Anda di halaman 1dari 43

PERCOBAAN II

TOKEN RING

2.1. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemontrasikan jaringn token
ring. Simulasi pada lab ini akan membantu untuk mengetahui performa dari
jaringan token ring dalam skenario yang berbeda.

2.2. Peralatan
1. Personal Computer / Notebook
2. Software Riverbed Modeler Academic Edition / OPNET Modeler 14.5

2.3 Dasar Teori


2.3.1 Token ring
Token Ring adalah sebuah cara akses jaringan berbasis teknologi ring yang
pada awalnya dikembangkan dan diusulkan oleh Olaf Soderblum pada tahun
1969. Perusahaan IBM selanjutnya membeli hak cipta dari Token Ring dan
memakai akses Token Ring dalam produk IBM pada tahun 1984. Elemen kunci
dari desain Token Ring milik IBM ini adalah penggunaan konektor buatan IBM
sendiri (proprietary), dengan menggunakan kabel twisted pair, dan memasang
hub aktif yang berada di dalam sebuah jaringan komputer.
Pada tahun 1985, Asosiasi IEEE di Amerika Serikat meratifikasi standar
IEEE 802.5 untuk protokol (cara akses) Token Ring, sehingga protokol Token
Ring ini menjadi standar internasional. Pada awalnya, IBM membuat Token Ring
sebagai pengganti untuk teknologi Ethernet (IEEE 802.3) yang merupakan
teknologi jaringan LAN paling populer.Meskipun Token Ring lebih superior
dalam berbagai segi, Token Ring kurang begitu diminati mengingat beaya
implementasinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Ethernet.
Spesifikasi asli dari standar Token Ring adalah kemampuan pengiriman
data dengan kecepatan 4 megabit per detik (4 Mbps), dan kemudian ditingkatkan
empat kali lipat, menjadi 16 megabit per detik. Pada jaringan topologi ring ini,
semua node yang terhubung harus beroperasi pada kecepatan yang sama.
Implementasi yang umum terjadi adalah dengan menggunakan ring 4 megabit per
detik sebagai penghubung antar node, sementara ring 16 megabit per detik
digunakan untuk backbone jaringan.
Beberapa spesifikasi dan standar teknis Token Ring yang lain, seperti
enkapsulasi Internet Protocol (IP) dan Address Resolution Protocol (ARP) dalam
Token Ring dijelaskan dalam RFC 1042.
Dengan Token-Ring, peralatan network secara fisik terhubung dalam
konfigurasi (topologi) ring di mana data dilewatkan dari devais/peralatan satu ke
devais yang lain secara berurutan. Sebuah paket kontrol yang dikenal sebagai
token akan berputar-putar dalam jaringan ring ini, dan dapat dipakai untuk
pengiriman data. Devais yang ingin mentransmit data akan mengambil token,
mengisinya dengan data yang akan dikirimkan dan kemudian token dikembalikan
ke ring lagi. Devais penerima/tujuan akan mengambil token tersebut, lalu
mengosongkan isinya dan akhirnya mengembalikan token ke pengirim lagi.
Protokol semacam ini dapat mencegah terjadinya kolisi data (tumbukan antar
pengiriman data) dan dapat menghasilkan performansi yang lebih baik, terutama
pada penggunaan high-level bandwidth.
Ada tiga tipe pengembangan dari Token Ring dasar: Token Ring Full
Duplex, switched Token Ring, dan 100VG-AnyLAN. Token Ring Full Duplex
menggunakan bandwidth dua arah pada jaringan komputer.Switched Token Ring
menggunakan switch yang mentransmisikan data di antara segmen LAN (tidak
dalam devais LAN tunggal). Sementara, standar 100VG-AnyLAN dapat
mendukung baik format Ethernet maupun Token Ring pada kecepatan 100 Mbps.
Gambar 2.6 Token Ring

2.3.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Token Ring


Kelebihan Topologi ini adalah Tidak terjadinya Collision atau tabrakan
pengiriman data seperti pada Topologi Bus, karena hanya satu node dapat
mengirim data pada suatu saat. Sedangkan kekurangan dari topologi ini adalah
setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang di
lewatkan dalam jaringan, sehingga jika terdapat ganguan di suatu node maka
seluruh jaringan akan tergangu.

2.3.2 Topologi Jaringan


Topologi adalah suatu cara atau konsep untuk menghubungkan beberapa
atau banyak komputer sekaligus menjadi suatu jaringan yang saling terkoneksi.
Topologi jaringan terbagi lagi menjadi dua, yaitu topologi secara fisik (physical
topology) dan topologi secara logika (logical topology). Topologi secara fisik
menjelaskan bagaimana susunan dari kabel dan komputer dan lokasi dari semua
komponen jaringan. Sedangkan topologi secara logika menetapkan bagaimana
informasi atau aliran data dalam jaringan.
Kabel atau koneksi dalam physical topology seringkali mengenai media
jaringan (atau media fisik). Memilih bagaimana komputer-komputer akan
dihubungkan dalam suatu jaringan sangat penting (terlebih lagi dalam jaringan
perusahaan). Pemilihan topologi yang salah akan membuat sangat sulit untuk
membenarkannya, karena hal tersebut tentu saja merugikan. Sangat penting untuk
memilih bagaimana topologi yang tepat untuk jaringan yang akan digunakan.
Biasanya suatu organisasi atau perusahaan merubah susunan fisik dan media fisik
jaringannya sekali dalam sepuluh tahun. Jadi sangat penting untuk memilih
konfigurasi yang tepat.
2.3.3 Jenis-Jenis Topologi Jaringan
Berikut ini dijelaskan topologi jaringan komputer yang paling umum
digunakan
2.3.3.1 Topologi Bus
Topologi bus seringkali digunakan ketika jaringannya berukuran kecil,
simpel, atau bersifat sementara.Sangat sederhana dalam instalasi, dan ekonomis
dalam hal biaya. Jaringan komputer topologi bus menggunakan satu kabel coaxial
dan setiap komputer yang terhubung ke kabel dengan menggunakan konektor
BNC. Pada topologi bus dua ujung jaringan harus diakhiri dengan sebuah
terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya. Jaringan
hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel BNC.

Gambar 2.1.Topologi Bus

Tipikal dari jaringan bus, kabel hanya satu atau lebih wires, tanpa adanya
alat tambahan yang menguatkan sinyal atau melewatkannya terus dari komputer
ke komputer. Topologi bus merupakan topologi yang pasif. Ketika satu komputer
mengirim sinyal up (dan down), semua komputer dalam jaringan menerima
informasi, tetapi hanya satu komputer yang menyetujui informasi tersebut
(komputer yang memiliki alamat yang sama dengan alamat yang menjadi tujuan
dalam pesan). Sedangkan komputer yang lainnya akan menghiraukan pesan
tersebut. Topologi dari jaringan bus menggunakan broadcast channel yang berarti
setiap komputer atau peralatan yang terhubung dapat mendengar setiap
pengiriman dan semuanya memiliki prioritas yang sama dalam menggunakan
jaringan untuk mengirimkan data.
Analoginya sebagai berikut bila berada disatu tempat dimana Anda
berkumpul dengan teman-teman Anda, lalu Anda mencoba memanggil teman
Anda yang bernama Joe, pasti teman Anda (yang bernama Joe) akan mendengar
dan menghampiri Anda, dan yang lain tentu akan menghiraukannya.

A. Keuntungan dari Penggunaan Topologi Bus


Terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan topologi bus :
1. Bus adalah topologi yang sederhana, dapat diandalkan untuk
penggunaan pada
2. jaringan yang kecil, mudah untuk digunakan, dan mudah untuk
dimengerti.
3. Bus hanya membutuhkan kabel dalam jumlah yang sedikit untuk
menghubungkan komputer-komputer atau peralatan-peralatan yang
lain dan oleh karena itu biayanya lebih murah dibandingkan dengan
susunan pengkabelan yang lain.
4. Cukup mudah apabila kita ingin memperluas jaringan pada topologi
bus. Dua kabel dapat digabungkan pada kabel yang lebih panjang
dengan menggunakan BNC barrel connector, membuat kabel menjadi
lebih panjang dan membolehkan komputerkomputer lain untuk untuk
dihubungkan ke dalam jaringan.
5. Sebuah repeater dapat digunakan untuk memperluas jaringan, repeater
digunakan untuk menguatkan sinyal sehingga dapat menempuh jarak
yang lebih jauh.

B. Kerugian dari Penggunaan Topologi Bus


Dari keuntungan topologi bus, ada juga kerugian jika menggunakan bus
seperti,
1. Traffic (lalu lintas) yang padat akan sangat memperlambat bus. Karena
setiap komputer dapat mengirim setiap waktu dan komputer-komputer
yang ada pada jaringan bus tidak saling berkoordinasi satu sama lain
dalam menyediakan waktu untuk mengirim. Dalam jaringan bus
sejumlah komputer akan menghabiskan sejumlah bandwidth (kapasitas
untuk mengirimkan informasi) dengan komputer-komputer yang saling
mengganggu satu sama lain daripada berkomunikasi. Masalah tersebut
akan bertambah parah jika jumlah komputer yang dihubungkan ke
dalam jaringan bertambah banyak.
2. Setiap barrel connector yang digunakan sebagai penghubung
memperlemah sinyal elektrik yang dikirimkan, dan kebanyakan akan
menghalangi sinyal untuk dapat diterima dengan benar.
3. Sangat sulit untuk melakukan troubleshoot pada bus. Apabila ada
kabel yang putus atau komputer yang tidak berfungsi dimanapun
antara dua komputer akan menyebabkan komputer-komputer tersebut
tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Putusnya kabel atau
lepasnya konektor akan menyebabkan pemantulan dan membuat
jaringan akan mati dan berhenti untuk beraktivitas. Untuk mengetahui
putusnya kabel atau tidak, digunakan alat yang bernama Time Domain
Reflector yang juga disebut cable tester.
4. Lebih lambat dibandingkan dengan topologi yang lain.

2.3.3.2 Topologi Bintang (Star)


Topologi ini dibentuk seperti bintang karena semua komputer yang
terhubung ke hub atau switch dengan kabel UTP, sehingga hub / switch adalah
pusat jaringan dan bertugas untuk mengontrol lalu lintas data, sehingga jika satu
komputer ingin mengirimkan data ke komputer 4, data akan dikirim ke switch dan
langsung mengirimkannya ke komputer tujuan tanpa melalui jaringan komputer
lain.
Gambar 2.2. Topologi Star
Topologi star digunakan dalam jaringan yang padat, ketika endpoint dapat
dicapai langsung dari lokasi pusat, kebutuhan untuk perluasan jaringan, dan
membutuhkan kehandalan yang tinggi. Topologi ini merupakan susunan yang
menggunakan lebih banyak kabel daripada bus dan karena semua komputer dan
perangkat terhubung ke central point. Jadi bila ada salah satu komputer atau
perangkat yang mengalami kerusakan maka tidak akan mempengaruhi yang
lainnya (jaringan).
Setiap komputer dalam jaringan bintang berkomunikasi dengan central hub
yang mengirimkan kembali pesan ke semua komputer (dalam broadcast star
network) atau hanya ke komputer yang dituju (dalam switched star network).Hub
dalam broadcast star network dapat menjadi aktif ataupun pasif. Active hub
memperbaharui sinyal elektrik yang diterima dan mengirimkannya ke semua
komputer yang terhubung ke hub. Hub tipe tersebut sering disebut juga dengan
multiport repeater. Jika kita menggunakan hub memiliki 32 port, dengan seluruh
port terisi, maka collision akan sering terjadi yang akan mengakibatkan kinerja
jaringan menurun. Untuk menghindari hal tersebut kita bisa menggunakan switch
yang memiliki kemampuan untuk menentukan jalur tujuan data. Active hub dan
switchmembutuhkan tenaga listrik untuk menjalankannya. Pasisive hub, seperti
wiring panel atau blokpunch-down, hanya berfungsi sebagai titik koneksi
(connection point) dan tidak melakukan penguatan sinyal atau memperbaharui
sinyal. Passive hub tidak membutuhkan tenaga listrik untuk menjalankannya.

A. Keuntungan dari Penggunaan Topologi Star


Keuntungan dari penggunaan topologi star:
1. Cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke dalam
jaringan yang menggunakan topologi star tanpa mengganggu aktvitas
jaringan yang sedang berlangsung. Kita hanya tinggal menambah kabel
baru dari komputer kita ke lokasi pusat (central location) dan
pasangkan kabel tersebut ke hub. Bila kapasitas dari hub pusat sudah
melebihi, maka kita tinggal mengganti hub tersebut dengan hub yang
memiliki jumlah port yang lebih banyak.
2. Pusat dari jaringan star merupakan tempat yang baik untuk menentukan
diagnose kesalahan yang terjadi dalam jaringan. Intelligent hub
merupakan hub yang dilengkapi dengan microprocessors yang selain
memiliki fitur sebagai tambahan untuk mengulang sinyal jaringan juga
melakukan monitor yang terpusat dan manajemen terhadap jaringan.
3. Apabila satu komputer yang mengalami kerusakan dalam jaringan maka
computer tersebut tidak akan membuat mati seluruh jaringan star. Hub
dapat mendeteksi kesalahan dalam jaringan dan memisahkan komputer
yang rusak tersebut dari jaringan dan memperkenankan jaringan untuk
beroperasi kembali.
4. Kita dapat menggunakan beberapa tipe kabel di dalam jaringan yang
sama dengan hub yang dapat mengakomodasi tipe kabel yang berbeda.

B. Kekurangan dari Penggunaan Topologi Star


Topologi star mempunyai kekurangan sebagai berikut:
1. Memiliki satu titik kesalahan, terletak pada hub. Jika hub pusat
mengalami kegagalan, maka seluruh jaringan akan gagal untuk
beroperasi.
2. Memerlukan alat pada central point untuk mem-broadcast ulang atau
pergantian traffic jaringan (switch network traffic).
3. Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua kabel jaringan harus
ditarik ke satu central point, jadi lebih banyak membutuhkan lebih
banyak kabel daripada topologi jaringan yang lain.

2.3.3.3 Topologi Cincin (Ring)


Dalam topologi cincin setiap komputer terhubung ke komputer lain, dan
seterusnya sampai kembali lagi ke komputer yang pertama, dan membentuk
lingkaran yang disebut cincin, topologi ini berinteraksi menggunakan token Data
untuk mengontrol hak akses untuk komputer menerima data. Diagram topologi ini
dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.3. Topologi ring

Topologi ring digunakan dalam jaringan yang memiliki performance tinggi,


jaringan yang membutuhkan bandwidth untuk fitur yang time-sensitive seperti
video dan audio, atau ketika performance dibutuhkan saat komputer yang
terhubung ke jaringan dalam jumlah yang banyak.
Setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam ring, dan setiap
komputer mengirim apa yang diterima dari komputer sebelumnya. Pesan-pesan
mengalir melalui ring dalam satu arah. Setiap komputer yang mengirimkan apa
yang diterimanya, ring adalah jaringan yang aktif. Tidak ada akhir pada ring.
Beberapa jaringan ring melakukan token passing. Pesan singkat yang
disebut dengan token dijalankan melalui ring sampai sebuah komputer
menginginkan untuk mengirim informasi ke komputer yang lain. Komputer
tersebut lalu mengubah token tersebut, dengan menambahkan alamatnya dan
menambah data, dan mengirimnya melalui ring. Lalu setiap komputer secara
berurutan akan menerima token tersebut dan mengirimkan informasi ke komputer
selanjutnya sampai komputer dengan alamat yang dituju dicapai atau token
kembali ke komputer pengirim (asal pengirim pesan). Komputer penerima akan
membalas pesan ke asal pengirim pesan tadi mengindikasikan bahwa pesan sudah
diterima. Lalu asal pengirim pesan akan membuat token yang lain dan
menaruhnya di dalam jaringan, dan token tersebut akan terus berputar sampai ada
komputer lain yang menangkap token tersebut dan siap untuk memulai
pengiriman.

A. Keuntungan dari penggunaan topologi ring


Keuntungan dari penggunaan topologi ring:
1. Tidak ada komputer yang memonopoli jaringan, karena setiap
komputer mempunyai hak akses yang sama terhadap token.
2. Data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat
dihindarkan.
B. Kekurangan dari penggunaan topologi ring
Topologi ring mempunyai kekurangan sebagai berikut:
1. Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka
akan mempengaruhi keseluruhan jaringan.
2. Sulit untuk mengatasi kerusakan di jaringan yang menggunakan
topologi ring.
3. Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan.
4. Sulit untuk melakukan konfigurasi ulang.

2.3.3.4 Topologi mesh


Dalam topologi ini setiap komputer akan terhubung ke komputer lain di
jaringan menggunakan kabel tunggal, sehingga proses pengiriman data akan
langsung mencapai komputer tujuan tanpa melalui komputer lain atau switch atau
hub.

Gambar 2.4. Topologi Mesh


Kebanyakan jaringan yang menggunakan topologi mesh akan mengalami
kesulitan dalam instalasi jika peralatan yang terhubung jumlahnya bertambah
banyak, karena jumlah hubungan yang disambungkan semakin banyak jumlahnya.
Jadi jika ada n peralatan (komputer) yang akan kita sambungkan, maka
perhitungannya adalah n(n-1)/2. Jadi jika terdapat 5 komputer, maka hubungan
yang akan dibuat sebanyak 5(5-1)/2 atau 10 hubungan. Jadi jika komputer yang
terhubung semakin banyak maka semakin banyak pula hubungan yang akan
diatur. Topologi ini cocok untuk digunakan pada sistem yang kecil.

A. Keuntungan dari penggunaan topologi mesh


Keuntungan dari penggunaan topologi mesh:
1. Keuntungan utama dari penggunaan topologi mesh adalah fault
tolerance.
2. Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan
yang berlebih.
3. Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot.
B. Kerugian dari penggunaan topologi mesh
Topologi mesh mempunyai kekurangan sebagai berikut:
1. Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi
ulang saat jumlah komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung
semakin meningkat jumlahnya.
2. Biaya yang besar untuk memelihara hubungan yang berlebih.

2.3.3.5 Topologi Tree


Topologi jaringan komputer Tree adalah kombinasi dari beberapa topologi
star yang menghubungkannya dengan topologi bus, sehingga setiap topologi star
akan terhubung ke topologi bintang lain menggunakan topologi bus, biasanya
dalam topologi ini ada beberapa tingkatan jaringan, dan jaringan pada tingkat
yang lebih tinggi dapat mengontrol jaringan yang berada pada tingkat yang lebih
rendah.

Gambar 2.5 Topologi Tree


A. Keuntungan
1. Topologi pohon Kelebihan mudah untuk menemukan kesalahan dan
juga mudah melakukan perubahan ke jaringan jika diperlukan.
2. Dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat.
Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri
atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk
terminal penjualan.
B. Kerugian
1. Menggunakan banyak kabel, sering tabrakan dan lambat, jika
kesalahan terjadi di tingkat jaringan tinggi, maka jaringan tingkat
rendah akan terganggu juga.

1.2.1. Perangkat Jaringan Komputer


Jaringan komputer secara harfiah merupakan kumpulan dua atau lebih
komputer yang saling terhubung satu sama lain. Saling terhubungnya komputer ini
disebabkan oleh adanya perangkat penghubung antara komputer satu dengan yang
lain. Perangkat-perangkat penguhubung itu disebut perangkat jaringan komputer
(Computer Networking Device). Berikut merupakan beberapa perangkat jaringan
komputer.

1.2.1.1. Hub

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Perangkat Hub

Hub adalah sebuah hardware atau perangkat keras yang merupaan suatu
central connection point pada suatu jaringan, yang berfungsi untuk menerima
sinyal dari server atau host dan kemudian mentransmisikannya ke client yang
akan membentuk suatu jaringan.
Dengan adanya central connection point ini, maka hub dapat
mentransmisikan data dari server menuju lebih dari satu client yang terhubung
dalam satu jaringan LAN. Hub tidak dapat mengatur alur jalannya suatu data,
sehingga setiap paket data yang melewati hub akan di-broadcast ke semua port
sampai paket data yang dimaksud sampai ke tujuan.

1.2.1.2. Switch

Gambar Error! No text of specified style in document..2 Perangkat Switch

Switch memiliki fungsi yang sama seperti hub yaitu dapat membantu
memecah – mecah jaringan lokal. Dari satu komputer server atau host, switch
digunakan untuk mengkoneksikan lebih dari satu komputer client ke dalam satu
jaringan LAN atau lokal.
Yang membedakan fungsi hub dengan switch adalah kemampuannya.
Switch memiliki kemampuan yang lebih pintar daripada hub, karena switch
mampu membatasi dan juga mengatur jumlah paket data yang ditransmisikan ke
dalam komputer client yang terhubung dalam jaringan. Jadi, dengan menggunakan
switch, pengaturan data antar client bisa dibedakan.
Berikut merupakan beberapa fungsi dari switch yaitu untuk menerima
sinyal dan juga data dari komputer atau server, mentransmisikan data dari server
atau host ke dalam jaringan dan kepada client, dapat mengatur dan juga
membatasi jumlah paket data yang ditransmisikan kepada client, sebagai central
connection point.
1.2.1.3. Router

Gambar Error! No text of specified style in document..3 Perangkat Router

Router secara teknis memiliki fungsi untuk melakukan penghalaan, atau


menyalurkan koneksi internet melalui protokol TCP/IP menuju komputer client.
Secara khusus, fungsi router bisa seperti access point, dimana bisa meneruskan
koneksi internet dari broadband atau provider mernuju lokasi komputer client.
Namun demikian, pada dasarnya fungsi router jauh lebih banyak dari pada itu,
karena router digunakan untuk memberikan rute atau jalan – jalan tertentu bagi
paket data yang ditransmisikan.
Router sangat cocok untuk digunakan pada satu atau lebih gedung
perkantoran, kampus, ataupun mall untuk mentransmisikan paket – paket data ke
dalam access point. Dalam hal ini, router memang memiliki peran ganda yang
tumpang tindih dengan access point dalam jaringan komputer.

1.2.1.4. Access Point

Gambar Error! No text of specified style in document..4 Perangkat Access Point


Acces point hanya digunakan untuk memancarkan sinyal wireless yang
diterima dari router ataupun broadband untuk membuat suatu jaringan WLAN
atau wireless area network. Fungsi ini jauh lebih sederhana apabila dibandingkan
dengan router, yang memiliki fungsi yang sangat kompleks dan banyak.
Beberapa keunggulan dari Access point dibandingkan router yaitu harga
yang lebih murah, perawatan yang lebih mudah, bisa langsung tersambung dengan
router ataupun broadband, sudah mendukung penggunaan wireless (yang saat ini
access point juga sering dikenal dengan istilah hotspot), dapat digunakan dalam
ruangan kecil hingga sedang

1.2.1.5. Modem

Gambar Error! No text of specified style in document..5 Perangkat Modem


Modem merupakan kepanjangan dari modulator dan demodulator. Secara
harfiah itu berarti modem merupakan suatu bentuk komunikasi dua arah yang
dimana modem bisa melakukan proses perubahan data sinyal digital menjadi
analog, dan kemudian bisa merubah kembali sinyal tersbut menjadi digital agar
bisa digunakan di dalam komputer.
Saat ini perkembangan modem sudah jauh lebih pesat, dulu, modem
digunakan untuk menggunakan koneksi Dial-Up yang dikenal dengan nama
Modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line). Saat ini, modem sudah
berbentuk USB, sehingga mudah digunakan. Selain itu, ada pula modem yang
memiliki fungsi yang digabung dengan router, sehingga semua fungsi modem,
router dan juga access point berada di dalam satu alat saja.
1.2.1.6. NIC atau Ethernet Card

Gambar Error! No text of specified style in document..6 Perangkat NIC


NIC merupakan singkatan dari Network Interface Card, yang merupakan
suatu kartu (yang juga dikenal dengan istilah ethernet card) yang memegang
peranan penting dalam jaringan komputer. Ethernet card merupakan kartu
jaringan yang ditanamkan pada komputer, yang mana akan membuat sebuah
komputer mampu terhubung ke dalam jaringan LAN.
Dengan adanya ethernet card ini, maka setiap komputer bisa saling
terhubung ke dalam jaringan dengan menggunakan koneksi kabel. Namun
demikian, mungkin saat ini ethernet card sudah jarang digunakan, meskipun
merupakan salah satu protokol standar dalam sebuah sistem komputer. Hal ini
tidak lain karena penemuan teknologi wireless yang lebih praktis dan juga mudah
untuk diaplikasikan.
2.3 Parameter Praktikum
2.4.1 Membuat Project Baru
Untuk membuat project baru untuk jaringan token ring:
1. Buka aplikasi Riverbed Modeler Academic Edition ⇒ Pilih New dari menu
File.
2. Pilih Project dan klik OK ⇒ nama project <your initials> _Token, dan
skenario Balanced ⇒ Klik OK.
3. Pada Startup Wizard: diawali dengan kotak dialog Topologi, pastikan
bahwa dipilih Create EmptyScenario ⇒ Klik Next⇒ Pilih Office untuk
Network Scale ⇒Klik Next tiga kali ⇒ Klik OK.
4. Tutup Object Palette dan kemudian simpan project.

2.4.2 Create The Network


1. Pilih Topology ⇒ Rapid Configuration. Pada menu drop-down pilih Star
dan klik OK.
2. Pilih tombol Select Models pada kotak dialogRapid Configuration. Dari
menu drop-down Model List pilih token_ring dan klik OK.
3. Pada kotak dialog Rapid Configuration, masukkan ke-enam nilai berikut
dan dan klik OK.

Gambar 2.7 Tampilan Rapid Configuration: Star

4. Sekarang telah diciptakan sebuah jaringan, dan ditunjukan oleh sebagai


berikut:
Gambar 2.8 Tampilan Star

5. Pastikan project telah disimpan.

2.4.3 Konfigurasi Nodes Jaringan


Di sini Anda akan mengkonfigurasi THT dari nodes serta traffic yang
dihasilkan oleh mereka. Untuk mengkonfigurasi THT dari node, Anda perlu
menggunakan model tr_station_adv untuk node yang bukan salah satu tr_station.
1. Klik kanan salah satu dari 14 nodes ⇒ Select Similar Nodes. Sehingga
semua nodes pada jaringan telah terpilih.
2. Klik kanan pada salah satu dari 14 nodes ⇒ Edit Attributes.
a. Cek Apply Changes padakotak dialog Selected Objects. Hal ini
penting dilakukan dalam melakukan konfigurasi ulang setiap node
secara individu.
Gambar berikut menunjukkan attributes yang akan diganti pada langkah 3
sampai langkah 6
Gambar 2.9 Tampilan (node_0) Attributes

3. Klik pada model value: tr_station dan pilih Edit dari menu drop-down.
4. Selanjutnya pilih tr_station_adv dari menu drop-down yang ditambah.
5. Untuk menguji jaringan dengan nilai THT, kita perlu “promote” parameter
THT. Hal ini memungkinkan kita untuk memberikan nilai multiple pada
attribute THT.
a. Penambahan Token Ring Parameters.
b. Klik kanan pada attribute THT Duration ⇒ Pilih Promote Attribute to
Higher Level.
6. Penambahan Traffic Generation Parameters ⇒ Masukkan exponential
(100) pada attribute ON State Time ⇒ Masukkan exponential (0) pada
attribute OFF State Time. (catatan: paket umumnya hanya pada posisi
"ON".)
7. Penambahan Packet Generation Arguments ⇒ masukkan exponential
(0.025) pada attribute Interarrival Time.
8. Klik OK untuk kembali pada Project Editor.
9. Pastikan project disimpan.
2.4.4 Konfigurasi Simulasi
Untuk menguji performa jaringan pada THTs yang berbeda, kita perlu
menjalankan simulasi secara berkala dengan mengganti THT setiap menjalankan
simulasi.ada cara mudah untuk melakukan hal tersebut. Panggil kembali attribute
THT Duration yang dihasilkan. Selanjutnya kita akan memberikan nilai yang
berbeda pada attribute tersebut:
1. Klik tombol Configure/Run Simulation:
2. Pastikan memilih tab Common ⇒ masukkan 5 minutes pada Duration.

Gambar 2.10 Tampilan Running Simulation

3. Klik pada tab Object Attributes ⇒ klik tombol Add.


4. Seperti yang ditunjukkan pada kotak dialog Add Attribute berikut, kita
perlu memasukkan attribute THT Duration untuk semua nodes. Untuk
melakukan hal tersebut:
a. Add the unresolved attribute: Office Network.*.Token Ring
Parameters[0]. THT Duration dengan meng-klik kolom tanggapan
yang terdapat pada tulisan Add? ⇒ klik OK
Gambar 2.11 Tampilan Add Attribute: scenario

5. Selanjutnya, kamu akan melihat Office Network.*.Token Ring


Parameters[0].THT Duration pada list simulasi object attributes (perlebar
kolom “Attribute” untuk melihat nama selengkapnya dari attribute). Klik
pada attribute ⇒ klik tombol nilai Values, seperti yang terlihat sebagai
berikut.

Gambar 2.12 Tampilan Configure Simulation

6. Masukkan ke-enam nilai berikut. (catatan: untuk memasukkan nilai


pertama, klik dua kali pada sell pertama pada kolom Value ⇒ ketikkan
“0.01” pada kotak dialog dan kemudian tekan enter. Ulangi hal tersebut
untuk ke-enam nilai.)
Gambar 2.13 Tampilan Menambahkan Value

7. Klik OK. Selanjutnya, lihat kotak dialog pojok kanan atas Simulation
Configuration dan pastikan Number of runs in set adalah 6.

Gambar 2.14 Tampilan Object Attributes Tab

8. Untuk masing-masing dari enam simulasi yang dijalankan kia


membutuhkan simulator untuk menyimpan nilai “scalar” values yag
menampilkan nilai “average” dari statistics ntuk dukumpulkan pada
simulasi. Untuk menyimpan scalars tersebut kita butuh untuk meng-
konfigurasi simulator untuk menyimpannya didalam file. Klik pada tab
Advanced pada kotak dialog Configure Simulation.
9. Masukkan <your initials>_Token_Balanced pada kotak text Scalar file
.
Gambar 2.15 Tampilan Advanced Tab

10. Klik OK kemudian simpan project.

2.4.5 Memilih Statistics


1. Klik kanan dimana saja pada ruang kosong yang terdapat dalam project
(tapi bukan nodes atau link) dan pilih Choose Individual Statistics dari
menu e pop-up.
a. Perluas hieraki Global Statistics:
1) Perluas hieraki Traffic Sink ⇒ Klik kotak dalog next pada
Traffic Received (packets/sec).
2) Perluas hieraki Traffic Source ⇒Klik kotak dalog next pada Traffic
Sent (packets/sec).
b. Perluas hieraki Node Statistics:
1) Perluas hieraki Token Ring ⇒ Klik kotak dalog next pada
Utilization.
c. Klik OK.
2. Selanjutnya kita ingin mengumpulkan rata-rata dari statistic diatas
sebagai nilai scalar setelah setiap simulasi berhenti dijalankan.
a. Pilih Choose Statistics (Advanced) dari menu Simulation.
b. Traffic Sent danTraffic Received probes akan tampil dibawah
Global Statistic Probes. Utilization probe akan tampil dibawah Node
Statistics Probes.
c. Klik kanan pada Traffic Received probe ⇒ Edit Attributes. Atur
attribute scalar data menjadi enabled ⇒Atur attribute scalar type
menjadi time average ⇒ Bandingkan dengan gambar dibawah dan
klik OK.

Gambar 2.16 Tampilan (pb0) Attributes

d. Ulangi langkah sebelumnya dengan Traffic Sent dan Utilization


probes.
3. Diperlukan menganalisis efek dari THT pada performa jaringan, THT
harus dimasukkan sebagai “input” statistic yang di-record oleh simulasi.
Lakukan hal berikut:
a. Pilih Create Attribute Probe dari menu Objects. Sekarang attribute
baru telah terbentuk dibawah hierarki Attribute Probes seperti yang
ditunjukkan oleh gambar.
b. Klik kanan pada probe attribute baru dan pilh Choose Attributed
Object dari pop-up menu ⇒ Perlebar hierarki Office Network ⇒Klik
pada node_0 (anda dapat menggunakan nodes yang lain) ⇒ Klik OK.
Gambar 2.17 Tampilan Probe Model

c. Klik kanan lagi pada probe attribute baru dan pilih Edit Attributes dari
pop-up menu ⇒ Masukkan nilai Token Ring Parameter[0].THT
Duration pada Attribute “attribute”, seperti yang terlihat pada gambar
⇒ Klik OK.

Gambar 2.18 Tampilan (pb3) Attributes

4. Pilih save dari menu File pada jendela Probe Model dan selanjutnya
Close jendela tersebut.
5. Sekarang kita telah kembali pada Project Editor. Pastikan project
disimpan.

2.4.6 Skenario Duplikat


Skenario jaringan token ring yang diimplementasikan adalah balanced:
distribusi lalu lintas yang dihasilkan di semua node adalah sama. Untuk
membandingkan performa, Anda akan membuat skenario "unbalanced" sebagai
berikut:
1. Pilih Duplicate Scenario dari menu Scenarios dan berikan nama
Unbalanced ⇒ Klik OK.
2. Pilih node_0 dan node_7 dengan klik geser di kedua nodes ⇒ Klik
kanan pada salah satu dari kedua nodes yang dipilih dan pilih Edit
Attributes ⇒ Perluas hierarki Traffic Generation Parameters ⇒ Perluas
hierarki Packet Generation Arguments ⇒ Ganti nilai dari attribute
Interarrival Time menjadi exponential (0.005) seperti yang terlihat pada
gambar. Pastikan beri tanda cek Apply Changes to Selected Objects
sebelum meng-klik OK.

Gambar 2.19 Tampilan (node_0) Attributes

3. Pilih semua nodes kecuali node_0 dan node_7 ⇒klik kanan pada salah
satu dari nodes yang terpilih dan kemudian pilih Edit Attributes ⇒
Ubah nilai dari attribute Interarrival Time menjadi exponential (0.075)
seperti langkah sebelumnya. Pastikan beri tanda cek kotak Apply
Changes to Selected Objects sebelum meng-klik OK.
4. Klik dimana saja pada bagian yang kosong agar object tidak terpilih.
5. Klik kanan pada tombol Configure/Run Simulation: ⇒ Klik tab
Advanced pada kotak dialog Configure Simulation ⇒ Masukkan <your
initials>_Token_Unbalanced pada text field Scalar file.
6. Klik OK dan simpan project.
2.4.7 Run The Simulation
1. Pilih Scenarios menu ⇒ pilih Manage Scenarios.
2. Ubah nilai di bawah Result kolom untuk <collect> (atau <recollect>) untuk
kedua skenario. Bandingkan dengan gambar berikut.

Gambar 2.20 Tampilan Manage Scenario

3. Klik OK untuk menjalankan simulasi. Tergantung pada kecepatan


prosesor anda, ini mungkin memakan waktu beberapa menit untuk
menyelesaikan.
4. Setelah selesai menjalankan 3 kali simulasi, 6 untuk masing-masing
skenario, tekan Close.
5. Simpan project.
Catatan:
Ketika mrnjalankan kembali simulasi, Riverbed Modeler akan
"menambahkan" hasil baru dengan hasil yang sudah ada dalam file scalar.
Untuk menghindari itu, hapus Scalar files sebelum mulai menjalankan
simulasi baru dengan cara:
Buka menu File ⇒ Pilih Model File ⇒ Delete Model Files ⇒ Dari daftar
pilihan, pilih other model type ⇒ Pilih (.os): Output Scalars ⇒ Pilih file
scalar yang akan dihapus, di lab ini diisi dengan <your
initials>_Token_Balanced_Scalar dan <yourinitials>_Token_
Unbalanced_Scalar ⇒ tekan Close.
2.4.8 Lihat Hasil
1. Pilih View Results (Advanced) dari Results menu. Kemudian
Analysis Configuration yang telah terbuka.
2. Panggil kembali hasil rata-rata yang disimpan dalam dua file scalar, satu
untuk setiap skenario. Untuk memanggil file scalar untuk skenario
Balanced, pilih Load Output Scalar File dari menu File ⇒ Pilih <your
initials>_Token_Balanced dari menu pop-up.
3. Pilih Create Scalar Panel dari Panels menu ⇒ pilih the scalar panel
data yang ditunjukkan dalam kotak dialog berikut: THT untuk
Horizontal dan Utilization untuk Vertical.

Gambar 2.21Tampilan Select Scalar Panel Data

4. Tekan OK.
5. Untuk mengubah judul grafik, klik kanan pada area grafik dan pilih Edit
Graph Properties ⇒ Ubah Custom Title untuk Balanced Utilization
seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.22 Tampilan Graph #1 Panel #1
6. Tekan OK. Grafik yang dihasilkan harus menyerupai yang ditunjukkan
di bawah ini. Jangan menutup grafik dan lanjutkan dengan langkah
berikut: simpan dan tampilkan grafik hasil simulasi Balanced Utilization.
7. Untuk membandingkan dengan scenario Unbalanced, panggil file
scalar, pilih Load Output Scala File dari menu File ⇒ Pilih <your
initials> _Token_Unbalanced dari menu pop-up.
8. Pilih Create Scalar Panel dari Panels menu ⇒ pilih the scalar panel
data pada langkah 3.
9. Klik OK ⇒ Ubah nama grafik Unbalanced seperti pada langkah 5 ⇒ Klik
OK. Grafik yang dihasilkan harus menyerupai yang ditunjukkan di
bawah ini. Jangan tutup grafik atau kembali ke langkah sebelumnya dan
lanjutkan dengan langkah berikut: Simpan dan Tampilkan Grafik Hasil
Simulasi Unbalanced Utilization
10. Untuk menggabungkan dua grafik di atas pada suatu grafik tunggal, pilih
Create Vector Panel dari Panel menu ⇒ Klik pada Display Panel
Graphs tab ⇒ Pilih kedua Balanced dan Unbalanced statistik ⇒ Pilih
Overlaid Statistics dari menu drop-down di daerah kanan bawah dari
kotak dialog seperti yang ditunjukkan dibawah ini.
Gambar 2.23 Tampilan View Results

11. Klik Show dan grafik yang dihasilkan harus menyerupai yang ditunjukkan
dengan: Simpan dan Tampilkan Grafik Hasil Simulasi Gabungan
12. Ulangi kembali proses yang sama untuk memeriksa pengaruh THT
pada lalu lintas diterima untuk kedua skenario. Menetapkan nama sesuai
dengan grafik.
13. Grafik yang dihasilkan, yang menggabungkan Traffic Received statistic
untuk kedua skenario Balanced dan Unbalanced, harus hampir sama
dengan salah satu gambar berikut ini: Simpan dan Tampilkan Grafik
Hasil Simulasi Pengaruh Variasi THT
2.5 Gambar dan Data Hasil Percobaan
2.5.1 Pengaruh Durasi THT nilai 0.01 Balanced Utilization

Gambar 2.24 Balanced Utilization dengan durasi THT bernilai 0.01

2.5.2 Pengaruh Durasi THT dengan nilai 0.08 Balanced Utilization

Gambar 2.25 Balanced Utilization dengan durasi THT dengan bernilai 0.08
2.5.3 Pengaruh Durasi THT nilai 0.16 Balanced Utilization

Gambar 2.26 Balanced Utilization dengan durasi THT bernilai 0.16

2.5.4 Pengaruh Durasi THT dengan nilai 0.01 Unbalanced Utilization

Gambar 2.27 Unbalanced Utilization dengan durasi THT bernilai 0.01


2.5.5 Pengaruh Durasi THT dengan nilai 0.08 Unbalanced Utilization

Gambar 2.28 Unbalanced Utilization dengan durasi THT bernilai 0.08

2.5.6 Pengaruh Durasi THT dengan nilai 0.16 Unbalanced Utilization

Gambar 2.29 Unbalanced Utilization dengan durasi THT bernilai 0.16


2.5.7 Pengaruh Durasi THT dengan nilai 0.01 Perbandingan Balanced dan
Unbalanced Utilization

Gambar 2.30 Balanced dan Unbalanced Utilization dengan durasi THT bernilai 0.01

2.5.8 Pengaruh Durasi THT dengan nilai 0.08 Perbandingan Balanced dan
Unbalanced Utilization

Gambar 2.31 Balanced dan Unbalanced Utilization dengan durasi THT bernilai 0.08
2.5.9 Pengaruh Durasi THT dengan nilai 0.16 Perbandingan Balanced dan
Unbalanced Utilization

Gambar 2.32 Balanced dan Unbalanced Utilization dengan durasi THT bernilai 0.16
2.6 Analisa Hasil Percobaan
2.6.1 Analisa Pengaruh Durasi THT Terhadap Rata- Rata Utilisasi
1. Keadaan Balanced Utilization
Analisa pengaruh durasi THT terhadap rata-rata utilisasi dalam keadaan
Balanced Utilization dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan
dengan menggunakan program OPNET. Percobaan yang telah dilakukan,
menggunakan tiga nilai THT yang berbeda yaitu THT 1 bernilai 0.01, THT 2
bernilai 0.08, dan THT 3 bernilai 0.16. Dari percobaan tersebut menghasilkan tiga
grafik dari tiga nilai THT dalam keadaan Balanced Utilization yang dapat
ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

(a) (b)

(c)
Gambar 2.33 Balanced Utilization dengan durasi THT bernilai (a) 0.01;(b) 0,08 dan
(c)0.16;
Pada gambar 2.33 dapat dilihat bahwa dalam keadaan Balanced dengan
nilai THT 0.16 lebih cepat mencapai titik stabil dikarenakan rentang THT yang
dipakai tidak terlalu jauh seperti menggunakan THT 0.01.

2. Keadaan Unbalanced Utilization


Analisa pengaruh durasi THT terhadap rata-rata utilisasi dalam keadaan
Unblanced Utilization dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah
dilakukan dengan menggunakan program OPNET. Percobaan yang telah
dilakukan, menggunakan tiga nilai THT yang berbeda yaitu THT 1 bernilai 0.01,
THT 2 bernilai 0.08, dan THT 3 bernilai 0.16. Dari percobaan tersebut
menghasilkan tiga grafik dari tiga nilai THT dalam keadaan Unbalanced
Utilization yang dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

(a) (b)

(c)
Gambar 2.34 Unbalanced Utilization dengan durasi THT bernilai (a) 0.01; (b) 0,08 dan
(c)0.16;
Dari gambar 2.34 dapat dilihat bahwa keadaan Unbalanced THT 1,2, dan
3 sama – sama mengalami peningkatan. Namun dalam keadaan Unbalanced
dengan nilai THT 0.16 lebih cepat mencapai titik stabil dikarenakan rentang THT
yang dipakai tidak terlalu jauh seperti menggunakan THT 0,01.

2.6.2 Analisa Perbandingan Balanced dan Unbalanced Utilization


1. Keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization pada THT 0,01
Analisa pengaruh durasi THT terhadap keadaan balanced dan unbalanced
utilization dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Percobaan dilakukan dengan menggunakan nilai
THT 0.01. Adapun tiga grafik dari THT 1 dalam keadaan Balanced, Unbalanced
dan Combine pada gambar di bawah ini:

(a) (b)

(c)
Gambar 2.35 Perbandingan keadaan THT bernilai 0,01 (a) Keadaan Balanced; (b) Keadaan
Unbalanced; (c) Perbandingan antara balanced dan unbalanced dimana keadaan unbalanced
berwarna merah
Gambar 2.35 menunjukkan keadaan balanced dan unbalanced THT 1
dimana keadaan balanced ditunjukkan pada garis berwarna biru. Keadaan
balanced maupun unbalanced sama – sama mengalami peningkatan. Dari gambar
grafik diatas ditunjukan bahwa nilai dari keadaan balanced lebih cepat mencapai
titik tertinggi dari pada keadaan unbalanced. Dimana pada keadaan balanced
sudah mengalami keadaan stabil tetapi pada unbalanced masih mengalami
peningkatan.

2. Keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization pada THT 0,08


Analisa pengaruh durasi THT terhadap keadaan balanced dan unbalanced
utilization dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Percobaan yang dilakukan menggunakan nilai
THT 0,08. Adapun tiga grafik dari keadaan THT 2 dalam keadaan Balanced,
Unbalanced dan Combine dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini:

(b) (b)

(c)
Gambar 2.36 Perbandingan keadaan THT bernilai 0,08 (a) Keadaan Balanced; (b) Keadaan
Unbalanced; (c) Perbandingan antara balanced dan unbalanced dimana keadaan unbalanced
berwarna merah

Gambar 2.36 menunjukkan keadaan balanced dan unbalanced THT 2


dimana keadaan balanced ditunjukkan pada garis berwarna biru. Keadaan
balanced maupun unbalanced sama – sama mengalami peningkatan. Dari gambar
grafik diatas ditunjukan bahwa nilai dari keadaan balanced lebih cepat mencapai
titik tertinggi pada keadaan unbalanced. Dimana pada keadaan balanced sudah
mengalami keadaan stabil tetapi pada unbalanced masih mengalami peningkatan.

3. Keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization pada THT 0,16


Analisa pengaruh durasi THT terhadap keadaan balanced dan unbalanced
utilization dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Percobaan yang dilakukan dengan menggunakan
nilai THT 0,16. Adapun tiga grafik dari keadaan THT 3 dalam keadaan Balanced,
Unbalanced dan Combine pada gambar di bawah ini:

(c) (b)

(c)
Gambar 2.37 Perbandingan keadaan THT bernilai 0,16 (a) Keadaan Balanced; (b) Keadaan
Unbalanced; (c) Perbandingan antara balanced dan unbalanced dimana keadaan unbalanced
berwarna merah
Gambar 2.37 menunjukkan keadaan balanced dan unbalanced THT 3
dimana keadaan balanced ditunjukkan pada garis berwarna biru. Keadaan
balanced maupun unbalanced sama – sama mengalami peningkatan. Dari gambar
grafik diatas ditunjukan bahwa nilai dari keadaan balanced lebih cepat mencapai
titik tertinggi pada keadaan unbalanced. Dimana pada keadaan balanced sudah
mengalami keadaan stabil tetapi pada unbalanced masih mengalami peningkatan.
2.7 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perbandingan antara grafik durasi THT 1, THT 2, dn THT 3 pada keadaan
Balanced Utilization dengan memasukan THT 1, THT 2, dan THT 3 secara
berurutan yaitu 0.01 , nilai 0.08, dan 0.16. Pada gambar 2.31 terlihat bahwa
grafik pada saat THT 3 lebih cepat mecapai titik stabil. Hal ini dikarenakan
rentang nilai yang digunakan tidak terlalu jauh seperti menggunakan nilai
THT 1 dan THT 2.
2. Perbandingan antara grafik durasi THT 1, THT 2, dn THT 3 pada keadaan
Unbalanced Utilization dengan memasukan nilai THT 1, THT 2, dan THT
3 secara berurutan yaitu 0.01, nilai 0.08, dan 0.16. Pada gambar 2.32
terlihat bahwa grafik pada saat THT 3 lebih cepat mecapai titik stabil. Hal
ini dikarenakan rentang nilai yang digunakan tidak terlalu jauh seperti
menggunakan nilai THT 1 dan THT 2.
3. Perbandingan antara grafik durasi THT 1, THT 2, dn THT 3 dalam keadaan
Balanced dan Unbalanced Utilization, keadaan Balanced yang ditunjukkan
pada grafik berwarna biru lebih cepat mecapai titik stabil dibandingkan
dengan keadaan Unbalanced yang ditunjukkan dengan grafik merah. Hal
ini dikarenakan rentang nilai yang digunakan tidak terlalu jauh seperti
menggunakan nilai THT 1 dan THT 2.

Anda mungkin juga menyukai