Anda di halaman 1dari 14

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

METODE PELAKSANAAN
Kegiatan : Pembangunan Jalan dan Jembatan
Nama Paket Pekerjaan : Pengaspalan Jalan Dukcapil – Bengkel Prima
Lokasi : Kota Subulussalam
Sumber Dana : OTSUS Tahun Anggaran 2019
Nama Penawar : CV. Prima Karya Sempurna

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Bunga Tanjung Guruguh - Delleng Karo (OTSUS)
meliputi pekerjaan dari mulai tahap persiapan dan konstruksi sebagai berikut:

1. Divisi Umum
a. Mobilisasi

2. Divisi Drainase
a. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
b. Pasangan Batu dengan Mortar

3. Divisi Pekerjaan Tanah


a. Galian Biasa
b. Timbunan Biasa dari Sumber Galian
c. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
d. Penyiapan Badan Jalan

4. Divisi Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan


a. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

5. Divisi Perkerasan Berbutir


a. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
b. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

6. Divisi Perkerasan Aspal


a. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
b. Laston-Lapis Antara (AC-BC)
c. Bahan Anti Pengelupasan

7. Divisi Struktur
a. Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa
b. Baja Tulangan BJ 24 Polos
c. Pasangan Batu

1
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
B. METODE PELAKSANAAN
Work Flow Pelaksanaan
Seluruh langkah pekerjaan harus terjadwal dan terkoordinasi dengan baik. Master schedule akan
diperinci kembali menjadi Skedul yang terbagi menjadi beberapa bagian pekerjaan sesuai dengan
term kontrak dan dirinci menjadi Skedul Harian, Mingguan dan Bulanan.
Jadwal atau kegiatan pekerjaan utama yang menjadi kegiatan khusus (misalnya pekerjaan lapisan
aspal, dll) diperlakukan sebagai milestone yang memerlukan persetujuan konsultan pengawas kapan
akan ditetapkan di dalam jadwal sehingga penjadwalan akan terkendali secara simultan pekerjaan
yang menjadi kritikal path / work. Perlu dijaga Kritikal Path khusus pekerjaan utama saja.
Kritikal poin lainnya yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah koordinasi yang sinergi
antara user dan konsultan pengawas dan kontraktor perihal jadwal pelaksanaan mengingat
terbatasnya waktu pekerjaan harus parallel, detail gambar yang belum lengkap perlunya pemahaman
yang cepat dan pengambil keputusan bila terjadi penafsiran yang berbeda dalam membaca term
kontrak ataupun gambar bestek. Hal tersebut untuk menghindari kesalahan yang menyebabkan
bangunan tidak berfungsi dengan maksimal atau terjadinya bongkar pasang pekerjaan. MC-0 yang
menjadi tolok ukur pelaksanaan akan menjadi acuan bila terjadinya CCO

Secara garis besar alur pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut :

SPMK

Pekerjaan
Persiapan

Pekerjaan
Pengukuran

Pekerjaan
Konstruksi

Pekerjaan
Pengembalian
Kondisi dan
Pekerjaan
Minor
Serah Terima
(PHO) & (FHO)

2
Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan pada Paket ini meliputi :


I. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan ini mencakup pekerjaan mobilisasi, pengukuran, fasilitas kontraktor dan


laboratorium.

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan mendatangkan peralatan yang dibutuhkan hingga
lokasi pekerjaan dan mengembalikannya setelah seluruh pekerjaan selesai.Selain itu
jugamendatangkan personil sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan Direksi
Pekerjaan agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana yang
telah disepakati.Mobilisasi peralatan terkadang juga dilakukan sebelum Direksi Keet
dan Gudang terbangun. Peralatan yang dimobilisasi disini hanyalah peralatan berat
yang disyaratkan pada dokumen pengadaan. Peralatan-peralatan lain yang didatangkan
ke proyek yang akan dipakai Kontraktor pada proyek ini diajukan pada Konsultan MK
/ Pengawas termasuk surat uji peralatan dan perizinan serta kelaikan peralatan tersebut
sesuai dengan fungsinya. Semua alat ukur yang berkaitan dengan testing pada sistim
harus disertai surat uji kelaikan dari informasi berwenang. Untuk alat berat operator
yang didatangkan haruslah yang memiliki sertifikat atau SIO (Surat Ijin Operasi).SIO
dan Uji kelayakan berguna untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan layak,
telah tersertifikasi dan terkalibrasi.SIO guna memastikan bahwa orang tersebut
memang memiliki keahlian di bidang operator alat tersebut.

2. Pengukuran
Pengukuran dilakukan untuk dapat digambarkan potongan memanjang dan potongan
melintang jalan yang akan dibangun, pemasangan patok – patok acuan, menentukan
lokasi pekerjaan baik pekerjaan utama berupa perkerasan jalan maupun pekerjaan
struktur.Pekerjaan ini dilaksanakan oleh team pengukuran yang telah ditentukan dan
berpengalaman serta siap sedia selama masa pelaksanaan.

3. Fasilitas Kontraktor dan Laboratorium


Setelah survey dan identifikasi lapangan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
bangunan – bangunan yang bersifat sementara selama pekerjaan proyek berlangsung.
Bangunan-bangunan itu antara lain kantor proyek (direksi keet), bedeng pekerja,
gudang material dan peralatan, genset, bengkel, fabrikasi, dll.

Kantor proyek terdiri dari kantor untuk kontraktor, konsultan,dan ruang rapat. Kantor
berfungsi sebagai Site Office untuk mengurusi hal-hal yang langsung berhubungan
dengan pelaksanaan proyek.Pembuatan bedeng pekerja ditujukan untuk tempat
penampungan dan peristrahatan pekerja yang dilengkapi dengan sarana toilet dan
tempat ibadah.Bangunan gudang terdiri dari gudang peralatan dan penyimpanan
material yang tidak bisa disimpan di udara terbuka.Bangunan genset ditujukan untuk
tempat generator yang berfungsi sebagai sumber listrik selama pelaksanaan
proyek.Sedangkan untuk menampung berbagai kegiatan perbengkelan dan fabrikasi
dibuat bengkel yang letaknya tidak jauh dengan gudang dan tempat penyimpanan
material.

Penempatan/perletakan Posisi bangunan direksi keet, gudang, barak pekerja dan


penempatan genset harus disetting agar tidak mengganggu jalannya pelaksanaan
pekerjaan nantinya.Penempatan/perletakan posisi semua tersebut diatas harus selalu
dikoordinasikan dengan pihak pengawas maupun owner.

Kontraktor juga harus menyediakan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas


laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan
pengendalian mutu pekerjaan.

3
Metode Pelaksanaan Pekerjaan

4. Papan Nama Proyek, Dokumentasi dan Pelaporan


Papan Nama Proyek dibuat dengan maksud dan tujuan agar masyarakat umum
mengetahui informasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Papan Nama proyek berisi Kegiatan Pekerjaan, Pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, dan
lain-lainnya disesuaikan dengan tulisan serta ukuran sebagaimana yang tercantum
dalam RKS serta gambar rencana.
Tempat pemasangan papan nama proyek dikoordinasikan dengan pengawas, serta
owner. Penempatan pemasangan biasa dipilih tempat yang mudah dilihat oleh
khalayak ramai. Pada pekerjaan ini juga akan dilakukan dokumentasi dan pelaporan
terhadap setiap tahapan pekerjaan sebagai control/pengendalian terhadap progress
pekerjaan.

5. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas akan dilakukan untuk melakukan pengaturan
terhadap keselamatan dan pengaturan lalu-lintas di sekitar lokasi pekerjaan. Hal
tersebut perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya konflik lalulintas yang
dampaknya akan menyebabkan kerugian terhadap aktifitas masyarakat di sekitar lokasi
pekerjaan.

Gambar Ilustrasi Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

6. Pengamanan lingkungan Hidup


Manfaat yang timbul karena desa membangun infrastruktur dipengaruhi oleh beberapa
faktor penting, yaitu:
- Kualitas desain
- Kualitas konstruksi, yang tergantung keterampilan masayarakat dan kualitas
supervise
- Kualitas bahan yang digunakan dalam konstruksi
- Pemakaian infrastruktur secara wajar
- Dampak lingkungan
Dalam proses pembangunan, kualitas dikendalikan dengan menerapkan beberapa
instrumen yang telah disediakan. Pelatihan juga diberikan kepada masayarakat maupun
kepada fasilitator yang membantu proses desain dan pelaksanaan. Khusus untuk
masalah dampak lingkungan, format tersedia untuk menguraikan potensi dampak
negatif terhadap lingkungan.

7. Manajemen Mutu
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang antara lain mengontrol,

 Seluruh material yang digunakan


 Pemilihan tenaga kerja
 Perawatan alat
 Test material di laboratorium dan lapangan

4
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung,
kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh
bagian Teknik dan melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah
berlaku diproyek yang dilaksanakan .
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan
terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk
menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat
mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar
pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat
dijalankan dengan baik dengan adanya:

 Sasaran mutu yang jelas


 Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
 Organisasi proyek yang handal
 Sistem dan prosedur mutu yang baku
 Penerapan manajemen mutu yang konsisten

Dalam melaksanakan pekerjaan ini kontraktor pelaksana tetap memperhatikan


aspek analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) seperti yang disyaratkan
dalam spesifikasi. Personil yang profesional akan ditempatkan untuk mengawasi
mutu, baik mutu pekerjaan, waktu dan biaya. Spesifikasi Teknis, gambar kerja yang
disetujui Direksi dan Dokumen Kontrak merupakan acuan penyedia jasa dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

II. Pekerjaan Drainase


1. Galian untuk Selokan, Drainase dan Saluran Air
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan sebagai berikut:
a. Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang
diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhi
kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan memenuhi profil
jenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain
oleh Direksi Pekerjaan.
b. Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
pelapisan selokan dengan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan seperti
yang disyaratkan.
c. Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
Peralatan yang digunakan adalah excavator untuk menggali dan memuat, dump truck
untuk mengangkut material hasil galian. Disposal Area akan ditentukan disekitar lokasi
pekerjaan atau pada daerah lain atas persetujuan Direksi. Lokasi yang diambil
diusahakan tidak mengganggu lingkungan.

2. Pasangan Batu dengan Mortar


Pekerjaan ini adalah pemasangan pasangan batu dengan adukan mortar pada daerah
yang sebelumnya telah digali dengan typical dan dimensi yang ditentukan Direksi
Pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar rencana.
a. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara manual.
b. Pekerja merapihkan tepi saluran, lalu memasang mal dari papan, yang selanjutnya
semen, pasir dan air dicampurkan menjadi mortar dan dituang ke dalam mal, Lalu
dilanjutkan dengan pemasangan batu.
c. Setelah selesai pemasangan dilakukan penyelesaian dan perapihan dengan
plasteran.

5
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
d. Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan spesifikasi
teknik.
Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan spesifikasi
teknik.

III. Pekerjaan Tanah


1. Galian Biasa
Pekerjaan galian biasa pada proyek ini meliputi galian tanah biasa pada badan jalan
yang akan dipersiapkan untuk Galian bangunan pelengkap ataupun pelebaran badan
jalan.
Galian dilakukan dengan langkah-langkah yang sistematis dan cara mekanis, yaitu
menggunakan alat berat dan transportasi pendukung berupa dump truck untuk
pembuangan tanah ke disposal area.
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian adalah :
1. Excavator PC 200 (kap. 0,5 m3)
2. Dumptruck kapasitas 3-4 m3
3. Whell Loader
4. Man power

Metode kerja
Pekerjaan galian dilaksanakan secara open cut, sama dengan Pekerjaan Galian pada
system drainase. Lubang galian yang telah selesai digali dengan alat berat, dilakukan
perapihan dengan tenaga manusia, untuk persiapan pekerjaan selanjutnya.

Gambar Pekerjaan Galian Biasa dengan Excavator

2. Timbunan Biasa dari Sumber Galian


Urugan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau bahan-
bahan batuan yang digali dan disetujui oleh Direksi/Engineer/pengawas sebagai bahan-
bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen. Bahan-
bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah liat yang
sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai CH
pada Unified or Cassagrande Soil Classification System.

Pekerjaan perataan tanah, pembongkaran,


pembersihan galian, urugan dan pemadatan
tanah urugan, akan dikerjakan lebih dahulu
sebelum Selaku Pelaksana Pekerjaan
memulai pekerjaan upper structure.
Pekerjaan urugan dan pemadatan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhannya, sesuai
dengan peil-peil (level) dan lokasi yang telah
ditentukan didalam gambar serta mendapat
persetujuan Direksi/ Pengawas Lapangan.

Gambar Pekerjaan Timbunan Biasa

6
Metode Pelaksanaan Pekerjaan

3. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Yaitu meliputi timbunan pilihan yang didatangkan dari luar dengan kualitas material
pilihan (selected) yang baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayu
dan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja., dan dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama
pada saat transportasi material timbunan.Tanah timbun yang didatangkan dari luar
(barrow) diangkut dengan Dumptruk. Bak dump truk harus ditutupi dengan terpal
plastik agar tidak berceceran diperjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck
harus selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu yang ditimbulkan dari hasil transport
tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan penyiraman jika terjadi debu.

Peralatan yang digunakan.


- Dump truck
- Motor grader
- Vibrator Roller (Compactor)
- Water Tank

Pelaksanaan
Adapun kegiatan penimbunan tanah sebagai berikut :
a. Penghamparan dan Percobaan Pemadatan.--
- Sebelum Pekerjaan timbunan dimulai, terlebih dahulu dilakukan uji coba
penimbunan dan pemadatan
- Pekerjaan percobaan timbunan dan pemadatan dilaksanakan dilokasi yang
telah disetujui oleh konsultan pengawas
- Pekerjaan tersebut dilaksanakan layer per layer dengan ketebalan 20 cm.
- Pelaksanaan uji coba pekerjaan timbunan menggunakan alat sand cone dan uji
dengan sipat datar. Hasil uji tiap bagian dicatat dan dibandingkan dengan
spesifikasi pekerjaan timbunan . Bila hasil Uji tersebut sudah sesuai maka data
uji coba pemadatan harus dicatat.
- Hasil akhir akan dipakai sebagai referensi pelaksanaan pemadatan.

b. Pelaksanaan pemadatan
Alat yang dipakai adalah :
- Motor grader dipakai untuk menghampar dan meratakan layer per layer.
- Vibro compactor untuk pemadatan
- Tanki air untuk membantu pemeliharaan kadar air agar proses pemadatan
sempurna.
- Pekerjaan timbunan dilaksanakan setelah penyiapan badan jalan.
- Material untuk timbunan diangkut dari quary menggunakan dump truck,
kelokasi timbunan.
- Motor grader akan melakukan leveling sesuai elevasi rencana.
- Pemadatan memakai vibro roller.
- Uji kepadatan dan kelembaban timbunan dilaksanakan dengan menggunakan
alat uji Sand Cone.
- Hasil timbunan juga diuji sifat padatnya dengan alat sand cone.
- Selama uji kepadatan dilaksanakan, data selalu dicatat dan dibandingkan
spesifikasi pekerjaan timbunan.
- Urutan penataan peralatan pekerjaan timbunan pilihan

7
Metode Pelaksanaan Pekerjaan

4. Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan
permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis
Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen
Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas (termasuk jalur tempat
perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan Pengembalian
Kondisi. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan motor grader dengan
meratakan permukaan kemudian dipadatkan vibratory roller.Pekerjaan ini juga
meliputi :
- Menentukan kepadatan kering maximum dan OMC untuk setiap jenis tanah.
- Melakukan percobaan lapangan untuk menentukan alat, jumlah lintasan dan kadar
air tanah pada waktu pemadatan dalam rentang OMC – 3 s/d OMC+1
- Pemeriksaan kepadatan lapangan pada setiap lapis, pada lokasi yang ditentukan
oleh Direksi Teknis dan Interval Test tidak lebih dari 200m
- Pemeriksaan Dimensi : kerataan, elevasi, kemiringan setiap 25m

IV. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan

Lapis Pondasi Agregat Kelas B Bahu Jalan

Secara umum metode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat B adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan Pelaksanaan
a. Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk
penghamparan dan pemadatan lapis pondasi aggregate base.
b. Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar aggregate base. Lokasi
tersebut harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Lokasi pekerjaan merupakan daerah pelebaran yang sebelum nya telah digali dan
dihampar timbunan pilihan dan sudah berada pada elevasi sesuai gambar kerja
serta telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Pencampuran untuk aggregat B dilakukan di base camp dan setelah disetujui
direksi, lalu material tersebut di angkut kelokasi pekerjaan dengan menggunakan
dump truck.
e. Melakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat yang
digunakan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. Proses Pelaksanaan

Pekerjaan bahu jalan dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lapis pondasi jalan, untuk
bahu jalan digunakan material Agregat klas B dengan kepadatan mecapai optimum (CBR
optimum).Pemadatan juga dilakukan lapis-demi lapis sampai kebutuhan konstruksi
dipenuhi. Alat yang digunakan yaitu Well Loader untuk mengangkat dan menuang

8
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
material, Dump truck untuk mengangkut material yang kemudian diratakan dengan alat
Motor Grader dan selanjutnya dipadatkan dengan Tandem Roller.
Pekerjaan ini akan mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai lebar jalur lalu
lintas yang diperlukan dalam rancangan, yang ditunjukkan pada Gambar atau
diperintahkan. Pekerjaan harus mencakup penggalian dan pembuangan bahan yang ada,
pemangkasan tepi perkerasan jalur lalu lintas lama sampai bahan yang keras, penyiapan
dan pemeliharaan kondisi formasi tanah dasar yang baik untuk pekerjaan pelabaran dan
penghamparanserta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi yang diberikan dalam
Gambar atau yang disetujui.Pekerjaan sudah selesai sebelum pelaksanaan dari pelapisan
lapis perata.
Penghamparan dan Pemadatan
a. sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat yang sesuai akan disemprotkan pada
lapis pondasi yang sudah dipersiapkan dan lapis perekat yang sesuai jugaakan
disemprot pada permukaan vertikal dari tepi perkerasan lama.
b. Pada pelebaran yang agak sempit, penghampran akan dilakukan dengan cara manual,
tetapi dalam batas-batas temperatur seperti penghamparan dengan mesin. Pemadatan
akan dilakukan menggunakan alat pemadat mekanis atau alat pemadat bergerak
bolak balik yang disetujui. Alat pemadat kecil yang bermesin sendiri dapat
digunakan bilamana lebar pekerjaan pelebaran cukup untuk menampung seluruh
lebar roda alat pemadat.

V. Perkerasan Berbutir
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Pekerjaan ini dilakukan pada badan jalan meliputi pengadaan material, proses
pecampuran, pengangkutan, perataan dan pemadatan. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
digunakan untuk Base Coarse dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Sub Base
Coarse. Material melalui proses pencampuran yang dilakukan di Base Camp.
Komposisi pencampuran disesuaikan dengan spesifikasi teknik setelah terlebih dahulu
dibuat Job Mix Formula sebagai acuan Pencampuran.
Peralatan yang digunakan Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke dalam
Dump Truck di Base Camp.Dump Truck mengangkut agregat ke lokasi pekerjaan dan
dihampar menggunakan motor grader, hamparan agregat dibasahi dengan water tanker,
lalu dipadatkan dengan vibratory roller. Selama pemadatan sekelompok pekerja
merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan alat Bantu. Proses
penghamparan berbeda dengan LPA kelas B (Bahu) karena lebar penghamparan yang
berbeda (Badan Jalan).

Material Base diproduksi Oleh Stone Crusher Material Base yang telah Dicampur di Muat ke Dalam
dan Dicampur sesuai Job Mix Dump Truck dengan Wheel Loader
Dengan Wheel Loader Dan diangkut ke Lapangan

DUMP MATERIAL MOTOR WATER VIBRATOR


TRUCK BASE GRADER TANKER ROLLER

Material Base Lalu dituang di Lapangan dan


Dihampar serta dipadatkan

9
Metode Pelaksanaan Pekerjaan

2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Secara umum metode pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat B adalah sebagai
berikut :
Persiapan Pelaksanaan
a. Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan yang diperlukan untuk penghamparan
dan pemadatan lapis pondasi aggregate base.
b. Pembersihan lokasi permukaan yang akan dihampar aggregate base. Lokasi tersebut
harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Lokasi pekerjaan merupakan daerah pelebaran yang sebelum nya telah digali dan
dihampar timbunan pilihan dan sudah berada pada elevasi sesuai gambar kerja serta
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Pencampuran untuk aggregat B dilakukan di base camp dan setelah disetujui direksi,
lalu material tersebut di angkut kelokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
e. Melakukan trial compaction untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat yang
digunakan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Proses Pelaksanaan

Pekerjaan bahu jalan dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lapis pondasi jalan, untuk
bahu jalan digunakan material Agregat klas B dengan kepadatan mecapai optimum (CBR
optimum).Pemadatan juga dilakukan lapis-demi lapis sampai kebutuhan konstruksi
dipenuhi. Alat yang digunakan yaitu Well Loader untuk mengangkat dan menuang
material, Dump truck untuk mengangkut material yang kemudian diratakan dengan alat
Motor Grader dan selanjutnya dipadatkan dengan Tandem Roller.
Pekerjaan ini akan mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai lebar jalur lalu
lintas yang diperlukan dalam rancangan, yang ditunjukkan pada Gambar atau
diperintahkan. Pekerjaan harus mencakup penggalian dan pembuangan bahan yang ada,
pemangkasan tepi perkerasan jalur lalu lintas lama sampai bahan yang keras, penyiapan
dan pemeliharaan kondisi formasi tanah dasar yang baik untuk pekerjaan pelabaran dan
penghamparanserta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi yang diberikan dalam
Gambar atau yang disetujui.Pekerjaan sudah selesai sebelum pelaksanaan dari pelapisan
lapis perata.
Penghamparan dan Pemadatan
c. sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat yang sesuai akan disemprotkan pada
lapis pondasi yang sudah dipersiapkan dan lapis perekat yang sesuai jugaakan
disemprot pada permukaan vertikal dari tepi perkerasan lama.
d. Pada pelebaran yang agak sempit, penghampran akan dilakukan dengan cara manual,
tetapi dalam batas-batas temperatur seperti penghamparan dengan mesin. Pemadatan
akan dilakukan menggunakan alat pemadat mekanis atau alat pemadat bergerak
bolak balik yang disetujui. Alat pemadat kecil yang bermesin sendiri dapat
digunakan bilamana lebar pekerjaan pelebaran cukup untuk menampung seluruh
lebar roda alat pemadat.

VI. Pekerjaan Aspal

1. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan
yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis
Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa bahan pengikat aspal
atau semen (misalnya Lapis Pondasi Agregat),

10
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Dibutuhkan Perlengkapan distributor aspal yang meliputi sebuah tachometer (pengukur
kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah
termometer untuk mengukur temperatur isi tangki, dan peralatan untuk mengukur
kecepatan lambat.

Cara Pelaksanaan
Penyemprotan dalam arah melintang dari takaran pemakaian aspal yang dihasilkan
oleh distributor aspal harus diuji dengan cara melintaskan batang semprot di atas
bidang pengujian selebar 25 cm x 25 cm yang terbuat dari lembaran resap yang bagian
bawahnya kedap, yang beratnya harus ditimbang sebelum dan sesudah disemprot.
Perbedaan berat harus dipakai dalam menentukan takaran aktual pada tiap lembar dan
perbedaan tiap lembar terhadap takaran rata-rata yang diukur melintang pada lebar
penuh yang telah disemprot tidak boleh melampaui 15 persen takaran rata-rata.
Takaran pemakaian yang didapatkan akan berada dalam batas-batas sebagai berikut :
Lapis Resap Pengikat :0,4 sampai 1,3 liter per meter persegi untuk Lapis Pondasi
Agregat tanpa bahan pengikat

Pelaksanaan Penyemprotan
Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus diukur
dan ditandai. Khususnya untuk Lapis Resap Pengikat, batas-batas lokasi yang
disemprot harus ditandai dengan cat atau benang.

2. Laston Lapis Antara AC-BC

Secara umum metode pelaksanaan penghamparan dan pemadatan pekerjaan aspal akan
dilakukan sebagai berikut :
1. Persiapan Pelaksanaan
a. Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan untuk penghamparan dan
pemadatan lapisan aspal baru.
b. Lokasi pekerjaan terdiri dari pelapisan (overlay) di atas permukaan aspal lama,
dimana pada lokasi tertentu terdapat pekerjaan Leveling, dan sepanjang lokasi
pelebaran jalan.
c. Bahan campuran berupa agregat halus dan agregat kasar untuk hotmix dihasilkan
dari produksi stone crusher dengan material dasar batu boulder yang didapat dari
Quarry.
d. Filler berupa semen didatangkan dari Suplier terdekat.
e. Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjut nya diuji kualitasnya (penetrasi
dan titik lembek) sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.
f. Pembuatan JMF hotmixAC-BCdi labolarotium dengan pengawasan dan
persetujuan Direksi pekerjaan.
g. Pengajuan shop drawing dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
h. Hotmix diproduksi di base camp dengan alat AMP (asphalt mixing plant) dan
diangkut dengan dump truck ke lokasi pekerjaan.
i. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial compaction
untuk mengetahui jumlah lintasan alat pemadat, pengujian ini disaksikan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
j. Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary marking diatas
lokasi permukaan yang telah direncanakan untuk diberi lapisan aspal baru.
Pengukuran disaksikan dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
k. Melakukan proses pembersihan terhadap permukaan aspal yang akan dilakukan
pelapisan ulang (Overlay). Pembersihan ini dilakukan sebelum permukaan aspal
diberi lapisan pengikat tack coat untuk mendapatkan kondisi bonding yang terbaik
anatar lapisan aspal yang lama dan lapisan baru.

2. Proses Produksi

11
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
a. Dimulai dengan pemanasan aspal ( Aspal Minyak ) di dalam aspal storage sampai
temperatur yang disyaratkan.
b. Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan dan tetapkan
ukuran bukaan cold bin untu masing-masing fraksi aggregat sesuai hasil percobaan
bukaan / gate cold bin (kalibrasi bukaan cild bin).
c. Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan aggregat dan aspal sesuai job
mix formula.
d. Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke dryer untuk
dikeringkan dengan suhu pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian dinaikkan
dengan hot elevator menuju ke penimbangan material di hot bin.
e. Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke
penimbangan aspal.
f. Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur dalam
pugmill dengan wakru pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.
g. Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke aras Dump Truck
dan diperiksa temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.

3. Proses Pelaksanaan
a. Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.
b. Apabila semua mobilisasi peralatan serta pembuatabn temporary marking telah
dilaksanakan dan disetujui dilapangan, maka pekerjaan akan dimulai dengan
pelaksanaan tack coating.
c. Tack coating akan dilakukan bertahap lajur per lajur sesuai dengan metode kerja
dan rencanapelaksanaan yang disetujui. Penyemprotan tack coat secara bertahap
ini dilakukan untuk mempertimbangkan apabila terjadi kerusakan peralatan
produksi (AMP), paving set dan kondisi hujan yang tidak memungkinkan
pekerjaan dilanjutkan.
d. Kerataan dan setting time terhadap hasil tack coat tersebut akan dimintakan
persetujuannya dari Deraksi Teknis dan Direksi Pekerjaan yang bertugas
dilapangan.
e. Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang diproduksi di
AMP akan dimulai dengan pemeriksaan temperatur ampuran aspal panas tersebut
sesaat sebelum ditumpahkan ke dalam hopper finisher, yaitu untuk mendapatkan
jaminan bahwa temperature campuran yang akan berkaitan dengan viskositas aspal
masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis.
f. Setelah dihamparperiksa kelurusan tepi dengan menggunakan tali.
g. Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapihan permukaan dan tepi
hamparan.
h. Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan
sesuai dengan trial compaction)
i. Pemadatan intermidiate dengan menggunakan Pneumatic Tyre Roller (jumlah
lintasan sesuai dengann trial compaction)
j. Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah
lintasan sesuai dengan trial compaction)

3. Bahan Anti Pengelupasan

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pelengkap dari pengaspalan dengan menaburkan


material dari bahan lapis keras yang berupa butiran yang lolos saringan No. 200.
Fungsi filler adalah sebagai bahan pengisi rongga-rongga antar agregat. Filler yang
bercampur dengan aspal akan mengisi rongga-rongga antar agregat, hal ini akan
berakibat naiknya stabilitas lapis keras, yang sekaligus akan dapat menurunkan
fleksibilitasnya.

12
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai bahan filler antara lain :
 Abu batu
 Semen
 Kapur
 Pasir halus dll
Dalam hal ini bahan filler yang digunakan harus berdasarkan atas persetujuan dari
direksi.

VII. Pekerjaan Struktur

1. Beton mutu rendah dengan fc’ = 15 MPa


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembuatan TPT, Plat Beton, lokasi kerja ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan, Penggalian Pondasi, Memotong Besi dan Merangkainya sesuai
dengan Gambar Rencana yang telah disetujui oleh Direksi, Membuat Bekesting sesuai
dengan bentuk pembesian dan penampang yang akan di cor, kesemuanya dikerjakan
dengan manual, setelah semuanya selesai lalu bekesting didudukkan ditempat yang
akan dibuat. Kemudian sekelompok pekerj merangkai besi yang telah dipotong-
potong.Kemudian bahan untuk beton semen, pasir, kerikil dan air dicampurkan ke
dalam Concrete Mixer. Setelah itu Beton di cor ke dalam bekesting yang telah
disiapkan, dan digetarkan dengan concrete vibrator agar keseluruhkan adukan beton
tidak berongga / rapat dan mengisi keseluruhan volume bekesting.Setelah Pengecoran
selesai dilanjutkan pekerjaan penyelesaian lainya dan perapihan serta perawatan
beton.Pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan Beton ini harus sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan dan sesuai spesifikasi teknik.
a. Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-250 dan
K-175 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan
lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
b. Beton K-250 dan K-175di produksi secara manual (concrete mixer). Material
berupa pasir, semen dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan.
c. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 dan K-175 untuk
pekerjaan diatas (butir a) dapat diuraikan secara berikut :
- Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
- Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan
dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja
tulangan akan dipasangkan / diikat dengan menggunakan kawat beton.
- Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang
terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur
sesuai shop drawings.
- Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan
dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan
persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
- Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton,
maka pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran
manual.
- Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji
slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan
beton akan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian
rupa agar tidak terjadi bleeding.
- Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi
Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji
kubus/silinder.
- Pembongkaran bekisting kemudian akan dilakukan setelah beton mengeras
dan sesuai engan persyaratan Spesifikasi.

13
Metode Pelaksanaan Pekerjaan

2. Baja Tulangan U-24 Polos


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah terlebih dahulu besi didatangkan kelokasi pekerjaan
dan dilakukan pemotongan dan pembengkokkan sesuai dengan ukuran dan bentuk
yang telah ditentukan dalam gambar teknik (rencana). Pekerjaan pembesian dimulai
sebelum pekerjaan beton dilaksanakan
Asumsi :
- Pekerjaan dilakukan secara manual (manpower) dengan menggunakan alat bantu
berupa bar bender dan bar cutter.
- Lokasi Pekerjaan : Box Culvert, dan Bangunan Pelengkap
-
Pelaksanaan :
- Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan.
- Material diletakkan pada stock area material baja tulangan dalam gudang proyek
- Dilakukan perakitan baja tulangan/pabrikasi, berupa pengukuran panjang besi yang
dibutuhkan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender
serta dilaksanakan pada suhu dingin.
- Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.

3. Pasangan Batu
Pekerjaan ini meliputi pemasangan pasangan batu pada daerah yang sebelumnya telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk Plat Beton. Bentuk Bangunan disesuaikan
dengan gambar rencana dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dengan terlebih dahulu
mengukur dan memasang patok-patok.

Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara Manual. Pekerja menggali pondasi


pasangan batu, yang selanjutnya semen, pasir dan air dicampurkan menjadi mortar dan
dituang ke dalam mal, Lalu dilanjutkan dengan pemasangan batu.Setelah selesai
pemasangan dilakukan penyelesaian dan perapihan dengan plasteran/siaran.
Pelaksanaan Pemasangan harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan spesifikasi
teknik.

Demikian Penjelasan Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami sampaikan secara singkat
untuk memenuhi persyaratan teknis proses pelelangan pekerjaan tersbut diatas, dan akan
disempurnakan dalam pra kontrak apabila perusahaan kami dapat memenangkan tender tersebut.

Banda Aceh, 8 April 2019

Penawar,
CV. PRIMA KARYA SEMPURNA

SAIFUDDIN
Direktur

14

Anda mungkin juga menyukai