2 27 8 365
2 3
BAB VI
PENUTUP
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena Berkat dan
Rahmat Allah SWT, revisi dan pengembangan Kurikulum SMK Negeri 1
Gombong Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2017/ 2018 telah selesai,
dengan harapan segala upaya yang telah kami rancang ini dapat
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMK Negeri 1 Gombong
Kabupaten Kebumen dan di Indonesia pada umumnya.
KTSP Kurikulum 2013 Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
SMK Negeri 1 Gombong Kabupaten Kebumen dikembangkan berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan atas dasar Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum
2013 pada SMK/ MAK. Penyusunan Kurikulum Paket Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan juga memperhatikan visi, misi, tujuan, dan
karakteristik Sekolah. Kurikulum SMK Negeri 1 Gombong merupakan
kurikulum implementatif dan merupakan penyesuaian dari kurikulum yang
pernah diberlakukan di Indonesia (Edisi 2004 dan Edisi 2006).
Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat
perhatian dan diutamakan oleh semua pihak sebab investasi di bidang
ilmu pengetahuan akan membawa kemajuan bangsa di masa yang akan
datang. Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan
otonomi sekolah dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk
pencerahan anak bangsa.
Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya Kurikulum
SMK Negeri 1 Gombong Kabupaten Kebumen ini, kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya dan berdo’a semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalas amal baik Bapak/ Ibu/ Sdr. dengan pahala yang berlipat ganda.
Untuk melengkapi dokumen ini, maka didampingi dengan Buku 2 tentang
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Silabus yang sudah ditetapkan
pemerintah, serta Buku 3 tentang RPP.
GLOSARIUM