Anda di halaman 1dari 2

Nama: Triana Anjelika

Kelas: XI IPA5

KEPERGIAN

Hari itu matahari bersinar dengan sangat terik, seakan-akan sang raja siang itu ingin membakar
semua yang ada di bawahnya. Namun ditengah-tengah panasnya hari tersebut, seorang paman
sedang menyemput keponakannya sekolah untuk pulang. Pada saat itu anak-anak yang sekolah
belum saatnya untuk pulang. Karena orang tuanya tidak bisa menjemput pada waktu itu,akhirnya
pamannya pun menjemput anak itu. Sampai lah ia d sekolahan anak itu, dia langsung menuju ke
tempat guru piket dan berbicara bahwa ia mau menjemput anak itu. Tanpa basa basi lagi guru
tersebut memanggil anak yang sedang menuju ke ruang guru untuk membantu guru tersebut
memanggil anak itu.

“Nak-nak?” Ujar guru tersebut

Anak itu mendekatlah karena di panggil oleh gurunya

“Ada apa bu?” Jawab anak itu

“Nak tolong panggilkan anak kelas VII,7 namanya Selvi,” Kata guru itu

“Baik bu? Jawab anak itu dan langsung pergi utnuk memanggil Selvi

Tibalah anak tersebut dikelas Selvi dan langsung menanyakan pada temannya dimana Selvi

“Dik tolong panggilkan Selvi?” Kata anak itu

Dipanggilah Selvi oleh teman-temannya, Selvi tersebut langsung menemui orang yang
memanggilnya

“Ada keperluan apa?” Tanya Selvi pada anak itu

“Ini Sel, kamu dipanggil sama ibu Indri d tempat guru piket,”Jawab anak itu

“Ooh terimah kasih yahh informasinya”

“ iyaa sama-sama”

Anak tersbeut kembali lagi ketempat guru piket bahwa ia sudah memanggil Selvi dan ia
langsung menuju ke ruang guru. Selvi pun langsung bergegas menuju ke tempat guru piket, dan
ia terkejut bahwa disana ada pamannya. Sambil menuju ke tempat guru piket ia bertanya,-tanya
pada dirinya, mengapa ada pamannya d tempat guru piket?

“Ada apa bu?” Tanya Selvi pada gurunya sambil kebingungan

“Apakah benar ini pamanmu?” Tanya guru pada Selvi

“ia bu benar ini paman saya,” ujar Selvi

Pamannya pun menjelaskan maksud kedatangannya untuk mengajak Selvi pulang lebih awal
kepada gurunya dan selvi. Selvi pun langsung menyadari mengapa pamannya harus
menjemputnya, dan Selvi pun sedih tetapi ia tidak menampakkan kesedihannya didepan gurunya.
Akhirnya guru tersebut mengizinkan Selvi untuk pulang lebih awal. Dengan perasaan sedih Selvi
pun langsung menuju ke kelasnya untuk mengambil tasnya. Ketika Selvi mengemasi barang-
barangnya temannya pun heran mengapa Selvi mengemasi semua barang-barangnya dan teman
tersebyt bertanya pada Selvi. Pada saat itu guru yang mengajar di kelas Selvi sedang sakit

“Selvi mengapa kamu mengemasi seluruh barang-barangmu?” Tanya temannya

“Aku hari ini pulang lebih awal karena di jemput oleh pamanku.” Jawab Selvi dengan tidak
mengungkapkan kesedihannya

Setelah semua beres selvi pun langsung berbicara dengan ketua kelas bahwa ia pulang lebih
awal. Setelah itu Selvi langsung menuju ke tempat guru piket. Langsung saja ia berpamitan
kepada gurunya

“hati-hati ya nak, semoga tidak terjadi apa-apa,” kata guru

“ iya bu, terima kasih atas doanya”

Selvi dan pamannya pun langsug pualng. Tibaah di rumahnya, orang sudah ramai sekali, selvi
langsung meletakkan tas nya dikamar dan langsung keatas untuk melihat seorang pahlawan
baginya yaitu Ayah. Ketika ia ke atas air matanya muali terjatuh di pipinya Selvi. Ia melihat
sosok pahlawannya tidak sadarkan diri, ia pun langsung menghampiri ibunya yang sedang
bereda di samping ayahnya.dan ia pun langsung menbacakan yasin untuk ayahnya.

“Yang sabar yahh, semua masalah yang dihadapi pasti ada hikmahnya,” kata salah satu warga

Tidak lama dari itu seorang pahlawan bagi Selvi sudah terbujur kaku, semua orang menangis dan
langsung mengurus kepergian ayahnya. Tidak ada lagi sosok phlawan bagi selvi yang setiap hari
meskipun jarang pulang tetapi masih peduli dengan pendidikannnya Selvi, menanyakan dapat
nilai berapa. Yang kalau pulang memanggil Selvi, meskipun itu Selvi sedang bermain utnuk
diajaknya tidur bersama. Semua itu hanyalah mimpi baginya untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai