PEREKONOMIAN INDONESIA
WULAN RATNAWATI
030844988
Jawab :
Otonomi sesungguhnya diambil dari bahasa Yunani, dari kata “autos” yang bisa
diterjemahkan sebagai sendiri, dan “namos” yang berarti undang – undang atau
peraturan. Jika disambung dan diartikan berarti maknanya adalah aturan sendiri.
Sehingga maksud dari Otonomi Daerah adalah wilayah dengan batas – batas tertentu
yang mempunyai aturannya sendiri.
Menurut UU No.32 tahun 2004, arti dari Otonomi Daerah adalah “hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom guna mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya serta kepentingan masyarakat seseuai dengan undang – undang
yang berlaku”
Tidak jauh dari arti yang sudah disebutkan dalam Undang – Undang, di dalam Kamus
Hukum dan Glosarium, Otonomi Daerah dapat diartikan sebagai kewenangan yang
bertujuan untuk melakukan pengaturan serta pengurusan kepentingan masyarakat
sesuai dengan karsa sendiri, yang didasari oleh aspirasi dari masyarakat sesuai dengan
Undang – Undang yang berlaku.
Ada beberapa hal yang menandai adanya otonomi daerah di Indonesia, misalnya:
diserahkannya berbagai urusan kepada daerah, pemilihan kepala daerah secara
langsung, semakin banyak muncul daerah baru hasil dari pemekaran daerah, dan
lahirnya beberapa partai local. Memang tidak disangkal lagi, bahwa otonomi daerah
membawa perubahan positif di daerah dalam hal kewenangan daerah untuk mengatur
dan mengurus rumah tangga daerah sendiri. Kewenangan ini menjadi sebuah impian
karena sistem pemerintahan yang sentralistik cenderung menempatkan daerah
sebagai pelaku pembangunan yang tidak begitu penting atau terpinggirkan. Pada masa
orde baru, pengerukan potensi daerah ke pusat terus dilakukan dengan dalih
pemerataan pembangunan. Alih-alih mendapatkan manfaat dari pembangunan, daerah
justru mengalami proses pemiskinan yang luar biasa. Dengan kewenangan tersebut
tampaknya banyak daerah yang optimis akan bisa mengubah keadaan yang tidak
menguntungkan tersebut.
Dengan adanya diserahkannya berbagai urusan kepada daerah dan pemilihan kepala
daerah secara langsung ada beberapa permasalahan yang muncul, yaitu semakin
maraknya penyebaran korupsi diberbagai daerah, money politics, munculnya
fenomena pragmatism politik di masyarakat daerah, legitimasi politik dan stabilitas
politik belum sepenuhnya tercapai, adanya konflik horizontal dan konflik vertical, dan
kesejahteraan masyarakat ditingkat local belum sepenuhnya diwujudkan.
Implementasi Otonomi daerah bukan tanpa masalah. Ia melahirkan banyak persoalan
ketika diterjemahkan di lapangan. Banyaknya permasalahan yang muncul menunjukan
implementasi kebijakan ini menemui kendala-kendala yang harus selalu dievakuasi
dan selanjutnya disempurnakan agar tujuannya tercapai. Beberapa persoalan itu
adalah: Kewenangan yang tumpang tindih, Anggaran, Pelayanan Publik, Politik
Identitas Diri, Orientasi Kekuasaan, Lembaga Perwakilan, Pemekaran Wilayah dan
Pilkada Langsung.
Sumber :
BMP PEREKONOMIAN INDONESIA
https://thegorbalsla.com/otonomi-daerah/#Pengertian_Otonomi_Daerah
https://www.kompasiana.com/ekanovias/5529a5406ea834202b552d8a