Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG DARAH MENSTRUASI, DARAH NIFAS DAN DARAH

ISTIHADHOH

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Islam dan Pengetahuan Kesehatan

Dosen Pembimbing : Dra. Sri Susanti, MA

Disusun oleh kelompok 7 :

NO NAMA NIM
1 Iga Mawarni 17613113
2 Palupi Enggar A 17613089
3 Muna Fitriana
4 Devi Aprelia N
5 Andika Kriswantoro

D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia –Nya kami dapat menyelesaikan makalah “DARAH MENSTRUASI, NIFAS
DAN ISTIHADHOH” ini . Kami berterima kasih kepada Ibu Sri Susanti selaku Dosen mata
kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan yang telah memberikan tugas ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Darah menstruasi, nifas dan istihadhoh. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Semoga
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi semua orang. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dalam makalah ini.

Ponorogo, 28 Maret 2019


DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara tentang darah yang ada ditubuh wanita, kita akan banyak membahas tentang
darah, diantaranya darah bersih dan darah kotor. Darah yang biasa keluar dari vagina
perempuan ada 3 macam yaitu: haid, nifas, dan istihadloh. Masalah ini sangat penting
dimengerti oleh semua wanita, laki-laki yang sudah beristri, juga para mu’alim, dan kita
semua. Sebab, masalah ini sangat erat hubungannya dengan ibadah fardlu ‘ain, seperti: sholat
dan puasa, dan semua wanita melakukannya. Seharusnya wanita yang berumur 9 tahun sudah
mengerti tentang hal ini. Sebab umur 9 tahun wanita mungkin sudah mengalami haid dan
kenyataannya anak-anak yang baru tamat MI atau SD sudah banyak yang haid atau
istihadloh. Padahal masih banyak orang yang sudah dewasa (suami, istri) yang sama sekali
belum mengerti masalah ini, bahkan masih banyak yang belum mengerti cara-cara mandi
besar yang benar, sholat, dan puasa yang wajib di qodloi. Ada yang sudah belajar namun
masih banyak yang salah. Hal ini sangat membutuhkan perhatian kita semua. Lebih-lebih
akhir ini banyak sekali wanita yang haidl nya tidak teratur. Oleh karena itu kami berharap
agar dapat membantu kebutuhan muslimin dan muslimat yang sangat penting ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari darah haid
1.2.2 Apa pengertian dari darah nifas
1.2.3 Apa pengertian dari darah Istihadhah

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari darah haid

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari darah nifas

1.3.3 Untuk mengetahui pengertian dari darah Istihadhah


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Haid

Haid adalah istilah darah yang keluar dari rahim wanita dalam kondisi sehat, bukan karena
melahirkan, dengan kadar tertentu dan waktu tertentu.

2.1.1 Masa Haid


1. Usia minimal terjadinya haid
Usia minimum terjadinya haid adalah setelah genap 9 tahun, berdasar hitungan tahun
qamariyah. Jika seorang wanita mengaku haid diusia tersebut, maka pengakuaannya
diterima tanpa harus disertai sumpah. Jika seorang wanita mendapati haid pada usia
kurang dari itu, maka itu bukanlah haid melainkan penyakit (fasad).
2. Batas minimal dan maksimal
Ulama berpendapat waktu masa haid yaitu minimal sehari semalam dan maksimal 15
hari.
3. Jeda waktu diantara dua haid
Menurut Hanabilah, masa jeda minimal yakni 13 hari. Pendapat ini berdasar Imam
Ahmad tentang seorang wanita yang mengadu kepada Ali bin Abi Thalib bahwa ia
mengalami haid sebanyak tiga kali dalam satu bulan. Maka ditinjau dari masa minimal
haid (sehari semalam), 13 hari dapat diyakini sebagai jeda minimal yang sebenarnya.
Syaikh Utsman pernah ditanya seorang wanita yang mendapati darah setelah suci
selama sembilan hari, apakah itu termasuk darah haid. Maka beliau menjawab “Haid,
kapanpun ia datang tetap dianggap sebagai haid, baik jeda antara haid tersebut lama
atau sebentar. Karena asal dari darah yang dialami wanita yang telah baligh adalah haid
sampai ada hal yang menjelaskannya”. Adapun jeda maksimal antar haid, ulama
bersepakat tidak adanya batasan dalam hal ini.
2.1.2 Sifat Darah Haid
Warna darah haid ada 5 macam:
1. Hitam (warna ini paling kuat)
2. Merah
3. Merah muda/kecoklatan (antara merah dan kuning)
4. Kuning
5. Keruh(antara kuning dan putih)
Sedangkan sifat darah (selain warnanya) ada 4 macam:

1. Kental
2. Berbau
3. Kental dan berbau
4. Tidak kental (encer) dan tidak berbau

Berdasarkan sifat-sifat darah, darah yang hitam serta kental adalah lebih kuat
(dominan) dibandingkan darah hitam yang tidak kental (encer). Darah hitam yang berbau
adalah lebih kuat (dominan) dibandingkan darah hitam yang tidak berbau. Darah kental yang
berbau adalah lebih kuat dibandingkan darah kental yang tidak berbau atau berbau encer.
Begitulah seterusnya perhitungan kuat lemah pada jenis-jenis darah yang lainnya.

1) Larangan Selama Haid


2) Sholat, tidak wajib qodlo
3) Puasa, tetapi wajib qodlo
4) Membaca Al-Quran
5) Thowaf
6) Bersetubuh

7) I’tikaf

8) Sujud syukur
9) Sujud tilawah
10) Masuk masjid kalau takut mengotori masjid
11) Menyentuh Al-Quran
12) Menulis Al-Quran (menurut suatu pendapat)

13) Mendatangi orang sakaratul maut (menurut suatu pendapat)


14) Dijatuhi talaq

15) Dibuat senang (istimta’) tubuhnya antara lutut dan pusar

2.2 Pengertian Nifas

Nifas adalah darah yang keluar dari rahim wanita setelah seorang wanita melahirkan. Darah ini
tentu saja paling mudah untuk dikenali, karena penyebabnya adalah proses persalinan. Imam Ibnu
Taimiyah menemukakan bahwa darah yang keluar dengan rasa sakit dan disertai oleh proses
persalinan adalah darah nifas, sedangkan bila tidak ada proses persalinan maka itu bukan nifas.
2.2.1 Nifas itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut

 Darahnifas : paling sedikit setetes darah.


 Lamanya nifas : umumnya 40 hari dan paling lama 60 hari (dari proses
kelahiran).
 Waktu keluar darah : belum melewati 15 hari dari proses kelahiran.

Jika darah nifas keluar melebihi 60 hari, maka hal tersebut bisa sebagian merupakan
darah nifas, istihadloh dan haid. Jika setelah melahirkan tidak langsung mengeluarkan darah,
akan tetapi terdapat tenggang waktu baru kemudian mengeluarkan darah, maka :
1. Jika keluarnya darah belum melewati 15 hari, maka termasuk darah nifas. Sedang
tenggang waktu antara melahirkan dengan keluar darah dihitung nifas tetapi tidak
dihukumi nifas (dihukumi suci - wajib sholat, puasa dan lain-lainnya).
2. Jika keluarnya darah telah melewati 15 hari, maka termasuk darah haid jika
memenuhi
syarat-syarat haid (dalam hal ini wanita tersebut tidak mengalami nifas).
3. Jika darah nifas berhenti, kemudian keluar darah lagi, maka :
a. Jika keluar darah lagi sebelum melebihi 60 hari, serta tenggang waktu antara
berhenti dan keluarnya darah lagi tersebut kurang dari 15 hari, maka darah
tersebut termasuk nifas, begitu juga periode tidak keluarnya darah dihukumi
nifas meskipun darah yang keluar pertama adalah setetes.
b. Jika keluar darah lagi setelah melewati 60 hari, maka darah yang terakhir
keluar tersebut adalah darah haid jika memenuhi syarat-syarat haid.
c. Jika tenggang waktu antara berhenti dan keluarnya darah lagi tersebut lebih
dari 15 hari, maka darah tersebut termasuk darah haid jika memenuhi syarat-
syarat haid.

2.3 Pengertian Istihadhah

Darah Istihadhah merupakan darah yang keluar dari vagina seorang perempuan diluar darah
haid dan nifas. Darah istihadhah bisa disebut dengan darah penyakit. Karena pada umunya wanita
mengalami haid selama 6-8 hari atau paling maksimal 15 hari dan apabila lebih dari 15 hari maka itu
adalah darah istihadhah. Wanita yang sedang mengalami darah istihadha tetap wajib untuk shalat,
puasa, tidak ada larangan untuk berjima’, memegang al-qur’an, membaca al-qur’an dengan
menyentuhnya dan boleh untuk diceraikan.
Istihadloh bukanlah haid maupun nifas, oleh karena itu tidak dilarang melakukan hal-
hal yang dilarang ketika haid maupun nifas. Jadi, orang istihadloh tetap wajib sholat, puasa,
dan boleh membaca Al-Quran, melakukan hubungan suami istri dll. Akan tetapi, karena
hadats dan najisnya keluar terus, maka jika akan melakukan sholat fardlu haruslah melakukan
hal-hal berikut :

1. Membasuh farji/kemaluan.

2. Menyumbat farji sehingga darah tidak menetes keluar.

3. Membalut farji dengan celana dalam atau sejenisnya.

4. Bersuci dengan wudlu (atau tayamum).

Semua 4 hal diatas harus dijalankan setiap akan sholat fardlu, dan sudah masuk waktu
sholat. Setelah selesai bersuci sangat dianjurkan untuk segera melakukan sholat. Jika setelah
bersuci tetapi belum sholat, kemudian tiba-tiba mengalami hadats (yang membatalkan wudlu)
, maka wajib mengulangi 4 hal tersebut keseluruhannya. Setelah melakukan 4 hal diatas,
seorang wanita boleh melakukan hanya satu sholat fardlu dan beberapa sholat sunah. Jadi,
setiap akan sholat fardlu wajib untuk mengulangi semua 4 hal tersebut meskipun balutannya
tidak berubah dan tidak ada darah yang menetes keluar. Jika setelah disumbat dan dibalut
dengan baik ternyata darah masih tetap keluar dikarenakan terlalu banyaknya darah yang
keluar, maka hal ini dihukumi tidak apa-apa´

2.3.1 Ciri-ciri Darah Istihadhah


1. Berwarna merah
2. Berbau seperti darah biasa
3. Berasal dari urat yang putus atau pecah
4. Keluarnya bukan pada waktu haid atau nifas

2.3.2 Hukum Istihadhah


1. Wajib untuk berwudhu setiap akan melaksanakan shalat
2. Harus mencuci bekas darahnya sebelum berwudhu dan memakai pembalut supaya
darahnya tidak berceceran
3. Diperbolehkan melakukan jima’
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Darah yang keluar dari farji wanita itu ada 3 macam, yaitu: 1.haid, 2. Nifas 3.
Istihadloh. Haid adalah darah yang keluar dari farji seorang perempuan setelah umur 9 tahun,
dengan keadaan sehat (tidak karena sakit) tetapi memang watak atau kodrat wanita, dan tidak
setelah melahirkan anak. Adapun darah yang keluar karena sakit maka dinamakan darah
istihdloh (seperti ketentuan dalam bab istihadloh). Dan darah yang keluar setelah
melahirkan dinamakan nifas.

Faidah haid adalah salah satu dari tanda-tanda baligh. Lengkapnya cirri-ciri baligh itu ada
tiga:

Untuk laki-laki dua: Mengeluarkan mani pada umur 9 tahun dan umur 15 tahun apabila
setelah umur 9 tahun tidak mengeluarkan mani, maka awal balighnya pada umur 15
tahun.

Untuk perempuan ada tiga: Yaitu keluar darah haid setelah umur 9 tahun atau kurang
sedikit (tidak sampai 16 hari) , keluar mani setelah umur 9 tahun atau kurang sedikit, umur 15
tahun yakni jika setelah umur 9 tahun tidak haid juga tidak keluar mani, maka awal balighnya
umur 15 tahun, jadi meskipun umur 9 tahun tapi belum keluar haid dan mani maka belum
belum baligh.

Bila anak laki-laki atau pun perempuan telah melakukan salah satu ciri-ciri tersebut,
maka sudah wajib sholat, puasa romadhon dan kewajiban-kewajiban syar’i. Maka hukum
mempelajari tentang haid, nifas, dan istihadloh itu fadhu ‘ain bagi perempuan, fardhu kifayah
bagi laki-laki.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa yang kami tulis masih banyak
kesalahan, baik dari isi materi dan cara penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapankan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
menjadi wawasan pengetahuan bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/30938464/Ketentuan_Darah_Haid_dan_Istihadhah

https://www.slideshare.net/mobile/septianraha/makalah-nifas-menurut-agama

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://bp4pekanbaru.or.id/asset/banner
/Unlock-Haid-
_Menstruasi_Istihadhoh_Nifas.pdf&ved=2ahUKEwifvZXWt6nhAhXi8XMBHQCeBLUQFjAGegQICRAB&
usg=AOvVaw3hnYIWSMJTj-d3Tk2V_7B_

Anda mungkin juga menyukai