Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELLITUS
DI WILAYAH RT. 15 RW. 05 KELURAHAN PACAR KEMBANG
KECAMATAN TAMBAK SARI
SURABAYA

Oleh:
Kelompok IV
Sulih Ayu Agustiningsih S. (P27820116056)
Safrida Anisa (P27820116061)
Nabilla Ekky Zerlinda (P27820116047)
Yunita Permata Sari (P27820116071)
Bima Wahyu Prakoso (P27820116054)
III – Reguler B

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis dengan prevalensi yang
meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia terutama di kalangan
kelompok dewasa. Peningkatan prevalensi DM diikuti dengan peningkatan
prevalensi obesitas dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan pola diet yang
tidak sehat, (Almatsier, 2004).
Diabetes Mellitus (DM) Tipe II adalah jenis yang paling banyak ditemukan
(lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah usia 40 tahun dengan catatan pada
dekade ke 7 kekerapan diabetes mencapai 3 - 4 kali lebih tinggi dari pada rata-rata
orang dewasa. Pada keadaan dengan kadar glukosa darah tidak terlalu tinggi atau
belum ada komplikasi, biasanya pasien tidak berobat ke rumah sakit atau dokter.
Ada juga yang sudah didiagnosis sebagai diabetes tetapi karena kekurangan biaya
biasanya pasien tidak berobat lagi.Keadaan seperti ini masih terdapat di Negara
maju. Kalau dinegara maju saja sudah lebih dari 50 % yang tidak terdiagnosis,
dapat dibayangkan berapa besar angka itu di Negara berkembang seperti
indonesia. Pasti lebih besar jauh dari 50 % melebihi angka yang terdiagnosis. Ini
berarti usaha pengobatan apalagi pencegahan komplikasi akan mengalami
hambatan, (Soegondo,dkk, 2007).
Pada tahun 2006, jumlah penyandang diabetes di Indonesia mencapai 14
juta orang. Dari jumlah itu, baru 50% penderita yang sadar mengidap, dan sekitar
30% diantaranya melakukan pengobatan secar teratur. Menurut beberapa
penelitian, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5 % sampai 2,3 % kecuali
manado yang cenderung lebih tinggi yaitu 6,1%.
Data WHO mengungkapkan, beban global diabetes mellitus tahun 2000
adalah 135 juta, dimana beban ini diperkirakan akan meningkat terus menjadi 366
juta orang setelah 25 tahun (tahun 2025). Pada 2025, Asia diperkirakan
mempunyai populasi diabetes terbesar didunia, yaitu 82 juta orang dalam jumlah
ini akan meningkat menjadi 366 juta orang setelah 25 tahun, (Purnomo 2009).
Kasus diabetes yang paling banyak dijumpai adalah DM tipe 2, yang
umumnya mempunyai latar belakang kelainan berupa resistensi insulin. DM tipe 2
dapat terjadi oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik, faktor kegemukan
yang disebabkan oleh gaya hidup, kurang aktifitas, serta makan berlebihan. Selain
itu adalah faktor demografi dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk,
urbanisasi, penduduk dengan usia diatas 40 tahun meningkat. Serta faktor
berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi. Bila dilihat dari faktor tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa dalam 1 atau 2 dekade yang akan datang
keekerapan pada DM tipe 2 akan meningkat drastis, (Soegondo, 2009).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 20 menit, warga Rt. 15
mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus dan penatalaksanaannya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 20 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Diabetes Mellitus
2. Faktor resiko Diabetes Mellitus
3. Gejala Diabetes Mellitus
4. Komplikasi Diabetes Mellitus
5. Diet Diabetes Mellitus
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pengertian Diabetes mellitus, Faktor resiko


Diabetes mellitus, Gejala Diabetes mellitus,
Komplikasi Diabetes mellitus, Diet Diabetes
mellitus
Sasaran : Warga Rt. 15
Hari / tanggal : Selasa / 09 April 2019
Waktu : Pukul 09.20 WIB s/d selesai
Tempat : Balai RW
Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan Prodi DIII Keperawatan
Kampus Soetomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.

2.1 Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan warga Rt. 15 mengetahui dan
menambah wawasan tentang penyakit diabetes mellitus, faktor resiko diabetes
mellitus, gejala diabetes mellitus, komplikasi diabetes mellitus, diet diabetes
mellitus.

2.2 Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan warga Rt. 15 dapat:
1. Memahami pengertian dari diabetes mellitus
2. Mengerti faktor resiko dari diabetes mellitus
3. Mengetahui gejala dari diabetes mellitus
4. Mengetahui komplikasi dari diabetes mellitus
5. Memahami diet dari diabetes mellitus

2.3 Materi (terlampir)

2.4 Media Penyuluhan


1. Leaflet
2. Power Point

2.5 Metode Penyuluhan


1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

2.6 Pengorganisasian
1. Moderator : Sulih Ayu Agustiningsih S.
2. Pemateri : Nabilla Ekky Zerlinda
3. Notulen : Bima Wahyu Prakoso
4. Fasilitator : Bima Wahyu Prakoso

2.7 Pembagian Tugas


1. Peran Moderator
a. Menutup dan memulai acara
b. Memperkenalkan diri
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
2. Peran Penyaji
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan audiens/penerima penyuluhan
3. Peran Notulen
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal serta kegiatan
4. Peran Fasilitator
a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
b. Bekerjasama dengan penyaji dalam menampilkan flipchart
c. Membagikan brosur
d. Mendokumentasikan kegiatan
2.8 Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu

Pendahuluan
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 menit
2. Memperkenlakan diri 2. Mendengar
3. Apresiasi 3. Mengemukakan
pendapat
4. Menjelaskan tujuan intruksional 4. Mendengar dan
umum memperhatikan

Kegiatan Inti
1. Menjelskan pengertian diabetes 1. Memperhatikan, 10 menit
mellitus, faktor resiko diabetes mendengar dan memahami
mellitus, gejala diabetes
mellitus, komplikasi diabetes
mellitus, dan diet diabetes
mellitus.
2. Memberi kesempatan pada 2. Bertanya
audiens untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan dan 3. Mendengarkan dengan
menjelaskan jawaban untuk penuh perhatian
audiens
4. Menguatkan pendapat audiens 4. Mendengarkan

Penutup
1. Bersama audiens menyimpulkan 1. Ikut menyimpulkan materi 5 menit
materi bersama
2. Mengevaluasi materi yang telah 2. Mejawab pertanyaan
diberikan
3. Menutup dan memberi saran 3. Menjawab salam 15
2.9 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan:
a. Media sudah dipersiapkan, yaitu leaflet mengenai hipertensi
b. Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan
c. Kewajiban Pengorganisasian:
1) Penyaji
a) Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
b) Mampu menjelasakan materi secara sistematis
c) Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
d) Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
2) Fasilitator
a) Mampu memfasilitasi sasaran
3) Moderator
a) Mampu mengukur ketepatan waktu
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali pengertian, penyebab,
dan tanda gejala hipertensi mencapai 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali perawatan hipertensi
mencapai 75%.
c. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang pencegahan
dan komplikasi hipertensi mencapai 75%.
Daftar Pustaka

BI-Monthly Newsletter. 2017. Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: Integra


Fatimah, Restyana Noor. 2015. Diabetes Mellitus Tipe 2. Lampung: J Majority
Vol 4 No. 5
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis
Diabetes. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Brosur Diet Diabetes Mellitus. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
Lampiran 1
Materi Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit
gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin
atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibat
terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah atau hiperglikemia.
Terdapat dua kategori utama Diabetes Melitus yaitu DM Tipe 1 dan DM
Tipe 2. DM Tipe 1 ditandai dengan kurangnya produksi insulin sedangkan DM
Tipe 2 disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh. DM Tipe 2
merupakan 90% dari seluruh Diabetes Melitus sedangkan Diabetes Gestasional
adalah hiperglikemia yang didapatkan pada saat kehamilan.

2. Faktor Resiko Diabetes Mellitus


Faktor tesiko Diabetes Melitus bisa dikelompokkan menjadi faktor resiko
yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi adalah ras, suku, etnik, umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga dengan DM, riwayat kelahiran dengan berat badan lebih dari 4000 gram
dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah kurang dari 2500 gram. Faktor
resiko yang dapat dimodifikasi erat kaitannya dengan perilaku hidup yang kurang
sehat yaitu berat badan lebih, obesitas abdominal, obesitas sentral, kurang
aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat atau tidak seimbang,
riwayat toleransi glukosa terganggu atau gula darah puasa terganggu, dan
merokok.

3. Gejala Diabetes Mellitus


Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik. Gejala akut
diabetes melitus yaitu poliphagia (banyak makan), polidipsia (banyak minum),
poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari), nafsu makan bertambah
namu berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), dan
mudah lelah.
Gejala kronik diabetes melitus yaitu kesemutan, kulit terasa panas atau
seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu
hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan
bayi berat lahir lebih dari 4 kg. Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil
pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl
sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.

4. Komplikasi Diabetes Mellitus


Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan
kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Beberapa
konsekuensi dari diabetes yang terjadi adalah:
a. Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke.
b. Neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang meningkatkan kejadian ulkus kaki,
infeksi dan bahkan keharusan utuk amputasi kaki.
c. Retinopati diabetikum, yang merupakan salah satu penyebab utama kebutaan,
terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di retina.
d. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal.
e. Risiko kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat
dibandingkan bukan penderita Diabetes mellitus.

5. Diet Diabetes Melitus


Diabetes mellitus dapat dikendalikan atau dicegah terjadinya peningkatan
kadar gula darah yang berlebihan. Upaya untuk mengendalikan Diabetes mellitus
adalah dengan cara cek kondisi kesehatan secara berkala, hindari rokok dan
alkohol, rajin melakukan aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang,
istirahat yang cukup, dan kendalikan stress. Bagi penderita Diabetes mellitus
menjalankan diet diabetes mellitus sangat penting, karena dapat membantu
mengendalikan kadar gula darah. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menjalankan diet Diabetes mellitus yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan diet
1) Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan.
2) Mengontrol kadar gula darah agar tetap normal.
3) Mencapai berat badan normal.
4) Mencegah terjadinya komplikasi.
b. Syarat diet
1) Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk
metabolisme basal sebesar 25 – 30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan
untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan atau laktasi
dan adanya komplikasi.
2) Kebutuhan protein 10 – 15% dari kebutuhan energi total
3) Kebutuhan lemak 20 – 25% dari kebutuhan energi total (<10% dari lemak
jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sisanya dari lemak tidak jenuh
tinggal). Kolesterol makanan dibatasi maksimal 300 mg/hari.
4) Kebutuhan karbohidrat 60 – 70% dari kebutuhan energi total.
5) Penggunaan gula murni tidak diperbolehkan, bila kadar gula darah sudah
terkendali diperbolehkan mengonsumsi gula murni sampai 5% dari
kebutuhan energi total.
6) Serat dianjurkan 25 gram/hari.
c. Bahan Makanan
Bahan Makanan Dianjurkan Dibatasi Dihindari
Sumber Semua sumber
Karbohidrat karbohidrat dibatasi:
nasi, bubur, roti, mie,
kentang, singkong,
ubi, sagu, gandum,
pasta, jagung, talas,
sereal, ketan, dan
makaroni
Sumber Protein Daging ayam tanpa Lauk hewani tinggi Keju, abon,
Hewani kulit, ikan, putih telur, lemak jenuh: kornet, dendeng, susu full
daging tidak berlemak sosis, sarden, otak, cream
jeroan, kuning telur
Sumber Protein Tempe, tahu, kacang
Nabati hijau, kacang merah,
kacang tanah, kacang
kedelai
Sayuran Sayur tinggi serat: Bayam, buncis, daun
kangkung, daun melinjo, labu siam,
kacang, oyong, daun singkong, daun
ketimun, tomat, labu ketela, jagung manis,
air, kembang kol, kapri, kacang panjang,
lobak, sawi, selada, pare, wortel, daun
seledri, terong katuk
Buah-buahan Jeruk, apel, papaya, Nanas, anggur, Buah-buahan
jambu air, belimbing manga, sirsak, pisang, yang manis dan
alpukat, sawo, diawetkan:
semangka, nangka durian, nangka,
masak alpukat, kurma,
manisan buah
Minuman Minuman yang
mengandung
alkohol, susu
kental manis, soft
drink, es krim,
yoghurt, susu
Lain-lain Makanan yang Gula pasir, gula
digoreng dan yang merah, gula batu,
menggunakan santan madu. Makanan/
kental, kecap, saus minuman manis:
tiram cake, kue manis,
dodol, selai
manis, selai
cokelat, permen,
tape dan
mayonnaise.

Selain bahan makanan diatas, terdapat pula zat gizi mikro yang berperan
untuk mengendalikan kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus. Salah satu zat
gizi mikro yang mempunyai peranan dalam mengendalikan kadar gula darah
adalah Vitamin C. Beberapa penelitian menunjukkan peran vitamin tersebut
terkait dengan fungsinya sebagai antioksidan, yaitu menurunkan resistensi insulin
melalui perbaikan fungsi endothelial dan menurunkan stress oksidatif sehingga
mencegah berkembangnya kejadian diabetes tipe 2. Upaya dalam merawat
penderita DM melalui suplementasi antioksidan atau makanan kaya dengan
antioksidan akan memberikan manfaat dalam memperkuat enzim pertahanan dan
menurunkan peroksidasi lipid.
Hasil penelitian Afkhami-Ardekani dan Shojaoddiny-Ardekani (2007) pada
pasien diabetes ditemukan, suplementasi 500 mg vitamin C, yaitu 2 kali sehari
selama 4 bulan dapat menurunkan plasma Low Density Lipoprotein (LDL), total
kolesterol, trigliserida dan insulin secara signifikan. Vitamin C terutama yang
bersumber dari bahan makanan alami, yaitu sayur-sayuran danbuah-buahan
apabila dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan akan memberikan manfaat dalam
mencegah terjadinya penyakit degeneratif.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Azrimaidaliza, Melva Diana dan
Ramadani (2010) menunjukkan bahwa asupan vitamin berpengaruh pada
penurunan kadar gula darah pada orang dewasa di Kota Padang Panjang. Pola
yang ditunjukkan adalah semakin meningkat asupan vitamin C (asupan
makananyang mengandung vitamin C dari sumber alami) maka semakin
menurunkan kadar gula. Selain zat gizi yang sudah disebutkan sebelumnya, bagi
penderita diabetes dianjurkan untuk membatasi konsumsi garam, yaitu <6 gram
per hari terutama yang menderita tekanan darah tinggi.
d. Pengaturan Makanan dan Indeks Glikemik
Pengaturan diet diabetes yang baik adalah dengan memilih bahan makanan
yang memiliki indeks glikemik yang rendah yang disebut dengan indeks glikemik
adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat
yang tersedia pada suatu pangan atau secara sederhana dapat dikatakan sebagai
tingakatan atau rangking pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah.
Indeks glikemik tinggi banyak terdapat pada makanan yang mengandung
karbohidrat.
Karbohidrat merupakan bahan makanan penghasil energi yang dibutuhkan
oleh tubuh. Karbohidrat dapat ditemukan pada biji-bijian, umbi-umbian, beras,
tepung, dan lain-lain. Sekitar 50-60% energi tubuh dihasilkan dari asupan
karbohidrat. Faktor-faktor pada karbohidrat yang mempengaruhi kadar gula darah
tidak hanya semata-mata komposisinya saja, namun ukuran partikel karbohidrat
yang dimakan, struktur tepung dan metode memasak juga mempengaruhi kadar
gula darah akibat asupan karbohidrat.
Makanan yang mengandung indeks glikemik rendah (55 atau kurang) antara
lain: roti gandum, nasi merah, jus apel tanpa pemanis, kacang tanah, wortel,
kacang kedelai, dan lain-lain. Makanan dengan indeks glikemik sedang (56 – 69),
contohnya adalah: jagung rebus, anggur, pisang, kismis, talas, dan lain-lain
sedangkan untuk makanan dengan indeks glikemik tinggi (di atas 70) adalah: ubi,
nasi putih, singkong, beras ketan, semangka, dan lain-lain.
Konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi tidak saja hanya akan
meninggikan kadar gula darah namun juga akan menyebabkan resistensi insulin.
Pada saat seseorang dengan diabetes mengkonsumsi makanan dengan indeks
glikemik tinggi, maka tubuhnya akan mengeluarkan hormon insulin yang
berlebihan sehingga gula darah menurun dan dengan penurunan gula darah ini,
tubuh akan memberikan sinyal kepada otak bahwa terjadi penurunan kadar gula
darah, sehingga hati dengan bantuan hormon glucagon akan memecah gula dan
meningkatkan kadar gula darah yang tinggi. Hal ini apabila terjadi berulang-
ulang, maka akan menyebabkan resistensi insulin, sehingga komplikasi diabetes
seperti neuropati perifer (kesemutan), suplai darah yang tidak adekuat ke setiap
organ, akan menyebabkan kerusakan organ secara perlahan, sehingga timbul gagal
ginjal, retinopati diabetik (kerusakan retina akibat kurangnya suplai darah ke
retina) yang dapat menimbulkan kebutaan.
Makanan dengan indeks glikemik rendah tidak hanya menstabilkan kadar
gula darah, namun juga dapat meningkatkan kesehatan pankreas sebagai penghasil
sel beta pankreas. Beberapa penelitian sudah dilakukan dan hasilnya adalah
dengan mengkonsumsi makanan indeks glikemik rendah, dapat meningkatkan
kesehatan ginjal. Pada diet diabetes mellitus, yang perlu diperhatikan adalah
jumlah, jenis, dan jadwal makan. Selama pemilihan jenis makanan tepat (dengan
indeks glikemik rendah) dan porsi yang cukup sesuai dengan kebutuhan kalori
dan jadwal makan yang tepat (jarak antara jadwal makan satu dan lainnya tidak
terlalu jauh dan tidak terlalu dekat).
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang dapat menimbulkan
berbagai komplikasi apabila kadar gula darah dibiarkan tinggi. Dengan
memperbaiki diet dan nutrisi, maka diharapkan kualitas hidup penderita diabetes
dapat meningkat, resiko komplikasi dapat dihindari, dan nutrisi yang seimbang
dapat diserap oleh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai