Anda di halaman 1dari 26

Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas Audit

(Studi pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi Sul-Sel)

Effect of Expertise, Independence, and Ethics for Quality Audit


(Studies on BPKP Representative Government Auditor in South Sulawesi Province)

Ayu Dewi Riharna Najib


Arifuddin
Asri Usman
Ayudewi.riharna@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keahlian (kompetensi), independensi,


dan etika terhadap kualitas audit pada auditor pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi
Sulawesi Selatan. Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner (primer) pada auditor
pemerintah (auditor eksternal) yang disebar kepada 50 responden. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kausalitas. Uji hipotesis dengan menggunakan regresi sederhana
menunjukkan bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas audit, begitu
pula dengan independensi dan etika. Sedangkan uji hipotesis dengan menggunakan regresi
linier berganda menunjukkan bahwa keahlian, independensi, dan etika secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, yaitu sebesar 67,8% sedangkan
sisanya, yaitu sebesar 32,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Etika merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan keahlian (kompetensi) dan
independensi merupakan faktor yang menunjang terhadap kualitas audit. Implikasi dari
penelitian ini adalah untuk peningkatan kualitas audit dari auditor pemerintah yang bekerja
di BPKP sehingga mampu memberikan jasa yang diharapkan masyarakat. Dalam rangka
peningkatan kualitas audit tersebut, maka diperlukan adanya peningkatan (1) keahlian, yaitu
dari pengalaman dan pengetahuan, (2) independensi, yaitu Independence in fact dan
Independence in appearance, dan terakhir (3) etika dengan menjunjung tinggi Prinsip Etika
Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia.

Kata kunci : keahlian (kompetensi), independensi, etika, kualitas audit

This study aimed to analyze the effect of skill (competence), independence, and ethics on
audit quality on auditor BPKP Representative government in South Sulawesi province. The
research data was obtained from questionnaires (primary) in government auditors (external
auditors) were distributed to 50 respondents. This type of research is the study of causality.
Hypothesis testing using simple regression shows that the skill variables significantly
influence the audit quality, as well as the independence and ethics. While testing the
hypothesis by using multiple linear regression showed that the expertise, independence, and
ethics together significant effect on audit quality, ie by 67.8% while the rest, amounting to
32.2% influenced by other factors. Ethics is the most influential factor on audit quality, while
the skill (competence) and independence are factors that support to audit quality. The
implication of this research is to improve the quality of audit of government auditors who
worked on BPKP so as to provide the expected services society. In order to improve the
quality of the audit, it is necessary to increase (1) expertise, namely of experience and
knowledge, (2) independence, the Independence Independence in fact and in appearance,
and finally (3) ethics by upholding the Association of Accounting Principles of Professional
Ethics Indonesia.

Keywords : expertise (competence), independence, ethics, quality audit

LATAR BELAKANG kegiatannya dapat dikelompokkan ke


Pada saat sekarang ini, dalam empat kelompok, yaitu audit,
keberadaan dan peran profesi auditor konsultasi, asistensi, dan evaluasi
mengalami peningkatan yang sesuai (Kisnawati, 2012:156).
dengan perkembangan bisnis dan Fungsi Badan Pengawasan
perubahan global. Keberadaan dan peran Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
auditor yang cukup strategis tersebut dalam melakukan audit adalah melakukan
dikuatkan dan diatur oleh perundang- audit eksternal diantaranya pemeriksaan
undangan yang berlaku. Namun demikian, terhadap proyek-proyek yang dibiayai
seiring dengan meningkatkan kompetisi Anggaran Pendapatan dan Belanja
dan perubahan global, profesi akuntansi Negara (APBN) yang dialokasikan untuk
pada saat ini dan masa mendatang pelaksanaan dekonsentrasi, tugas
menghadapi tantangan yang semakin pembantuan, desentralisasi, dan
berat. Meskipun laporan keuangan pemeriksaan khusus (audit investigasi)
menuntut adanya laporan keuangan audit untuk mengungkapkan adanya indikasi
yang dapat dipercaya dan menyediakan praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan
informasi yang lebih lengkap dan benar penyimpangan lain sepanjang itu
untuk dapat dijadikan informasi lebih membutuhkan keahlian dibidangnya, dan
lengkap sehingga dapat dijadikan dasar pemeriksaan terhadap pemanfaatan
pengambilan keputusan. pinjaman dan hibah luar negeri (Kisnawati,
Tuntutan masyarakat akan 2012:156-167).
penyelenggaraan pemerintahan yang Badan Pengawasan Keuangan
bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan dan Pembangunan (BPKP) dalam
nepotisme (KKN) menghendaki adanya menjalankan tugasnya tentu harus
pelaksanaan fungsi pengawasan dan memperhatikan kode etik dan standar
sistem pengendalian intern yang baik atas audit. Kode etik ditujukan agar auditor
pelaksanaan pemerintahan dan menjaga perilakunya dalam menjalankan
pengelolaan keuangan negara untuk tugasnya. Standar audit juga harus
menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan diterapkan oleh auditor guna menjaga
telah sesuai dengan kebijakan dan mutu hasil audit yang telah dihasilkan oleh
rencana yang telah ditetapkan serta untuk auditor. Kode etik dan standar audit inilah
menjamin bahwa tujuan tercapai secara yang nantinya menjadi modal awal auditor
hemat, efisien, dan efektif. untuk dipublikasikan kepada masyarakat
Badan Pengawasan Keuangan ataupun untuk pengguna laporan
dan Pembangunan (BPKP) sebagai salah sehingga peran auditor akan lebih
satu pelaksana tugas pengendalian maksimal dalam menjalankan tugasnya.
internal pemerintah yang mempunyai Berdasarkan PERMENPAN No:
tugas melakukan pengawasan terhadap PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar
pelaksanaan keuangan dan Audit Aparat Pengawasan Intern
pembangunan sesuai dengan peraturan Pemerintah dinyatakan dalam standar
perundang-undangan yang berlaku. BPKP umum audit kinerja dan audit investigasi
dalam melaksanakan meliputi standar-standar yang terkait
dengan karakteriktik organisasi dan faktor, yaitu pendidikan formal tingkat
individu-individu yang melakukan kegiatan universitas, pelatihan teknis dan
audit harus independen, obyektif, memiliki pengalaman dalam bidang auditing, dan
keahlian (latar belakang pendidikan, pendidikan profesional yang berkelanjutan
kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan selama menjalani karir sebagai auditor.
dan pendidikan dan pelatihan Sikap mental independen sama
berkelanjutan), kecermatan profesional pentingnya dengan keahlian dalam bidang
dan kepatuhan terhadap kode etik. praktek akuntansi dan prosedur audit yang
Menurut Christiawan (2002:24) harus dimiliki oleh setiap auditor. Menurut
bahwa “kualitas audit ditentukan oleh dua Mulyadi dan Puradiredja (1998:25) bahwa
hal yaitu kompetensi dan independensi”. “independensi berarti sikap mental yang
Akan tetapi, kompetensi dan independensi bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan
yang dimiliki auditor dalam penerapannya oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada
akan terkait dengan etika. Auditor orang lain”. Independensi juga berarti
mempunyai kewajiban untuk menjaga adanya kejujuran pertimbangan yang
standar perilaku etis tertinggi mereka objektif tidak memihak dalam diri auditor
kepada organisasi di mana mereka dalam merumuskan dan menyatakan
tersebut bekerja, profesi auditor, pendapatnya dalam diri auditor dalam
masyarakat, dan diri auditor itu sendiri di mempertimbangkan fakta.
mana seorang auditor mempunyai Etika secara umum didefinisikan
tanggungjawab menjadi kompeten dan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai.
untuk menjaga integritas dan obyektivitas Etika bertujuan membantu manusia untuk
mereka. bertindak secara bebas tetapi dapat
Adapun pada penelitiannya dipertanggungjawabkan.
Lastanti (2005:85) mengartikan “keahlian Maka dapat ditarik kesimpulan
atau kompetensi sebagai seseorang yang bahwa keahlian (kompetensi),
memiliki pengetahuan dan keterampilan independensi, dan etika merupakan
prosedural yang luas yang ditunjukkan faktor-faktor yang sangat berpengaruh
dalam pengalaman audit”. Sedangkan dalam menentukan kualitas audit dalam
pada penelitiannya Ashari (2011:17) rangka mewujudkan sistem pengawasan
mendefinisikan “keahlian sebagai orang yang baik sesuai dengan apa yang telah
yang memiliki keterampilan dan diamanatkan dalam undang-undang.
kemampuan pada derajat yang tinggi”. Sehubungan dengan perumusan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
kesimpulan bahwa kompetensi auditor adalah untuk mengetahui pengaruh
adalah auditor yang dengan pengetahuan keahlian, independensi, dan etika
dan pengalaman yang cukup dan eksplisit terhadap kualitas audit.
dapat melakukan audit secara objektif,
cermat, dan seksama. RUMUSAN MASALAH
Dari definisi di atas, maka auditor Berdasarkan dari uraian pada latar
harus mempunyai kemampuan dalam belakang di atas, maka dirumuskan
memahami kriteria yang digunakan dan masalah penelitian sebagai berikut :
kompeten dalam menentukan jenis dan 1. Apakah keahlian (kompetensi)
jumlah bahan bukti untuk menghasilkan berpengaruh terhadap kualitas audit ?.
kesimpulan yang tepat setelah 2. Apakah independensi berpengaruh
pengevaluasian bahan bukti. Menurut terhadap kualitas audit ?.
Munawir (1999:32) bahwa “kompetensi 3. Apakah etika berpengaruh terhadap
seorang auditor ditentukan oleh tiga kualitas audit ?.
4. Apakah keahlian, independensi, dan audit ?.
etika berpengaruh terhadap kualitas
6. Anggota tim audit sebagai suatu
KERANGKA TEORITIS kelompok yang bersifat hati-hati.
Kualitas Audit 7. KAP memiliki komitmen yang kuat
Moize (1986) dalam Elfarini terhadap kualitas.
(2007:17) menyatakan bahwa 8. Keterlibatan pimpinan KAP dalam
“pengukuran kualitas proses audit terpusat pelaksanaan audit.
pada kinerja yang dilakukan auditor dan 9. Pelaksanaan audit lapangan
kepatuhan pada standar yang telah 10. Keterlibatan komite audit sebelum,
digariskan”. Selanjutnya menurut De pada saat, dan sesudah audit.
Angelo (1981:115) mendefinisikan 11. Standar-standar etika yang tinggi dari
“kualitas audit sebagai kemungkinan anggota anggota tim audit.
(probability) di mana auditor akan 12. Menjaga sikap skeptis dari anggota-
menemukan dan melaporkan pelanggaran anggota tim audit.
yang ada dalam sistem akuntansi klien. Menurut AAA Financial Accounting
Behn et al. (1997) dalam Widagdo et al. Standard Commottee 2000 yang
(2002:565) mengembangkan atribut mengatakan bahwa “kualitas audit
kualitas audit yang salah satu diantaranya ditentukan oleh dua hal, keahlian
adalah standar etika yang tinggi, (kompetensi) dan independensi”. Kualitas
sedangkan atribut-atribut lainnya terkait ini mempunyai pengaruh langsung
dengan keahlian dan independensi terhadap kualitas auditor. Selain itu,
auditor. laporan keuangan menggunakan persepsi
Pada penelitiannya Carcello bahwa kualitas audit adalah suatu fungsi
(1992:5-6) untuk menentukan faktor-faktor untuk menggambarkan independensi
penentu kualitas jasa audit, yaitu dengan auditor dan keahlian auditor tersebut. Dan
melakukan survey terhadap pembuat menurut Mulyadi (2002:33) menyatakan
laporan keuangan, pengguna dan bahwa “audit adalah suatu proses
auditornya dengan meringkas 41 atribut sistematik untuk memperoleh dan
kualitas audit menjadi hanya 12 faktor mengevaluasi bukti secara objektif
penentu kualitas audit dan juga digunakan mengenai pernyataan tentang kejadian
Behn et al. (1997) untuk menghubungkan ekonomi, dengan tujuan untuk
kualitas audit dengan kepuasan menetapkan tingkat kesesuaian antara
klien/auditee, yaitu : pernyataan tersebut dengan kriteria yang
1. Pengalaman tim audit dan KAP dalam telah ditetapkan”.
melakukan pemeriksaan laporan Auditor yang memiliki banyak klien
keuangan klien. dalam lingkungan yang sama akan
2. Keahlian/pemahaman terhadap memiliki pemahaman yang lebih dalam
industri klien. tentang resiko audit khusus yang memiliki
3. Responsif atas kebutuhan klien. industri tersebut, tetapi akan
4. Kompetensi anggota-anggota tim membutuhkan pengembangan keahlian
audit terhadap prinsip-prinsip lebih daripada auditor pada umumnya.
akuntansi dan norma-norma Tambahan keahlian ini akan
pemeriksaan. menghasilkan return positif dalam free
5. Sikap independensi dalam segala hal audit. Sehingga para peneliti memiliki
dari individu-individu tim audit dan hipotesis bahwa auditor dengan
KAP. konsentrasi tinggi dalam industri tertentu
akan memberikan kualitas yang lebih
tinggi. Auditor dengan kemampuan Elfarini (2007:24) mendefinisikan
profesionalisme tinggi akan lebih kompetensi sebagai keahlian yang cukup
melaksanakan audit secara benar dan yang secara eksplisit dapat digunakan
cenderung menyelesaikan setiap tahapan- untuk melakukan audit secara objektif.
tahapan proses audit secara lengkap dan Adapun kompetensi menurut De
mempertahankan sikap skeptisme dalam Angelo (1981:118) dapat dilihat dari
mempertimbangkan bukti-bukti audit yang berbagai sudut pandang, yakni sudut
kurang memadai yang ditemukan selama pandang auditor individual, audit tim, dan
proses audit untuk memastikan agar Kantor Akuntan Publik (KAP). Masing-
menghasilkan kualitas audit yang baik. masing sudut pandang akan dibahas lebih
mendetail berikut ini :
Keahlian (Kompetensi) a. Kompetensi Auditor Individual.
Lastanti (2005:88) mengartikan Ada banyak faktor yang
“keahlian atau kompetensi sebagai mempengaruhi kemampuan auditor,
seseorang yang memiliki pengetahuan antara lain pengetahuan dan
dan ketrampilan prosedural yang luas pengalaman. Untuk melakukan tugas
yang ditunjukkan dalam pengalaman pengauditan, auditor memerlukan
audit”. Sehingga dapat diartikan bahwa pengetahuan pengauditan (umum dan
kompetensi auditor adalah auditor yang khusus) dan pengetahuan mengenai
dengan pengetahuan dan pengalaman bidang pengauditan, akuntansi dan
yang cukup dan eksplisit dapat melakukan industri klien. Selain itu diperlukan juga
audit secara objektif, cermat, dan pengalaman dalam melakukan audit.
seksama. b. Kompetensi Audit Tim.
Berdasarkan Peraturan Menteri Standar pekerjaan lapangan
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara yang kedua menyatakan bahwa jika
No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 pekerjaan menggunakan asisten maka
Maret 2008 menyatakan auditor harus harus disupervisi dengan semestinya.
mempunyai pengetahuan, ketrampilan, Dalam suatu penugasan, satu tim audit
dan kompetensi lainnya yang diperlukan biasanya terdiri dari auditor junior,
untuk melaksanakan tanggungjawabnya. auditor senior, manajer, dan partner.
Standar umum pertama (SA seksi Tim audit ini dipandang sebagai faktor
210 dalam SPAP 2001) menyebutkan yang lebih menentukan kualitas audit.
bahwa audit harus dilaksanakan oleh Kerja sama yang baik antar anggota
seorang atau lebih yang memiliki keahlian tim, profesionalime, persistensi,
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai skeptisisme, proses kendali mutu yang
auditor, sedangkan standar umum ketiga kuat, pengalaman dengan klien, dan
(SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) pengalaman industri yang baik akan
menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan menghasilkan tim audit yang
audit dan penyusunan laporannya, auditor berkualitas tinggi. Selain itu, adanya
wajib menggunakan kemahiran perhatian dari partner dan manajer
profesionalitasnya dengan cermat dan pada penugasan ditemukan memiliki
seksama (due professional care). kaitan dengan kualitas audit.
Auditor harus memiliki kualifikasi c. Kompetensi dari Sudut Pandang Kantor
untuk memahami kriteria yang digunakan Akuntan Publik (KAP).
dan harus kompeten untuk mengetahui Kantor Akuntan Publik (KAP)
jenis serta jumlah bukti yang akan yang besar menghasilkan kualitas audit
dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang lebih tinggi karena ada insentif
yang tepat setelah memeriksa bukti itu. untuk menjaga reputasi dipasar. Selain
itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tesisnya mengemukakan alasan bahwa
besar sudah mempunyai jaringan klien jika auditor terlihat tidak independen,
yang luas dan banyak sehingga maka pengguna laporan keuangan
mereka tidak tergantung atau tidak semakin tidak percaya atas laporan
takut kehilangan klien. Selain itu Kantor keuangan yang dihasilkan auditor dan
Akuntan Publik (KAP) yang besar opini auditor tentang laporan keuangan
biasanya mempunyai sumber daya perusahaan yang diperiksa menjadi tidak
yang lebih banyak dan lebih baik untuk ada nilainya. Kredibilitas seorang auditor
melatih auditor mereka, membiayai tidak hanya pada independensi dalam
auditor ke berbagai pendidikan profesi fakta, tetapi juga pada independensi
berkelanjutan, dan melakukan dalam persepsi atau penampilan, guna
pengujian audit daripada Kantor menjaga dan mempertahankan
Akuntan Publik (KAP) kecil. kepercayaan publikasikan profesinya
sebagai auditor.
Independensi The CPA Handbook dalam tesis
Independensi adalah sikap tidak Kasidi (2007:28) mendefinisikan
memihak. Independensi adalah salah satu independensi sebagai berikut.
faktor yang menentukan kredibilitas Independensi adalah suatu standar
pendapat auditor. Dua kata kunci dalam auditing yang penting karena opini
pengertian independensi, yaitu : akuntan independen bertujuan
1. Objektivitas, yaitu suatu kondisi yang untuk menambah kredibilitas
tidak bias, adil, dan tidak memihak. laporan keuangan yang disajikan
2. Integritas, yaitu prinsip moral yang oleh manajemen. Jika akuntan
tidak memihak jujur, memandang, dan tersebut tidak independen
mengemukakan fakta apa adanya. terhadap kliennya, maka opininya
Teori sikap dan perilaku (theory of tidak akan memberikan tambahan
attitude and behaviour) yang apapun.
dikembangkan oleh Soegiastuti (2005:92)
dipandang sebagai teori yang dapat Kode Etik Akuntan tahun 1994
mendasari untuk menjelaskan menyebutkan bahwa “Independensi
independensi. Teori tersebut menyatakan, adalah sikap yang diharapkan dari
bahwa perilaku ditentukan untuk apa seorang akuntan publik untuk tidak
orang-orang ingin lakukan (sikap), apa mempunyai kepentingan pribadi dalam
yang mereka pikirkan akan mereka pelaksanaan tugasnya yang bertentangan
lakukan (aturan-aturan sosial), apa yang dengan prinsip integritas dan
mereka bisa lakukan (kebiasaan), dan obyektivitas”.
dengan konsekuensi perilaku yang Independensi menyangkut
mereka pikirkan. Sikap menyangkut kemampuan untuk bertindak obyektif serta
komponen kognitif berkaitan dengan penuh integritas. Hal ini hanya bisa
keyakinan, sedangkan komponen sikap dilakukan oleh seseorang yang secara
afektif memiliki konotasi suka atau tidak psikologis memiliki intelektual tinggi dan
suka (Kasidi, 2007:24). penuh dengan kejujuran. Oleh karena itu
Kebanyakan literatur independensi independensi adalah state of mind yang
auditor menyarankan bahwa kredibilitas tidak mudah untuk diukur. Penilaian
laporan keuangan tergantung pada terhadap independensi terbatas pada
persepsi audit independen dari seorang evaluasi terhadap appearance, terhadap
auditor eksternal oleh pengguna laporan cara dan hasil kerja yang dilakukan oleh
keuangan. Kasidi (2007:28) dalam akuntan publik. Untuk tujuan praktis
seorang akuntan publik harus bebas dari Dalam tesisnya Kasidi (2007:28-
hubungan-hubungan yang memiliki 29) menjelaskan bahwa independensi
potensi untuk menimbulkan bias dalam dalam penampilan akuntan publik
memberikan opini atas laporan keuangan dianggap rusak jika ia mengetahui atau
klien. patut mengetahui keadaan atau hubungan
Nilai auditing bergantung pada yang mungkin mengkompromikan
persepsi publik akan independensi yang independensinya. Ada empat jenis risiko
dimiliki auditor. Independensi dalam audit yang dapat merusak independensi
artinya mengambil sudut pandang yang akuntan publik, yaitu :
tidak bias dalam melakukan uji audit, 1. Self interest risk, yang terjadi apabila
evaluasi hasil audit, dan pelaporan audit. akuntan publik menerima manfaat dari
Arens dan Loebbecke (1996:25) keterlibatan keuangan klien.
mendefinisikan “independensi sebagai 2. Self review risk, yang terjadi apabila
berikut, auditing berarti berpegang pada akuntan publik melaksanakan
pandangan yang tidak memihak di dalam penugasan pemberian jasa keyakinan
penyelenggaraan pengujian audit, yang menyangkut keputusan yang
evaluasi hasil pemeriksaan, dan dibuat untuk kepentingan klien atau
penyusunan laporan audit”. Sikap tidak melaksanakan jasa lain yang
memihak ini dapat dibentuk dalam dua mengarah pada produk atau
sudut pandang yaitu : pertimbangan yang mempengaruhi
1. Independensi dalam kenyataan informasi yang menjadi pokok bahasan
(Independence in fact) yang berarti dalam penugasan pemberian jasa
akuntan dapat menjaga sikap yang keyakinan.
tidak memihak dalam melaksanakan 3. Advocacy risk, yang terjadi apabila
pemeriksaan. tindakan akuntan publik menjadi terlalu
2. Independensi dalam penampilan erat kaitanya dengan kepentingan
(Independence in appearance) yang klien.
berarti akuntan bersikap tidak memihak 4. Client influence risk, yang terjadi
menurut persepsi pemakai laporan apabila akuntan publik mempunyai
keuangan. hubungan erat yang kontinyu dengan
Antara independensi dalam sikap klien, termasuk hubungan pribadi yang
mental dan independensi dalam dapat mengakibatkan intimidasi oleh
penampilan memiliki kaitan yang sangat atau keramah-tamahan (familiarity)
erat, di mana akuntan dengan yang berlebihan dengan klien.
independensi dalam sikap mental yang Mempertahankan perilaku
baik dengan sendirinya akan bersikap independen bagi auditor dalam memenuhi
tidak memihak menurut persepsi pemakai tanggungjawab mereka adalah sangat
laporan keuangan. penting, namun yang lebih penting lagi
Pada penelitian Kasidi (2007:60) adalah bahwa pemakai laporan keuangan
terdapat lima faktor yang mempengaruhi memiliki kepercayaan atas independensi
independensi auditor. Faktor-faktor itu sendiri. Berubahnya lingkungan audit
tersebut adalah sebagai berikut ukuran telah menimbulkan kebutuhan akan
besarnya perusahaan audit, lamanya perubahan yang cukup besar persyaratan
hubungan audit dengan klien, besarnya independensi. Organisasi dan kisaran
biaya jasa audit (audit fee), layanan jasa pelayanan yang ditawarkan oleh kantor
konsultasi manajemen, dan keberadaan akuntan publik juga telah bergeser dan
komite audit. kantor tersebut sering memasuki bisnis
yang rumit dan hubungan keuangan tidak hanya terbatas pada kepentingan
dengan klien. klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak
untuk kepentingan publik, setiap akuntan
Etika harus mematuhi dan menerapkan seluruh
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa prinsip dasar dan aturan etika profesi yang
Indonesia (1995:237) mendefinisikan etika diatur dalam Kode Etik ini.
sebagai (1) Kumpulan asas atau nilai Ikatan Akuntansi Indonesia pada
berkenaan dengan akhlak, (2) Nilai Kongres VIII tahun 1998 memutuskan
mengenai benar dan salah yang dianut Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan
suatu golongan atau masyarakat. Jadi, Indonesia, yang kemudian dijabarkan
kode etik pada prinsipnya merupakan dalam Aturan Etika Kompartemen
sistem dari prinsip-prinsip moral yang Akuntan Publik IAI. Dalam kongres
diberlakukan dalam suatu kelompok tersebut IAI menyatakan pengakuan
profesi yang ditetapkan secara bersama. tanggungjawab profesi kepada publik,
Auditor harus mematuhi kode etik pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip-
yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus prinsip ini memandu dalam pemenuhan
mengacu pada standar audit ini, dan tanggungjawab profesional dan sebagai
auditor wajib mematuhi kode etik yang landasan dasar perilaku etika dan perilaku
merupakan bagian yang tidak terpisahkan profesionalnya. Prinsip ini menuntut
dari standar audit. Kode etika ini dibuat komitmen untuk berperilaku terhormat,
bertujuan untuk mengatur hubungan bahkan dengan mengorbankan
antara : (1) auditor dengan rekan keuntungan pribadi. Terdiri dari delapan
sekerjanya, (2) auditor dengan atasannya, prinsip sebagai berikut :
(3) auditor dengan auditan (objek 1. Prinsip tanggungjawab profesi
pemeriksanya), dan (4) auditor dengan menyatakan bahwa sebagai
masyarakat. profesional, anggota Ikatan Akuntansi
Manusia senantiasa dihadapkan Indonesia (IAI) mempunyai peranan
pada kebutuhan untuk membuat penting dalam masyarakat, terutama
keputusan yang memiliki konsekuensi kepada semua pemakai jasa
bagi diri mereka sendiri maupun orang profesional mereka dan
lain. Seringkali dilema etika yang berasal bertanggungjawab dalam
dari pilihan membawa kebaikan pada mengembangkan profesi akuntansi,
pihak lain. memelihara kepercayaan masyarakat
Kode Etik Ikatan Akuntan dan menjalankan tanggungjawab
Indonesia merupakan norma perilaku profesi dalam mengatur diri sendiri
yang mengatur hubungan antara akuntan bersama-sama dengan sesama rekan
dengan klien, antara akuntan dengan anggota.
sejawatnya, dan antara profesi dengan 2. Prinsip kepentingan publik menyatakan
masyarakat. Keberadaan kode etik bahwa setiap anggota berkewajiban
menyatakan secara eksplisit beberapa untuk selalu bertindak dalam kerangka
kriteria tingkah laku yang harus ditaati pelayanan kepada publik, menghormati
oleh suatu profesi. kepercayaan publik dan menunjukkan
Salah satu hal yang membedakan komitmen atas profesionalisme.
profesi akuntan publik dengan profesi 3. Prinsip integritas mengakui integritas
lainnya adalah tanggungjawab profesi sebagai kualitas yang dibutuhkan untuk
akuntan publik dalam melindungi memelihara dan meningkatkan
kepentingan publik. Oleh karena itu, kepercayaan publik.
tanggungjawab profesi akuntan publik
4. Prinsip objektivitas mengharuskan kualitasnya sebagai auditor dengan
anggota untuk menjaga objektivitasnya menjaga keahlian auditnya, independensi,
dan bebas dari benturan kepentingan dan etika profesi yang dimilikinya.
dalam pemenuhan kewajiban Banyaknya kasus yang terjadi
profesionalnya. belakangan ini berkaitan dengan
5. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian eksistensi dari profesi akuntan yang
profesional mengharuskan anggota dihadapkan dengan berbagai macam trik-
untuk selalu menjaga dan memelihara trik rekayasa, maka tentu saja jika yang
kompetensi profesional serta terjadi adalah auditor tidak mampu
ketekunan dalam melaksanakan jasa mendeteksi trik rekayasa laporan
profesionalnya sesuai dengan keuangan tersebut, maka yang menjadi
kemampuan. inti permasalahannya adalah kualitas audit
6. Prinsip kerahasiaan mengharuskan yang dihasilkan oleh auditor dalam bentuk
anggota untuk menghormati laporan audit (audit report) yang berisi
kerahasiaan informasi yang diperoleh tentang kewajaran suatu laporan
selama melakukan pekerjaan dan tidak keuangan yang telah diaudit. Namun jika
boleh memakai atau mengungkapkan yang terjadi justru auditor ikut
informasi tersebut tanpa persetujuan mengamankan praktik rekayasa tersebut,
kecuali ada kewajiban profesional atau maka inti permasalahannya adalah
hukum untuk mengungkapkannya. keahlian, independensi, dan etika auditor
7. Prinsip perilaku profesional menuntut yang menjadi komponen dari kualitas
anggota untuk berperilaku yang auditor tersebut.
konsisten dengan reputasi profesi yang Pada penelitian ini terdapat dua
baik dan menjauhi tindakan yang variabel, yaitu variabel dependen dan
mendiskreditkan profesi. variabel independen. Di mana variabel
8. Prinsip standar teknis mengharuskan independennya adalah keahlian,
anggota untuk menaati standar teknis independensi, dan etika, sedangkan
dan standar profesional yang relevan variabel dependennya adalah kualitas
dalam melaksanakan penugasan audit. audit.

KERANGKA PIKIR HIPOTESIS


Profesi akuntan publik atau auditor Berdasarkan rumusan masalah
dikenal oleh masyarakat dari jasa audit dan uraian teoritis, maka dirumuskan
yang disediakan bagi pemakai informasi hipotesis penelitian sebagai berikut :
keuangan. Salah satu fungsi dari akuntan H1 : Keahlian memiliki pengaruh yang
adalah menghasilkan informasi yang signifikan terhadap kualitas audit.
akurat dan dapat dipercaya untuk H2 : Independensi memiliki pengaruh
pengambilan keputusan. Namun adanya yang signifikan terhadap kualitas
konflik kepentingan antara pihak internal audit.
dan eksternal perusahaan, menuntut H3 : Etika memiliki pengaruh yang
auditor untuk menghasilkan laporan audit signifikan terhadap kualitas audit.
berkualitas yang dapat digunakan oleh H4 : Keahlian, independensi, dan etika
pihak-pihak tersebut. Saat ini kebutuhan memiliki pengaruh yang signifikan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh terhadap kualitas audit.
akuntan yang independen menjadi suatu
hal yang penting, sehingga sangat penting METODOLOGI PENELITIAN
bagi seorang auditor profesional untuk
tetap menjaga kualitas auditnya dan
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan Jenis Data
adalah penelitian kausalitas yang Adapun jenis data yang digunakan
bertujuan menjelaskan fenomena dalam adalah data kuantitatif, yaitu data yang
bentuk pengaruh antar variabel. Penelitian telah diolah dari jawaban kuesioner yang
dengan judul Pengaruh Keahlian, dibagikan kepada auditor yang bekerja
Independensi, dan Etika terhadap Kualitas pada Kantor Badan Pengawasan
Audit (Studi pada Auditor Pemerintah di Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.
Selatan) ini dilakukan dengan cara peneliti
mengumpulkan data tertulis dengan UJI HIPOTESIS
melakukan observasi langsung dan Pada penelitian ini menggunakan
membagikan kuesioner pada lokasi metode analisis regresi linear sederhana
penelitian, yaitu di Badan Pengawasan untuk menguji H1, H2, dan H3, sedangkan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) H4 diuji oleh analisis regresi linier
Perwakilan Sulawesi Selatan. Cara berganda. Persamaan ini digunakan untuk
tersebut dianggap cukup praktis bagi mengetahui pengaruh suatu kejadian satu
peneliti untuk melakukan penelitian. variabel bebas terhadap suatu kejadian
satu variabel terikat. Untuk memudahkan
proses perhitungan maka digunakan alat
Populasi dan Sampel bantu Statistical Product and Service
Populasi dalam penelitian ini
Solution for windows version 20 (SPSS
adalah para auditor di Kantor Badan
versi 20).
Pengawasan Keuangan dan
1. Untuk menguji hipotesis pertama pada
Pembangunan (BPKP) Perwakilan
penelitian ini (H1 : Keahlian memiliki
Provinsi Sulawesi Selatan. Pada
pengaruh yang signifikan terhadap
penelitian ini tidak seluruh populasi yang
kualitas audit), yaitu dengan
diambil, mengingat jumlah yang banyak
menggunakan persamaan regresi linier
dan belum tentu diketahui secara pasti.
sederhana sebagai berikut :
Oleh karena itu, dalam penelitian ini
Y = a + b1.X1
digunakan sampel yaitu sebagian dari
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh
2. Untuk menguji hipotesis kedua pada
populasi tersebut.
penelitian ini (H2 : Independensi
Sampel dipilih dari para auditor
memiliki pengaruh yang signifikan
yang bekerja di Kantor Badan
terhadap kualitas audit), yaitu dengan
Pengawasan Keuangan dan
menggunakan persamaan regresi linier
Pembangunan (BPKP) Perwakilan
sederhana sebagai berikut :
Sulawesi Selatan yang berjumlah 141 3.

Y = a + b2.X2
orang yang diwakili oleh 50 auditor
sebagai responden pada kantor tersebut. 4. Untuk menguji hipotesis ketiga pada
Teknik penentuan sampel menggunakan penelitian ini (H3 : Etika memiliki
metode random sampling (sampling acak) pengaruh yang signifikan terhadap
yang dipilih berdasarkan pertimbangan kualitas audit), yaitu dengan
peneliti. Teknik penentuan sampling ini menggunakan persamaan regresi linier
dilakukan dengan mempertimbangkan sederhana sebagai berikut :
kondisi kerja auditor BPKP yang sebagian 5.

Y = a + b3.X3
besar bertugas untuk mengaudit diluar
kota Makassar.
6. Sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
keempat (H4 : Keahlian, independensi, adanya heterokedastisitas, sehingga
dan etika memiliki pengaruh yang model regresi ini layak untuk memprediksi
signifikan terhadap kualitas audit) kualitas audit berdasarkan tiga variabel
digunakan persamaan regresi linier independennya, yaitu keahlian,
berganda yang dinyatakan dalam independensi, dan etika.
persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 Uji Multikolinearitas
Hasil perhitungan nilai VIF pada
UJI KUALITAS DATA full model menunjukkan bahwa tidak ada
Uji Validitas nilai VIF > 10 sehingga dapat disimpulkan
Dari tabel 4.7 uji validitas bahwa pada full model regresi tidak
memperlihatkan nilai rhitung variabel terdapat masalah multikolinieritas.
keahlian, independensi, dan etika
terhadap kualitas audit lebih besar PENGUJIAN HIPOTESIS
dibanding nilai rtabel. Dengan demikian Pengaruh Keahlian terhadap Kualitas
indikator atau kuesioner yang digunakan Audit
oleh variabel keahlian, independensi, dan Berdasarkan tabel 4.12 di atas,
etika terhadap kualitas audit dinyatakan maka bentuk persamaan regresinya
valid untuk digunakan sebagai alat ukur adalah sebagai berikut :
variabel. Y = a + b1X1
Y = 15,506 + 1,240X1
Uji Realibilitas Persamaan di atas dapat dijelaskan
Hasil nilai cronbach’s alpha sebagai berikut :
semua variabel lebih besar dari 0,60, 1. Konstanta sebesar 15,506. Artinya,
sehingga dapat disimpulkan variabel atau apabila tingkat keahlian adalah nol,
kuesioner yang digunakan variabel maka tingkat kualitas audit adalah
keahlian, independensi, dan etika sebesar 15,506.
terhadap kualitas audit dinyatakan dapat 2. Koefisien Regresi Keahlian sebesar
dipercaya sebagai alat ukur variabel. 1,240. Artinya, apabila terjadi
pertambahan tingkat keahlian sebesar
UJI ASUMSI KLASIK 1, maka tingkat kualitas audit akan
Uji Autokorelasi bertambah sebesar 1,240.
Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa Sedangkan pada tabel 4.13
nilai Durbin Watson (DW) pada variabel menunjukkan bahwa keahlian memiliki
independen menujukkan nilai 1,628 tingkat kemampuan untuk memengaruhi
dengan berkisar antara -2 sampai dengan kualitas audit sebesar nilai Adjusted R
+2 bahwa tidak adanya autokorelasi pada Square yaitu 0,510 atau sebesar 51%
variabel regresi atau independen. dengan asumsi sisanya sebesar 49%
kualitas audit dipengaruhi oleh faktor lain.
Uji Heteroskedastisitas Sedangkan nilai R untuk keahlian adalah
Berdasarkan data dalam tabel 4.10 0,721 dan nilai R square sebesar 0,520.
di atas tampak bahwa grafik scatterplots Nilai signifikannya adalah 0,00 (lebih kecil
menunjukkan titik-titik menyebar secara α = 0,05). Dan pengujian berdasarkan uji t
acak serta tersebar baik di atas maupun di memperoleh hasil yaitu thitung > ttabel
bawah angka nol (0) pada sumbu Y. (7,217>1,679), hal ini mengartikan bahwa
Dengan demikian dapat disimpulkan, keahlian berpengaruh signifikan terhadap
bahwa dalam model regresi yang
kualitas audit dengan tingkat kesalahan ini mengartikan bahwa independensi
adalah 5% yaitu pada α = 0,05. berpengaruh signifikan terhadap kualitas
Untuk persamaan regresi antara audit dengan tingkat kesalahan adalah 5%
variabel keahlian terhadap kualitas audit yaitu pada α = 0,05.
dinyatakan dengan Y = 15,506+1,240X1 Untuk persamaan regresi antara
menunjukkan nilai koefisien regresi X1 variabel independensi terhadap kualitas
sebesar 1,240 yang berarti apabila audit dinyatakan dengan Y =
keahlian (X1) meningkat 1 poin, maka 9,000+1,464X2 menunjukkan nilai
kualitas audit (Y) akan meningkat sebesar koefisien regresi X2 sebesar 1,408 yang
Y = 16,746. berarti apabila independensi (X2)
Hasil uji hipotesis pertama ini meningkat 1 poin, maka kualitas audit (Y)
menunjukan bahwa terlihat hubungan akan meningkat sebesar Y = 10,464.
yang signifikan antara keahlian dengan Hasil uji hipotesis kedua ini
kualitas audit, sehingga sudah menunjukan bahwa terlihat hubungan
mendukung hipotesis pertama. yang signifikan antara independensi
dengan kualitas audit, sehingga sudah
Pengaruh Independensi terhadap mendukung hipotesis kedua.
Kualitas Audit
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, Pengaruh Etika terhadap Kualitas Audit
maka bentuk persamaan regresinya Berdasarkan tabel 4.16 di atas,
adalah sebagai berikut : maka bentuk persamaan regresinya
Y = a + b2X2 adalah sebagai berikut :
Y = 9,000 + 1,464X2 Y = a + b3X3
Persamaan di atas dapat dijelaskan Y = 12,216 + 2,052X3
sebagai berikut : Persamaan di atas dapat dijelaskan
1. Konstanta sebesar 9,000. Artinya, sebagai berikut :
apabila tingkat independensi adalah 1. Konstanta sebesar 12,216. Artinya,
nol, maka tingkat kualitas audit adalah apabila tingkat etika adalah nol, maka
sebesar 9,000. tingkat kualitas audit adalah sebesar
2. Koefisien Regresi Independensi 12,216.
sebesar 1,464. Artinya, apabila terjadi 2. Koefisien Regresi Etika sebesar 2,052.
pertambahan tingkat independensi Artinya, apabila terjadi pertambahan
sebesar 1, maka akan mempengaruhi pada tingkat etika sebesar 1, maka
tingkat kualitas audit bertambah akan mempengaruhi tingkat kualitas
sebesar 1,464. audit bertambah sebesar 2,052.
Sedangkan pada tabel 4.13 Sedangkan pada tabel 4.13
menunjukkan bahwa independensi menunjukkan bahwa etika memiliki tingkat
memiliki tingkat kemampuan untuk kemampuan untuk memengaruhi kualitas
memengaruhi kualitas audit sebesar nilai audit sebesar nilai Adjusted R Square
Adjusted R Square yaitu 0,538 atau yaitu 0,515 atau sebesar 51,5% dengan
sebesar 53,8% dengan asumsi sisanya asumsi sisanya sebesar 48,5% kualitas
sebesar 46,2% kualitas audit dipengaruhi audit dipengaruhi oleh faktor lain.
oleh faktor lain. Sedangkan nilai R untuk Sedangkan nilai R untuk etika adalah
independensi adalah 0,740 dan nilai R 0,724 dan nilai R square sebesar 0,525.
square sebesar 0,548. Nilai signifikannya Nilai signifikannya adalah 0,00 (lebih kecil
adalah 0,00 (lebih kecil α = 0,05). Dan α = 0,05). Dan pengujian berdasarkan uji t
pengujian berdasarkan uji t memperoleh memperoleh hasil yaitu thitung > ttabel
hasil yaitu thitung > ttabel (7,621>1,679), hal (7,278>1,679), hal ini mengartikan bahwa
etika berpengaruh signifikan terhadap 1,059, dengan asumsi tingkat keahlian
kualitas audit dengan tingkat kesalahan dan independensi tetap.
adalah 5% yaitu pada α = 0,05. Sedangkan dari tabel 4.18 di atas,
Untuk persamaan regresi antara dapat dilihat bahwa nilai signifikan yang
variabel etika terhadap kualitas audit berada dibawah 0,05 adalah independensi
dinyatakan dengan Y = 12,216 + 2,052X3 dan etika, yaitu 0,000 dan 0,003,
menunjukkan nilai koefisien regresi X3 sedangkan nilai signifikan dari keahlian di
sebesar 2,052 yang berarti apabila etika atas 0,05, yaitu 0,266 sehingga dapat
(X3) meningkat 1 poin, maka kualitas audit dikatakan bahwa independensi dan etika
(Y) akan meningkat sebesar Y = 14,268. berpengaruh meningkatkan kualitas audit
Hasil uji hipotesis ketiga ini pada auditor, berbeda dengan keahlian
menunjukan bahwa terlihat hubungan yang tidak menguatkan ataupun
yang signifikan antara etika dengan melemahkan hubungan antara
kualitas audit, sehingga sudah independensi dan etika dengan kualitas
mendukung hipotesis ketiga. audit.
Sedangkan pada tabel 4.19
Pengaruh Keahlian, Independensi, dan menunjukkan bahwa keahlian,
Etika terhadap Kualitas Audit independensi, dan etika memiliki
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, hubungan yang signifikan terhadap
maka bentuk persamaan regresinya kualitas audit. Hal ini dibuktikan dari nilai
adalah sebagai berikut : R, yaitu sebesar 0,835. Keofisien
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 determinasinya, yaitu R Square sebesar
Y = 0,575 + 0,266X1 + 0,843X2 + 1,059X3 0,698. Dan Adjusted R Square sebesar
Persamaan di atas dapat dijelaskan 0,678 atau 67,8% yang menunjukkan
sebagai berikut : kemampuan dari keahlian, independensi,
1. Konstanta sebesar 0,575. Artinya, dan etika secara bersama-sama mampu
apabila keahlian, independensi dan mempengaruhi kualitas audit. Hal ini
etika adalah nol, maka tingkat kualitas menunjukkan bahwa masih terdapat
audit adalah sebesar 0,575. 32,2% faktor atau variabel lain yang
2. Koefisien Regresi Keahlian sebesar mempengaruhi kualitas audit selain
0.266. Artinya, apabila terjadi keahlian, independensi, dan etika.
pertambahan tingkat keahlian sebesar Pembuktian pun dilakukan dengan
1, maka akan mempengaruhi terjadinya membandingkan nilai Fhitung dan nilai Ftabel
pertambahan tingkat kualitas audit pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat
sebesar 0.266, dengan asumsi tingkat kebebasan (df/degree of freedom), seperti
independensi dan etika tetap. yang ditunjukkan tabel 4.20. berdasarkan
3. Koefisien Regresi Independensi uji ANOVA, nilai dari Fhitung adalah 35,363
sebesar 0,843. Artinya, apabila terjadi dengan probabilitas 0,000. Dari
pertambahan tingkat independensi perhitungan Ftabel yaitu pada taraf α = 0,05
sebesar 1, maka akan mempengaruhi dengan df1 = 2 (jumlah variabel/k – 1) dan
terjadinya pertambahan tingkat kualitas df2 = 46 (responden/n – jumlah variabel/k
audit sebesar 0,843, dengan asumsi – 1) maka diperoleh Ftabel sebesar 3,20.
bahwa tingkat keahlian dan etika tetap. Jadi jika dibandingkan maka Fhitung > Ftabel
4. Koefisien Regresi Etika sebesar 1,059. yaitu 35,363>3,20 sehingga disimpulkan
Artinya, apabila terjadi pertambahan bahwa keahlian, independensi, dan etika
tingkat etika sebesar 1, maka akan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
mempengaruhi terjadinya pertambahan audit, sehingga sudah mendukung
pada tingkat kualitas audit sebesar hipotesis keempat.
Tidak mudah menjaga tingkat
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN independensi agar tetap sesuai dengan
Pengaruh Keahlian terhadap Kualitas jalur yang seharusnya. Kerjasama dengan
Audit klien yang terlalu lama bisa menimbulkan
Berdasarkan uji hipotesis di atas, kerawanan atas independensi yang
yaitu keahlian berpengaruh signifikan dimiliki auditor. Belum lagi berbagai
terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa fasilitas yang disediakan klien selama
semakin ahli seorang auditor maka penugasan audit untuk auditor. Bukan
semakin baik pula kualitas audit yang tidak mungkin auditor menjadi ”mudah
dihasilkan oleh auditor tersebut. dikendalikan” klien karena auditor berada
Keahlian (kompetensi) tersebut dalam posisi yang dilematis.
terdiri dari dua dimensi, yaitu pengalaman Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan pengetahuan. Auditor sebagai ujung penelitian Schroeder et al. (1986),
tombak pelaksanaan tugas audit memang Samelson et al. (2006), Alim, dkk (2007),
harus senantiasa meningkatkan Kitta (2009), dan Huntoyungo (2009).
pengetahuan yang telah dimiliki agar
penerapan pengetahuan dapat maksimal Pengaruh Etika terhadap Kualitas Audit
dalam praktiknya. Penerapan Berdasarkan uji hipotesis di atas,
pengetahuan yang maksimal tentunya yaitu etika berpengaruh signifikan
akan sejalan dengan semakin terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa
bertambahnya pengalaman yang dimiliki, dalam menjalankan tugasnya sebagai
sehingga mampu menghasilkan kualitas penyedia informasi, maka jika auditor
audit yang baik pula. tersebut menjunjung tinggi kode etik
Hasil penelitian ini sejalan dengan profesi yang dimilikinya maka akan
penelitian Carcello et al. (1992), Samelson menghasilkan hasil audit yang baik pula.
et al. (2006), Alim, dkk (2007), Kitta Standar etika diperlukan bagi
(2009), dan Huntoyungo (2009). profesi audit karena auditor memiliki posisi
sebagai orang kepercayaan dan
Pengaruh Independensi terhadap menghadapi kemungkinan benturan-
Kualitas Audit benturan kepentingan. Etika profesional
Berdasarkan uji hipotesis di atas, bagi praktik akuntan di Indonesia
yaitu independensi berpengaruh signifikan ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa dan disebut dengan Kode Etik Akuntan
sikap independen dari seorang auditor Indonesia.
memiliki pengaruh terhadap kualitas audit, Hasil penelitian ini sejalan dengan
bahwa semakin seorang auditor penelitian Alim, dkk (2007) dan Kisnawati
independen maka akan memperkecil (2012).
kemungkinan adanya hasil audit yang
bias. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan
Auditor harus memiliki kemampuan Etika terhadap Kualitas Audit
dalam mengumpulkan setiap informasi Berdasarkan uji hipotesis keempat,
yang dibutuhkan dalam pengambilan yaitu keahlian, independensi, dan etika
keputusan audit dimana hal tersebut harus secara simultan tidak berpengaruh
didukung dengan sikap independen. Tidak signifikan terhadap kualitas audit. Hanya
dapat dipungkiri bahwa sikap independen independensi dan etika yang berpengaruh
merupakan hal yang melekat pada diri secara signifikan terhadap kualitas audit.
auditor, sehingga independen seperti telah Sedangkan keahlian tidak berpengaruh
menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini
dikarenakan tenaga auditor yang keahlian, independensi, dan etika seorang
bernaung di BPKP sebagian besar auditor maka akan semakin baik kualitas
memiliki masa kerja yang masih dibawah audit yang dihasilkan auditor tersebut.
dari lima tahun dan memiliki pendidikan Hasil penelitian ini sejalan dengan
terakhir yakni diploma (D3) atau sarjana Schroeder et al. (1086), Carcello et al.
muda sehingga masih sedikit pengalaman (1992), Samelson et al. (2006), Alim, dkk
dan pengetahuan yang dimiliki oleh (2007), Kitta (2009), Huntoyungo (2009),
auditor tersebut. Berarti semakin baik dan Kisnawati (2012).
sehingga masih sedikit pengalaman
KESIMPULAN dan pengetahuan yang dimiliki oleh
Berdasarkan hasil analisis data auditor tersebut. Dari ketiga variabel
yang dikumpulkan dan diolah, maka yang diteliti, etika merupakan faktor
disimpulkan bahwa : yang paling mempengaruhi kualitas
1. Keahlian berpengaruh signifikan audit, sedangkan keahlian dan
terhadap kualitas audit. Hal ini independensi merupakan faktor yang
menunjukkan bahwa keahlian menunjang kualitas audit tersebut.
(kompetensi) yang ditunjang dengan
pengalaman dan pengetahuan yang SARAN
dimiliki auditor merupakan dasar yang Adapun saran-saran yang dapat
dibutuhkan seorang auditor dalam peneliti berikan, yaitu :
proses audit, sehingga mampu 1. Penelitian selanjutnya diharapkan
memberikan kontribusi yang baik pada memperluas objek penelitian dan tidak
kualitas audit. hanya di auditor pemerintah pada
2. Indepedensi berpengaruh signifikan BPKP saja, tetapi dapat dilakukan pada
terhadap kualitas audit. Hal ini auditor pemerintah di BPK (Badan
menunjukkan bahwa semakin auditor Pemeriksa Keuangan), Inspektorat
mampu menjaga independensinya Kota, atau Inspektorat Provinsi, dan
dalam menjalankan penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP).
profesionalnya maka kualitas audit 2. Penelitian selanjutnya juga dapat
yang dihasilkan akan semakin baik. dilakukan pada auditor internal pada
3. Etika berpengaruh signifikan terhadap perusahaan atau pada akuntan publik
kualitas audit. Hal ini menunjukkan yang berada di Provinsi Sulawesi
bahwa auditor pemerintah dalam Selatan.
melakukan tugasnya telah mematuhi 3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin
prinsip-prinsip perilaku dan mematuhi melakukan penelitian pada auditor
aturan perilaku profesinya. pemerintah dapat menambahkan
4. Keahlian, independensi, dan etika tidak variabel good governance,
berpengaruh secara bersama-sama akuntabilitas, atau motivasi sehingga
terhadap kualitas audit. Independensi hasil dari penelitian akan lebih meluas
dan etika yang berpengaruh secara dari penelitian sebelumnya dan dapat
signifikan terhadap kualitas audit, fokus meneliti terhadap kinerja auditor
sedangkan keahlian tidak ikut berperan atau kualitas auditor dengan
didalamnya. Hal ini dikarenakan tenaga menggunakan variabel-variabel yang
auditor yang bernaung di BPKP digunakan pada penelitian sekarang.
sebagian besar memiliki masa kerja 4. Penelitian selanjutnya perlu
yang masih dibawah dari lima tahun ditambahkan metode wawancara
dan memiliki pendidikan terakhir yakni langsung pada masing-masing
diploma (D3) atau sarjana muda responden dalam upaya
mengumpulkan data, sehingga dapat Akuntansi, Universitas
menghindari kemungkinan responden Hasanuddin.
tidak objektif dalam mengisi kuesioner.
Bartens, K. 2001. Perspektif Etika: Esai-
Esai tentang Masalah Aktual.
KETERBATASAN PENELITIAN Yogyakarta : Kanisius.
Beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : Basuki dan Krisna, Y. Mahardani. 2006.
1. Penelitian ini terbatas pada objek “Pengaruh Tekanan Anggaran
penelitian auditor pemerintah yang Waktu terhadap Perilaku
bekerja di Badan Pengawas Keuangan Disfungsional Auditor dan Kualitas
Audit pada Kantor Akuntan Publik
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
di Surabaya”. Jurnal Manajemen
Provinsi Sulawesi Selatan sehingga Akuntansi dan Sistem Informasi
hasil penelitian tidak dapat MAKSI UNDIP (Agustus): vol. 6,
digeneralisasi untuk auditor secara No. (2), 177-256.
keseluruhan.
2. Dalam penelitian ini peneliti hanya
Carcello, J. V., R. H. Hermanson. dan N.
menggunakan kuesioner, sehingga T. McGrath. 1992. “Audit Quality
masih ada kemungkinan kelemahan- Attributes: The Perceptions of
kelemahan yang ditemui, seperti Audit Partners, Prepares, and
jawaban yang tidak cermat, tidak Financial Statement Users”.
serius, responden yang menjawab Auditing : A Journal of Practice and
asal-asalan dan tidak jujur, serta Theory 11, (Spring): 1-15.
pertanyaan yang kurang lengkap atau
kurang dipahami oleh responden. Christiawan, Yulius Jogi. 2002.
Kompetensi Dan Independensi
DAFTAR PUSTAKA Akuntan Publik: Refleksi Hasil
Alim, M. Nizarul. 2007. Pengaruh Penelitian Empiris. Jurnal
Kompetensi dan Independensi Akuntansi dan Keuangan Vol. 4
terhadap Kualitas Auditor dengan No. 2 (November).
Etika Auditor sebagai Variabel
Moderasi. Simposium Nasional Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2008.
Akuntansi X. Metodologi Penelitian. Jakarta :
Penerbit Bumi Aksara.
Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi,
Independensi, Akuntabilitas, dan De Angelo, LE. 1981. Auditor
Motivasi terhadap Kualitas Audit. Independence, “Low Balling”, and
Majalah Ekonomi Tahun XX, No. 3, Disclosure Regulation. Juornal of
pp. 329-349, Desember. Accounting and Economics 3
August p. 113-127.
Arens, A. A. and J. K. Loebbecke. 1996.
Auditing: Suatu Pendekatan
Terpadu. Terjemahan oleh Amir Deis, D. R. dan Gary A. Giroux. 1992.
Abadi Jusuf. Buku Satu. Jakarta : “Determinants of Audit Quality in
Salemba Empat. the Public Sector”. The Accounting
Review, (July): 462-479.
Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Keahlian,
Indepedensi, dan Etika terhadap Departemen Pendidikan Nasional. 1995.
Kualitas Auditor pada Inspektorat Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Provinsi Maluku Utara. Skripsi. Jakarta : Balai Pustaka.
Makassar: Program Studi
Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Lauw Tjun Tjun, Elyzabet I. M., dan Santy
Kompetensi dan Independensi Setiawan. 2012. Pengaruh
Auditor terhadap Kualitas Audit. Kompetensi Dan Independensi
Skripsi. Universitas Negeri Auditor Terhadap Kualitas Audit.
Semarang. Jurnal Akuntansi. Bandung:
Program Studi Akuntansi,
Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Universitas Kristen Maranatha.
Keahlian dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit Studi Munawir H.S. 1999. Auditing Modern.
Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Buku 1. Yogyakarta : BPFE.
Semarang. Tesis. MAKSI :
Universitas Diponegoro. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam.
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Huntoyungo, Siti Badriyah. 2009. Faktor-
Faktor yang Berpengaruh terhadap Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998.
Kualitas Audit. (Studi Pada Auditing. Jakarta : Salemba Empat.
Inspektorat Daerah Gorontalo).
Tesis. Tidak untuk dipublikasikan. Murtanto dan Gudono. 1999. Identifikasi
Karakteristik-Karakteristik Audit
Indra Bastian. 2007. Audit Sektor Publik. Profesi Akuntan Publik di
Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
Empat. dan Auditing 2 (1) Januari.

Kasidi. 2007. Faktor-Faktor yang Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh


Mempengaruhi Independensi Keahlian dan Independensi
Auditor. Tesis. Semarang: Program terhadap Pendapat Audit: Sebuah
Pascasarjana Magister Sains Kuasieksperimen. Jurnal Riset
Akuntansi, Universitas Diponegoro. Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1
(Januari).
Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh
Kompetisi, Independensi, dan Etika Peraturan Menteri Pendayagunaan
terhadap Kualitas Auditor (Studi Aparatur Negara. 2008. Standar
Empiris pada Auditor Pemerintah Audit Aparat Pengawasan Intern
di Inspektorat Kabupaten dan Kota Pemerintah.
Se-Pulau Lombok). Jurnal Bisnis
dan Kewirausahaan. Vol. 8 No. 3 Samelson, D., S. Lowensohn. dan L. E.
November 2012 Hal 159-169. Johnson. 2006. ”The Determinants
of Perceived Audit Quality and
Kitta, Syfaruddin. 2009. Pengaruh Auditee Satisfaction in Local
Kompetensi dan Independensi Government”. Journal of Public
Auditor terhadap Kualitas Audit Budgeting, Accounting and
yang dimoderasi Orientasi Etika Financial Management, 18 (2) :
Auditor (Studi pada Inspektorat 139-166.
Provinsi Sulawesi Selatan). Tesis.
Tidak untuk dipublikasikan. Schroeder, M. S., I. Salomon dan D.
Vickrey. 1986. “Audit Quality: The
Lastanti, Sri Hexana. 2005. Tinjauan Perception of Audit Committee
terhadap Kompetensi dan Chairpersons and Audit Partners”.
Independensi Akuntan Publik: Auditing : A Journal of Practice and
Refleksi atas Skandal Keuangan. Theory 5, (Spring) : 86-94.
Media Riset Akuntansi, Auditing
dan Informasi Vol.5 No.1 April
2005 Hal 85-97. Soegiastuti, Janti. 2005. Persepsi
Masyarakat Terhadap
Independensi Auditor Dalam
Penampilan (Studi Empiris Pada
Analis Kredit BKK Jawa Tengah).
Tesis Program Pasca Sarjana
Magister Sains Akuntansi UNDIP.

Sugiyono. 1999. Statistika Untuk


Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan


Skripsi. Edisi Pertama. Makassar:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Hasanuddin.

Widagdo, R.S Lesmana, S.A Irwandi.


2002. Analisis Pengaruh Atribut-
Atribut Kualitas Audit terhadap
Kepuasaan Klien (Studi Empiris
padaPerusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta). SNA 5
Semarang p. 560-574.

http://id.wikipedia.org/wiki/Auditor. Diakses
pada 12 Maret 2013 pukul 09.30 wita.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/0
5/definisi-riset-ilmiah-riset-
akuntansi/. Diakses pada 12 Maret
2013 pukul 10.35 wita.

http://www.bpkp.go.id. Diakses pada 28


Februari 2013 pukul 14.44 wita.

http://repository.usu.ac.id/handle/1234567
89/34816. Diakses pada tanggal 4
Mei 2013 pukul 11.49 wita.
LAMPIRAN

Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Teoritis

Variabel independen (X)

(X1) Keahlian
H1 Variabel Dependen (Y)
H2 Kualitas Audit
(X2) Independensi
H3

(X3) Etika

Tabel 4.6
Deskriptif Pervariabel

Teoritis Sesungguhnya
Variabel
Kisaran Mean Kisaran Mean SD
Keahlian 6-30 18 20-30 24,84 2,574
Indenpendensi 6-30 18 21-30 25,72 2,223
Etika 4-20 12 11-18 15,50 1,403
Kualitas Audit 11-55 33 39-53 46,48 4,057

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2013)

Tabel 4.7
Tabel Validitas

No Indikator Item RHitung RTabel Keterangan


X1.1 0,689 0,230 VALID
X1.2 0,724 0,230 VALID
X1.3 0,689 0,230 VALID
1. Keahlian (X1)
X1.4 0,507 0,230 VALID
X1.5 0,646 0,230 VALID
X1.6 0,563 0,230 VALID
X2.1 0,724 0,230 VALID
X2.2 0,747 0,230 VALID
Indenpedensi X2.3 0,621 0,230 VALID
2.
(X2) X2.4 0,562 0,230 VALID
X2.5 0,624 0,230 VALID
X2.6 0,573 0,230 VALID
68
X3.1 0,823 0,230 VALID
X3.2 0,647 0,230 VALID
3. Etika (X3)
X3.3 0,781 0,230 VALID
X3.4 0,674 0,230 VALID
Y1 0,729 0,230 VALID
Y2 0,551 0,230 VALID
Y3 0,614 0,230 VALID
Y4 0,694 0,230 VALID
Kualitas Y5 0,551 0,230 VALID
4. Audit Y6 0,757 0,230 VALID
(Y) Y7 0,657 0,230 VALID
Y8 0,755 0,230 VALID
Y9 0,717 0,230 VALID
Y10 0,620 0,230 VALID
Y11 0,545 0,230 VALID
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)

Tabel 4.10
Scatterplot
Tabel 4.12

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 15,506 4,311 3,597 ,001
x1 1,240 ,172 ,721 7,217 ,000
a. Dependent Variable: y

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)

Tabel 4.13
Uji Hipotesis Pertama

R Adjusted t
Variabel R Sig Koef. Konst.
Square R Square thitung ttabel
Keahlian 0,721 0,520 0,510 7,217 1,679 0,00 1,240 15,506

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)

Tabel 4.14

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9,000 4,933 1,824 ,074
x2 1,464 ,192 ,740 7,621 ,000
a. Dependent Variable: y
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)

Tabel 4.15
Uji Hipotesis Kedua

R Adjusted T
Variabel R Sig Koef. Konst.
Square R Square thitung ttabel
Independensi 0,740 0,548 0,538 7,621 1,679 0,00 1,464 9,000

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)


Tabel 4.16

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12,216 4,725 2,585 ,013
x3 2,052 ,282 ,724 7,278 ,000
a. Dependent Variable: y
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)

Tabel 4.17
Uji Hipotesis Ketiga

R Adjusted T
Variabel R Sig Koef. Konst.
Square R Square thitung ttabel
Etika 0,724 0,525 0,515 7,278 1,679 0,00 2,052 12,216

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)

Tabel 4.18
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) ,575 4,529 ,127 ,899
x1 ,266 ,236 ,155 1,126 ,266 ,349 2,866
x2 ,843 ,222 ,426 3,804 ,000 ,524 1,909
x3 1,059 ,341 ,374 3,109 ,003 ,455 2,198
a. Dependent Variable: y

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)

Tabel 4.19

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 a
,835 ,698 ,678 2,303 1,838
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: y

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)


Tabel 4.20

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 562,559 3 187,520 35,363 ,000a
Residual 243,921 46 5,303
Total 806,480 49
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: y

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)


KUESIONER

Nama : ..................................................................... (boleh tidak diisi)


Jenis Kelamin : Pria / Wanita
Umur : 1. 20 s/d 30 tahun 3. 41 s/d 50 tahun
2. 31 s/d 40 tahun 4. 51 s/d 60 tahun

Pendidikan : 1. SMA / Sederajat


2. Diploma / Sarjana Muda
3. Sarjana / Magister

Masa Kerja : 1. Dibawah 5 tahun 4. 16 s/d 20 tahun


2. 5 s/d 10 tahun 5. Lebih dari 20 tahun
3. 11 s/d 15 tahun

Daftar Pertanyaan :
Mohon Bapak/Ibu, saudara(i) memberi tanda checklist (√ ) pada kolom (antara 1-5),
sesuai dengan skala yang menurut anda paling mendekati.
Keterangan :
SS : Jika pernyataan tersebut Sangat Setuju dengan diri anda.
S : Jika pernyataan tersebut Setuju dengan diri anda.
RR : Jika pernyataan tersebut Ragu-Ragu dengan diri anda.
TS : Jika pernyataan tersebut Tidak Setuju dengan diri anda.
STS : Jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Setuju dengan diri anda.

Jawaban
No Pertanyaan
STS TS RR S SS
Kualitas Audit (Y)
Auditor harus memiliki pengetahuan dan
1.
pengalaman dalam mengaudit suatu perusahaan.
Auditor harus mempunyai keahlian secara efektif
2.
tentang perusahaan yang diaudit.
Auditor mau menerima pendapat atau saran sesuai
3.
dengan kebutuhan klien.
Auditor kompeten secara teknik dalam
4. mengaplikasikan standar dan kode etik
pemeriksaan.
Auditor bersifat independen (tidak memihak) dengan
5.
klien.
Auditor selalu melatih diri dan bertindak due audit
6.
care (bertanggung jawab) dalam pelaksanaan audit.
7. Auditor mempunyai komitmen yang kuat akan
kualitas audit yang dihasilkan.
Auditor bertindak secara tepat dalam pelaksanaan
8. audit dilapangan atau sesuai dengan program audit
yang telah ditetapkan.
Auditor secara efektif selalu berhubungan dengan
9. internal audit sebelum dan selama pelaksanaan
audit.
Auditor memiliki standar etik yang tinggi dan sangat
10. menguasai pengetahuan tentang akuntansi dan
auditing.
Auditor selalu menjaga sikap skeptis selama
11.
pelaksanaan audit.

Jawaban
No Pertanyaan
STS TS RR S SS
Keahlian (X1)
Setiap auditor harus memahami dan melaksanakan
jasa profesionalnya sesuai dengan Standar
1.
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang relevan.
Auditor pemerintah memiliki tingkat pendidikan
2.
formal minimal Sarjana Muda atau Strata Satu (S1).
Auditor pemerintah wajib mengikuti
3. pelatihan/bimbingan teknis dibidang auditing,
akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah.
Keahlian khusus yang saya miliki dapat mendukung
4.
proses audit yang saya lakukan.
Auditor pemerintah mempunyai sertifikasi jabatan
5. fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan
dan pelatihan profesional berkelanjutan.
Auditor memiliki keterampilan berhubungan dengan
6. orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif
dengan auditan/obrik.

Jawaban
No Pertanyaan
STS TS RR S SS
Independensi (X2)
Auditor pemerintah bebas dari intervensi dan
1.
mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi.
Auditor harus memiliki sikap netral dan
2.
tidak bias.
3. Auditor menghindari konflik kepentingan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
hasil audit.
Auditor tidak mempunyai hubungan yang dekat
4. dengan auditan/obrik seperti hubungan sosial,
kekeluargaan atau hubungan lainnya.
Auditor pemerintah melaporkan kepada pimpinan
APIP mengenai situasi jika indepedensi atau
5.
objektivitas terganggu baik secara fakta maupun
penampilan.
Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang
6. menghadapi gangguan terhadap konflik
kepentingan.

Jawaban
No Pertanyaan
STS TS RR S SS
Etika (X3)
Auditor melaksanakan tugas mentaati peraturan
1. perundang-undangan dengan penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggungjawab.
Auditor bersikap dan berperilaku sesuai dengan
2.
kode etik terhadap organisasi intern.
Auditor bersikap dan berperilaku sesuai dengan
3.
kode etik terhadap auditan/obrik.
Auditor bersikap dan berperilaku sesuai dengan
4.
kode etik terhadap masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai