Makalah PKN
Makalah PKN
Kelompok 1:
Kelas X MIA V
` Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan
karuniahnya-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya.
Dengan membuat makalah ini kami di harapkan mampu untuk lebih agar kami dapat
mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan susunan terlengkap
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang baik
lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan kesadaran
tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus bisa menangg api terhadap argumen
tersebut.
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai lembaga negara berarti berbicara mengenai alat kelengkapan yang ada
dalam sebuah negara. Alat kelengkapan negara berdasarkan teori klasik hukum negara
meliputi, kekuasaan eksekutif, dalam hal ini bisa Presiden atau Perdana Menteri atau Raja;
kekuasaan legislatif, dalam hal ini bisa disebut parlemen atau dengan nama lain seperti Dewan
Perwakilan Rakyat; dan kekuasaan yudikatif seperti Mahkamah Agung atau supreme court.
Setiap alat kelengkapan negara tersebut bisa memiliki organ-organ lain untuk membantu
melaksanakan fungsinya.
suatu depertemen tertentu. Meskipun demikian, dalam kenyataanya, tipe-tipe lembaga yang
diadopsi setiap negara berbeda-beda sesuai dengan perkembangan sejarah politik kenegaraan
dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam negara yang bersangkutan. Secara
konseptual, tujuan diadakan lembaga-lembaga negara atau alat kelengkapan negara adalah
selain untuk menjalankan fungsi negara, juga untuk menjalankan fungsi pemerintahan secara
aktual.
secara praktis fungsi negara dan ideologis mewujudkan tujuan negara jangka panjang.
Dalam negara hukum yang demokratik, hubungan antara infra struktur politik (Socio Political
Sphere) selaku pemilik kedaulatan (Political Sovereignty) dengan supra struktur politik
(Governmental Political Sphere) sebagai pemegang atau pelaku kedaulatan rakyat menurut
hukum (Legal Sovereignty), terdapat hubungan yang saling menentukan dan saling
mempengaruhi.
B. Tujuan Penulisan
Salah satu muatan paling penting dari suatu undang-undang dasar (konstitusi) adalah
bagaimana penyelenggaraan kekuasaan negara itu dijalankan oleh organ-organ negara. Organ
atau lembaga negara merupakan subsistem dari keseluruhan sistem penyelenggaraan
kekuasaan negara. Sistem penyelenggaraan kekuasaan negara menyangkut mekanisme dan tata
kerja antar organ-organ negara itu sebagai satu kesatuan yang utuh dalam menjalankan
kekuasaan negara. Sistem penyelenggaraan kekuasaan negara menggambarkan secara utuh
mekanisme kerja lembaga-lembaga negara yang diberi kekuasaan untuk mencapai tujuan
negara.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (untuk selanjutnya disingkat
”UUD 1945”) sebelum dan setelah perubahan mengandung beberapa prinsip yang memiliki
perbedaan-perbedaan mendasar. Perubahan atas sistem penyelenggaraan kekuasaan yang
dilakukan melalui perubahan UUD 1945, adalah upaya untuk menutupi berbagai kelemahan
yang terkandung dalam UUD 1945 sebelum perubahan yang dirasakan dalam praktek
ketatanegaraan selama ini. Karena itu arah perubahan yang dilakukan adalah antara lain
mempertegas beberapa prinsip penyelenggaraan kekuasaan negara sebelum perubahan yaitu
prinsip negara hukum (rechtsstaat) dan prinsip sistem konstitusional (constitutional system),
menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada dan membentuk beberapa lembaga negara
yang baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip-prinsip negara berdasar atas
hukum. Perubahan ini tidak merubah sistematika UUD 1945 sebelumnya untuk menjaga aspek
kesejarahan dan orisinalitas dari UUD 1945. Perubahan terutama ditujukan pada
penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan masing-masing lembaga negara
disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern.
BAB II PEMBAHASAN
Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lemabha tinggi negara yang anggotanya terdiri
atas anggota DPR yang berjumlah 560 orang dan anggota DPD berjumlah 132 orang DPR
mewakili rakyat dari partai politik peserta pemilu dan DPD merupakan wakil daerah provinsi.
Anggota DPD dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilu. Ketentuan mengenain MPR tertuang
didalam UUD 1945 Bab II pasal 2 dan pasal 3 yang bunyinya, sebagai berikut.
Pasal 2
a. MPR terdiri atas anggota DPR serta anggota DPD yang dipilih melalui pemilu, serta
diatur lebih lanjut dengan UU.
b. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam 5 tahun di ibu kota negara.
c. Segala keputusan MPR ditetapakan suara yang terbanyak.
Pasal 3
Menurut UU No. 22 tahun 2003 mengatur tentang tugas dan wewenang MPR dan
sebagainya.
Dewan Perwakilan Rakyat adalah suatu lembaga tinggi negara yang berfungsi sebagai
pemegang kekuasaan legislatif, seperti yang termuak dalam UUD 1945 Bab VII pasal 19 sampai
pasal 22 B. DPR memiliki fungsi sebagai berikut.
Dewan Perwakilan Daerah adalah suatu lembaga tertinggu negara. Dalam UUD 1945
pasal 2 dinyatakan bahwa “MPR terdiri atas anggota DPR serta anggota DPD yang dipilih
memalui pemilu, serta diatur lebih lanjut dengan UU”. Jika dibahas tentang peran yang
diberikan oleh ketentuan perundang-undangan kepada DPD, maka dapat diketahui bahwa DPD
tidak setara dengan DPR dan presiden. Tugas serta wewenang DPD sebagai berikut.
Prinsip ketidaksertaan kedudukan DPD dengan DPR diatur dalam UUD 1945 pasal 22 C
ayat (3) dan ketentuan pasal 33 ayat (3) UU No. 22 tahun 2003 yang mengatakan bahwa jumlah
seluruh anggota DPR tidak melebihi sepertiga jumlah anggota DPR. Dengan demikian, apabila
dipandang baik dari sudut kelembagaan maupun keanggotaan, DPD merupakan suatu kompene
ketatanegaraan yang baru, selain itu, sehubungan dengan ketetapan tiap-tiap daerah yang tidak
akan sama, maka menimbalkan ketidaksamaan pada visi dari tiap-tiap anggota DPD sehingga
mereka akan berjuang sendiri-sendiri untuk kepentingan daerahnya yang beragam itu.
D. Presiden/Wakil presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu presiden
mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan
sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Sebelum adanya
amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR, tetapi setelah
amandemen UUD 1945 presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum. Presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil
presiden sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik oleh
ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan
pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam menjalankan
pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
Presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
a. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di negara
sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota negara sahabat
itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili negara Indonesia di kota tertentu
di bawah kedutaan besar kita.
c. Menerima duta dari negara lain
d. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga negara
Indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama baik
Indonesia.
Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi untuk
menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Wewenang, hak dan kewajiban Presiden
sebagai kepala pemerintahan, diantaranya:
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga merupakan
panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini, presiden mempunyai
wewenang sebagai berikut:
a. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
b. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.
c. Menyatakan keadaan bahaya.
Mahkamah agung adalah sabuah lembaga teritinggi di dalam sistem tata negara RI
dalam kekuasaan kehakiman. Mahkamah agung merupakan sebuah lembaga tinggi yang
membawahi lembaga peradilan. Badan-badan peradilan tersebut antara lain. Seperti peradilan
umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara. Di negara republik
indonesia ini, mahkamah agung merupakan lembga tingi dalam kekuasaan kehakiman yang
bersama dengan mahkamah kunstitusi. Lembaga tinggi negara dibidang kehakiman ini ialah
salah satu lembaga yang bebasdari berbagai macam cabang kekuasaan lembaga lainnya. Dengan
demikian, mahkamah agung ini berdiri sendiri dan bebas dari intervasi lembaga manapun.
Tugas dan fungsi MA sebagai berikut.
Menurut pengertian mehkamah agung yang mana merupakan lembaga tinggi yang
berperan dalam hal kehakiman, maka keputusan yang dihasilkan oleh lembaga tinggi negara ini
bebas dari intervensi pihak manapun. Mahkamah merupakan sebuah lembaga tertinggi bidang
kehakiman yang berwenang memberi keputusan final suatu masalah atau perkara untuk dapat
menjalankan tugas dengan baik, maka mahkamah agung terdiri dari struktur organisasi yang
rapi.
Dalam pengertian mahkamah agung sebagai lembaga tertinggi negara, maka dalam
lembaga ini terdapat sebuah struktur yang jelas. Susunan pengurusan mahkamah agung
dinegara kesatuan republik indonesia ini terdiri dari pimpinan, hakim anggota, kepaniteraan,
mahkamah angung dan skretariat mahkamah agung. Dengan adanya susunan kepengurusan
mahkamah agung yang jelas ini, maka akan mempermudah kinerja mahkamah agung sebagi
lembaga kehakiman tertinggi dinegara indonesia.
F. Mahkamah Konstitusi
a. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap
UUD.
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD.
c. Memutus pembubaran Partai Politik.
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (pasal 24C ayat 1).
e. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan atau Wakil Presiden menurut UUD (pasal 24C ayat 2 UUD 1945 hasil
amandemen).
G. Komisi Yudisial
Dan ditegaskan pula dalam pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 mengatur
bahwa dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim, Komisi Yudisial mempunyai tugas:
Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial juga mempunyai tugas
mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim.
Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Komisi Yudisial dapat meminta bantuan
kepada aparat penegak hukum untuk melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan
dalam hal adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dan atau Pedoman Perilaku Hakim oleh Hakim.
a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada
DPR untuk mendapatkan persetujuan.
b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
c. Menetapkan Kode Etik dan atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama
dengan Mahkamah Agung.
d. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan atau Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH).
Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksan Keuangan yang bebas
dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh presiden. BPK
berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
BPK merupakan lembaga pemeriksa keuangan yang bersifat mandiri. Artinya dalam
menjalankan tugasnya badan ini terlepas dari pengaruh pemerintah. Tugas BPK adalah
memeriksa pengelolaan keuangan dan bertanggung jawab tentang keuangan negara. Anggota
BPK dipilih oleh DPR dengan memerhatikan pertimbangan-pertimbangan dari DPD. Hasil kerja
dari BPK ini diserahkan kepada DPR, DPD, juga DPRD sesuai dengan kewenangannya. Badan ini
berdomisili di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Lembaga ini juga
dikenal sebagai lembaga eksaminatif.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan