Hasnawati
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar
hasnawati0876@gmail.com
ABSTRAK
8
Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1, Juni 2018 e-ISSN : 2621-9557
penderita yang ada artinya di Negara mikroskopik (BTA) pada sediaan dahak.
kita tiap tahunnya akan muncul 250.000 (Widoyono 2002).
orang penderita baru yang dapat Pemeriksaan laboratorium akan
menularkan penyakit pada sekitarnya. didapatkan data ilmiah yang bertujuan
Dipihak lain, menurut survey kesehatan untuk digunakan dalam menghadapi
rumah tangga yang dikerjakan oleh masalah yang diidentifikasi melalui
Departemen kesehatan di tahun 1992, pemeriksaan klinis indikasi
tuberculosis ternyata merupakan pemeriksaan laboratorium merupakan
penyebab kematian ke dua di Indonesia. pertimbangan yang penting dalam
Menurut survey rumah tangga laboratorium. Pemeriksaan
sebelumnya yang dikerjakan di tahun laboratorium dapat digunakan untuk
1986 tuberculosis menduduki peringkat mendiagnosa atau memastikan suatu
ke empat dalam pola penyebab kematian diagnosis awal berdasarkan riwayat
di Indonesia (Widoyo, 2002). penyakit dan pemeriksaan fisik (Ronald
Dalam rangka penanggulangan A. Sacher, 2004).
Tuberculosis paru antara lain diperlukan Pada umumnya setiap penderita
diagnosis dini sehingga dapat diobati tuberculosis pasien akan mengalami
dengan segera. Sampai sekarang gejala – gejala umum berupa batuk
diagnosis laboratorium penyakit berdahak lebih dari dua minggu, batuk
Tuberculosis masih merupakan masalah berdarah, lemah badan, penurunan berat
penting di Indonesia. Diagnosis TB paru badan, meningkatnya suhu tubuh,
secara laboratorium dapat ditegakkan keringat dimalam hari sering terjadi,
dengan ditemukannnya Basil Tahan berubahnya gambaran hitung leukosit
Asam (BTA) diantaranya melalui darah dan meningkatnya laju endap
pemeriksaan mikroskopis. (Depkes RI, darah (LED) (Soedarto 1995).
2008) Nilai LED umumnya tetap dalam
Penularan yang sering terjadi ialah batas normal pada penyakit – penyakit
melalui saluran pernafasan yang dikenal infeksi lokal yang kecil atau infeksi
sebagai Droplet Infection, dimana basil akut. Sebaliknya LED menjadi sangat
tuberculosis dapat masuk sampai ke meninggi pada tuberculosis, infeksi
alveoli. Penularan semakin mudah kronis, demam reumatik, arthritis, dan
terjadi bila ada hubungan yang erat dan nefritis (Depkes RI, 1989).
lama dengan penderita tuberculosis paru Mekanisme dalam pemeriksaan
aktif, salah satu bentuk penularan yang LED adalah fase I, tahap pengendapan
lain adalah melalui debu yang (agregasi) dimana eritrosit saling
beterbangan diudara yang mengandung menyatu atau membentu rouleaux, fase
basil tuberculosis. (Misnadiarly, 2006). II, tahap sedimentasi dimana
Dalam penanggulangan pengendapan eritrosit terjadi secara
tuberculosis, diagnosis ditegakkan konstan dan berlangsung selama 30
melalui pemeriksaan darah dan dahak menit dengan kecepatan maksimal. Fase
secara mikroskopik langsung. Cara III, tahap pemadatan dimana kumpulan
diagnosis tuberculosis paru yang agregat mulai melambat karena terjadi
digunakan dilaboratorium klinik rumah pemadatan dari eritrosit yang
sakit dan puskesmas adalah diagnosis mengendap (Kiswari.S, 2014)).
bakteriologis dengan teknik Pembentukan rouleaux, jika
rouleaux banyak terbentuk maka LED
9
Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1, Juni 2018 e-ISSN : 2621-9557
meningkat, dimana dalam hal hal ini di Sampel pada penelitian ini adalah
pengaruhi oleh temperatur, letak posisi penderita TB paru di Balai Besar
pipet, fibrinogen dan globulin yang Kesehatan Paru Masyarakat Makassar.
meningkat (Depkes RI. 1989). Besar sampel yang digunakan pada
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini adalah 30 sampel. Tehnik
peneliti telah melakukan penelitian pengambilan sampel secara Accidental
pengaruh infeksi Mycobacterium sampling.
tuberculosis terhadap nilai Laju Endap
Pengumpulan Data
Darah (LED) penderita tuberculosis
Alat dan bahan yaitu : alat VesMatic
paru Di Balai Besar Kesehatan Paru
Easy, Spoit, dan tabung penampungan
Masyarakat Makassar
sampel, kapas alcohol 70% dan sampel
darah EDTA. Pemeriksaan LED
METODE
dilakukan dengan alat Vesmatic.
Jenis penelitian yang dilakukan
Data penelitian yang didapatkan dari
adalah observasi laboratorik yang
hasil pemeriksaan Laju Endap Darah
bersifat deskriptif dan bertujuan untuk
(LED) pada penderita tuberculosis paru
mengetahui adanya pengaruh infeksi
di Balai Besar Kesehatan Paru
Mycobacterium tuberculosis terhadap
Masyarakat Makassar diolah secara
nilai Laju Endap Darah (LED) pada
deskriptif.
penderita Tb paru.
Penelitian ini dilaksanakan di Balai
HASIL
Besar Kesehatan Paru Masyarakat
Penelitian yang dilaksanakan di
Makassar pada bulan Juni 2017.
Laboratorium Kesehatan Balai Besar
Populasi dalam penelitian ini adalah
Kesehatan Paru Masyarakat Makassar,
semua penderita TB paru di Balai Besar
diperoleh hasil penelitian sebagai
Kesehatan Paru Masyarakat Makassar.
berikut :
10
Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1, Juni 2018 e-ISSN : 2621-9557
14. +2 70 29 +3 118
15. +2 68 30. +3 106
Data primer 2017
Unstandardized Unstandardized
Model Coefficients Coefficients T Sig
B Std Error Beta
1 Constant 16.310 3.638 4.483 000
Gradasi BTA 29.030 1.819 949 15.959 000
11
Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1, Juni 2018 e-ISSN : 2621-9557
demikian karena LED biasa meninggi dari nilai LED dengan BTA +2.
pada penyakit-penyakit atau keadaan Peningkatan LED dapat di pengaruhi
phatologis apa saja. LED biasanya oleh beberapa faktor di antaranya
tetap dalam batas normal pada adalah faktor eritrosit, alat, suhu,
penyakit-penyakit appendiatur infeksi tempat dan tehnik pemeriksaan LED.
setempat yang kecil, misalnya Nilai LED umumnya tetap dalam
appendiatur akut dalam fase infeksi batas normal pada penyakit –
pada selaput lendir dengan sedikit penyakit infeksi lokal yang kecil atau
reaksi radang (Afyt, 2011). infeksi akut. Sebaliknya LED
LED adalah salah satu menjadi sangat meninggi pada
pemeriksaan darah rutin yang tuberculosis, infeksi kronis, demam
menggunakan sampel darah yang reumatik, arthritis, dan nefritis
diperiksan dalam suatu alat tertentu (Depkes RI, 1989).
yang dinyatakan dalam mm/jam, Mekanisme dalam pemeriksaan
yang bertujuan untuk mendeteksi LED adalah fase I, tahap
suatu proses peradangan, infeksi, pengendapan (agregasi) dimana
sebagai sarana pemantauan eritrosit saling menyatu atau
keberhasilan terapi dan perjalan membentu rouleaux, fase II, tahap
penyakit terutama penyakit kronis sedimentasi dimana pengendapan
misalnya arthritis rheumatoid dan eritrosit terjadi secara konstan dan
tuberculosis. Secara umum, saat berlangsung selama 30 menit dengan
penyakit radang atau infeksi tersebut kecepatan maksimal. Fase III, tahap
makin bertambah parah maka nilai pemadatan dimana kumpulan agregat
LED semakin meningkat, sebaliknya mulai melambat karena terjadi
pada saat penyakit radang atau infeksi pemadatan dari eritrosit yang
mulai membaik perlahan-lahan LED mengendap (Bakta. M, 2006)
akan menurun. (Depker RI, 1989). Perubahan konsentrasi
Pada penelitian ini didapatkan kandungan protein plasma seperti
nilai LED yang amat meningkat pada fibrinogen dan globulin yang
semua sampel darah berdasarkan menyertai sebagian besar infeksi akut
derajat gradasi BTA-nya. Semakin dan kronis cenderung akan
tinggi derajat gradasi BTA-nya maka meningkatkan pembentukan
semakin tinggi pula nilai LED-nya rouleaux. Oleh karena itu, peningktan
karena di sebabkan oleh beratnya fibrinogen disebabkan oleh kerusakan
infeksi yang diderita oleh pasien jaringan seperti tuberculosis dan
tersebut. infeksi kronis lainnya akan
Hal ini dapat kita lihat pada tabel menyebabkan peningkatan
1 dimana nilai LED dipengaruhi oleh LED.(Kalma, Bakhri.S, dkk, 2015)
beratnya infeksi Mycobacterium Pembentukan rouleaux di mana
tuberculosis dengan nilai LED rata- sel darah merah saling berdekatan
rata di atas normal, meningkat sesuai seperti tumpukan koin, jika rouleaux
dengan derajat gradasi BTA dari banyak terbentuk maka LED
pasien tersebut, dimana nilai LED meningkat, dimana dalam hal hal ini
dari sampel BTA +2 lebih tinggi dari di pengaruhi oleh temperatur, letak
nilai LED dengan BTA +1 begitupun posisi pipet, fibrinogen dan globulin
dengan sampel BTA +3 lebih tinggi yang meningkat (Depkes RI. 1989).
12
Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1, Edisi 1, Juni 2018 e-ISSN : 2621-9557
DAFTAR PUSTAKA
Afyt,2011.http://afyt.independent.blo
gspot.com/demam-
thypoid.html/makna LED
dalam klinik, diakse pada 17
Maret 2017.
Bakta, M.2006. Hematologi Klinik
Ringkas. Jakarta : Buku
Kedokteran. EGC
Depkes RI. 1989. Hematologi.
Jakarta Depkes RI.
13