Anda di halaman 1dari 8

Borang Portofolio

Nama Peserta : dr. Rizka Amalia


Nama Wahana : RSUD dr. Soegiri Lamongan
Topik : Hernia inguinalis
Tanggal (kasus) : 12 April 2017
Nama Pasien : Tn. F No. RM : 012546
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Maya Dewi H
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan □ Keterampilan Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi : Laki-laki, 65 tahun, Benjolan pada lipatan paha kanan
□ Tujuan : Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan hernia inguinalis
Bahan □ Tinjauan
□ Riset Kasus □ Audit
Bahasan : Pustaka
Cara □ Presentasi dan
Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas : Diskusi

Data
Tn. F No. Registrasi : 012546
Pasien :
Nama Klinik : RSUD dr. Soegiri Telp : Terdaftar sejak : 12 April 2017
Data Utama untuk Bahan Diskusi :

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :


Penderita datang dengan keluhan utama terdapat benjolan pada pelipatan paha
kanan sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan terasa nyeri saat batuk, mengejan, dan berdiri
atau jalan terlalu lama. Bila berbaring, benjolan dirasakan mengecil dan menghilang.
2. Riwayat Pengobatan : -

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :

1
 Diabetes Mellitus (+)
 PPOK
 Hipertensi (-)
4. Riwayat Keluarga/ Lingkungan : merokok (+) sejak SMP
5. Riwayat Pekerjaan : -
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien dengan sosio-ekonomi kurang mampu
7. Lain-lain : -
Daftar Pustaka :
 Faiz, Omar dan David Moffat. 2004. At a Glance: Series Anatomi. Alih bahasa:
Annisa Rahmalia. Jakarta: Erlangga
 Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. 2007. At a Glance: Ilmu Bedah Ed. 3. Alih
bahasa: Vidhia Umarni. Jakarta: Erlangga
 Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Hasil Pembelajaran :
1. Gejala klinis hernia inguinalis
2. Diagnosis hernia inguinalis
3. Tatalaksana hernia inguinalis
4. Prognosis hernia inguinalis

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :

Penderita datang dengan keluhan utama terdapat benjolan pada pelipatan


paha kanan sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan terasa nyeri saat batuk, mengejan,
dan berdiri atau jalan terlalu lama. Bila berbaring, benjolan dirasakan mengecil dan
menghilang.
Penderita mengaku sudah BAB 1 hari sebelum MRS. BAK lancar, mual (-),
muntah (-).

2
2. Objektif :

PemeriksaanFisik
 Kesadaran : Compos Mentis (GCS 456)
 Anemia (-), Icterus (-), Cyanosis (-), Dyspneu (-)
 Tinggi badan : 173 cm; Berat badan : 74 kg ; Gizi : baik
 Vital Sign :
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit regular
 RR : 18 x/menit
 Suhu : 36 ºC axiller
1. Status Generalis
Kepala / leher : - Deformitas (-), kelainan kongenital (-)
- Pelebaran vena jugularis leher (-)
- Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)
- Benjolan patologis / tumor (-)
Thorax : - Deformitas (-)
- Kelainan kongenital (-)
- Simetris kanan dan kiri
- Tumor / benjolan patologis (-)
- Cardio / Pulmo : dalam batas normal
Abdomen : Inspeksi : datar, simetris, tumor (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : supel, hepar/ lien/ ginjal tidak teraba,
Defense muscular (-)
Perkusi : tympani, pekak hati (+)
Ekstremitas : - Deformitas (-)
- Edema (-)

3. Status Lokalis :

3
Regio Inguinal Dextra
Posisi berbaring.
 Inspeksi : Tidak tampak massa pada inguinal dextra.
 Palpasi : Tidak teraba massa pada inguinal dextra.
Posisi berdiri.
 Inspeksi : Tampak massa di pelipatan paha yang berlanjut hingga skrotum bagian
atas.
 Palpasi : Diameter ±1.5 cm, konsistensi lunak.
 Auskultasi : Bising usus (-)
Pemeriksaan Khusus :
 Finger test : teraba sentuhan di ujung jari saat pasien mengejan.
 Zieman test : teraba penonjolan pada jari kedua.
 Thumb test : tidak terdapat massa yang menonjol.
 Transluminasi test : (-)
Pemeriksaan Laboratorium :

Leukosit : 7.900 /mm³


Hb : 17.0 g/dL
Hematokrit : 49,3 %
Trombosit : 262.000 / mm³

3. Assessment :

Definisi: Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan dan masih dilapisi
peritoneum. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia

Etiologi:

1. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka


2. Peninggian tekanan di dalam rongga perut
3. Kelemahan otot dinding perut karena usia.

Patofisiologi:

4
Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah
terjadinya hernia inguinalis, yaitu(2) :

1. kanalis inguinalis yang berjalan miring

2. adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup anulus


inguinalisinternus ketika berkontraksi.

3. Adanya fascia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hasselbach


yang umumnya hampir tidak berotot.

Klasifikasi: Hernia Inguinalis Indirek disebut juga henia inguinalis lateralis,


karena keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang
terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam
kanalis inguinalis dan, jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut
hernia skrotalis.
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran,
yaitu anulus dan kanalis inguinalis; berbeda dengan hernia medialis yang langsung
menonjol melalui segitiga Hasselbach dan disebut sebagai hernia direk.

Diagnosa:

Anamnesa

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.
Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha
yang muncul pada waktu bediri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang
setelah berbaring.Keluhan nyeri jarang dijumpai; biasanya dirasakan di darah
epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena
ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangrene.

b. Pemeriksaan Fisik

5
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada
inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul
sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial
bawah. Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus
spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi
gesekan dua permukaan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan.Kalau
kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus,
omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking,
pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum
melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat
direposisi atau tidak.Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada
dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan.Kalau ujung jari menyentuh
hernia, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau bagian sisi jari yang
menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis. Isi hernia, pada bayi perempuan,
yang teraba seperti sebuah massa padat biasanya terdiri atas ovarium
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atas dasar
tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial
melalui anulus eksternus
Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum.Testis yang teraba
dapat dipakai sebagai pegangan untuk membedakannya
a. Inspeksi

Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Pada
hernia inguinallateralis muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral
ke medial, tonjolan berbentuk lonjong. Hernia skrotalis yaitu benjolan yang terlihat
sampai skrotum yangmerupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis. Pada
hernia inguinalis medialistonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
b. Palpasi
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum ditekan lalu pasien
disuruhmengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan
bahwa ituhernia inguinalis medialis.Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum
pubikumditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik
yang kita tekanmaka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis. Titik

6
tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis) ditekan
lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia
inguinalis lateralis jika di medialnya herniainguinalis medialis.
Pada hernia inguinalis, kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba
padafunikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini
disebut sarungtanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin
teraba usus, omentum(seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat
direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai
mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan
kalau samping jari yang menyentuh menandakanhernia inguinalis medialis. lipat
paha dibawah ligamentum inguinal dan lateral tuberkulum pubikum.
c. Auskultasi
Terutama pada kasus kasus hernia inguinalis lateralis jika sudah sampai
scrotum untuk mendeteksi isi kantung dan testis.

d. Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Zieman test dan Thumb
test.
Diagnosa banding
 Hidrokel testis komunikans
 Inguinal adenitis
 Varikokel
 Testis ektopik
 Soft tissue tumor inguinal
Penanganan:
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang utnuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali pada
pasien anak-anak. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu 6 jam harus
dilakukan operasi segera

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia


inguinalis.Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosa ditegakkan. Prinsip dasar
operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplastik

4. Plan :

7
Diagnosis : Hernia inguinalis

Tujuan perawatan adalah menghilangkan kantung hernia dengan operasi,


perbaikan keadaan umum pasien, observasi penyakit, meminimalisir
komplikasi, serta isolasi untuk mencegah pencemaran dan atau kontaminasi.

Perawatan Umum dan Nutrisi

Planning Diagnosa : -
Planning Terapi : Herniotomi dan Herniorafi.
Planning Monitoring : Keluhan, vital sign dan tanda – tanda obstruksi.
Planning Edukasi : Diet makanan berserat Diet bebas TKTP
Jangan mengejan dan batuk.
Puasa sebelum operasi.
Medikamentosa :

IVFD RD5 : D5 = 2 : 2
Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 g
Injeksi Antrain 3 x 1 ampul
Konsultasi :
Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi spesialis
bedah. Konsultasi ini diperlukan untuk merencanakan tindakan selanjutnya
seperti operasi.

Anda mungkin juga menyukai