Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AQIDAH & IBADAH

“IMAN KEPADA HARI AKHIR”

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Muhammad Taufik, M.A.
KELOMPOK 10

Disusun Oleh :
1. Tri Septiana Nadia Puspita Putri 201710130311143
2. Faid Khoeron 201710130311146

TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpah rahmat, karunia dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah makalah kami yang bertema
“Iman Kepada Hari Akhir”. Sholawat dan Salam selalu kita haturkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk hingga akhir zaman
untuk kita umatnya.

Demikian penyusunan makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat


berguna dan membantu dalam proses belajar mengajar serta dalam penilaian.
Kami menyadari bahwa makalah “Iman Kepada Hari Akhir” yang kami buat ini
masih jauh dari kesempurnaan maka untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun khususnya dalam proses belajar mengajar.

Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat. Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang
diberikan kepada kami, dan terima kasih atas semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini.

Malang, Maret 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah kita mempelajari tentang iman kepada hari akhir, kita akan
mengerti tentang perlunya beriman pada hari akhir. Pada hakekatnya beriman
pada hari akhir adalah menyakini dengan sepenuh hati bahwa hari akhir pasti
terjadi atas kehendak Allah SWT dan tidak ada yang tahu akan kapan kejadian itu
terjadi. Hari akhir termasuk rukun iman yang ke-5, setiap orang muslim
berkewajiban dan meyakini bahwa kiamat itu pasti datang, hanya waktunya kita
tidak mengetahuinya, maka kita harus bersiap-siap mencari bekal. Rukun iman
yang kelima adalah beriman kepada hari akhir.
Iman kepada hari akhir adalah percaya akan adanya hari akhir. Hari akhir
adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Pada saat itu baik dan buruknya
perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimana kadar keimanan seseorang
dalam hatinya. Orang yang benar-benar beriman adanya hari kiamat akan
senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang
buruk begitu juga sebaliknya.
Hari kiamat didahului kemunculan tanda-tandanya, seperti keluarnya Al-
Mahdi, Ad-dajjal, Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Nabi Isa as, keluarnya hewan
besar, kemunculan matahari terbit dari barat dan tanda-tanda lainya, dilanjutkan
dengan peniupan sangkakala kehancuran dan kematian, dilanjutkan dengan
peniupan sangkakala kebangkitan dan berdiri dihadapan Allah Tuhan semesta
alam, dilanjutkan dengan pembagian buku cacatan amal perbuatan. ada orang
yang menerimanya dengan tangan kanan dan ada orang yang menerimanya
dengan tangan kiri dilanjutkan dengan peletakan timbangan dilanjutkan dengan
proses penghisapan (penghitungan), dan rentetan ini berakhir dengan menetapkan
penghuni surga disurga, dan menetapnya penghuni neraka dineraka.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian hari akhir dalam agama islam ?

2. Bagaimana tanda-tanda hari kiamat seperti yang digambarkan dalam Al


Qur’an ?

3. Bagaimana terjadinya hari kebangkitan, yaumul mahsyar, mizan, shirath,


surga dan neraka pada hari akhir ?

4. Bagaimana kondisi manusia ketika berada di alam akhirat ?

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dari makalah ini yaitu:


1. Pembaca dapat memahami konsep islam tentang hari akhir.
2. Pembaca dapat memahami dan meyakini tanda-tanda kapan datangnya
hari akhir.
3. Pembaca dapat memahami dan menjelaskan konsep islam tentang
kebangkitan, yaumul mahsyar, mizan, shirath, surga dan neraka.
4. Pembaca dapat memahami kondisi manusia di alam akhirat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hari Akhir

Hari akhir berarti “hari penghabisan” atau masa kehidupan yang abadi di
akhirat sesudah kehidupan didunia. Hari penghabisan tersebut didahului dengan
kehancuran alam semesta beserta isinya. Pada hari itu akan terjadi berbagai hal
yang dahsyat dan sangat mengerikan, seperti langit terbelah, bintang-bintang
bertabrakan antara satu sama lainyya, dan seluruh makhluk musnah binasa. Bumi
dan langit pun berganti, bukan lagi bumi atau langit yang sekarang ini.
Allah SWT berfirman :

artinya: “(yaitu) pada hari akhir ketika bumi digantikan dengan bumi yang lain
(demikian pula) langit, dan mereka semuanya (dipadang Mahsyar) berkumpul
menghadap kehadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (QS. Ibrahim:
48).
Saat itu semua makhluk akan dihidupkan lagi dari alam kubur. Ruh
seluruh umat manusia akan dikembalikan ke jasad masing-masing dan dengan
demikian mereka akan mengalami kehidupan yang kedua kalinya. Selain manusia
dihidupkan pula jin, iblis, dan malaikat.
Hari akhir tidak bisa dipisahkan dari alam kubur, sebab orang-orang yang
sudah meninggal dunia sesungguhnya telah memasuki proses transisi dari
kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Alam kubur dikenal juga dengan
alam Barzakh, yaitu alam pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam
kubur manusia akan mulai merasakan tanda-tanda apa yang bakal diperolehnya
kelak, apakah termasuk golongan yang mendapatkan nikmat atau termasuk
golongan yang mendapat siksa. Alhasil, sebagai orang mukmin kita wajib percaya
bahwa dialam kubur ada pertanyaan, kenikmatan dan siksa. Setelah dibangkitkan
dari kematian, umat manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar, lalu setiap
jiwa akan diperhitungkan semua amalannya baik yang berupa kebaikan maupun
keburukan. Siapa yang kebaikannya melebihi kekurangannya, maka Allah akan
memasukannya ke dalam surga, dan siapa yang keburukannya melebihi
kebaikannya akan dimasukkan kedalam neraka.
Disamping istilah Hari Akhir, Al Quran juga mengunakan nama lain
sesuai dengan peristiwa dan suasana yang akan dialami oleh manusia dalam
proses menuju kehidupan akhirat. Nama-nama itu misalnya:
1. Hari Kiamat (Yaum al-Qiyamah) (QS. Az-Zumar 39:60).
2. Hari Kebangkitan (Yaum al-Ba’ats) (QS. Ar-Rum 30:56).
3. Hari Penghitungan (Yaum al-Hisab) (QS. Al-Mukmin 40:27).
4. Hari Pembalasan (Yaum ad-Din) (QS. Al-Fatihah 1:3).
5. Hari Kemenangan (Yaum al-Fath) (QS. As-Sajadah 32:29).
6. Hari Pertemuan (Yaum al-Talaq) (QS. Al-Mukmin 40:15-16).
7. Hari Penghimpunan (Yaum al-Jam’i) (QS. At-Taghabun 64:9).
8. Hari Pembuktian (Yaum at-Taghabun) (QS. At-Taghabun 64:9).
9. Hari Kekekalan (Yaum al-Khulud) (QS. Qaf 50:34).
10. Hari Keluar (Yaum al-Khuruj) (QS. Qaf 50:42).
11. Hari Penyesalan (Yaum al-Hasrah) (QS. Maryam 19:39).
12. Hari Panggil-Memanggil (Yaum at-Tanad) (QS. Al-Mukmin
40:32).
13. Hari Keputusan (Yaum al-Fashl) (QS. An-Naba’ 78:17).
14. Waktu (As-Sa’ah) (QS. Al-Qamar 54:1).
15. Akhirat (Al-Akhirah) (QS. Al-A’la 87:16-17).
16. Peristiwa Dekat (Al-Azifah) (QS. An-Najm 53:57).
17. Malapetaka Besar (At-Thammah) (QS. An-Nazi’at 79:34).
18. Tiupan Sangkakala yang Kedua (Ash-Shakhkhah) (QS. ’Abasa
80:33).
19. Kejadian yang Menyelubungi (Al-Ghasyiyah) (QS. Al-Ghasyiyah
88:1).
20. Peristiwa yang Dahsyat (Al-Waqi’ah) (QS. Al-waqi’ah 56:1).
2.2 Tanda-tanda Datangnya Kiamat
Datangnya Hari Akhir merupakan suatu persoalan yang hanya diketahui
oleh Allah SWT. Tidak seorang pun yang mengetahuinya, termasuk para nabi dan
rasul atau malaikat yang sangat dekat hubungannya dengan Allah. Sebagaimana
disebutkan dalam ayat:

artinya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?"


Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi
Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain
Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di
bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba".
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.
Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi
Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 187).

Namun demikian Rasulullah saw memberitahukan kepada kita beberapa


tanda-tanda datangnya hari akhir, ada yang disebut dengan tanda-tanda kecil
(‘alamat sughra) dan yang disebut dengan tanda-tanda besar (‘alamat kubro).
Diantara tanda-tandanya yang kecil ialah lenyapnya ilmu pengetahuan,
meratanya kebodohan, meluasnya kemungkaran, suburnya kemaksiatan,
merebaknya pembunuhan, seringnya terjadi gempa bumi, pendeknya jarak waktu,
banyaknya para pendusta yang mengaku nabi, adanya persaingan untuk
mempertinggi bangunan dari orang-orang yang asalnya tidak beralas kaki,
telanjang dan miskin, kemenangan kaum muslimin atas orang Yahudi sehingga
pepohonan dan bebatuan dapat berbicara dan menunjukkan dimana tempat
persembunyian orang-orang Yahudi. Sedangkan diantara tanda-tanda Kiamat
yang besar ialah diutusnya Al-Mahdi, yaitu seseorang yang diperintahkan oleh
Allah SWT pada akhir zaman untuk mengajak umat manusia kembali ke jalan
yang benar.
Tugas pertama Al-Mahdi adalah berupa dikobarkannya perang pemikiran
didalam dunia Islam dan mengembalikan kaum muslim yang telah menyimpang
dari intisari islam menuju iman dan akhlak yang sesungguhnya. Secara garis besar
Al-Mahdi mempunyai tiga tugas dasar :
1. Menghancurkan seluruh system filsafah yang mengingkari keberadaan
Allah dan mendukung atheisme.
2. Memerangi takhayul dengan membebaskan kaum muslim dari penindasan
orang-orang munafik yang telah menyimpangkan agama, dan kemudian
mengungkap dan melaksanakan akhlak islam sejati yang didasarkan pada
aturan al-Qur’an.
3. Memperkuat seluruh dunia islam, baik secara politik maupun social, dan
kemudian mengembangkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan
serta memecahkan berbagai masalah kemasyarakatan.

Termasuk tanda lainnya yang besar adalah keluarnya al-masih ad-


dajjal, yaitu seorang manusia yang dengannya Allah menguji para hamba-Nya di
akhir zaman. Orang tersebut mengaku sebagai tuhan dan diikuti oleh kaum
Yahudi. Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda, “Dajjal diikuti oleh
tujuh puluh Yahudi Ashbahan yang mengenakan pakaian kebesaran”
(Dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab al-Fitan). Diantara tanda-tanda Kiamat
yang besar lainnya yaitu turunnya Isa bin Maryam yang menerapkan ajaran
Rasulullah dan memberlakukan syariatnya, menyatakan kesaksian akan kedustaan
orang-orang yang menyembahnya selain Allah dan yang menjadikan para pendeta
mereka sebagai tuhan. Allah berfirman :

artinya : “Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan


tentang Kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu soal Kiamat itu dan
ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az-Zukhruf :61)
Tanda-tanda Kiamat yang besar lainnya ialah munculnya Ya’juj dan
Ma’juj, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, keluarnya api dari salah satu
kota di Yaman serta menggiring manusia ke tempat penghimpunan mereka, yaitu
negeri Syam.
2.3 Hari Kebangkitan, Padang Mahsyar, Mizan, Shirath, Surga dan Neraka
Setelah kebangkitan di alam kubur, semua manusia akan berkumpul di
padang Mahsyar menunggu perhitungan amal mereka didunia. Pada waktu itu
keadaan manusia akan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan amalannya didunia.
Rasulullah saw menggambarkan perbedaan itu dalam sabdanya: “Manusia itu
akan dikumpulkan pada hari kiamat menjadi tiga golongan, segolongan berjalan,
segolongan lagi berkendaraan dan segolongan lagi berjalan dengan mukanya”.
Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimanakah orang-orang itu dapat
berjalan dengan mukanya?” Sabda beliau: ”bahwasannya Dzat Yang Maha
Kuasa menjalankan mereka dengan mukanya. Alangkah sukarnya mereka, sebab
harus berjalan dengan menjaga mukanya dari tanah-tanah yang renjul dan
tanaman berduri”. (HR. Tirmidzi)
Adapun perhitungan amal (al-hisab) akan dilaksanakan sesuai dengan
catatan amal seseorang didunia. Pada hari perhitungan itu mulut tidak bisa lagi
memberi jawaban untuk bersaksi, sebab seluruh tubuh akan menjadi saksi. Allah
SWT berfirman:

artinya: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah Kami tangan
mereka dan memberi kesaksianlah kami mereka terhadap apa yang dahulu
mereka usahakan”. (QS. Yasin: 65)
Kemudian setelah perhitungan amal, dilakukan penimbangan amal (al-
wazn). Siapa yang berat timbangan kebaikannya akan masuk surga, sedangkan
siapa yang berat timbangan kejahatannya akan amsuk neraka. Pada hari itu tidak
ada seorang pun yang dirugikan. Allah memberikan balasan kepada manusia
sesuai dengan timbangan amalannya, dan memberikan siksa sesuai dengan kadar
kejahatannya.
Setelah penghitungan dan penimbangan amal, semua orang akan
melalui ash-shirath (jembatan) yang terbentang diatas neraka jahanam. Tanpa
terkecuali, termasuk pada nabi dan Rasul akan melewati jembatan tersebut. Siapa
yang berjalan lurus pula saat melalui ash-shirath itu. Sulit dan tidak sulitnya
seseorang menyeberangi jembatan tersebut tergantung kualitas amalnya ketika
menjalani hidup didunia untuk selanjutnya bisa dipastikan apakah seseorang akan
menjadi ahli neraka atau penduduk surga.
Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa surga dan neraka benar-benar telah
diciptakan. Keduanya merupakan kekal abadi dan tidak akan pernah binasa. Allah
SWT berfirman :

artinya : “ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa”. (QS. Ali-Imran : 133).
Orang-orang beriman yang dosanya lebih besar dari pahalanya itu akan
keluar dari neraka setelah habis masa hukuman yang telah ditentukan oleh Allah
sesuai dengan tingkat dosanya masing-masing. Tingkat dan jenis siksaan yang
dirasakan oleh penduduk neraka berbeda-beda sesuai dengan tingkat kekufuran,
kemunafikan, kemusyrikan, dan kemaksiatan mereka. Begitu pula tingkat dan
jenis kenikmatan yang dirasakan oleh penduduk surga juga berbed-beda sesuai
dengan tingkat ketakwaan mereka kepada Allah SWT.

2.4 Keadaan Manusia di Alam Akhirat


Hampir semua agama mengakui adanya hari kebangkitan dari alam kubur.
Kebangkitan dari alam kubur dimaksudkan untuk mempertanggungjawabkan
segala amal perbuatan yang pernah dilakukan didunia. Peristiwa dibangkitkannya
manusia dari alam kubur merupakan bentuk keadilan Allah. Secara logika
manusia memang harus dimintai pertanggungjawaban adalah tidak adil jika
manusia tidak memberi pertanggungjawaban atas seluruh perbuatan yang
dilakukannya. Demi keadilan kemudian Allah memberikan kehidupan sekali lagi
bagi manusia.
Sungguh tidak adil jika seorang pejahat yang lolos dari hukuman dunia
dibiarkan melenggang tanpa tanggung jawab. Maka setelah mati dibangkitkan
kembali dari kubur untuk bertanggung jawab atas kesalahannya.
Sungguh tidak adil jika ada orang baik-baik menolong dengan ikhlas
malah dijebloskan kedalam penjara. Maka demi keadilan ia di akhirat nanti akan
mendapat amal kebaikan dari orang-orang yang pernah mendzaliminya. Ada
beberapa hikmah mengimani adanya Hari Akhir:
1. Menjadikan seseorang selalu berusaha semaksimal mungkin untuk
mematuhi ajaran Allah, sebab ia sadar bahwa tidak satupun dari amal
perbuatannya baik lahir maupun batin yang luput dari perhitungan dan
pertanggungjawaban diakhirat kelak.
2. Menyebabkan hidup seseorang didunia ini mempunyai tujuan mulia serta
cita-cita yang tinggi. Disana ada suatu puncak yang hendak dicapai dengan
segenap kemampuan yang dimilikinya. Dari tujaun tersebut akan terwujud
dengan cara mengerjakan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan segala
bentuk kemungkaran, menghiasai diri dengan sifat-sifat keutamaan serta
menghindari dari berbagai sifat kehinaan.
3. Melalui pengetahuan yang detail tentang surga dan neraka dengan segala
kenikmatan dan siksaannya, seseorang akan terdorong untuk merasakan
nikmatnya surga dan takut dari siksa neraka. Dengan demikian ia akan
selalu ingin berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Meskipun datangnya Hari Kiamat tidak dapat diketahui oleh siapa pun
keculai Allah SWT, namun al-Qur’an telah mengisyaratkannya dalam berbagai
ayar disamping Rasulullah sendiri juga memberitahukan tanda-tandanya kepada
kita; baik tanda-tanda kecil maupun tanda-tanda besar.

Iman kepada Hari Akhir merupakan bagian utama dalam pembahasan


tentang aqidah, bahkan sebagai unsur terpenting selain kepercayaan kepada Allah
SWT. Dengan mengimani adanya hari akhir dapat meyakinkan begaimana
segenap benda yang pernah ada akan berakhir kemudian kembali kepada sumber
segala kehidupan, yakni Allah SWT.
Daftar Pustaka

Amien, Saiful,2012. Aqidah dan Ibadah.Malang : UMM Press.

Ilyas, Yunahar,1998.Kuliah Aqidah,Yogyakarta : LPPI UMY.

Ilyas, Yunahar,2001.Kuliah Aqidah Islam,Yogyakarta : LPPI UMY.

Anda mungkin juga menyukai