Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

”ISLAM MINORITAS DI ETHIOPIA”


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Umat Islam Minoritas
Dosen Pengampu : Dr. Sujadi ,MA.

Disusun oleh :
Hanif Muslih (17101020062)

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI

Halaman Judul…..…............................................................................................... 1
Daftar Isi……………. .............................................................................................. 2
A. Pendahuluan…… .............................................................................................. 4
B.
C. Pembahasan………. ............................................................................................ ....9
1. ……………………………………………………………………………...
2……………………………………………………………………………….
3……………………………………………………………………………....
D. Kesimpulan…………………………………………………………………….
Daftar Pustaka……….................................................................................................. 10
A. Pendahuluan

Sejarah Minoritas Muslim di Ethiopia

Afrika adalah benua terbesar ketiga di dunia setelah Asia dan Amerika, dan kedua
terbanyak penduduknya setelah Asia. Dengan luas wilayah 30.224.050 km², Afrika meliputi
20,3% dari seluruh total daratan Bumi. Dengan ± 1.097.100 penduduk di 54 Negara benua ini
merupakan tempat bagi sepertujuh populasi dunia. Seperti Asia, Afrika merupakan daerah yang
memiliki populasi muslim besar. Dalam keanggotaan di Organisasi Kerjasama Islam yang
terdiri dari 57 negara, terdapat 27 negara Afrika.

Dari total penduduk Afrika tersebut sekitar 581 juta penduduk merupakan muslim.[1]
Meskipun demikian, terdapat beberapa negara yang Islam menjadi minoritas agama di negara
tersebut. Salah satunya adalah Ethiopia. Minoritas muslim di Afrika terjadi melalui dua cara :
tanah muslim yang telah ditaklukan oleh kekuatan penjajah sehingga terjadi pengurangan
populasi penduduk muslim, dan migrasi Muslim ke daerah-daerah yang kepadatan penduduk
muslimnya rendah.

muslim di ethiopia
Bendera Ethiopia
Proses minoritas ini memunculkan dinamika umat Islam di Afrika. Setelah kemerdekaan
negara-negara Afrika, muslim sering merasa dalam keadaan terbelakang sehingga mereka
tidak dapat bersaing dengan lulusan sekolah-sekolah Kristen. Selain itu pemerintahan negara
minoritas juga banyak melakukan intimidasi terhadap umat Islam, sehingga menyulitkan
muslim untuk berkembang.

Gambaran Umum Ethiopia


muslim di ethiopia
Gambaran umum Ethiopia
Nama : Negara Republik Federal Demokrasi Ethiopia
Bahasa resmi : Amharik
Ibukota adalah Addis Ababa.
Perkiraan populasi 2015 menurut Central Statistical Agency ± 90,076,012 jiwa[2]
Ethiopia terbagi menjadi 14 provinsi.
Terdapat 80 etnis dan yang terbesar adalah Oromo (34,4%) dan Amhara (27%).
Kawasan Ethiopia, merupakan salah satu tempat peradaban paling awal di dunia.
Pemerintahan Ethiopia pertama kali dibentuk sekitar tahun 980 SM. Negara ini tidak pernah
dijajah selama masa perebutan Afrika dan terus merdeka hingga tahun 1936 saat pasukan Italia
menguasai negara tersebut. Pasukan-pasukan Britania Raya dan Ethiopia mengalahkan tentara
Italia dan Ethiopia memperoleh kembali kedaulatannya setelah menandatangi perjanjian
Britania-Ethiopia pada Desember 1944.

Kondisi geografis Ethiopia sendiri merupakan dataran gersang di dataran rendahnya, dan
memiliki iklim sedang di dataran tingginya. Kondisi geografis Ethiopia yang ekstrim telah
mengisolasi banyak oramg dam seringkali malah melestarikan cara hidup dan bahasa kuno
mereka. Terdapat 80 etnis di Ethiopia, tiga kelompok etnis utama di Ethiopia, yakni etnis
Oromo, Amhara, dan Tigray. Ketiga etnis ini menyumbang jumlah prosentase terbesar dalam
populasi penduduk Ethiopia.

Kebanyakan orang Ethiopia tinggal di wilayah pedesaan dan mencari nafkah sebagai petani
atau penggembala ternak. Karena kesulitan ekonomi, hanya sedikit orang mampu membeli
sapi. Sehingga untuk membajak sawah, mereka menggunakan tenaga mereka sendiri dibantu
anak-anak.[3]

Perkembangan dan proses minoritas Islam di Ethiopia


Islam datang ke Ethiopia atau Habasyah (Abyssinia) sejak 615 M tepatnya di kota axum,
mereka adalah umat Islam yang hijrah yang dipimpin oleh sepupu nabi, Ja’far bin Abi Thalib.
Pengungsi Muslim dari Mekkah ini ini diterima oleh raja Negus/Najasy. Raja memperlakukan
Muslim dengan baik, melindungi mereka dan akhirnya ia sendiri memeluk Islam.[4]

Selama masa Bani Umayah, muslim menduduki kepulauan Dahlak dan pelabuhan Musawwa.
Dari pangkalan ini Islam kemudian didakwahkan ke pedalaman benua. Pada abad ke 12 seluruh
pantai Eritrea telah diIslamkan. Pada tahun 283 H, suatu negara Islam didirikan di Shoa Timur
(wilayah Addis-abada saat ini) di bawah dinasti Makhzumi.
Pada abad enam belas Islam bangkit kembali di Ethiopia, di bawah pimpinan Ahmad ibn
Ibrahim Al-Ghazi (1506-1543) yang berhasil menyatukan semua negara Muslim Ethiopia.
Pada tahun 1531, Muslim menduduki Dawaro dan Shoa, dan pada 1533, Amhara dan Lasta,
serta negara Krsiten Abyssinia dihapus. Sejak itu Ethiopia dibuat stabil dengan menjadi dua
negara, sebuah negara Muslim di selatan dengan ibukota Harrar dan sebuah negara Kristen
yang lebih kecil di Utara.

Abad sembilan belas, pertumbuhan ambisi kolonial di Afrika mendorong kebangkitan negara
Kristen Ethiopia, dengan menggunakan harta rampasan dan memulai kebijakan ekspansionis
melawan negara Muslim dengan semangat perang salib. Pada tahun 1831 Teodros menduduki
tahta Ethiopia dengan program penyatuan kembali orang-orang Kristen, menaklukkan
Yerusalem, Makkah, dan Madinah, menghapuskan Islam, dan menciptakan kedamaian di
Ethiopia. Orang-orang Islam dibantai secara kejam di Wollo pada 1855, dan orang-orang Mesir
dikalahkan di Eritrea.[5]

Malapetaka terakhir terhadap negara Islam Ethiopia terjadi ketika ibukotanya harrar diduduki
pada 1887. Oleh orang-orang Kristen. Negara Islam dihapuskan, masjid agung di ibukota
diubah menjadi gereja, dan tetap seperti itu sampai sekarang.[6] Praktis penduduk muslim
diperbudak, berbagai peristiwa ini menyebabkan berkurangnya populasi muslim di Ethiopia
secara drastis.

Dinamika Muslim di Ethiopia


Sejak abad ke-19 di bawah kekuasaan Ethiopia (Kristen) pihak Muslim dikeluarkan dari
beberapa jabatan publik, meskipun konstitusi tahun 1931 mengukuhkan persamaan hak dan
mengizinkan pihak Muslim memiliki tanah, menduduki beberapa posisi pemerintahan, dan
sejumlah festival keagamaan Muslim diakui secara resmi. Namun kenyataannya kebijakan
yang merugikan umat Islam lebih banyak ketimbang kebijakan yang pro Islam.

Demografi di Ethiopia dari data Population Census Commission tahun 2007, menyebutkan
bahwa dari total penduduk Ethiopia, Jumlah Muslim adalah 33,9% (25 juta), Kristen 62,7%
(46 juta), agama tradisional 2,6% (1,9 juta) , & lain 0,63%. Muslim menjadi mayoritas di
daerah Somali, Affar, Argobba, Hareri, dan Oromia.[7]
Mayoritas Muslim Ethiopia bermadzhab Syafi’i. Sebagaimana di negara-negara tetangganya
Sudan dan Somalia, tarekat mempunyai peran penting dalam perkembangan Islam di Ethiopia.
Terdapat sekitar 82 masjid, 3 diantaranya dibangun sejak abad 10, dan juga terdapat 102 tempat
suci. Selain itu pertumbuhan penduduk muslim diproyeksikan mengalami peningkatan setiap
tahunnya, bisa dilihat di tabel Pew Research Center di bawah ini :

muslim di ethiopia

Dapat dilihat dari tabel proyeksi tersebut Muslim akan mengalami peningkatan sebesar 5%
pada tahun 2050, salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah rata-rata
pertumbuhan penduduk Muslim yang mencapai 2,5% per tahun. Kemungkinan hal ini juga
akan terjadi di Ethiopia.

Namun disamping pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, Muslim Ethiopia juga
mengalami berbagai masalah layaknya minoritas di negara lain, masalah itu antara lain :
Banyak pemimpin agama ditahan oleh pemerintah, Pembatasan penggunaan bahasa Arab,
Sekolah-sekolah Islam diawasi dengan ketat, Masjid-masjid dicurigai sebagai sumber
munculnya radikalisme, Pemimpin-pemimpin agama dianiaya, dan Perizinan pendirian
bangunan umat Islam dipersulit.[8]

Disamping penindasan yang dilakukan terhadap umat Islam, pemerintah memunculkan isu
radikalisme yang semakin memojokkan muslim Ethiopia. Pemerintah Ethiopia mengklaim
bahwa “radikalisasi” berkembang di Ethiopia. Masjid-masjid dianggap sebagai pusat
menyerukan gerakan jihad. Sehingga Pemerintah memperketat pengawasan di masjid-masjid
Ethiopia. Kementerian federal menuduh pendemo yang menentang kebijakan mereka di
masjid-masjid ini sebagai “ekstrimis”, yang terlibat dalam kekerasan dan bekerjasama dengan
al-Qaeda untuk menghasut jihad. Munculnya isu radikalime di Ethiopia pada dasarnya
merupakan usaha pemerintah untuk mencoba mendominasi pengaruh masjid untuk
mendapatkan kontrol politik yang lebih luas di negara itu.[9]

Simpulan
Kawasan Ethiopia, merupakan salah satu tempat peradaban paling awal di dunia. Pemerintahan
Ethiopia pertama kali dibentuk sekitar tahun 980 SM. Kondisi geografis Ethiopia sendiri
merupakan dataran gersang di dataran rendahnya, dan memiliki iklim sedang di dataran
tingginya. Kondisi geografis Ethiopia yang ekstrim telah mengisolasi banyak orang dan
seringkali malah melestarikan cara hidup dan bahasa kuno mereka.

Islam datang ke Ethiopia atau Habasyah (Abyssinia) sejak 615 M tepatnya di kota axum,
mereka adalah umat Islam yang hijrah yang dipimpin oleh sepupu nabi, Ja’far bin Abi Thalib.
Pada abad ke 16, muslim sempat menguasai seluruh daratan Ethiopia, namun pada abad ke 19
umat Kristen bangkit dan merebut daerah Ethiopia, hal ini pula yang menyebabkan Islam
minoritas di Ethiopia.

Dalam praktek kehidupan sehari-hari saat ini, pemerintah banyak ikut campur dalam
peribadahan umat Islam. Pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
berdampak negatif terhadap umat Islam. Untuk semakin memojokkan umat Islam pemerintah
menghembuskan isu radikalisme.

[1] www.muslimpopulation.com/africa/ diakses pada 2 Januari 2016 pukul 14:00 WIB

[2] Central Statistical Agency, Population and Housing Census of Ethiopia. Diakses pada 26
september 2015 pukul 21.30 WIB.

[3] Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa ini, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005)., hlm. 243

[4] Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam : Bagian Ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000)., hlm. 484

[5] Ali Kettani, op. cit., hlm. 244

[6] Population Census Commission, The 2007 Population and Housing Census of Ethiopia.pdf
diakses pada 2 Januari 2016 pukul 17:15 WIB

[7] Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa ini., hlm. 245
Similar Posts:
Politik Apartheid di Afrika Selatan 1948-1994 M.
Imperialisme Komunis di Negara-negara Muslim
Dinamika Minoritas Muslim di Filipina

Anda mungkin juga menyukai