Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN HUKUM TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN

BAYI OLEH IBU KANDUNGNYA DI SOLO


Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perorangan Mata Kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh :
Linanda Islamiati
P17334118025
Kelas 1-A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan hidayah dan inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, mengenai “TINJAUAN
HUKUM TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN BAYI OLEH IBU
KANDUNGNYA DI SOLO Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak”.

Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih


banyak kekurangan baik dari segi kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca,
agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah “TINJAUAN HUKUM


TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN BAYI OLEH IBU KANDUNGNYA
DI SOLO Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak” dapat bermanfaat dan memberi inspirasi bagi
pembacanya. Sebelum penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkesan.

Cimahi, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4

1.4. Manfaat penulisan ................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6

2.1. Pengertian – Pengertian ........................................................................ 6

2.2. Konsep .................................................................................................. 7

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 8

3.1. Faktor Penyebab Pembunuhan Terhadap Bayi dengan Pelaku Ibu


Kandung ............................................................................................... 8
3.2. Terjadinya Pembunuhan Terhadap Bayi dengan Pelaku Ibu
Kandung ............................................................................................... 9
3.3. Upaya Untuk Menangani Kasus Pembunuhan Terhadap Bayi
dengan Pelaku Ibu Kandung ................................................................. 10
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 12

4.1. Simpulan ............................................................................................... 12

4.2. Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Segala bentuk kekerasan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa
seseorang harus dapat ditegakkan hukumnya. Penghilangan nyawa dengan
tujuan kejahatan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja tidak dapat
dibenarkan oleh Undang-Undang. Penegakan hukum merupakan wujud
penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri korban, dan
memberikan sanksi bagi pelaku yang telah menghilangkan hak korban
tersebut. Penegakan hukum oleh aparat kepolisian merupakan hal utama yang
harus dilakukan, demi menjamin keadilan terhadap hak hidup korban, serta
untuk menjamin kepastian hukum terhadap pelaku pembunuhan, agar
mendapatkan hukuman yang setimpal.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pengertian mengenai lingkup
anak sangat luas, termasuk di dalamnya keberadaan anak bayi. Harkat dan
martabat yang melekat pada anak dimulai sejak masih janin dalam kandungan
hingga tumbuh menjadi dewasa. Keberadaan anak harus mampu dijaga dan
dihargai sebagai bentuk penghargaan terhadap hak asasi manusia. Keberadaan
anak mempunyai peranan dan posisi yang sangat penting sebagai penerus dari
keluarga dan keturunannya, selain itu anak juga mempunyai peranan sebagai
perwujudan dalam melanjutkan kehidupan bangsa.
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa
seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan
hukum. Perbuatan menghilangkan nyawa seseorang tidak dapat dibenarkan
dengan alasan apapun. Hak untuk hidup merupakan hak dasar yang dimiliki
seseorang yang keberadaannya melekat pada masing-masing individu.
Perbuatan ibu kandung yang tega membunuh anaknya, yang dalam ini adalah
anak yang masih bayi merupakan suatu perbuatan yang dianggap sebagai
perbuatan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.

3
4

Pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya itu berbeda dengan pembunuhan


pada umumnya, baik terkait motif, cara, hubungan korban dan pelaku,
maupun pihak-pihak lain yang terkait. Oleh karena itu kasus ini terkait
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Penegakan hukum harus mampu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar nilai
keadilan dapat dirasakan oleh semua kalangan, baik pihak keluarga korban,
pihak pelaku, maupun masyarakat secara umum. Penegakan hukum yang
mengandung prinsip proporsional adalah bagaimana penegakan hukum
berjalan sedemikian rupa, dengan demikian yang tegak tidak saja aturan
normatifnya (aspek kepastian hukumnya) tetapi juga aspek filosofinya (aspek
dan nilai keadilannya). Penegakan hukum yang baik harus mampu
menciptakan nilai keadilan yang mencangkup secara umum, baik nilai
keadilan dari pihak korban, pelaku, maupun masyarakat secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menetapkan judul makalah
“TINJAUAN HUKUM TERHADAP KASUS PEMBUNUHAN BAYI
OLEH IBU KANDUNGNYA Dihubungkan dengan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.”

1.2. Rumusan Masalah


Berdasakan latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa faktor - faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindak kejahatan
pembunuhan terhadap bayi dengan pelaku ibu kandung ?
2. Mengapa kasus pembunuhan terhadap bayi dengan pelaku ibu kandung ?
3. Bagaimana upaya untuk menangani kasus pembunuhan terhadap bayi
dengan pelaku ibu kandung ?

3
5

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa faktor penyebab adanya pembunuhan terhadap
bayi dengan pelaku ibu kandung.
2. Untuk mengetahui mengapa kasus pembunuhan terhadap bayi dengan
pelaku ibu kandung dapat terjadi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya untuk menangani kasus
pembunuhan terhadap bayi dengan pelaku ibu kandung.

1.4. Manfaat Penulisan


1. Secara Teoritis
Adapun manfaat teoritis yang di dapat dari penulisan makalah ini yaitu
untuk menambah wawasan baik dari penulis maupun pembaca.
2. Secara Praktis
Untuk menambah ilmu pengetahuan bagi diri sendiri dan Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Bandung.

3
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian-Pengertian
2.1.1. Hukum
Menurut Leon Diguit, Hukum ialah aturan tingkah laku para
anggota masyarakat yang harus ditaati oleh masyarakat sebagai jaminan
kepentingan bersasma dan jika melanggar akan menimbulkan reaksi
bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
2.1.2. Pembunuhan
Pembunuhan secara etimologi adalah menyebabkan seseorang
mati. Sedangkan pembunuhan secara terminologi adalah perkara
membunuh, perbuatan membunuh. Sedangkan dalam istilah KUHP
pembunuhan adalah menghilangkan nyawa orang lain. Dari definisi
tersebut, maka tindak pidana pembunuhan dianggap sebagai delik
material bila delik tersebut selesai dilakukan oleh pelakunya dengan
timbulnya akibat yang dilarang tau yang tidak dikehendaki oleh
Undang-undang.
2.1.3. Anak
Anak adalah subjek hukum dan masa depan keluarga, masyarakat
dan negara yang perlu dilindungi, dipelihara, dan ditumbuh
kembangkan untuk mencapai kesejahteraan.Anak sering kali
dipersepsikan sebagai manusia yang masih berada pada tahap
perkembangan sehingga belum dapat dikatakan sebagai manusia yang
utuh.
Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
sebagai keturunan dari keduanya. Sedangkan menurut Undang –
Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 1
ayat (1) yang berbunyi: “Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termaksud anak yang masih dalam
kandungan.” Secara nasional defenisi anak menurut perundang-
7

undangan, diantaranya menjelaskan anak adalah seorang yang belum


mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum menikah.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak adalah
seseorang yang belum genap 18 tahun sekalipun masih dalam
kandungan yang membutuhkan perlindungan dari orang tuanya.

2.2. Konsep
2.2.1. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Ketentuan yang mengatur mengenai pembunuhan bayi oleh ibu
kandungnya, telah diatur dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002.
1. Pasal 1 ayat (12) : Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia
yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua,
keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
2. Pasal 4 : Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
3. Pasal 16 ayat (1) : Setiap anak berhak memperoleh perlindungan
dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman
yang tidak manusiawi.
4. Pasal 80 ayat (4) : Untuk menjerat pelaku tindak pidana
pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri.
Adapun ancaman hukuman ditambah sepertiganya.
BAB III
PEMBAHASAN

2.1. Faktor Penyebab Pembunuhan Terhadap Bayi dengan Pelaku Ibu


Kandung

Terjadinya tindak pidana pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya


disebabkan oleh:

1. Takut Ketahuan Melahirkan Seorang Anak


Motivasi untuk melakukan kejahatan adalah karena si ibu takut
ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak. Biasanya anak tersebut adalah
anak hasil hubungan gelap atau anak yang tidak diinginkan oleh ibu
kandungnya.
2. Keadaan Mental Emosional Dari Si Ibu
Saat dilakukannya kejahatan tersebut dikaitkan dengan keadaan
mental emosional dari si ibu, dimana selain rasa malu, takut, benci,
bingung serta rasa nyeri bercampur aduk menjadi satu sehingga perbuatan
itu dianggap dilakukan tidak dalam keadaan mental yang tenang, sadar,
serta perhitungan yang matang. Adapun faktor-faktor atau kondisi yang
mempengaruhi seorang ibu sehingga dengan sengaja menghilangkan
nyawa anak yang baru dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan
adalah sebagai berikut:
a) Dari faktor psikis
Dari faktor psikis, yaitu adanya perasaan takut dan malu yang
mendalam akan ketahuan, bahwa ia akan melahirkan anak. Selain itu
adanya kondisi bingung karena ia tidak menghendaki anak itu lahir dan
hidup.
b) Dari faktor waktu
Dari faktor waktu yaitu perbuatan yang dilakukan oleh ibu
kandung tersebut untuk menghilangkan nyawa anak itu pada saat
dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan.
c) Dari faktor ekonomi
Dari faktor ekonomi, yaitu ibu kandung yang tega melakukan
perbuatan membunuh bayinya sendiri, karena merasa tidak mampu
dari segi tingkat ekonomi atau tidak mampu untuk mengurus dan
membiayai bayi yang dilahirkan tersebut.

2.2. Terjadinya Pembunuhan Terhadap Bayi dengan Pelaku Ibu Kandung


Terdakwa kasus pembuangan bayi di Rumah Sakit Umum Islam
(RSUI) Kustati, Solo, Yanita Pungkasari, 30, divonis dua tahun empat bulan
penjara. Hal itu terungkap saat sidang putusan yang digelar di Pengadilan
Negeri (PN) Solo pada hari Senin, 8 Juni 2015.
Berdasarkan hasil visum oleh dokter, Yanita terbukti telah
menghilangkan nyawa bayi itu. Karena bayi itu saat keluar masih hidup,
selain itu juga ada bekas luka di dagu bayi itu.
Seperti diketahui, kasus pembuangan bayi yang dilakukan wanita asal
Lawang, Malang, Jawa timur (Jatim) ini terjadi pada awal Januari 2015.
Guru privat bertitel D III itu tega membuang bayi kandungnya sendiri di
toilet kamar mandi pasien IGD RSUI Kustati, Solo.
Pelaku pembunuhan terhadap bayi, yang bukan lain adalah ibu
kandungya dari bayi yang dibunuh sendiri, yakni Yanita Pungkasari alias
Kiki ketika hamil di luar pernikahan tersebut sudah cukup umur, sehingga
pelaku yang melakukan persetubuhan atau yang menghamili Yanita
Pungkasari alias Kiki, tidak dapat dijerat dengan ketentuan Undang-Undang
tentang persetubuhan dengan perempuan yang masih di bawah umur.
Berdasarkan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kandungnya
di atas, dapat diketahui bahwa salah satu latar belakang yang menyebabkan
ibu kandungnya tega melakukan pembunuhan tersebut karena faktor
kehamilan di luar nikah, yang menyebabkan korban malu atas peristiwa
kehamilan tersebut. Sudah seharusnya kehamilan di luar pernikahan tersebut
juga harus mendapatkan perhatian, apakah perbuatan persetubuhan yang
menyebabkan kehamilan tersebut, dilakukan di saat perempuan tersebut
masih di bawah umur atau tidak.
Bagaimanapun perbuatan pelaku yang telah melakukan persetubuhan
dengan perempuan yang masih di bawah umur, tidak dapat dibenarkan dan
harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Perlindungan terhadap
perempuan, terutama perempuan yang masih di bawah umur harus
dilakukan sebagai upaya untuk menjaga dan menghormati martabat, serta
masa depan korban yang masih panjang. Pemeliharaan, jaminan, dan
pengamanan ini selayaknya dilakukan oleh pihak yang mengasuhnya di
bawah pengawasan dan bimbingan negara, dan bilamana perlu, oleh negara
sendiri.

2.3. Upaya Untuk Menangani Kasus Pembunuhan Terhadap Bayi dengan


Pelaku Ibu Kandung

Untuk menanggulangi terjadinya tindak kejahatan pembunuhan bayi


oleh ibu kandungnya adalah dengan:

1. Kesadaran akan nilai kemanusiaan dimulai dari kita sendiri, keluarga,


dan lingkungan dengan tetap berpegang teguh terhadap ajaran agama.
2. Menjadikan agama sebagai tiang untuk melakukan kebaikan dan
menjauhkan dari nilai-nilai kejahatan, nilai agama harus diajarkan kepada
anak sebagai nilai dasar dalam kehidupan manusia.
3. Memahami bahwa melakukan hubungan seksual di luar pernikahan
sebagai perbuatan yang tercela dan berdosa, dimana akibat dari perbuatan
hubungan seksual di luar pernikahan tersebut, menjadi salah satu faktor
yang menjadi penyebab terjadinya pembunuhan bayi.
Pada kasus pembunuhan terhadap bayi dengan pelaku ibu kandung ini
upaya pemerintah sangat berperan dalam penanganan kasus. Pemerintah
harus menegakkan hukum dengan tegas agar kasus pembunuhan terhadap
bayi dengan pelaku ibu kandung bisa diberantas. Keberadaan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 sangat jelas bahwa Pembunuhan
Terhadap Bayi dengan Pelaku Ibu Kandung diganjar ancaman pidana
penjara paling lama 10 (Sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), hukuman tersebut ditambah
sepertiga apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.
Berdasarkan pasal tersebut karena pelaku merupakan ibu kandung, maka
hukuman terhadap pelaku tersebut ditambah sepertiga.
Pencegahan dan upaya penanggulangan terhadap tindak kejahatan
pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya, merupakan salah satu solusi
terbaik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kesigapan serta
penyuluhan dan sosialisasi yang baik, oleh pihak kepolisian merupakan
salah satu jalan yang harus dilakukan oleh penegak hukum, selain
memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku kejahatan pembunuhan
terhadap bayi oleh ibu kandungnya.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya
penyuluhan dan sosialisasi yang baik kepada masyarakat agar mampu
menyadarkan dirinya sendiri akan kepentingan nilai kemanusiaan dan
perlu adanya peningkatan penegakkan hukum terhadap kasusnya.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan pada Bab III, dapat penulis simpulkan sebagai
berikut :

4.1. Simpulan
1. Terjadinya tindak pidana pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya
disebabkan oleh: takut ketahuan melahirkan seorang anak dan keadaan
mental emosional dari si ibu. Adapun faktor - faktor atau kondisi yang
mempengaruhi seorang ibu sehingga dengan sengaja menghilangkan
nyawa anak yang baru dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan
, yaitu: dari faktor psikis, dari faktor waktu dan dari faktor ekonomi.
2. Pelaku pembunuhan terhadap bayi, yang bukan lain adalah ibu kandungya
dari bayi yang dibunuh sendiri, yakni Yanita Pungkasari alias Kiki ketika
hamil di luar pernikahan tersebut sudah cukup umur, sehingga pelaku yang
melakukan persetubuhan atau yang menghamili Yanita Pungkasari alias
Kiki, tidak dapat dijerat dengan ketentuan Undang-Undang tentang
persetubuhan dengan perempuan yang masih di bawah umur.
3. Pencegahan dan upaya penanggulangan terhadap tindak kejahatan
pembunuhan bayi oleh ibu kandungnya, merupakan salah satu solusi
terbaik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kesigapan serta
penyuluhan dan sosialisasi yang baik, oleh pihak kepolisian merupakan
salah satu jalan yang harus dilakukan oleh penegak hukum, selain
memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku kejahatan pembunuhan
terhadap bayi oleh ibu kandungnya.
4.2. Saran
Berdasarkan simpulan diatas penulis berpendapat, perlindungan terhadap
perempuan, terutama perempuan yang masih di bawah umur harus dilakukan
sebagai upaya untuk menjaga dan menghormati martabat, serta masa depan
korban yang masih panjang. Selain itu perlu ditingkatkan kembali megenai
ketegasan hukum yang berlaku agar si tersangka merasa jera.

13
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
1. Pasal 1 ayat (12)
2. Pasal 4
3. Pasal 16 ayat (1)
4. Pasal 80 ayat (4)

Sumber Lain
1. Adhyaksantari, Maharani. 2017. Penegakan Hukum Terhadap Kasus
Pembunuhan Bayi oleh Ibu Kandungnya di Solo. Surakarta:
https://id.linkedin.com/penegakan/hukum/pembunuhan/bayi.html Diakses
pada Tanggal 13 April 2019
2. Ode, Wa. 2016. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan
Berencana. Makassar :
https://id.linkedin.com/tindakan/pembunuhan/bayi.html Diakses pada
Tanggal 13 April 2019

13

Anda mungkin juga menyukai