This study aimed to analyze the effect of skill (competence), independence, and ethics on
audit quality on auditor BPKP Representative government in South Sulawesi province. The
research data was obtained from questionnaires (primary) in government auditors (external
auditors) were distributed to 50 respondents. This type of research is the study of causality.
Hypothesis testing using simple regression shows that the skill variables significantly
influence the audit quality, as well as the independence and ethics. While testing the
hypothesis by using multiple linear regression showed that the expertise, independence, and
ethics together significant effect on audit quality, ie by 67.8% while the rest, amounting to
32.2% influenced by other factors. Ethics is the most influential factor on audit quality, while
the skill (competence) and independence are factors that support to audit quality. The
implication of this research is to improve the quality of audit of government auditors who
worked on BPKP so as to provide the expected services society. In order to improve the
quality of the audit, it is necessary to increase (1) expertise, namely of experience and
knowledge, (2) independence, the Independence Independence in fact and in appearance,
and finally (3) ethics by upholding the Association of Accounting Principles of Professional
Ethics Indonesia.
Y = a + b2.X2
orang yang diwakili oleh 50 auditor
sebagai responden pada kantor tersebut. 4. Untuk menguji hipotesis ketiga pada
Teknik penentuan sampel menggunakan penelitian ini (H3 : Etika memiliki
metode random sampling (sampling acak) pengaruh yang signifikan terhadap
yang dipilih berdasarkan pertimbangan kualitas audit), yaitu dengan
peneliti. Teknik penentuan sampling ini menggunakan persamaan regresi linier
dilakukan dengan mempertimbangkan sederhana sebagai berikut :
kondisi kerja auditor BPKP yang sebagian 5.
Y = a + b3.X3
besar bertugas untuk mengaudit diluar
kota Makassar.
6. Sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
keempat (H4 : Keahlian, independensi, adanya heterokedastisitas, sehingga
dan etika memiliki pengaruh yang model regresi ini layak untuk memprediksi
signifikan terhadap kualitas audit) kualitas audit berdasarkan tiga variabel
digunakan persamaan regresi linier independennya, yaitu keahlian,
berganda yang dinyatakan dalam independensi, dan etika.
persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 Uji Multikolinearitas
Hasil perhitungan nilai VIF pada
UJI KUALITAS DATA full model menunjukkan bahwa tidak ada
Uji Validitas nilai VIF > 10 sehingga dapat disimpulkan
Dari tabel 4.7 uji validitas bahwa pada full model regresi tidak
memperlihatkan nilai rhitung variabel terdapat masalah multikolinieritas.
keahlian, independensi, dan etika
terhadap kualitas audit lebih besar PENGUJIAN HIPOTESIS
dibanding nilai rtabel. Dengan demikian Pengaruh Keahlian terhadap Kualitas
indikator atau kuesioner yang digunakan Audit
oleh variabel keahlian, independensi, dan Berdasarkan tabel 4.12 di atas,
etika terhadap kualitas audit dinyatakan maka bentuk persamaan regresinya
valid untuk digunakan sebagai alat ukur adalah sebagai berikut :
variabel. Y = a + b1X1
Y = 15,506 + 1,240X1
Uji Realibilitas Persamaan di atas dapat dijelaskan
Hasil nilai cronbach’s alpha sebagai berikut :
semua variabel lebih besar dari 0,60, 1. Konstanta sebesar 15,506. Artinya,
sehingga dapat disimpulkan variabel atau apabila tingkat keahlian adalah nol,
kuesioner yang digunakan variabel maka tingkat kualitas audit adalah
keahlian, independensi, dan etika sebesar 15,506.
terhadap kualitas audit dinyatakan dapat 2. Koefisien Regresi Keahlian sebesar
dipercaya sebagai alat ukur variabel. 1,240. Artinya, apabila terjadi
pertambahan tingkat keahlian sebesar
UJI ASUMSI KLASIK 1, maka tingkat kualitas audit akan
Uji Autokorelasi bertambah sebesar 1,240.
Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa Sedangkan pada tabel 4.13
nilai Durbin Watson (DW) pada variabel menunjukkan bahwa keahlian memiliki
independen menujukkan nilai 1,628 tingkat kemampuan untuk memengaruhi
dengan berkisar antara -2 sampai dengan kualitas audit sebesar nilai Adjusted R
+2 bahwa tidak adanya autokorelasi pada Square yaitu 0,510 atau sebesar 51%
variabel regresi atau independen. dengan asumsi sisanya sebesar 49%
kualitas audit dipengaruhi oleh faktor lain.
Uji Heteroskedastisitas Sedangkan nilai R untuk keahlian adalah
Berdasarkan data dalam tabel 4.10 0,721 dan nilai R square sebesar 0,520.
di atas tampak bahwa grafik scatterplots Nilai signifikannya adalah 0,00 (lebih kecil
menunjukkan titik-titik menyebar secara α = 0,05). Dan pengujian berdasarkan uji t
acak serta tersebar baik di atas maupun di memperoleh hasil yaitu thitung > ttabel
bawah angka nol (0) pada sumbu Y. (7,217>1,679), hal ini mengartikan bahwa
Dengan demikian dapat disimpulkan, keahlian berpengaruh signifikan terhadap
bahwa dalam model regresi yang
kualitas audit dengan tingkat kesalahan ini mengartikan bahwa independensi
adalah 5% yaitu pada α = 0,05. berpengaruh signifikan terhadap kualitas
Untuk persamaan regresi antara audit dengan tingkat kesalahan adalah 5%
variabel keahlian terhadap kualitas audit yaitu pada α = 0,05.
dinyatakan dengan Y = 15,506+1,240X1 Untuk persamaan regresi antara
menunjukkan nilai koefisien regresi X1 variabel independensi terhadap kualitas
sebesar 1,240 yang berarti apabila audit dinyatakan dengan Y =
keahlian (X1) meningkat 1 poin, maka 9,000+1,464X2 menunjukkan nilai
kualitas audit (Y) akan meningkat sebesar koefisien regresi X2 sebesar 1,408 yang
Y = 16,746. berarti apabila independensi (X2)
Hasil uji hipotesis pertama ini meningkat 1 poin, maka kualitas audit (Y)
menunjukan bahwa terlihat hubungan akan meningkat sebesar Y = 10,464.
yang signifikan antara keahlian dengan Hasil uji hipotesis kedua ini
kualitas audit, sehingga sudah menunjukan bahwa terlihat hubungan
mendukung hipotesis pertama. yang signifikan antara independensi
dengan kualitas audit, sehingga sudah
Pengaruh Independensi terhadap mendukung hipotesis kedua.
Kualitas Audit
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, Pengaruh Etika terhadap Kualitas Audit
maka bentuk persamaan regresinya Berdasarkan tabel 4.16 di atas,
adalah sebagai berikut : maka bentuk persamaan regresinya
Y = a + b2X2 adalah sebagai berikut :
Y = 9,000 + 1,464X2 Y = a + b3X3
Persamaan di atas dapat dijelaskan Y = 12,216 + 2,052X3
sebagai berikut : Persamaan di atas dapat dijelaskan
1. Konstanta sebesar 9,000. Artinya, sebagai berikut :
apabila tingkat independensi adalah 1. Konstanta sebesar 12,216. Artinya,
nol, maka tingkat kualitas audit adalah apabila tingkat etika adalah nol, maka
sebesar 9,000. tingkat kualitas audit adalah sebesar
2. Koefisien Regresi Independensi 12,216.
sebesar 1,464. Artinya, apabila terjadi 2. Koefisien Regresi Etika sebesar 2,052.
pertambahan tingkat independensi Artinya, apabila terjadi pertambahan
sebesar 1, maka akan mempengaruhi pada tingkat etika sebesar 1, maka
tingkat kualitas audit bertambah akan mempengaruhi tingkat kualitas
sebesar 1,464. audit bertambah sebesar 2,052.
Sedangkan pada tabel 4.13 Sedangkan pada tabel 4.13
menunjukkan bahwa independensi menunjukkan bahwa etika memiliki tingkat
memiliki tingkat kemampuan untuk kemampuan untuk memengaruhi kualitas
memengaruhi kualitas audit sebesar nilai audit sebesar nilai Adjusted R Square
Adjusted R Square yaitu 0,538 atau yaitu 0,515 atau sebesar 51,5% dengan
sebesar 53,8% dengan asumsi sisanya asumsi sisanya sebesar 48,5% kualitas
sebesar 46,2% kualitas audit dipengaruhi audit dipengaruhi oleh faktor lain.
oleh faktor lain. Sedangkan nilai R untuk Sedangkan nilai R untuk etika adalah
independensi adalah 0,740 dan nilai R 0,724 dan nilai R square sebesar 0,525.
square sebesar 0,548. Nilai signifikannya Nilai signifikannya adalah 0,00 (lebih kecil
adalah 0,00 (lebih kecil α = 0,05). Dan α = 0,05). Dan pengujian berdasarkan uji t
pengujian berdasarkan uji t memperoleh memperoleh hasil yaitu thitung > ttabel
hasil yaitu thitung > ttabel (7,621>1,679), hal (7,278>1,679), hal ini mengartikan bahwa
etika berpengaruh signifikan terhadap 1,059, dengan asumsi tingkat keahlian
kualitas audit dengan tingkat kesalahan dan independensi tetap.
adalah 5% yaitu pada α = 0,05. Sedangkan dari tabel 4.18 di atas,
Untuk persamaan regresi antara dapat dilihat bahwa nilai signifikan yang
variabel etika terhadap kualitas audit berada dibawah 0,05 adalah independensi
dinyatakan dengan Y = 12,216 + 2,052X3 dan etika, yaitu 0,000 dan 0,003,
menunjukkan nilai koefisien regresi X3 sedangkan nilai signifikan dari keahlian di
sebesar 2,052 yang berarti apabila etika atas 0,05, yaitu 0,266 sehingga dapat
(X3) meningkat 1 poin, maka kualitas audit dikatakan bahwa independensi dan etika
(Y) akan meningkat sebesar Y = 14,268. berpengaruh meningkatkan kualitas audit
Hasil uji hipotesis ketiga ini pada auditor, berbeda dengan keahlian
menunjukan bahwa terlihat hubungan yang tidak menguatkan ataupun
yang signifikan antara etika dengan melemahkan hubungan antara
kualitas audit, sehingga sudah independensi dan etika dengan kualitas
mendukung hipotesis ketiga. audit.
Sedangkan pada tabel 4.19
Pengaruh Keahlian, Independensi, dan menunjukkan bahwa keahlian,
Etika terhadap Kualitas Audit independensi, dan etika memiliki
Berdasarkan tabel 4.18 di atas, hubungan yang signifikan terhadap
maka bentuk persamaan regresinya kualitas audit. Hal ini dibuktikan dari nilai
adalah sebagai berikut : R, yaitu sebesar 0,835. Keofisien
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 determinasinya, yaitu R Square sebesar
Y = 0,575 + 0,266X1 + 0,843X2 + 1,059X3 0,698. Dan Adjusted R Square sebesar
Persamaan di atas dapat dijelaskan 0,678 atau 67,8% yang menunjukkan
sebagai berikut : kemampuan dari keahlian, independensi,
1. Konstanta sebesar 0,575. Artinya, dan etika secara bersama-sama mampu
apabila keahlian, independensi dan mempengaruhi kualitas audit. Hal ini
etika adalah nol, maka tingkat kualitas menunjukkan bahwa masih terdapat
audit adalah sebesar 0,575. 32,2% faktor atau variabel lain yang
2. Koefisien Regresi Keahlian sebesar mempengaruhi kualitas audit selain
0.266. Artinya, apabila terjadi keahlian, independensi, dan etika.
pertambahan tingkat keahlian sebesar Pembuktian pun dilakukan dengan
1, maka akan mempengaruhi terjadinya membandingkan nilai Fhitung dan nilai Ftabel
pertambahan tingkat kualitas audit pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat
sebesar 0.266, dengan asumsi tingkat kebebasan (df/degree of freedom), seperti
independensi dan etika tetap. yang ditunjukkan tabel 4.20. berdasarkan
3. Koefisien Regresi Independensi uji ANOVA, nilai dari Fhitung adalah 35,363
sebesar 0,843. Artinya, apabila terjadi dengan probabilitas 0,000. Dari
pertambahan tingkat independensi perhitungan Ftabel yaitu pada taraf α = 0,05
sebesar 1, maka akan mempengaruhi dengan df1 = 2 (jumlah variabel/k – 1) dan
terjadinya pertambahan tingkat kualitas df2 = 46 (responden/n – jumlah variabel/k
audit sebesar 0,843, dengan asumsi – 1) maka diperoleh Ftabel sebesar 3,20.
bahwa tingkat keahlian dan etika tetap. Jadi jika dibandingkan maka Fhitung > Ftabel
4. Koefisien Regresi Etika sebesar 1,059. yaitu 35,363>3,20 sehingga disimpulkan
Artinya, apabila terjadi pertambahan bahwa keahlian, independensi, dan etika
tingkat etika sebesar 1, maka akan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
mempengaruhi terjadinya pertambahan audit, sehingga sudah mendukung
pada tingkat kualitas audit sebesar hipotesis keempat.
Tidak mudah menjaga tingkat
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN independensi agar tetap sesuai dengan
Pengaruh Keahlian terhadap Kualitas jalur yang seharusnya. Kerjasama dengan
Audit klien yang terlalu lama bisa menimbulkan
Berdasarkan uji hipotesis di atas, kerawanan atas independensi yang
yaitu keahlian berpengaruh signifikan dimiliki auditor. Belum lagi berbagai
terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa fasilitas yang disediakan klien selama
semakin ahli seorang auditor maka penugasan audit untuk auditor. Bukan
semakin baik pula kualitas audit yang tidak mungkin auditor menjadi ”mudah
dihasilkan oleh auditor tersebut. dikendalikan” klien karena auditor berada
Keahlian (kompetensi) tersebut dalam posisi yang dilematis.
terdiri dari dua dimensi, yaitu pengalaman Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan pengetahuan. Auditor sebagai ujung penelitian Schroeder et al. (1986),
tombak pelaksanaan tugas audit memang Samelson et al. (2006), Alim, dkk (2007),
harus senantiasa meningkatkan Kitta (2009), dan Huntoyungo (2009).
pengetahuan yang telah dimiliki agar
penerapan pengetahuan dapat maksimal Pengaruh Etika terhadap Kualitas Audit
dalam praktiknya. Penerapan Berdasarkan uji hipotesis di atas,
pengetahuan yang maksimal tentunya yaitu etika berpengaruh signifikan
akan sejalan dengan semakin terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa
bertambahnya pengalaman yang dimiliki, dalam menjalankan tugasnya sebagai
sehingga mampu menghasilkan kualitas penyedia informasi, maka jika auditor
audit yang baik pula. tersebut menjunjung tinggi kode etik
Hasil penelitian ini sejalan dengan profesi yang dimilikinya maka akan
penelitian Carcello et al. (1992), Samelson menghasilkan hasil audit yang baik pula.
et al. (2006), Alim, dkk (2007), Kitta Standar etika diperlukan bagi
(2009), dan Huntoyungo (2009). profesi audit karena auditor memiliki posisi
sebagai orang kepercayaan dan
Pengaruh Independensi terhadap menghadapi kemungkinan benturan-
Kualitas Audit benturan kepentingan. Etika profesional
Berdasarkan uji hipotesis di atas, bagi praktik akuntan di Indonesia
yaitu independensi berpengaruh signifikan ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa dan disebut dengan Kode Etik Akuntan
sikap independen dari seorang auditor Indonesia.
memiliki pengaruh terhadap kualitas audit, Hasil penelitian ini sejalan dengan
bahwa semakin seorang auditor penelitian Alim, dkk (2007) dan Kisnawati
independen maka akan memperkecil (2012).
kemungkinan adanya hasil audit yang
bias. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan
Auditor harus memiliki kemampuan Etika terhadap Kualitas Audit
dalam mengumpulkan setiap informasi Berdasarkan uji hipotesis keempat,
yang dibutuhkan dalam pengambilan yaitu keahlian, independensi, dan etika
keputusan audit dimana hal tersebut harus secara simultan tidak berpengaruh
didukung dengan sikap independen. Tidak signifikan terhadap kualitas audit. Hanya
dapat dipungkiri bahwa sikap independen independensi dan etika yang berpengaruh
merupakan hal yang melekat pada diri secara signifikan terhadap kualitas audit.
auditor, sehingga independen seperti telah Sedangkan keahlian tidak berpengaruh
menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini
dikarenakan tenaga auditor yang keahlian, independensi, dan etika seorang
bernaung di BPKP sebagian besar auditor maka akan semakin baik kualitas
memiliki masa kerja yang masih dibawah audit yang dihasilkan auditor tersebut.
dari lima tahun dan memiliki pendidikan Hasil penelitian ini sejalan dengan
terakhir yakni diploma (D3) atau sarjana Schroeder et al. (1086), Carcello et al.
muda sehingga masih sedikit pengalaman (1992), Samelson et al. (2006), Alim, dkk
dan pengetahuan yang dimiliki oleh (2007), Kitta (2009), Huntoyungo (2009),
auditor tersebut. Berarti semakin baik dan Kisnawati (2012).
sehingga masih sedikit pengalaman
KESIMPULAN dan pengetahuan yang dimiliki oleh
Berdasarkan hasil analisis data auditor tersebut. Dari ketiga variabel
yang dikumpulkan dan diolah, maka yang diteliti, etika merupakan faktor
disimpulkan bahwa : yang paling mempengaruhi kualitas
1. Keahlian berpengaruh signifikan audit, sedangkan keahlian dan
terhadap kualitas audit. Hal ini independensi merupakan faktor yang
menunjukkan bahwa keahlian menunjang kualitas audit tersebut.
(kompetensi) yang ditunjang dengan
pengalaman dan pengetahuan yang SARAN
dimiliki auditor merupakan dasar yang Adapun saran-saran yang dapat
dibutuhkan seorang auditor dalam peneliti berikan, yaitu :
proses audit, sehingga mampu 1. Penelitian selanjutnya diharapkan
memberikan kontribusi yang baik pada memperluas objek penelitian dan tidak
kualitas audit. hanya di auditor pemerintah pada
2. Indepedensi berpengaruh signifikan BPKP saja, tetapi dapat dilakukan pada
terhadap kualitas audit. Hal ini auditor pemerintah di BPK (Badan
menunjukkan bahwa semakin auditor Pemeriksa Keuangan), Inspektorat
mampu menjaga independensinya Kota, atau Inspektorat Provinsi, dan
dalam menjalankan penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP).
profesionalnya maka kualitas audit 2. Penelitian selanjutnya juga dapat
yang dihasilkan akan semakin baik. dilakukan pada auditor internal pada
3. Etika berpengaruh signifikan terhadap perusahaan atau pada akuntan publik
kualitas audit. Hal ini menunjukkan yang berada di Provinsi Sulawesi
bahwa auditor pemerintah dalam Selatan.
melakukan tugasnya telah mematuhi 3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin
prinsip-prinsip perilaku dan mematuhi melakukan penelitian pada auditor
aturan perilaku profesinya. pemerintah dapat menambahkan
4. Keahlian, independensi, dan etika tidak variabel good governance,
berpengaruh secara bersama-sama akuntabilitas, atau motivasi sehingga
terhadap kualitas audit. Independensi hasil dari penelitian akan lebih meluas
dan etika yang berpengaruh secara dari penelitian sebelumnya dan dapat
signifikan terhadap kualitas audit, fokus meneliti terhadap kinerja auditor
sedangkan keahlian tidak ikut berperan atau kualitas auditor dengan
didalamnya. Hal ini dikarenakan tenaga menggunakan variabel-variabel yang
auditor yang bernaung di BPKP digunakan pada penelitian sekarang.
sebagian besar memiliki masa kerja 4. Penelitian selanjutnya perlu
yang masih dibawah dari lima tahun ditambahkan metode wawancara
dan memiliki pendidikan terakhir yakni langsung pada masing-masing
diploma (D3) atau sarjana muda responden dalam upaya
mengumpulkan data, sehingga dapat Akuntansi, Universitas
menghindari kemungkinan responden Hasanuddin.
tidak objektif dalam mengisi kuesioner.
Bartens, K. 2001. Perspektif Etika: Esai-
Esai tentang Masalah Aktual.
KETERBATASAN PENELITIAN Yogyakarta : Kanisius.
Beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : Basuki dan Krisna, Y. Mahardani. 2006.
1. Penelitian ini terbatas pada objek “Pengaruh Tekanan Anggaran
penelitian auditor pemerintah yang Waktu terhadap Perilaku
bekerja di Badan Pengawas Keuangan Disfungsional Auditor dan Kualitas
Audit pada Kantor Akuntan Publik
dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan
di Surabaya”. Jurnal Manajemen
Provinsi Sulawesi Selatan sehingga Akuntansi dan Sistem Informasi
hasil penelitian tidak dapat MAKSI UNDIP (Agustus): vol. 6,
digeneralisasi untuk auditor secara No. (2), 177-256.
keseluruhan.
2. Dalam penelitian ini peneliti hanya
Carcello, J. V., R. H. Hermanson. dan N.
menggunakan kuesioner, sehingga T. McGrath. 1992. “Audit Quality
masih ada kemungkinan kelemahan- Attributes: The Perceptions of
kelemahan yang ditemui, seperti Audit Partners, Prepares, and
jawaban yang tidak cermat, tidak Financial Statement Users”.
serius, responden yang menjawab Auditing : A Journal of Practice and
asal-asalan dan tidak jujur, serta Theory 11, (Spring): 1-15.
pertanyaan yang kurang lengkap atau
kurang dipahami oleh responden. Christiawan, Yulius Jogi. 2002.
Kompetensi Dan Independensi
DAFTAR PUSTAKA Akuntan Publik: Refleksi Hasil
Alim, M. Nizarul. 2007. Pengaruh Penelitian Empiris. Jurnal
Kompetensi dan Independensi Akuntansi dan Keuangan Vol. 4
terhadap Kualitas Auditor dengan No. 2 (November).
Etika Auditor sebagai Variabel
Moderasi. Simposium Nasional Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2008.
Akuntansi X. Metodologi Penelitian. Jakarta :
Penerbit Bumi Aksara.
Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi,
Independensi, Akuntabilitas, dan De Angelo, LE. 1981. Auditor
Motivasi terhadap Kualitas Audit. Independence, “Low Balling”, and
Majalah Ekonomi Tahun XX, No. 3, Disclosure Regulation. Juornal of
pp. 329-349, Desember. Accounting and Economics 3
August p. 113-127.
Arens, A. A. and J. K. Loebbecke. 1996.
Auditing: Suatu Pendekatan
Terpadu. Terjemahan oleh Amir Deis, D. R. dan Gary A. Giroux. 1992.
Abadi Jusuf. Buku Satu. Jakarta : “Determinants of Audit Quality in
Salemba Empat. the Public Sector”. The Accounting
Review, (July): 462-479.
Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Keahlian,
Indepedensi, dan Etika terhadap Departemen Pendidikan Nasional. 1995.
Kualitas Auditor pada Inspektorat Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Provinsi Maluku Utara. Skripsi. Jakarta : Balai Pustaka.
Makassar: Program Studi
Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Lauw Tjun Tjun, Elyzabet I. M., dan Santy
Kompetensi dan Independensi Setiawan. 2012. Pengaruh
Auditor terhadap Kualitas Audit. Kompetensi Dan Independensi
Skripsi. Universitas Negeri Auditor Terhadap Kualitas Audit.
Semarang. Jurnal Akuntansi. Bandung:
Program Studi Akuntansi,
Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Universitas Kristen Maranatha.
Keahlian dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit Studi Munawir H.S. 1999. Auditing Modern.
Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Buku 1. Yogyakarta : BPFE.
Semarang. Tesis. MAKSI :
Universitas Diponegoro. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam.
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Huntoyungo, Siti Badriyah. 2009. Faktor-
Faktor yang Berpengaruh terhadap Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998.
Kualitas Audit. (Studi Pada Auditing. Jakarta : Salemba Empat.
Inspektorat Daerah Gorontalo).
Tesis. Tidak untuk dipublikasikan. Murtanto dan Gudono. 1999. Identifikasi
Karakteristik-Karakteristik Audit
Indra Bastian. 2007. Audit Sektor Publik. Profesi Akuntan Publik di
Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
Empat. dan Auditing 2 (1) Januari.
http://id.wikipedia.org/wiki/Auditor. Diakses
pada 12 Maret 2013 pukul 09.30 wita.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/0
5/definisi-riset-ilmiah-riset-
akuntansi/. Diakses pada 12 Maret
2013 pukul 10.35 wita.
http://repository.usu.ac.id/handle/1234567
89/34816. Diakses pada tanggal 4
Mei 2013 pukul 11.49 wita.
LAMPIRAN
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Teoritis
(X1) Keahlian
H1 Variabel Dependen (Y)
H2 Kualitas Audit
(X2) Independensi
H3
(X3) Etika
Tabel 4.6
Deskriptif Pervariabel
Teoritis Sesungguhnya
Variabel
Kisaran Mean Kisaran Mean SD
Keahlian 6-30 18 20-30 24,84 2,574
Indenpendensi 6-30 18 21-30 25,72 2,223
Etika 4-20 12 11-18 15,50 1,403
Kualitas Audit 11-55 33 39-53 46,48 4,057
Tabel 4.7
Tabel Validitas
Tabel 4.10
Scatterplot
Tabel 4.12
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 15,506 4,311 3,597 ,001
x1 1,240 ,172 ,721 7,217 ,000
a. Dependent Variable: y
Tabel 4.13
Uji Hipotesis Pertama
R Adjusted t
Variabel R Sig Koef. Konst.
Square R Square thitung ttabel
Keahlian 0,721 0,520 0,510 7,217 1,679 0,00 1,240 15,506
Tabel 4.14
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9,000 4,933 1,824 ,074
x2 1,464 ,192 ,740 7,621 ,000
a. Dependent Variable: y
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)
Tabel 4.15
Uji Hipotesis Kedua
R Adjusted T
Variabel R Sig Koef. Konst.
Square R Square thitung ttabel
Independensi 0,740 0,548 0,538 7,621 1,679 0,00 1,464 9,000
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12,216 4,725 2,585 ,013
x3 2,052 ,282 ,724 7,278 ,000
a. Dependent Variable: y
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2013)
Tabel 4.17
Uji Hipotesis Ketiga
R Adjusted T
Variabel R Sig Koef. Konst.
Square R Square thitung ttabel
Etika 0,724 0,525 0,515 7,278 1,679 0,00 2,052 12,216
Tabel 4.18
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coeff icients Coeff icients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) ,575 4,529 ,127 ,899
x1 ,266 ,236 ,155 1,126 ,266 ,349 2,866
x2 ,843 ,222 ,426 3,804 ,000 ,524 1,909
x3 1,059 ,341 ,374 3,109 ,003 ,455 2,198
a. Dependent Variable: y
Tabel 4.19
Model Summaryb
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 562,559 3 187,520 35,363 ,000a
Residual 243,921 46 5,303
Total 806,480 49
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
b. Dependent Variable: y
Daftar Pertanyaan :
Mohon Bapak/Ibu, saudara(i) memberi tanda checklist (√ ) pada kolom (antara 1-5),
sesuai dengan skala yang menurut anda paling mendekati.
Keterangan :
SS : Jika pernyataan tersebut Sangat Setuju dengan diri anda.
S : Jika pernyataan tersebut Setuju dengan diri anda.
RR : Jika pernyataan tersebut Ragu-Ragu dengan diri anda.
TS : Jika pernyataan tersebut Tidak Setuju dengan diri anda.
STS : Jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Setuju dengan diri anda.
Jawaban
No Pertanyaan
STS TS RR S SS
Kualitas Audit (Y)
Auditor harus memiliki pengetahuan dan
1.
pengalaman dalam mengaudit suatu perusahaan.
Auditor harus mempunyai keahlian secara efektif
2.
tentang perusahaan yang diaudit.
Auditor mau menerima pendapat atau saran sesuai
3.
dengan kebutuhan klien.
Auditor kompeten secara teknik dalam
4. mengaplikasikan standar dan kode etik
pemeriksaan.
Auditor bersifat independen (tidak memihak) dengan
5.
klien.
Auditor selalu melatih diri dan bertindak due audit
6.
care (bertanggung jawab) dalam pelaksanaan audit.
7. Auditor mempunyai komitmen yang kuat akan
kualitas audit yang dihasilkan.
Auditor bertindak secara tepat dalam pelaksanaan
8. audit dilapangan atau sesuai dengan program audit
yang telah ditetapkan.
Auditor secara efektif selalu berhubungan dengan
9. internal audit sebelum dan selama pelaksanaan
audit.
Auditor memiliki standar etik yang tinggi dan sangat
10. menguasai pengetahuan tentang akuntansi dan
auditing.
Auditor selalu menjaga sikap skeptis selama
11.
pelaksanaan audit.
Jawaban
No Pertanyaan
STS TS RR S SS
Keahlian (X1)
Setiap auditor harus memahami dan melaksanakan
jasa profesionalnya sesuai dengan Standar
1.
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang relevan.
Auditor pemerintah memiliki tingkat pendidikan
2.
formal minimal Sarjana Muda atau Strata Satu (S1).
Auditor pemerintah wajib mengikuti
3. pelatihan/bimbingan teknis dibidang auditing,
akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah.
Keahlian khusus yang saya miliki dapat mendukung
4.
proses audit yang saya lakukan.
Auditor pemerintah mempunyai sertifikasi jabatan
5. fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan
dan pelatihan profesional berkelanjutan.
Auditor memiliki keterampilan berhubungan dengan
6. orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif
dengan auditan/obrik.
Jawaban
No Pertanyaan
STS TS RR S SS
Independensi (X2)
Auditor pemerintah bebas dari intervensi dan
1.
mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi.
Auditor harus memiliki sikap netral dan
2.
tidak bias.
3. Auditor menghindari konflik kepentingan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
hasil audit.
Auditor tidak mempunyai hubungan yang dekat
4. dengan auditan/obrik seperti hubungan sosial,
kekeluargaan atau hubungan lainnya.
Auditor pemerintah melaporkan kepada pimpinan
APIP mengenai situasi jika indepedensi atau
5.
objektivitas terganggu baik secara fakta maupun
penampilan.
Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang
6. menghadapi gangguan terhadap konflik
kepentingan.
Jawaban
No Pertanyaan
STS TS RR S SS
Etika (X3)
Auditor melaksanakan tugas mentaati peraturan
1. perundang-undangan dengan penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggungjawab.
Auditor bersikap dan berperilaku sesuai dengan
2.
kode etik terhadap organisasi intern.
Auditor bersikap dan berperilaku sesuai dengan
3.
kode etik terhadap auditan/obrik.
Auditor bersikap dan berperilaku sesuai dengan
4.
kode etik terhadap masyarakat.