Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN POLA TATA KELOLA

Untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan penerapan pola pengelolaan keuangan


Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang perlu adanya pola tata kelola. Tata kelola
adalah peraturan dasar/peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
atau Unit Kerja yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD
yang berdasarkan pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 menyebutkan bahwa Pola Tata Kelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf b, merupakan peraturan internal SKPD atau Unit Kerja yang akan
menerapkan PPK-BLUD dan Pasal 31 ayat (1) dan pasal 32 memuat antara lain:
1. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas,
fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi;
2. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar
posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi;
3. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang
jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai
dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian
organisasi;
4. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada
pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.
Pola Tata Kelola ini ditetapkan dengan Peraturan Bupati No ................. Tahun 2017
tentang Pola Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis
Pusat Kesehatan Masyarakat dan UPT Laboratium dan labkesehatan (Labrikes )
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 1


Dalam Peraturan Bupati tersebut, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Serang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Serang
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
6. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau unit kerja pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas.
7. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang
selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah
pada umumnya.
8. Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dnas Kesehatan
Kabupaten Serang.
9. Kepala Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.
10. Pemimpin adalah pemimpin PPK-BLUD Puskesmas sekaligus
pemegang kuasa manajemen tertinggi yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati, yang karena jabatannya mempunyai tugas mengelola
serta memimpin PPK-BLUD Puskesmas kedalam maupun keluar.
11. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 2


dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya diwilayah kerjanya.
12. Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
13. Upaya Kesehatan Perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit
dan memulihkan kesehatan perseorangan.
14. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas
kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.
15. Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disingkat UPT Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Dinas yang menerapkan PPK-BLUD.
16. Dewan Pengawas adalah yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan BLUD.
17. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah kepala perangkat daerah yang mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah dan bertindak sebagai Bendahara Umum
Daerah.
18. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Kepala UPT Puskesmas adalah Kepala Unit Pelaksana
Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.
19. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan
20. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
21. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 3


berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya
dalam rangka kelancaran tugas pemerintahan.
22. Rencana Strategis Bisnis yang selanjutnya disebut Renstra Bisnis adalah
dokumen lima tahunan yang memuat visi, misi, program strategis,
pengukuran pencapaian kinerja, dan arah kebijakan operasional BLUD.
23. Rencana Bisnis dan Anggaran Puskesmas yang selanjutnya disebut RBA
adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi program,
kegiatan, target kinerja dan anggaran suatu Puskesmas.
24. Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD yang selanjutnya disingkat
DPA-BLUD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan biaya, proyeksi
arus kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan dan
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh BLUD.

B. PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA

Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat


(2) dan pasal 33 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 terdiri dari:
Transparansi: Merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi
yang membutuhkan.
Akuntabilitas: Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan
pada Puskesmas agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas
diwujudkan dalam perencanaan, evaluasi dan laporan pertanggung jawaban dalam
sistem pengelolaan keuangan, hubungan kerja dalam organisasi, manajemen sumber
daya manusia, pengelolaan aset, dan manajemen pelayanan.
Responsibilitas: merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan
organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan yang
berlaku.
Independensi: merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan dan prinsip bisnis yang
sehat.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 4


C. TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA

Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas bertujuan untuk:
1. Memberikan pedoman dalam pengelolaan puskesmas yang menerapkan
PPK-BLUD;
2. Meningkatkan pelayanan puskesmas kepada masyarakat dengan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi, produktifitas dan penerapan bisnis yang sehat;
3. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya dan bertanggung jawab;
4. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian pihak
puskesmas;
5. Mendorong agar pihak puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial puskesmas terhadap
stakeholder;
6. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan
umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

D. SUMBER REFERENSI POLA TATA KELOLA

Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola puskesmas antara lain
adalah:
1. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 5


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Serang di Provinsi Banten:
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 48) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
12. Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 22 Tahun 2017 tentang

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 6


pembentukan Unit Pelaksanakan teknis , Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi
dan Tata kerja Dinas Kesehatan.
13. Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 22 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan WaliKabupaten Serang Nomor 7 Tahun 2015 Tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
Kesehatan.
14. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Nomor :
441/0919/Yankesprim Tahun 2017 Tentang Struktur Organisasi Puskesmas.

E. PERUBAHAN TATA KELOLA

Tata kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab,
dan kewenangan pihak puskesmas serta perubahan lingkungan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 7


BAB II

STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS

UPT Puskesmas Binuang Kabupaten Serang adalah unsur penunjang penyelenggaraan


pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan. Badan Pelayanan UPT Puskesmas
Daerah dipimpin oleh Kepala Puskesmas yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang yang bertugas untuk membantu Bupati
dalam penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten di bidang pelayanan kesehatan dan
mempunyai fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat tingkat pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Menurut Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2017, tugas pokok UPT Puskesmas adalah
melaksanakan sebagian tugas dalam memenyelenggarakan kegiatan kesehatan masyrarakat
sesuai dengan wilayah kerjanya.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud , UPT Puskesmas mempunyai
fungsi :

1. Perencanaan program kegiatan penyelenggaraan kesehatan masyarakat.

2. Pengkoordinasian dengan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam


pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan kesehatan masyarakat;

3. Pelaksanaan penyuluhan, pemberdayaan dan pengembangan pengetahuan


bagi masyarakat tentang kesehatan;

4. Pemetaan daerah-daerah yang berpotensi sebagai daerah penyebaran penyakit


menular;

5. Pengelolaan data dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat;

6. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan atas proses kegiatan


penyelenggaraan kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat;

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 8


7. Pelaksanaan rujukan upaya kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat;

8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar tingkat pertama yang meliputi


pelayanan kesehatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif;

9. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan wajib meliputi promosi kesehatan,


kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, gizi masyarakat,
pencegahan pemberantasan penyakit menular dan pengobatan;

10. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesifik tertentu; dan

11. Penyelenggaraan kesehatan pengembangan meliputi kesehatan sekolah,


kesehatan olah raga, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan
gigi dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan usia lanjut, rawat inap,
tempat bersalin, dan laboratorium kesehatan dasar.

A. Struktur Organisasi PPK-BLUD

Struktur Organisasi Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas Binuang Kabupaten


Serang berpedoman pada Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, Permenkes Nomor 75 Tahun 2017
pembentukan UPT Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang sebagai berikut:
1. Direktur BLUD (Kepala UPT Puskesmas);
2. Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bagian Tata Usaha);
1) Umum dan Kepegawaian
2) Keuangan
3) Rumah tangga
4) Koordiantor Sistem Informasi Puskesmas (SIP)
3. Pejabat Teknis
Pejabat Teknis terdiri atas:
1) Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan
Keperawatan Kesmas membawahi:
(1) Program Promosi Kesehatan
(2) Program Kesling
(3) Program KIA/KB
(4) Program Gizi

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 9


(5) Program P2P
(6) Program Keperawatan Kesmas
2) Penanggung jawab UKM Pengembangan membawahi :
(1) Kesehatan Jiwa
(2) Kesehatan Gigi Masyarakat
(3) Pelayanan Kesehatan Tradisional
(4) Kes.Olah Raga
(5) Kesehatan Indera
(6) Kesehatan Lansia
(7) Kesehatan Kerja
(8) Pelayanan Kesehatan Lainnya
3) Penanggung jawab UKP Kefarmasian, dan Laboratorium membawahi :
(1) Pemeriksaan
(2) Kesehatan Gigi Mulut
(3) KIA /KB
(4) Gawat Darurat
(5) Gizi
(6) Persalinan
(7) Rawat Inap
(8) Farmasi
(9) Laboratorium
4) Penanggung jawab Jaringan pelayanan Puskesmas dan Jejaring membawahi :
(1) Puskesmas Pembantu
(2) Puskesmas Keliling
(3) Bidan Desa
(4) Fasilitas Pelayanan Kesehatan swasta

Bagan struktur organisasi seluruh komponen organisasi UPT Puskesmas Binuang sebagai
terlampir.
B. Uraian Tugas

1. Direktur BLUD (Kepala UPT Puskesmas)

Pimpinan BLUD (Kepala UPT Puskesmas) memiliki tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
1) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan puskesmas sesuai dengan tugas, fungsi
dan tujuan serta selalu meningkatkan efiesensi dan efektifitas;
2) Menyusun Renstra Bisnis Puskesmas;
3) Menyusun rencana kerja bidang upaya pelayanan kesehatan dalam rangka

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 10


pelaksanaan tugas pokok puskesmas;
4) Menyiapkan RBA tahunan;
5) Menyiapkan laporan kinerja dan laporan berkala;
6) Mempertanggung jawabkan kinerja operasional dan kinerja keuangan
puskesmas;
7) Memelihara, mengelola, dan meningkatkan sumber daya puskesmas;
8) Mewakili puskesmas di dalam dan di luar pengadilan;
9) Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha sebagaimana telah
direncanakan;
10) Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada
Bupati sesuai ketentuan melalui Kepala Dinas;
11) Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan puskesmas selain pejabat yang
telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
12) Mengangkat dan memberhentikan pegawai non Pegawai Negeri Sipil sesuai
dengan kewenangan yang diberikan oleh Bupati;
13) Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai
puskesmas;
14) Menetapkan kebijakan operasional puskesmas;
15) Mempersiapkan, memutuskan dan menetapkan peraturan internal dasar
maupun peraturan perundang-undangan;
16) Mendatangkan ahli, konsultan atau lembaga independen sesuai dengan
kebutuhan;
17) Meminta pertanggung jawaban pelaksana tugas dari semua pejabat
dibawahnya.

Direktur BLUD (Kepala UPT Puskesmas) dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana tersebut di atas, mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab umum
operasional dan keuangan BLUD.

2. Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bag Tata Usaha)

Pejabat keuangan adalah pejabat pengelola keuangan pada puskesmas. Pejabat


keuangan bertanggungjawab kepada Direktur BLUD (Kepala UPT Puskesmas) dan
berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan puskesmas yang memiliki tugas dan
kewajiban sebagai berikut:
1) Sebagai pengelola keuangan;

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 11


2) Mengkoordinir penyusunan RBA;
3) Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD;
4) Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
5) Menyelenggarakan pengelolaan kas;
6) Melakukan pengelolaan utang piutang;
7) Menyediakan data keuangan;
8) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
9) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan.
10) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis bisnis (RSB);
11) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi
puskesmas;
12) Memberikan pelayanan administrasi kepada semua unsur yang ada di
lingkungan BLUD puskesmas;
13) Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
organisasi tata usaha kepegawaian, tata usaha umum rumah tangga dan
perlengkapan;
14) Menyusun laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas sesuai
dengan bidang tugasnya;
15) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur BLUD (Kepala
Puskesmas).

Pejabat keuangan BLUD dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana


tersebut di atas, mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab keuangan BLUD.

3.Pejabat Teknis

Pejabat teknis bertanggung jawab kepada Direktur BLUD.


Pejabat teknis terdiri dari:

1) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan


Keperawatan Kesehatan Masyarakat, mempunyai tugas dan kewajiban:
(1) Menyusun perencanaan kegiatan teknis Upaya Kesehatan Masyarakat;
(2) Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA;
(3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi program Upaya Kesehatan
Masyarakat;
(4) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya;
(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas dibantu oleh 6 pengelola program

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 12


sebagai berikut :
(1) Pengelola Program Promosi Kesehatan
(2) Pengelola Program Kesling
(3) Pengelola Program KIA/KB yang bersifat UKM
(4) Pengelola Program Gizi yang bersifat UKM
(5) Pengelola Program P2P
(6) Pengelola Program Keperawatan Kesmas

Untuk melaksanakan kegiatan program usaha kesehatan masyarakat di Puskesmas


dibentuk pengelola program sesuai kebutuhan dan ketersediaan sumber daya,
sebagai berikut:
(1) Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program
ditetapkan satu orang pengelola program;
(2) Pengelola program sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Kepala
UPT Puskesmas;
(3) Pengelola program sebagaimana dimaksud berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan bukan jabatan struktural;
(4) Pengelola program mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan anggaran
serta DPA puskesmas;
b. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
program kesehatan masyarakat;
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program pada
pelaksanaan program kesehatan msyarakat;
d. Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan kesehatan;
e. Melakukan koordinasi kesehatan masyarakat dengan unit terkait;
f. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi
yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan;
g. Mengkoordinasikan laporan puskesmas dan satuan pelaksana
pelayanan kesehatan;
h. Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan.
2) Penanggung jawab UKM Pengembangan mempunyai tugas dan kewajiban
mengkoordinir kegiatan program .
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas dibantu oleh 8 pengelola program
sebagai berikut :
(1) Pengelola Program Kesehatan Jiwa
(2) Pengelola Program Kesehatan Gigi Masayarakat
(3) Pengelola Program Pelayanan Kesehatan Tradisional
(4) Pengelola Program Kesehatan Olah Raga

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 13


(5) Pengelola Program Kesehatan Indera
(6) Pengelola Program Kesehatan Lanjut Usia ( Lansia)
(7) Pengelola Program Kesehatan Kerja
(8) Pengelola Program Kesehatan Lainnya
Untuk melaksanakan kegiatan program usaha kesehatan masyarakat di Puskesmas
dibentuk pengelola program sesuai kebutuhan dan ketersediaan sumber daya,
sebagai berikut:
(1) Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program
ditetapkan satu orang pengelola program;
(2) Pengelola program sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas;
(3) Pengelola program sebagaimana dimaksud berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan bukan jabatan struktural;
(4) Pengelola program mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan anggaran
serta DPA puskesmas;
b. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
program kesehatan masyarakat;
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan program pada
pelaksanaan program kesehatan msyarakat;
d. Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan kesehatan;
e. Melakukan koordinasi kesehatan masyarakat dengan unit terkait;
f. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi
yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan;
g. Mengkoordinasikan laporan puskesmas dan satuan pelaksana
pelayanan kesehatan;
h. Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan.

3) Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Kefarmasian dan


Laboratorium, mempunyai tugas dan kewajiban:
(1) Menyusun perencananaan kegiatan teknis Upaya Kesehatan
Perorangan, Kefarmasian dan laboratirium;
(2) Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA;
(3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi Upaya Kesehatan Perorangan;
(4) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya;
(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas dibantu oleh 9 Penanggung Jawab


Pelayanan sebagai berikut :

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 14


(1) Pengelola Pelayanan Pemeriksaan
(2) Pengelola Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut
(3) Pengelola Pelayanan KIA /KB yang bersifat UKP
(4) Pengelola Pelayanan Gawat Darurat
(5) Pengelola Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
(6) Pengelola Pelayanan Persalinan
(7) Pengelola Pelayanan Farmasi
(8) Pengelola Pelayanan Laboratorium
Untuk melaksanakan kegiatan program Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas
dibentuk Pengelola Jawab Pelayanan sesuai kebutuhan dan ketersediaan sumber
daya, sebagai berikut:
(1) Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan
ditetapkan satu orang penanggung jawab pelayanan.
(2) Pengelola pelayanan sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas;
(3) Pengelola pelayanan sebagaimana dimaksud berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan bukan jabatan
struktural;
(4) Pengelola pelayanan mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan anggaran
serta DPA puskesmas;
b. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
pelayanan upaya kesehatan perorangan;
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan;
d. Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan kesehatan;
e. Melakukan koordinasi kesehatan perorangan dengan unit terkait;
f. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi
yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan;
g. Mengkoordinasikan laporan puskesmas dan satuan pelaksana
pelayanan kesehatan;
h. Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan.

4) Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring mempunyai


tugas dan kewajiban :
(1) Menyusun perencananaan kegiatan teknis Jaringan Pelayanan
Puskesmas dan Jejaring ;
(2) Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA;
(3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi Jaringan Pelayanan

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 15


Puskesmas dan Jejaring ;
(4) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidangnya;
(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas dibantu oleh 4 Koordinator sebagai


berikut :
(1) Koordinator Puskesmas Pembantu
(2) Koordinator Puskesmas Keliling
(3) Koordinator Bidan Desa
(4) Koordinator Fasilitas Pelayanan Kesehatan swasta
Untuk melaksanakan kegiatan Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring dibentuk
koordinator sesuai kebutuhan dan ketersediaan sumber daya, sebagai berikut:
(1) Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan
ditetapkan satu orang koordinator.
(2) Koordinator sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas;
(3) Koordinator sebagaimana dimaksud berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan bukan jabatan struktural;
(4) Koordinator mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan anggaran
serta DPA puskesmas;
b. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring ;
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada
pelaksanaan Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring ;
d. Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan Jaringan Puskesmas;
e. Melakukan koordinasi Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
dengan unit terkait;
f. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi
yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan;
g. Mengkoordinasikan laporan puskesmas jaringan dan jejaring;
h. Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan.

Pejabat teknis BLUD dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana tersebut
di atas, mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab teknis di bidang masing-masing,
yang berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas sumber
daya manusia, dan peningkatan sumber daya lainnya.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 16


BAB III

PROSEDUR KERJA

Prosedur Kerja BLUD Puskesmas Binuang menggambarkan hubungan dan mekanisme


kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi yang berorientasi pada pelayanan
prima guna mewujudkan kepuasan masyarakat.
Hubungan kerja Puskesmas dengan Dinas, meliputi:
1. Dinas menyusun rencana dan menetapkan target untuk kegiatan Upaya Kesehatan
Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat;
2. Dinas melakukan pengawasan dan pembinaan kegiatan Upaya Kesehatan
Perorangan, Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Puskesmas
3. Dinas melakukan evaluasi seluruh kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan Masyarakat;
4. Puskesmas melaksanakan kebijakan Dinas;
5. Puskesmas menyusun RBA;
6. Puskesmas menyampaikan laporan kinerja dan keuangan kepada Dinas; dan
7. Dinas menjadi tempat rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat kedua.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 17


Hubungan kerja Puskemas dengan fasilitas kesehatan masyarakat primer yang berada pada
wilayah kerja Puskesmas, meliputi:
1. Puskesmas bermitra dengan fasilitas kesehatan perorangan primer di wilayah
kerjanya; dan
2. Puskesmas mengkoordinir data kesehatan penduduk dan data kesehatan dari
berbagai fasilitas kesehatan perorangan primer di wilayah kerjanya.
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan dan sistem manajerial telah didokumentasikan
dalam Prosedur Mutu dan Standard Operating Procedure (SOP). Prosedur mutu ini telah
didokumentasikan, disosialisasikan, dan diimplementasikan di setiap poli dan unit kerja
lainnya. Dengan adanya prosedur mutu atau SOP ini diharapkan pelaksanaan atau proses
kinerja dan layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
manual mutu. Dengan prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap
pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap proses kinerja.

Prosedur kerja Puskesmas Binuang Kabupaten Serang dalam rangka memberikan


pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan,
maupun pelayanan manajemen telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas Binuang uraiannya
adalah sebagai berikut:
A. Prosedur Rawat Jalan

Poli Rawat Jalan terdiri dari Poli Umum , Poli BPJS/Lansia , Poli Gigi , Poli KIA dan
KB, Poli MTBS, Poli TB Paru . Prosedur rawat jalan pada poli menguraikan langkah-
langkah pemberian pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari pemilahan kelompok
pasien, pendaftaran dan pembayaran jasa layanan, dan pemberian layanan kesehatan pada
masing-masing poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan oleh pasien. Prosedur rawat
jalan melalui poli selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

B. Prosedur Unit Gawat Darurat


Puskesmas Binuang memiliki ruang khusus unit gawat darurat, untuk mengatasi tindakan
kegawatdaruratan pelayanan primer. Prosedur pada penanganan kasus gawat darurat
menguraikan langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien yang sifatnya gawat

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 18


dan darurat sejak pasien datang hingga tindakan lanjutan yang diperlukan pasien seperti
dirujuk ke sarana pelayanan yang lebih tinggi. Prosedur unit gawat darurat selengkapnya
dapat dilihat pada SOP.

C. Prosedur Farmasi (Kamar Obat)


Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan obat-obatan kepada
pasien sesuai resep dari Poli Rawat jalan, layanan di luar gedung seperti kegiatan
puskesmas keliling, perkesmas, dan posyandu (balita dan lansia). Prosedur layanan obat
di kamar obat selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

D. Prosedur Laboratorium
Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan berupa layanan laboratorium
kepada pasien sesuai surat pengantar dari Poli Umum, Poli Gigi, KIA-KB, dan UGD.
Prosedur pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

E. Prosedur Pelayanan Gizi


Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa penyuluhan
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), konseling atau klinik gizi untuk terapi diet
untuk pasien poli, dan dalam bentuk perencanaan dan pengolahan makanan biasa/khusus.
Prosedur pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

F. Prosedur Pelayanan Pusling


Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan kesehatan yang sifatnya
bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat
yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung. Prosedur pelayanan pusling
selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

G. Prosedur Pelayanan Rujukan


Prosedur pelayanan rujukan bagi pasien rawat jalan d yang memerlukan tindak lanjut
menguraikan pemberian layanan rujukan bagi yang memerlukannya dalam rangka
rujukan ke faskes yang lebih tinggi. Prosedur pelayanan rujukan selengkapnya dapat
dilihat pada SOP.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 19


H. Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data pasien mulai dari
pemeriksaan kelengkapan dokumen/data pasien, pengkodean, pengindeksan, dan
pengarsipan. Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

I. Prosedur Kesehatan Lingkungan


Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah penanganan dan
pemeriksaan limbah, linen serta air bersih secara berkala dengan berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.
Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

J. Prosedur Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan tindakan pemeliharaan atau
perbaikan terhadap sarana dan prasarana kedokteran/kesehatan serta seluruh fasilitas
penunjang pelayanan termasuk aset sesuai jadwal yang telah ditetapkan atau berdasarkan
laporan dari pengguna, baik dilakukan sendiri atau oleh pihak lain, dan pembuatan
laporan penyelesaian pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya dapat dilihat pada prosedur
kerja/SOP Puskesmas Binuang.

Standar Operating Procedure (SOP) merupakan acuan bagi seluruh insan Puskesmas
Binuang dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian
penting dalam pengelolaan Puskesmas Binuang dan diharapkan merupakan suatu standar
baku dalam proses bisnis puskesmas sehingga pelayanan kepada seluruh pengguna dapat
mencapai standar yang diinginkan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 20


BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI

Pengelompokan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara


fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern
dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. Pengelompokan fungsi yang logis dalam
struktur organisasi puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara Pejabat Pengelola BLUD
yang terdiri dari Direktur BLUD (Kepala Puskesmas), Pejabat Keuangan (Ka. Sub.
Bagian Tata Usaha), dan Pejabat Teknis (UKM , UKP, Kefarmasian dan laboratorium,
Jaringan Pelayanan dan Jejaring Fasilitas Kesehatan Swasta).

2. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing-masing
fungsi dalam organisasi.

3. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini antara lain tercermin dari
adanya kebijakan dan prosedur yang membantu setiap unit organisasi dalam puskesmas
untuk melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan pengendalian telah
dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai tujuan dan sasaran
organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut termasuk serangkaian kegiatan seperti
kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap prestasi kerja,
pembagian tugas, serta pengamanan terhadap aset organisasi.

Seperti yang tergambar dalam struktur organisasi Puskesmas Binuang fungsi-fungsi yang
ada dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 21


A. Fungsi Pelayanan (services).
Yang termasuk dalam fungsi pelayanan adalah Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM
Esensial dan Keperawatan Kesmas , UKM Pengembangan ) ,Upaya Kesehatan Perorangan,
Kefarmasian dan Laboratorium serta Jaringan Pelayanan Puskemas dan Jejaring. Ke-empat
jenis layanan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Keperawatan Kesmas
melaksanakan pelayanan :
1) Promosi Kesehatan
(1) Penyuluhan promosi kesehatan
(2) Pemberdayaan masyarakat
(3) Pelatihan
(4) Advokasi
2) Kesehatan lingkungan
Pemantauan tempat – tempat umum , pengelolaan makanan dan sumber air bersih
3) KIA dan KB
(1) Pelayanan imunisasi di kelompok atau masyarakat
(2) Screening kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar
(3) Penyuluhan KB sesuai program Pemerintah pada kelompok usia subur atau
masyarakat
4) Gizi
(1) Deteksi dini / penemuan kasus gizi di masyarakat
(2) Surveilans gizi
(3) Melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi di masyarakat
5) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(1) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular
(2) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular
6) Keperawatan Perkesmas
Melakukan kunjungan ke rumah pasien.

2. Penanggung jawab UKM Pengembangan melaksanakan pelayanan :


1) Kesehatan Jiwa
Pelayanan rujukan pada orang dengan gangguan jiwa
2) Kesehatan Gigi Masyarakat
Pelayanan kesehatan gigi masyarakat pada ibu hamil / balita , PAUD , lansia
3) Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pemanfaatan tanaman obat keluarga
4) Kesehatan Indera
Penyuluhan kesehatan indera
5) Kesehatan Lansia
Posyandu lansia

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 22


6) Kesehatan Kerja
Pembinaan Pos Usaha Kesehatan Kerja ( UKK )
7) Pelayanan Kesehatan Lainnya
(1)Pemberian imunisasi pada anak sekolah dasar kelas 1 , 2 dan 3
(2)UKGS tahap 3 SD-SMA

3. Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) Kefarmasian dan Laboratorium


melaksanakan pelayanan :
1) Pemeriksaan kesehatan umum
2) Kesehatan Gigi Mulut
3) KIA /KB yang bersifat UKP
4) Gawat Darurat
5) Gizi yang bersifat UKP
6) Persalinan

4. Jaringan pelayanan Puskesmas dan Jejaring melaksanakan koordinasi pelayanan :


1) Puskesmas Pembantu
2) Puskesmas Keliling
3) Bidan Desa
4) Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta ( Bidan Praktik Swasta /BPS, Dokter
Praktik dan Klinik Swasta ).

B. Fungsi Pendukung (supporting).


Fungsi pendukung (supporting) dimaksudkan untuk menunjang fungsi pelayanan dalam
rangka efektifitas sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Penunjang,
Upaya Kesehatan Penunjang, yang meliputi:
1) Upaya penunjang Sistem Informasi Puskesmas (SIP)
2) Upaya Pelayanan Farmasi termasuk Perbekalan Kesehatan
3) Upaya Pelayanan Laboratorium
2. Upaya Pelayanan Administrasi
Upaya Pelayanan Administrasi, yang meliputi:
1) Administrasi Keuangan termasuk aset
2) Administrasi Umum dan Kepegawaian
3) Administrasi di bidang Perencanaan dan Monitoring Evaluasi

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 23


BAB V

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan kebijakan


yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada suatu
organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas
yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,
efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat
yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya
baik saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.

A. Perkembangan Jumlah dan Kualifikasi SDM


Peningkatan SDM dalam jumlah yang cukup memadai merupakan salah satu kebijakan
manajemen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kabupaten
Serang dan sekitarnya. Jumlah dan kualifikasi SDM disesuaikan dengan tugas, fungsi dan
beban kerja serta peraturan yang berlaku. Dapat diuraikan mengenai perkembangan
jumlah SDM sampai dengan saat penyusunan dokumen ini adalah seperti tabel di bawah
ini.

Perkembangan Jumlah SDM Puskesmas Binuang


No Jenis SDM Satuan 2015 2016 2017

1 Dokter Umum orang 1 1 2

2 Dokter gigi orang 0 0 0

3 Perawat orang 7 7 7

4 Bidan orang 10 9 12

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 24


5 Tenaga Kesehatan Masyarakat orang 0 1 1

6 Tenaga Kesehatan Lingkungan orang 0 0 1

7 Ahli tekhnologi laboratorium orang 0 0 0


Medis
8 Tenaga Gizi orang 0 0 0

9 Tenaga Kefarmasian orang 0 0 0

10 Tenaga Administrasi orang 2 3 3

11 Pekarya orang 3 5 5

Jumlah orang 23 25 31

Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah SDM Puskesmas Binuang Kabupaten
Serang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2015, 2016, dan 2017) relative menaik. Dan
Pada Tahun 2017 ada peningkatan SDM sebanyak 6 orang atau sebesar 19.3 %

B. Penerimaan, Penempatan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Program penerimaan, penempatan dan pengembangan sumber daya manusia Puskesmas


Binuang Kabupaten Serang ditujukan untuk memenuhi jumlah dan kualifikasi SDM agar
berada pada rasio yang ideal sesuai dengan kebutuhan puskesmas dan untuk memenuhi
peraturan perundangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Program ini dijabarkan lebih lanjut di Rencana
Strategis Bisnis (RSB).

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 25


Program ini meliputi sebagai berikut:

a. Pola Rekrutmen

Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada Puskesmas
Binuang adalah sebagai berikut:

1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan
Puskesmas Binuang dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis Pengadaan Calon
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Serang, dengan
tahapan sebagai berikut:

(1) Persiapan Pengadaan Calon PNS


(2) Pendaftaran
(3) Pelaksanaan Ujian
(4) Penentuan kelulusan
(5) Pengangkatan
(6) Pengendalian dan Pengawasan
(7) Ketentuan Lain
2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS

Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS


dilaksanakan sebagai berikut:

(1) Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau
adanya peningkatan pelayanan dan perubahan pada bidang- bidang yang sangat
mendesak.
(2) Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang
profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai
dengan tugas/jabatan yang akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang
diharapkan serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan
nepotisme) dalam rekrutmen SDM.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 26


Rekrutmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif, akuntabel, bebas dari
KKN, serta terbuka dengan ketentuan:

1) Setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat dapat mengikuti


seleksi tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, atau daerah.

2) Pengumuman rekrutmen SDM diumumkan secara luas dengan menggunakan


media yang tersedia (internet, surat kabar, papan pengumuman, dll) oleh Panitia
Rekrutmen yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas dengan memuat persyaratan
pelamar, jenis ketenagaan, kualifikasi pendidikan, jumlah lowongan jabatan,
tujuan lamaran, waktu pendaftaran, dan tempat pendaftaran.

3) Seleksi dilakukan secara objektif, terbuka dan adil.

4) Hasil ujian diolah dengan komputer.

5) Proses pengangkatan SDM berpegang teguh pada prinsip kebenaran, tata


aturan, objektif, transparan, dan rasional agar terjaring SDM yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, taat beribadah, berwawasan luas, handal, dan
profesional.

6) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari Non-PNS dapat
dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak, yang pengangkatan dan
pemberhentian dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif
dalam peningkatan pelayanan.

b. Mekanisme Rekrutmen

1) Prosedur Pengadaan
(1) Permintaan Kebutuhan Pegawai
Permintaan Kebutuhan Pegawai dibagi menjadi 2 (dua) :
a. Pegawai Baru : dilaksanakan berdasarkan Rencana Bisnis Anggaran
tahunan bisa direvisi secara triwulan sesuai dengan kebutuhan bagian yang
bersangkutan.
b. Pegawai Mengundurkan Diri: dilaksanakan dengan membuat Form
Permintaan Tenaga Kerja untuk penggantian tenaga kerja yang
mengundurkan diri

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 27


Untuk rekrutmen pegawai baru, rekrutmen dilaksanakan sesuai dengan
jadwal/revisi, sedangkan untuk rekrutmen pegawai karena alasan pengunduran
diri, bagian yang bersangkutan harus mengisi Form Permintaan Pegawai (FPP)
secara lengkap.

(2) Pengadaan SDM Internal / Eksternal


a. FPP yang disudah dicek dan disetujui, diberi nomor urut untuk
kemudian dilakukan pencarian dan pemenuhan, kemudian dibuat daftar
monitoring kebutuhan pegawai
b. Rekrutmen yang dilaksanakan setelah melakukan cek dengan bank
data pelamar yang tersedia baik internal/eksternal :
a) Jika tersedia di internal maka bisa dilakukan proses seleksi untuk
rotasi atau promosi
b) Jika harus dicari secara ekternal maka dilakukan pencarian melalui
media cetak dan elektronik
c) Jika Calon Pegawai Eksternal sudah tersedia, maka masuk ke tahap
berikutnya yaitu proses seleksi ekternal.

2) Prosedur Seleksi dan Penempatan


Proses seleksi meliputi :
(1) Diperoleh berkas pelamar dari hasil sourching
(2) Seleksi berkas pelamar berdasarkan kriteria yang dibutuhkan
(3) Panggil calon pegawai yang sudah lolos seleksi administrasi
(4) Calon pegawai mengisi Data Pribadi Pelamar (DPP)
(5) Lakukan wawancara awal untuk calon pegawai
(6) Jika calon pegawai lolos wawancara awal bisa dilanjutkan dengan proses tes
teknis dan psikotes. Alat tes ditentukan berdasarkan posisi jabatan. Apabila
dinyatakan tidak lolos, akan diterbitkan surat penolakan.
(7) Lakukan update status kandidat
(8) Lakukan proses medical test (jika dibutuhkan) dengan pihak yang sudah
ditunjuk. Apabila tidak lolos medical test maka akan diterbitkan surat penolakan,
dan update status kembali kandidat.
(9) Memfasilitasi Final Interview
(10) Lakukan proses penawaran gaji, remunerasi dan benefit untuk yang
dinyatakan lulus. Jika setuju lalu dibuat Konfirmasi Penerimaan Pegawai (KPP)
atau Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan lakukan update status kandidat.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 28


(11) Penempatan pegawai dan penjelasan atas job description yang harus
ditandatangani oleh karyawan yang bersangkutan.

3) Prosedur Orientasi
Orientasi dan masa percobaan meliputi kegiatan:
(1)Pegawai baru diperkenalkan kepada pegawai lain sekaligus memperkenalkan
lingkungan kerja puskesmas.
(2)Secara periodik pegawai baru diberikan New Employee Orientation (NEO)
mengenai overview puskesmas mengenai Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan,
Etika kerja dan budaya puskesmas, serta peraturan puskesmas menyangkut hak
dan kewajiban.
(3)Pegawai baru melaksanakan masa percobaan dengan status lain dan
bersamaan dengan itu monitoring kinerja yang bersangkutan sudah mulai
dilakukan oleh atasan yang bersangkutan.
(4)Dua minggu sebelum berakhir masa percobaan, Form Penilaian Kinerja
Pegawai (evaluasi masa percobaan) harus diisi oleh atasan langsung pegawai
baru dan diserahkan kepada Kepala Puskesmas paling lambat 1 minggu sebelum
masa percobaan berakhir.
(5)Hasil penilaian kinerja pegawai dibahas oleh atasan langsung pegawai dan
Kepala Puskesmas.
(6)Setelah didapat kesimpulan bagi yang dinyatakan lulus masa percobaan,
pegawai diberikan informasi dan diberitahukan status selanjutnya.
(7)Bila dinyatakan tidak lulus maka pegawai yang bersangkutan akan
diinformasikan dan diterbitkan surat PHK karena gagal masa percobaan.
(8)Untuk pegawai yang lulus pada saat penyerahan Surat Pengangkatan dapat
dilakukan coaching and counseling untuk mendapatkan feedback kinerja dan
motivasi kerja.
(9)Update status pegawai di data kepegawaian.

C. Disiplin Pegawai

Disiplin Pegawai diberlakukan terhadap:


1. SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 29


undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan
dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai
Negeri Sipil, maka bila terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai negeri
sipil yang bersangkutan akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat hukuman
disiplin yang terdiri dari hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas: teguran lisan, teguran tertulis dan
pernyataan tidak puas secara tertulis.
2) Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas: penundaan kenaikan gaji berkala
selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun, dan penundaan
pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
3) Jenis hukuman disiplin berat sebagai mana dimaksud dalam PP no 53 tahun
2010 adalah sebagai berikut: penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3
tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah,
pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

2. SDM yang Bukan berasal dari PNS


Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yang berasal dari non
PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan dari Direktur
BLUD Puskesmas Binuang selaku Pimpinan di Unit kerja yang bersangkutan, dengan
petunjuk dan bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.

D. Sistem Remunerasi

Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium,
insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan atau pensiun. Pejabat pengelola BLUD, Dewan
Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas, dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah/Bupati. Remunerasi bagi dewan pengawas dan sekretaris
dewan pengawas diberikan dalam bentuk honorarium. Remunerasi untuk BLUD-Unit Kerja
ditetapkan oleh Kepala Daerah/Bupati berdasarkan usulan yang disampaikan oleh Direktur
BLUD-Unit Kerja melalui Kepala Dinas Kesehatan dan Sekretaris Daerah.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 30


1. Direktur BLUD
Penetapan remunerasi Direktur BLUD, mempertimbangkan faktor–faktor yang
berdasarkan:
1) Ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan serta
produktivitas.
2) Perimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis.
3) Kemampuan pendapatan BLUD bersangkutan.
4) Kinerja operasional BLUD yang ditetapkan oleh Kepala Daerah/Bupati
dengan mempertimbangkan antara lain indikator keuangan, pelayanan, mutu, dan
manfaat bagi masyarakat.

2. Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD


Remunerasi bagi Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis BLUD ditetapkan paling banyak
90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi Direktur BLUD.
1) Pegawai BLUD
Pemberian remunerasi untuk para pegawai BLUD dapat dihitung berdasarkan
beberapa indikator penilaian yaitu:
(1) Pengalaman dan masa kerja (basic index).
(2) Keterampilan, ilmu pengetahuan, dan perilaku (competency index).
(3) Risiko kerja (risk index).
(4) Tingkat kegawatdaruratan (emergency undex).
(5) Jabatan yang disandang (position index)
(6) Hasil/capaian kinerja (performance index).

2) Honorarium Dewan Pengawas


Honorarium bagi Dewan Pengawas pada instansi yang akan menerapkan PPK-
BLUD dapat ditetapkan sebagai berikut:
(1) Ketua Dewan Pengawas: paling banyak sebesar 40 % (empat puluh
persen) dari gaji Pemimpin BLUD.
(2) Anggota Dewan Pengawas: paling banyak 36% (tiga puluh enam
persen) dari gaji Pemimpin BLUD.
(3) Sekretaris Dewan Pengawas: paling banyak 15% (lima belas persen)
dari gaji Pemimpin BLUD.

E. Jenjang Karir

Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang ada yaitu sesuai jenjang karir
jabatan struktural atau jabatan fungsional.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 31


F. Pembinaan termasuk sistem reward dan punishment

Pembinaan dilakukan oleh Direktur BLUD (Kepala UPT Puskesmas) dan pejabat yang
berwenang (Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serang), sesuai
dengan peraturan dan perundangan yang berlaku termasuk pemberian penghargaan ataupun
sanksi (reward and punishment).

G. Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berstatus PNS
adalah mengikuti peraturan kepegawaian dan perundangan yang berlaku. Bagi pejabat
pengelola, dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas yang diberhentikan sementara
dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
remunerasi/honorarium bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal diberhentikan sampai
dengan ditetapkannya keputusan definitif tentang jabatan yang bersangkutan. Bagi pejabat
pengelola berstatus PNS yang diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh
penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari remunerasi bulan terakhir di BLUD sejak
tanggal diberhentikan atau sebesar gaji PNS berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir.
BAB VI

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 32


STRUKTUR DAN PROSES TATA KELOLA

1.

A. Struktur Tata Kelola

1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang

Adalah organisasi yang memegang kekuasaan dalam menetapkan kelembagaan


puskesmas, menetapkan persetujuan bersama dengan Bupati terhadap anggaran
puskesmas melalui Raperda APBD, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Perda tentang APBD dan menyetujui pertanggung jawaban pelaksanaan anggaran
puskesmas di Kabupaten Serang melalui Raperda Pertanggung jawaban Pelaksanaan
APBD. Disamping itu DPRD Kabupaten Serang juga memiliki wewenang untuk:

1) Menyetujui pemindah tanganan tanah dan/atau bangunan milik Puskesmas


Binuang Kabupaten Serang.

2) Menyetujui pemindahtanganan barang milik Puskesmas Binuang Kabupaten


Serang selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp5.000.000.000,00.

3) Menyetujui penghapusan piutang Puskesmas Binuang Kabupaten Serang


secara mutlak atau bersyarat untuk nilai di atas Rp5.000.000.000,00.

2. Bupati

Adalah pihak yang mewakili Pemerintah Kabupaten Serang selaku pemilik puskesmas.
Bupati memiliki kewajiban, hak dan wewenang sebagai berikut:

1) Selaku pemilik berkewajiban untuk:

(1)Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan memberikan kuasa kepada


Sekretaris Daerah atau pejabat lain yang ditunjuk.

(2)Menjaga tujuan pendirian puskesmas tetap terlaksana dan memberikan


manfaat yang semaksimal mungkin bagi negara dan daerah untuk kepentingan
peningkatan kesejahteraan rakyat.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 33


(3)Memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
dan Pejabat Pengelola.

(4)Memiliki mekanisme penilaian kinerja Puskesmas dan penilaian kinerja


masing-masing Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola.

(5)Memiliki mekanisme untuk mengesahkan Rencana Strategis Bisnis,


Rencana Bisnis dan Anggaran dan Laporan Pertanggung jawaban Tahunan
dengan tepat waktu.

(6)Memiliki mekanisme baku dan transparan menyangkut pemberian


persetujuan atas semua kegiatan Puskesmas yang memerlukan persetujuan
Bupati.

2) Selaku pemilik pada dasarnya mempunyai hak-hak sebagai berikut:

(1) Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak diserahkan


kepada Dewan Pengawas dan/atau Pejabat Pengelola.

(2) Hak untuk memperoleh informasi material mengenai Puskesmas


secara tepat waktu dan teratur.

3) Selaku pemilik mempunyai wewenang sebagai berikut:

(1) Membentuk Dewan Pengawas pada Puskesmas.

(2) Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola dan Pejabat


Struktural.

(3) Mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas.

(4) Menetapkan atau mencabut status PPK-BLUD Puskesmas.

(5) Menunjuk suatu Tim Penilai dalam rangka menilai usulan penetapan
dan pencabutan PPK-BLUD Puskesmas.

(6) Menetapkan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas.

(7) Menetapkan tarif layanan Puskesmas.

(8) Menyetujui Rencana Bisnis dan Anggaran Puskesmas.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 34


(9) Menyetujui investasi jangka panjang.

(10) Menetapkan remunerasi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan


Pegawai Puskesmas.

(11) Menyetujui pemindah tanganan barang milik Puskesmas selain tanah


dan/atau bangunan yang bernilai sampai dengan Rp5.000.000.000,00.

(12) Menetapkan penghapusan barang milik Puskesmas yang masuk


kriteria: tidak berada dalam penguasaan Puskesmas, tidak dapat digunakan, tidak
dapat dimanfaatkan, tidak dapat dipindah tangankan atau alasan lain sesuai
ketentuan perundangan.

(13) Menetapkan penghapusan piutang Puskesmas secara mutlak dan


bersyarat yang bernilai sampai dengan Rp5.000.000.000,00.

(14) Mengalih gunakan tanah dan bangunan yang tidak digunakan


Puskesmas untuk penyelenggaraaan tugas pokok dan fungsi.

(15) Menetapkan formula besaran tarif sewa barang milik daerah.

3. Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang

Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan UPT


Puskesmas dapat dibentuk Dewan Pengawas. Pembentukan Dewan Pengawas tersebut
memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) Realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran


tahun terakhir, paling sedikit sebesar Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah);
dan/atau

2) Nilai aset menurut neraca, paling sedikit sebesar


Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah).

Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan sebanyak 3


(tiga) orang atau 5 (lima) orang disesuaikan dengan nilai omzet dan/atau nilai aset, serta
seorang di antara anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai ketua Dewan Pengawas.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 35


Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan sebanyak 3
(tiga) orang untuk UPT Puskesmas yang memiliki:

1) realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran tahun terakhir,
sebesar Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) sampai dengan
Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah); dan/atau
2) Nilai aset menurut neraca sebesar Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima
miliar rupiah) sampai dengan Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

Jumlah anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dapat ditetapkan sebanyak 3


(tiga) orang atau 5 (lima) orang untuk UPT Puskesmas yang memiliki :

1) Realisasi Nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran tahun


terakhir, lebih besar dari Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah), dan/atau
2) Nilai aset menurut neraca, lebih besar dari Rp200.000.000.000,00 (dua ratus
miliar rupiah).

Pembentukan Dewan Pengawas dan jumlah keanggotaan Dewan Pengawas sebagaimana


tersebut dapat ditinjau kembali, apabila realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan
realisasi anggaran tahun terakhir dan/atau nilai aset menurut neraca, mengalami
penurunan selama 2 (dua) tahun berturut turut lebih rendah dari persyaratan.

Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas adalah orang perseorangan yang:

1) Memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah-masalah yang


berkaitan dengan kegiatan UPT Puskesmas, serta dapat menyediakan waktu yang
cukup untuk melaksanakan tugasnya; dan
2) Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit
atau tidak pernah menjadi anggota direksi atau komisaris atau dewan pengawas
yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit, atau
orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
ke uangan negara.
Usulan anggota Dewan Pengawas disertai informasi tentang kompentensi anggota
Dewan Pengawas yang bersangkutan. Informasi kompentensi anggota Dewan Pengawas,
paling sedikit terdiri dari:

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 36


1) daftar riwayat hidup; dan
2) salinan/fotokopi ijazah terakhir yang dimiliki yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang.

Usulan keanggotaan Dewan Pengawas disampaikan kepada Bupati untuk mendapat


persetujuan.
Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan adalah pihak Puskesmas yang bertugas
melakukan pembinaan dan pengawasan serta memberikan nasehat kepada pejabat
pengelola dalam menjalankan kegiatan pengelolaan Puskesmas.
1) Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
bertanggung jawab kepada Bupati dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara
berkala paling sedikit satu kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu bila
diperlukan.
2) Kewajiban Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang:
(1) Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai Rencana Bisnis
dan Anggaran (RBA) yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola
(2) Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD, memberikan pendapat dan saran
kepada Bupati mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan
BLUD
(3) Melaporkan kepada Bupati apabila terjadi gejala menurunnya kinerja
BLUD
(4) Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD dalam melaksanakan
kepengurusan BLUD.
(5) Melaporkan kepada Bupati tentang kinerja BLUD
(6) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja
3) Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang berhak
memperoleh akses atas informasi tentang Puskesmas secara tepat waktu dan
lengkap.
4) Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang memiliki
Sekretaris Dewan Pengawas yang dapat menjalankan fungsi kesekretariatan secara
memadai.
5) Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dibebankan kepada
Puskesmas dan secara jelas dimuat dalam Rencana Bisnis dan Anggaran Puskesmas.
6) Wewenang Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 37


Serang:
(1) Melihat buku-buku, surat serta dokumen lainnya, Pemeriksaan kas untuk
keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan Puskesmas
(2) Meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengenai
segala persoalan yang menyangkut kepengurusan Puskesmas
(3) Meminta Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan
Pejabat Pengelola untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas
(4) Menghadiri rapat Pejabat Pengelola dan memberikan pandangan-pandangan
terhadap hal-hal yang dibicarakan
(5) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pejabat Pengelola dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.

4. Pejabat Pengelola

Adalah pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan Puskesmas untuk kepentingan
dan tujuan Puskesmas serta mewakili Puskesmas baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Pejabat pengelola terdiri dari Kepala Puskesmas, Pejabat Keuangan dan
Pejabat Teknis, sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
1) Dalam melaksanakan pengelolaan BLUD, Pejabat Pengelola bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan dan Dewan Pengawas.
2) Setiap Pejabat Pengelola wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Puskesmas dengan mengindahkan
peraturan yang berlaku.
3) Pemimpin (Kepala Puskesmas) mempunyai tugas memimpin, menyusun
kebijakan, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi serta melakukan
pengendalian terhadap tugas Puskesmas sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Kepala Puskesmas berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan
keuangan BLUD yang berkewajiban:
(1) Menyiapkan Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD.
(2) Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan.
(3) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis, sesuai ketentuan
yang berlaku.
(4) Menyampaikan pertanggung jawaban kinerja operasional dan keuangan
BLUD.
4) Pejabat Keuangan berfungsi sebagai penanggungjawab keuangan dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 38


berkewajiban:
(1) Mengkoordinasikan penyusunan RBA.
(2) Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLUD.
(3) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja.
(4) Menyelenggarakan pengelolaan kas.
(5) Melakukan pengelolaan utang piutang.
(6) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi
BLUD.
(7) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
(8) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
5) Pejabat teknis fungsional BLUD berfungsi sebagai penanggung jawab teknis
dibidang masing-masing yang berkewajiban:
(1) Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya.
(2) Melaksanakan kegiatan teknis di bidangnya.
(3) Mempertanggung jawabkan kinerja operasional di bidangnya.
6) Pejabat Pengelola BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan/atau
tenaga profesional non pegawai negeri sipil.

5. Auditor Eksternal

Adalah pihak yang independen dan professional yang memberikan pernyataan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
1) Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh Dewan Pengawas,
Pejabat Pengelola dan stakeholders Puskesmas.
2) Auditor Eksternal tidak boleh memberikan jasa lain di luar audit
selama periode pemeriksaan.
3) Pemeriksaan oleh Auditor Eksternal dilakukan sesuai dengan
standar pemeriksaan yang berlaku umum dan sesuai dengan kode etik
profesi.

B. PROSES TATA KELOLA

1. Pengangkatan Dan Pemberhentian Dewan Pengawas

1) Dewan Pengawas dibentuk dengan Keputusan Bupati


2) Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur pejabat SKPD, unsur-
unsur Pejabat Pengelola Keuangan Daerah serta tenaga ahli yang sesuai dengan

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 39


kegiatan Puskesmas.
3) Pemilihan Dewan Pengawas dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan
dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan secara transparan, profesional,
mandiri, dan dapat dipertanggung-jawabkan.
4) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 tahun dan
dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
5) Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas adalah orang
perseorangan yang:
(1) Memiliki dedikasi dan memahami masalah -masalah yang berkaitan
dengan kegiatan BLUD, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya. Diangkat berdasarkan pertimbangan integritas,
dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen Puskesmas yang berkaitan
dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang memadai di
bidang usaha Puskesmas tersebut, mengikuti dan lulus uji kelayakan dan
kepatutan, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya.
(2) Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit
atau tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas
yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit, atau
orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan negara.
6) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan
pengangkatan Pejabat Pengelola, kecuali pengangkatan untuk pertama kalinya pada
waktu pembentukan BLUD.
7) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Bupati, setelah masa
jabatannya habis.
8) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa
jabatannya oleh Bupati, apabila terbukti:
(1) tidak melaksanakan tugasnya dengan baik
(2) tidak melaksanakan ketentuan undang-undang
(3) terlibat dalam tindakan merugikan BLUD, dan
(4) dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana
kejahatan dan/atau yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan
pengawasan atas BLUD.
9) Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana di atas

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 40


diberitahukan secara tertulis oleh Bupati kepada anggota Dewan Pengawas yang
bersangkutan.
10) Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri secara tertulis dan disampaikan kepada Bupati paling
lambat dalam jangka waktu satu bulan terhitung sejak anggota Dewan Pengawas
yang bersangkutan diberitahu secara tertulis.
11) Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka anggota Dewan
Pengawas yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya.
12) Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal penyampaian
pembelaan diri Bupati tidak memberikan keputusan pemberhentian anggota Dewan
Pengawas tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
13) Kedudukan sebagai anggota Dewan Pengawas berakhir dengan
dikeluarkannya keputusan pemberhentian oleh Bupati.

2. Pengangkatan Dan Pemberhentian Pejabat Pengelola

1) Pejabat Pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.


2) Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai
negeri sipil dan/atau tenaga professional non pegawai negeri sipil sesuai dengan
kebutuhan BLUD
3) Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai
BLUD yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan
perundangan-undangan di bidang kepegawaian.
4) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai BLUD
yang berasal dari tenaga profesional bukan pegawai negeri sipil dilaksanakan
berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Direktur BLUD (Kepala Puskesmas)
setelah mendapat persetujuan Kepala Dinas Kesehatan dan Bupati.
5) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat.
Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat
pengelola BLUD berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan
kemampuan keuangan BLUD.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 41


6) Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan
dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan secara transparan, profesional,
mandiri, dan dapat dipertanggungjawabkan.
7) Masa jabatan anggota Pejabat Pengelola ditetapkan selama 3 (tiga)
sampai 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
8) Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Bupati, setelah masa jabatannya
habis.
9) Pejabat Pengelola dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya
oleh Bupati atas usulan Dewan Pengawas & Kepala Dinas Kesehatan, apabila
terbukti:
(1) Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik
(2) Tidak melaksanakan ketentuan Undang-Undang
(3) Terlibat dalam tindakan merugikan BLUD, dan
(4) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana
kejahatan dan/atau yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengurusan
atas BLUD.
10) Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana dimaksud
diberitahukan secara tertulis oleh Bupati kepada anggota Pejabat Pengelola yang
bersangkutan.
11) Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri secara tertulis dan disampaikan kepada Bupati paling lambat
dalam jangka waktu satu bulan terhitung sejak Pejabat Pengelola yang bersangkutan
diberitahu secara tertulis.
12) Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat
Pengelola yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya namun tidak boleh
membuat keputusan/kebijakan strategis.
13) Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal penyampaian
pembelaan diri Bupati tidak memberikan keputusan pemberhentian Pejabat Pengelola
tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
14) Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan dikeluarkannya
keputusan pemberhentian oleh Bupati.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 42


3. Program Pengenalan (Introduction Program)

1) Pejabat Pengelola dan/atau Dewan Pengawas yang baru wajib diberikan


program pengenalan mengenai puskesmas
2) Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Dewan Pengawas
yang baru berada pada Bupati atau jika berhalangan dapat melimpahkan kepada
Ketua Dewan Pengawas dan/atau Direktur BLUD.
3) Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat Pengelola
yang baru berada pada Ketua Dewan Pengawas atau jika berhalangan dapat
melimpahkan pada Direktur BLUD.
4) Program pengenalan meliputi:
(1) Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik oleh puskesmas.
(2) Gambaran mengenai puskesmas berkaitan dengan tujuan, sifat dan lingkup
kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi, dan masalah-masalah
strategis lainnya.
(3) Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal
dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal.
(4) Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas dan
Pejabat Pengelola.

4. RSB dan RBA

1) Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima


tahunan dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang merupakan
penjabaran RSB yang telah disyahkan dengan mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Serang.
2) Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya RSB,
Pejabat Pengelola wajib menyampaikan rancangan RSB periode berikutnya.
3) Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui Dewan
Pengawas kepada PPKD melalui Kepala Dinas Kesehatan, untuk dimintakan
pengesahan selambat-lambatnya minggu ke empat Oktober tahun anggaran yang
bersangkutan.
4) Dewan Pengawas memberikan masukan-masukan pada saat penyusunan
RSB dan RBA, serta melakukan pembahasan bersama dengan Pejabat Pengelola
sebelum memberikan persetujuannya.
5) Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB dan RBA serta

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 43


melaksanakan evaluasi dan pengendaliannya.
6) Perubahan RBA yang melampaui ambang batas maksimal harus disetujui
oleh Dewan Pengawas, dan dilakukan melalui mekanisme perubahan APBD.
7) Dewan Pengawas memantau pelaksanaan RBA dan kesesuaiannya dengan
RSB, serta memberikan masukan-masukan dalam upaya pencapaiannya.

5. Pendelegasian Wewenang

1) Pendelegasian sebagian kewenangan Direktur BLUD (Kepala Puskesmas)


kepada Pejabat Pengelola dibawahnya diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dengan pertimbangan untuk menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas
2) Pejabat Pengelola dibawahnya harus melaksanakan wewenang yang
didelegasikan tersebut dengan penuh tanggungjawab dan memberikan laporan
pelaksanaannya secara berkala kepada Direktur BLUD (Kepala Puskesmas).
3) Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan
tuntutan perkembangan puskesmas.
4) Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan tanggung jawab
pejabat pengelola.

6. Pengambilan Keputusan

1) Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk


mufakat.
2) Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan
stakeholders puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh
setiap pengambil keputusan.
3) Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya memberikan
masukan peningkatan kinerja puskesmas.
4) Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa diadakan
rapat, asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5) Bupati, Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan, dan Pejabat Pengelola
harus konsisten dalam menjalankan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 44


7. Manajemen Risiko

1) Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi risiko


yang dihadapi Puskesmas.
2) Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan kebijakan penanganan
pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas pelaksanaannya.
3) Pejabat Pengelola menyusun pedoman penanganan masalah dengan
stakeholders yang berkaitan dengan dampak jasa pelayanan kesehatan.
4) Pejabat Pengelola memberikan informasi hasil analisa risiko yang dilakukan
kepada Dewan Pengawas sesuai dengan tingkat kebutuhan.
5) Dewan Pengawas memantau pelaksanaan pengelolaan risiko Puskesmas dan
memberikan masukan untuk perbaikan.
6) Inspektorat melakukan kajian terhadap kecukupan pengelolaan risiko yang
diterapkan Puskesmas sebagai bahan kajian risiko kepada Pejabat Pengelola.

8. Pelaporan

1) Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan puskesmas sebagai


BLUD (Entitas Pelaporan) secara berkala setiap triwulan, semester dan tahunan
kepada Bupati
(1) Setiap transaksi keuangan BLUD harus diselenggarakan berdasarkan standar
Akuntansi
(2) Akuntansi dan laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
dan konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .
(3) Laporan Keuangan BLUD terdiri dari:
a. Laporan realisasi anggaran yang berisi informasi jumlah
pendapatan dan biaya BLUD selama satu periode berdasarkan basis Kas
b. Laporan operasional anggaran yang berisi informasi jumlah
pendapatan dan beban BLUD selama satu periode berdasarkan basis
akrual
c. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu
d. Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan
aktivitas operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 45


pembiayaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran
dan saldo akhir kas selama periode tertentu
e. Laporan perubahan SAL yang menyajikan informasi mengenai
kenaikan/penurunan saldo Anggaran.
f. Laporan perubahan Ekuitas yang menyajikan informasi
kenaikan/penurunan ekuitas.
g. Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan
mengenai kinerja.
(4) Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Bupati
melalui PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan laporan pemerintah daerah
secara berkala paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan
berakhir.
(5) Laporan keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan pertanggung jawaban keuangan pemerintah daerah.
2) Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.
3) Dewan Pengawas wajib membahas secara bersama-sama dengan Pejabat
Pengelola, setiap laporan sebelum menyetujui dan menyampaikannya kepada Bupati
4) Dewan Pengawas menyampaikan laporan kepada Bupati secara berkala baik
triwulan maupun tahunan serta pada setiap waktu yang diperlukan mengenai
perkembangan Puskesmas.
5) Dewan Pengawas wajib menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas yang telah dilakukan pada akhir masa jabatan
6) Pejabat Pengelola menyampaikan laporan khusus kepada Dewan Pengawas
dan Bupati setiap ada kejadian penting dan/atau atas permintaan Dewan
Pengawas/Bupati
7) Pejabat Pengelola menyampaikan Laporan Manajemen setiap triwulan
kepada Dewan Pengawas paling lambat 1 (satu) bulan setelah triwulan berakhir
8) Pejabat Pengelola menetapkan mekanisme penyampaian laporan
pertanggung jawaban setiap bidang dalam suatu sistem pengendalian internal yang
memadai.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 46


9. Penilaian Kinerja

1) Bupati menilai kinerja Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan, dan


Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) melalui mekanisme yang telah ditetapkan.
2) Kinerja Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dievaluasi secara berkala pada
setiap akhir tahun anggaran atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan oleh Dewan
Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan dengan menggunakan kriteria penilaian yang
umum berlaku dalam puskesmas. Hasil penilaian kinerja dilaporkan kepada Bupati.
3) Dewan Pengawas dan atau Kepala Dinas Kesehatan melaporkan kepada
Bupati apa bila terjadi gejala kemunduran kinerja Puskesmas.
4) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan tolak ukur kinerja masing-
masing Pejabat Pengelola dibawahnya untuk mendukung kinerja Puskesmas.
5) Penilaian kinerja terhadap Pejabat Pengelola dibawahnya dilakukan setiap
tahun dan dilakukan secara transparan.

10. Suksesi Manajemen

1) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan persyaratan jabatan dan


proses seleksi untuk Pejabat Pengelola dibawahnya sesuai dengan kebutuhan
puskesmas dalam menjalankan strategi.
2) Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk Pejabat Pengelola
dibawahnya harus dilaporkan kepada Dewan Pengawas.
3) Pejabat Pengelola menetapkan program pengembangan kemampuan
pegawai puskesmas baik fungsional maupun struktural secara transparan.
4) Kepala Dinas Kesehatan memantau pengisian formasi Pejabat Pengelola
dalam upaya menjaring dan mengusulkan calon anggota Pejabat Pengelola kepada
Bupati melalui Dewan Pengawas.

11. Pengendalian Internal

1) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) harus menetapkan Sistem


Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset
puskesmas, serta membantu manajemen dalam hal:
(1) Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of asets);

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 47


(2) Menciptakan keakuratan data akuntansi;
(3) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
(4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek
bisnis yang sehat.
2) Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
(1) Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang
terdiri dari:
a. Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai;
b. Filosofi dan gaya manajemen;
c. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan
dan tanggung jawabnya;
d. Pengorganisasian pengembangan sumber daya manusia;
e. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Kepala Puskesmas
(2) Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk
mengidentifikasi, menganalisis, menilai, dan mengelola risiko usaha relevan;
(3) Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam
suatu proses pengendalian terhadap kegiatan Puskesmas pada setiap tingkat dan
unit dalam struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan prosedur
yang membantu manajemen melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa
tindakan penting dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam
mencapai sasaran puskesmas. Kegiatan pengendalian termasuk serangkaian
kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas
prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap aset Puskesmas;
(4) Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan
keuangan mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang memungkinkan
Pejabat Pengelola dan Manajemen untuk menjalankan dan mengendalikan
kegiatan usahanya. Laporan tidak hanya berhubungan data internal, tetapi juga
informasi tentang kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi penting untuk
menginformasikan pengambilan keputusan dan laporan eksternal.
(5) Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian
internal, termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur
organisasi Puskesmas, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan
ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Pejabat
Pengelola dan tembusannya kepada Dewan Pengawas dan Kepala Dinas

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 48


Kesehatan Kabupaten Serang.
3) Inspektorat melakukan penelaahan terhadap kecukupan sistem pengen
dalian internal Puskesmas termasuk dalam penyusunan Laporan Keuangan
Puskesmas.
4) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menindak lanjuti laporan hasil evaluasi
atas pengendalian internal yang dilaksanakan Inspektorat maupun Auditor
Eksternal dan melaporkan perkembangan tindak lanjut tersebut kepada Dewan
Pengawas melalui Kepala Dinas Kesehatan.
5) Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan
tindak lanjut atas laporan hasil evaluasi Inspektorat maupun Auditor Eksternal.

12. Pengadaan Barang Dan Jasa

1) Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,


transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel, dan praktik bisnis yang
sehat.
2) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan mekanisme pengadaan
barang dan jasa dengan memperhatikan pemerataan kesempatan berusaha,
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan prinsip pengendalian yang
memadai.
3) Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana pengadaan yang
dapat berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit yang dibentuk oleh Direktur BLUD
(Kepala Puskesmas) yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan
pengadaan barang dan/atau jasa guna keperluan puskesmas.
4) Pelaksana pengadaan terdiri dari personil yang memahami tata cara
pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang
diperlukan dan membuat laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada
Kepala Puskesmas.

13. Pemberian Layanan Jasa (Standar Dan Tarif)

1) Standar Pelayanan Minimal (SPM)


(1) Bupati menetapkan standar pelayanan minimal Puskesmas, yang
memastikan bahwa seluruh pelanggan telah memperoleh layanan secara

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 49


profesional sesuai standar, yang mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan,
pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan
layanan.
(2) Pejabat pengelola harus menetapkan mekanisme pemberian layanan jasa
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pemberian jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis dan tenaga
kesehatan lainnya secara profesional sesuai dengan standar profesi, kompetensi
dan pelayanan medis dalam rangka mencapai kualitas layanan yang
dipersyaratkan melalui penerapan sistem manajemen mutu untuk menjamin
kepuasan pelanggan dan seluruh stakeholders.
(4) Pejabat Pengelola dibawahnya membantu Direktur BLUD (Kepala
Puskesmas) untuk menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaanya,
serta melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi
anggota staf medik fungsional, dan mengembangkan program pendidikan,
pelayanan, pelatihan, penelitian serta pengembangan.
(5) Pejabat Pengelola dibawahnya membantu Direktur BLUD (Kepala
Puskesmas) untuk menyusun standar keperawatan dan standar pelayanan
penunjang medik, memantau pelaksanaannya serta melaksanakan pembinaan
etika profesi, mengatur kewenangan profesi staf keperawatan dan
mengembangkan program pendidikan, pelayanan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan.
2) Pola Tarif Layanan
(1) Bupati menetapkan tarif layanan atas usulan Direktur BLUD (Kepala
Puskesmas) melalui Kepala Dinas Kesehatan dengan mempertimbangkan
kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan
dan kepatutan serta kompetensi yang sehat.
(2) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan strategi dan kebijakan
terhadap pemberian layanan kesehatan serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya.
(3) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) melakukan evaluasi kualitas
pemberian jasa pelayanan yang telah dilakukan pada akhir periode sebagai
bahan masukan pada periode berikutnya.
(4) Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan memberikan masukan-

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 50


masukan kepada Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) agar upaya pencapaian
tujuan yang telah direncanakan lebih efektif.

14. Rapat Dewan Pengawas, Rapat Lainnya Dan Risalah Rapat

1) Rapat Dewan Pengawas harus diadakan secara berkala, yaitu sekurang-


kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
2) Rapat bersama Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola dilaksanakan 3
(tiga) bulan sekali. Dalam kondisi tertentu, rapat bersama dapat diadakan di luar
jadwal tersebut untuk membahas hal-hal penting dan mendesak yang memerlukan
persetujuan Dewan Pengawas.
3) Rapat Pejabat Pengelola dijadwalkan minimal 1 (satu) kali dalam sebulan.
4) Bila dipandang perlu, Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dapat sewaktu-
waktu mengundang Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan untuk
mengadakan rapat bersama.
5) Risalah rapat harus dibuat setiap menyelenggarakan rapat dan
penyusunannya memperhatikan dinamika rapat termasuk adanya dissenting
comments (perbedaan pendapat) yang sampai dengan berakhirnya rapat tidak
diperoleh kata sepakat.
6) Risalah rapat disampaikan kepada semua anggota Dewan Pengawas dan
Pejabat Pengelola, termasuk yang tidak hadir dalam rapat tersebut.
7) Risalah asli harus di dokumentasikan dan disimpan oleh sekretaris
Puskesmas (pihak yang diberi wewenang) dan harus selalu tersedia bila diperlukan.

15. Media Komunikasi Dan Informasi

1) Pemerintah Kabupaten, Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan, Pejabat


Pengelola, dan stakeholders lainnya berhak memperoleh informasi yang lengkap
dan akurat mengenai puskesmas secara proporsional.
2) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) bertanggung jawab untuk memastikan
agar informasi mengenai puskesmas diberikan kepada Kepala Dinas Kesehatan,
Dewan Pengawas dan Bupati secara tepat waktu dan lengkap.
3) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) melakukan komunikasi secara efektif
dengan unit kerja, sesama Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Bupati
melalui media komunikasi yang tepat dan efisien.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 51


4) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan kebijakan mengenai
komunikasi dan pengelolaan informasi termasuk klasifikasi kerahasiaan
informasi..
5) Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan, Pejabat Pengelola, Auditor
Eksternal, Inpektorat, dan pegawai puskesmas wajib menjaga kerahasiaan informasi
puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

16. Penunjukan Dan Peran Auditor Eksternal

1) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dengan persetujuan Kepala Dinas


Kesehatan dan Dewan Pengawas dapat menunjuk kantor akuntan negara/publik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) wajib menyampaikan kepada Kepala
Dinas Kesehatan dan Dewan Pengawas menyangkut alasan pencalonan dan besarnya
honorarium/imbal jasa yang diusulkan untuk auditor eksternal puskesmas.
3) Auditor Eksternal melakukan audit terhadap laporan keuangan puskesmas
untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan secara
independen dan profesional.
4) Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang
yang diperlukan Auditor Eksternal.
5) Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Pejabat
pengelola dan Dewan Pengawas secara tepat waktu.
6) Pejabat Pengelola menindaklanjuti laporan hasil audit yang dilaksanakan
Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan tindak lanjut tersebut kepada
Dewan Pengawas.
7) Dewan Pengawas memantau perkembangan tindak lanjut atas laporan hasil
audit Auditor Eksternal.

17. Konflik Kepentingan

1) Pemerintah Kabupaten selaku pemilik tidak diperkenankan mencampuri


kegiatan operasional puskesmas yang menjadi tanggungjawab Direktur BLUD
(Kepala Puskesmas) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dilarang memangku jabatan rangkap
sebagai Pejabat Pengelola pada rumah sakit/Klinik milik swasta di daerah, dan

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 52


jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
3) Dewan Pengawas tidak boleh mempunyai kepentingan yang dapat
mengganggu kemampuan untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis dalam
hubungan satu sama lain dan terhadap Direktur BLUD (Kepala Puskesmas).
4) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) dilarang memangku jabatan rangkap
sebagai pejabat struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga pemerintah
daerah, yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
5) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) tidak boleh mempunyai kepentingan
pribadi, langsung atau tidak langsung pada usaha lain yang bertujuan mencari laba.
6) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas), Kepala Dinas Kesehatan, dan Dewan
Pengawas dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan
mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Puskesmas, selain gaji dan fasilitas
yang diterimanya sebagai Kepala Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan, dan Dewan
Pengawas, yang ditentukan oleh Bupati.

18. Tanggungjawab Sosial Puskesmas

1) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) menetapkan dan menjalankan program


yang terkait dengan tanggung jawab sosial puskesmas secara periodik dan
melaporkannya kepada Kepala Dinas Kesehatan, Dewan Pengawas serta Bupati.
2) Direktur BLUD (Kepala Puskesmas) harus memastikan bahwa puskesmas
selalu berupaya mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan
sosialnya sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) Dewan Pengawas dan Kepala Dinas Kesehatan memantau dan memberikan
masukan terhadap pelaksanaan program Puskesmas yang terkait dengan tanggung
jawab sosial puskesmas.

19. Budaya Organisasi, Budaya Kerja Dan Etika

1) Puskesmas melaksanakan kegiatan usaha dan dalam berhubungan dengan


lingkungan, baik internal maupun eksternal, dalam suatu sistem nilai yang
menjunjung tinggi norma etika.
2) Setiap insan puskesmas wajib menjunjung tinggi nilai-nilai etika yang
dibangun dalam puskesmas.
3) Budaya organisasi dan budaya kerja dibangun untuk menjaga

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 53


berlangsungnya lingkungan kerja yang profesional, jujur, terbuka, peduli, dan
tanggap terhadap setiap kegiatan puskesmas serta kepentingan pihak stakeholders.
4) Budaya organisasi dan budaya kerja dikembangkan untuk memotivasi
pegawai dalam bekerja.
5) Seluruh insan puskesmas harus menerapkan etika Puskesmas dan budaya
kerja secara konsisten dan melakukan evaluasi secara periodik.

20. Donasi Dan Etika Berusaha

1) Dalam batas kepatutan, donasi untuk tujuan amal dapat dibenarkan.


2) Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Dewan Pengawas, Kepala Dinas Kesehatan, Pejabat Pengelola, dan Pegawai
Puskesmas dilarang untuk memberikan atau menawarkan, atau menerima baik
langsung ataupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan, pihak
ketiga, atau seorang pejabat pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan
atas apa yang telah dikerjakan.

BAB VII

KODE ETIK PUSKESMAS BINUANG

2.

A. Penerapan Nilai-Nilai Puskesmas, Budaya Kerja Dan Budaya Organisasi

Puskesmas Binuang memiliki kode etik yang wajib dihayati dan dijadikan acuan dalam
berperilaku bagi seluruh insan Puskesmas.
Setiap insan Puskesmas wajib menghayati nilai-nilai, budaya kerja dan budaya organisasi
Puskesmas serta mengimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 54


B. Loyalitas Dan Komitmen Kepada Puskesmas

Setiap insan Puskesmas harus memiliki keyakinan bahwa loyalitas kepada Puskesmas
dapat mendorong totalitas dalam menjalankan tugas, kewajiban, dan tanggungjawabnya
dengan bekerja keras, cermat, taktis serta ikhlas untuk meningkatkan nilai Puskesmas.

1. Kedisiplinan

Setiap insan Puskesmas wajib mentaati semua peraturan yang telah ditetapkan oleh
Puskesmas, antara lain: jam masuk kerja, jam pulang kerja, memakai seragam dan
atributnya, pemenuhan hari kerja, panggilan tugas, baik di dalam maupun di luar jam
kerja, memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan masyarakat, serta mematuhi
sistem dan prosedur kerja yang berlaku.

2. Tugas Dinas

Setiap insan Puskesmas wajib melaksanakan tugas sebaik-baiknya dengan penuh


pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. Setiap insan Puskesmas dalam
melaksanakan tugas selalu tepat waktu, bersikap ramah dan menghormati hak-hak
pasien. Setiap insan Puskesmas tidak diperbolehkan melakukan tugasnya untuk
kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; bertindak selaku perantara bagi pihak
lain untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari Puskesmas.

3. Mutasi dan Promosi

Setiap pegawai Puskesmas wajib bersedia dimutasikan dan/atau dipromosikan antar


unit maupun antar jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pendidikan dan Pelatihan

Setiap pegawai Puskesmas yang ditunjuk wajib bersedia mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan oleh internal maupun eksternal Puskesmas. Hasil
pendidikan dan pelatihan eksternal wajib dilaporkan secara tertulis kepada Kepala
Puskesmas.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 55


5. Gratifikasi dan Suap

Dalam melakukan interaksi dan hubungan usaha dengan stakeholders Puskesmas,


setiap insan Puskesmas dituntut untuk bersikap profesional, jujur, dan terbuka.
1) Gratifikasi
Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian dalam arti luas baik
berupa uang dan yang disetarakan dengan uang maupun dalam bentuk materi lainnya.
Uang dan yang disetarakan meliputi antara lain, uang tunai, cek, tabungan, bilyet
giro, komisi, rabat, potongan harga, pinjaman tanpa bunga, tip/persenan, dan
sejenisnya. Hadiah dalam bentuk materi lainnya pada umumnya meliputi
cinderamata, bingkisan, tiket perjalanan, tiket pertunjukan, fasilitas pengobatan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, dan lain-lain.

Hadiah yang diberikan berkaitan dengan hubungan usaha pada dasarnya dilarang.
Setiap insan Puskesmas dilarang menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa
apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa
pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau
pekerjaan insan Puskesmas yang bersangkutan.

Apabila karena sesuatu hal insan Puskesmas dihadapkan pada keadaan yang tidak
dapat memungkinkan untuk menolak hadiah/pemberian, maka yang bersangkutan
wajib segera melaporkannya kepada atasan langsung dan pejabat puncak di unit kerja
masing-masing dengan tembusan Bagian Tata Usaha dengan tata cara sebagai
berikut:
(1) Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan dokumen yang
berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut
(2) Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi hadiah/pemberian;
b. Jabatan penerima hadiah/pemberian;
c. Tempat dan waktu penerimaan;
d. Uraian jenis hadiah/pemberian;
e. Nilai hadiah/pemberian.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 56


2) Suap
Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi atau menjanjikan sesuatu
kepada seorang pejabat atau seorang yang memiliki wewenang, dengan maksud
agar yang bersangkutan berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya. Suap merupakan praktek usaha yang tidak sehat
dan tindakan yang melanggar hukum. Suap dapat berupa korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

Setiap insan Puskesmas wajib menghindarkan diri dari penyuapan dengan tidak
menerima atau memberi dalam bentuk apapun:
(1) Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima atau yang
diberikan itu berhubungan dengan jabatannya.
(2) Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya melakukan atau
tidak melakukan sesuatu yang berlawanan dengan hukum/peraturan yang
berlaku.
(3) Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan itu berhubungan
dengan apa yang telah dilakukan atau dialpakan dalam jabatannya yang
berlawanan dengan kewajibannya.

6. Jamuan Bisnis

Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu Puskesmas yang wajar dalam
kegiatan bisnis ataupun sosial. Jamuan bisnis harus dihindari jika ada tendensi akan
mempengaruhi obyektivitas keputusan bisnis, dan terlalu sering dilakukan. Jamuan
bisnis diperbolehkan jika:
1) Berkaitan dengan kepentingan usaha Puskesmas sesuai dengan praktek
bisnis yang lazim.
2) Nilainya tidak berlebihan (wajar) dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai
bentuk hadiah/pemberian atau suap.
3) Tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku.
4) Tidak menurunkan citra Puskesmas atau insan Puskesmas apabila diketahui
oleh umum.
5) Dalam hal pemberian jamuan bisnis, wajib mendapat persetujuan secara
tertulis atau lisan dari pejabat yang berwenang sehingga dapat dibayar dan dicatat

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 57


oleh Puskesmas sebagai biaya usaha yang wajar.

7. Pertentangan Kepentingan (Conflict of interest)

Dalam melakukan transaksi atau suatu hubungan usaha dengan rekanan, pasien, dan
pihak ketiga lainnya terkadang timbul suatu situasi yang dapat menciptakan
pertentangan kepentingan dan berpotensi menghilangkan independensi dan objektivitas
insan Puskesmas. Pertentangan kepentingan dapat didefinisikan sebagai seseorang atau
entitas yang mempunyai dua atau lebih kepentingan yang saling bertentangan yaitu
antara kepentingan Puskesmas dan pribadi. Hal ini bisa terjadi pada sebuah hubungan,
peristiwa atau pertimbangan material tertentu dimana obyektivitas atau pertimbangan
profesional telah dikesampingkan.

Insan Puskesmas tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau situasi yang
dapat menimbulkan pertentangan kepentingan antara dirinya dengan Puskesmas atau
dengan rekanan Puskesmas. Keputusan yang diambil insan Puskesmas harus netral
tidak boleh ada pengaruh kepentingan pribadi maupun keluarga yang dapat secara sadar
atau tidak sadar mempengaruhi pertimbangan terbaiknya bagi kepentingan Puskesmas
dan rekanannya.

8. Penggunaan Wewenang dan Jabatan

Setiap insan Puskesmas wajib memastikan bahwa penggunaan wewenang dan jabatan
adalah bebas dari KKN, dengan senantiasa menghindari perbuatan atau tindakan
berikut:
1) Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau golongan
tertentu.
2) Melakukan kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan
kepentingan Puskesmas atau negara.
3) Menyalahgunakan barang inventaris, uang atau surat-surat berharga milik
Puskesmas.
4) Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk kepentingan

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 58


pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Puskesmas.
5) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.
6) Melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pasien dan calon pasien.

9. Pemeliharaan Lingkungan Puskesmas

Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan salah satu faktor untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Puskesmas dan seluruh insan Puskesmas harus selalu
tanggap terhadap pemeliharaan lingkungan dengan melakukan hal-hal berikut:
1) Menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma kerja dan norma
kesusilaan agar terjaga keamanan lingkungan Puskesmas, yakni:
(1) Meminum minuman keras serta menyalahgunakan obat-obatan terlarang di
lingkungan kantor maupun di luar kantor.
(2) Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan kantor maupun di luar
kantor.
(3) Melakukan tindakan/perbuatan asusila/amoral yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai kesopanan dan agama yang ada.
(4) Penganiayaan, fitnah, penghinaan secara kasar, serta mengancam atasan,
bawahan, dan rekan kerja.
(5) Membujuk atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.
(6) Membuka rahasia Puskesmas atau mencemarkan nama baik pimpinan maupun
pegawai Puskesmas dan keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk
kepentingan Puskesmas dan negara.
(7) Melakukan tindak pencurian barang atau uang aset Puskesmas atau yang
merupakan milik pegawai lain.
(8) Membawa senjata tajam atau benda yang dapat dipergunakan untuk melakukan
ancaman dan tindak kekerasan di lingkungan kerja, kecuali tugas dan fungsi insan
Puskesmas yang mewajibkan hal tersebut.
2) Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk membuang sampah pada
tempatnya serta kerapian penyimpanan dokumen dan perlengkapan kerja.
3) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
4) Berpenampilan dan berbusana secara rapi dan bersahaja di dalam lingkungan
kantor maupun di luar kantor.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 59


10. Perlindungan Aset, Informasi dan Rahasia Pasien

1) Pada dasarnya aset Puskesmas hanya digunakan untuk kepentingan


Puskesmas. Aset Puskesmas dilarang digunakan untuk kepentingan pihak tertentu
baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja. Program perlindungan aset Puskesmas
meliputi:
(1) Setiap insan Puskesmas dilarang menyalahgunakan barang-barang atau
uang atau surat berharga milik Puskesmas.
(2)Setiap insan Puskesmas dilarang memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang berharga milik
Puskesmas secara tidak sah.
(3)Setiap insan Puskesmas dilarang membuka/menambah jasa layanan baru
yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
(4)Setiap insan Puskesmas dilarang merujuk pasien Puskesmas kepada rumah
sakit yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2) Setiap insan Puskesmas dilarang memanfaatkan fasilitas Puskesmas untuk
kepentingan pribadi dan tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3) Melakukan penagihan jasa layanan tanpa melalui prosedur yang berlaku.
4) Program perlindungan informasi dimaksudkan agar setiap insan Puskesmas
tidak mengungkapkan kerahasiaan informasi Puskesmas kepada pihak manapun
tanpa ijin. Yang dimaksud informasi rahasia adalah informasi yang tidak tersedia di
publik dan tidak diniatkan untuk dipublikasikan (misalnya, rencana produk, strategi
investasi, strategi pemasaran, dan sebagainya).
5) Program perlindungan Rahasia Pasien:
(1) Setiap insan Puskesmas wajib menjaga rahasia pasien sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dengan menjaga, memelihara dan
menyimpan dokumen rekam medik sebaik-baiknya.
(2) Kepala Puskesmas wajib menetapkan kebijakan pengelolaan rekam medik.
(3) Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus seijin pasien
yang bersangkutan dan/atau atas perintah pengadilan.
(4) Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan dan/atau keperluan
asuransi harus seijin pasien yang bersangkutan dan pimpinan (kepala) Puskesmas.
(5) Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian tenaga
kesehatan atau peserta didik atas seijin dan sepengetahuan pimpinan (kepala)

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 60


Puskesmas.

11.Kesadaran terhadap Biaya

Setiap insan Puskesmas wajib memilki “kesadaran terhadap biaya” dengan


melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Puskesmas
2) Menggunakan sumber daya Puskesmas secara hemat sesuai dengan
kebutuhan.
3) Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi kejujuran dan
tanggung jawab serta didukung dengan dokumen yang lengkap sesuai dengan
aturan dan kebijakan Puskesmas.

12. Integritas Pelaporan

Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa dipertanggung jawabkan, akurat, dan


tepat waktu kepada manajemen, pemilik, dan pihak yang berkepentingan lainnya
(stakeholders) sangat tergantung pada usaha Puskesmas untuk menyediakan data yang
diperlukan. Oleh karena itu, semua catatan resmi mengenai kegiatan/transaksi
Puskesmas harus akurat, jujur, lengkap, dan tepat waktu tanpa adanya pembatasan
dalam bentuk apapun, akurasi tercermin dalam dua hal, yaitu dokumentasi fakta dan
penilaian yang wajar.
Puskesmas tidak akan membiarkan adanya manipulasi pembayaran yang dilakukan
dengan mengalihkan pembayaran melalui catatan atau rekening pihak ketiga.
Petugas yang bertanggungjawab terhadap pembukuan wajib dan harus berlaku jujur,
obyektif, akurat dan setia. Setiap kesalahan yang disengaja ataupun kegiatan yang
menyesatkan dalam melakukan pembukuan akan ditindak sesuai dengan hukum yang
berlaku.

13. Aktivitas Politik

Setiap insan Puskesmas tidak dapat dikaitkan dengan dukungan partai politik,
sehingga tidak dapat menggunakan aset/fasilitas Puskesmas dan wewenangnya untuk

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 61


menyuruh dan menekan pegawai lain untuk mendukung parpol tertentu dan
wakilnya.
Setiap insan Puskesmas dilarang menjadi pengurus/anggota partai politik, calon
legislatif, dan calon eksekutif. Insan Puskesmas yang aktif dalam aktivitas politik wajib
mengundurkan diri dari Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Puskesmas tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap insan Puskesmas untuk
melaksanakan aktivitas politik yang menjadi pilihan. Kontribusi tersebut merupakan
hak dan tanggung jawab pribadi masing-masing dan tidak menggunakan nama
ataupun atribut lain Puskesmas.

BAB VIII

KEBIJAKAN AKUNTABILITAS

Akuntabilitas merupakan salah satu dari empat prinsip dalam tata kelola BLUD, disamping
transparansi, responsibilitas, dan independensi. Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi,
struktur, dan sistem yang dipercayakan pada BLUD agar pengelolaannya dapat
dipertanggungjawabkan. Sedangkan kinerja menggambarkan pencapaian hasil kegiatan.

Dalam upaya mewujudkan akuntabilitas berbasis kinerja, maka dibuatlah Rencana Strategis
Bisnis (RSB) BLUD yang mencakup pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran
pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan
BLUD. Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD dipergunakan sebagai dasar penyusunan
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan evaluasi kinerja.

Rencana strategis bisnis UPT Puskesmas Binuang mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang Tahun 2016 – 2021 (5th) yang menjabarkan visi, misi dan program
Kepala Daerah di bidang kesehatan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Serang dalam
rencana pembangunan lima tahun yang bersifat indikatif. Jadi dengan sendirinya Renstra
Bisnis UPT Puskesmas Binuang adalah sesui dengan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 62


Serang.

A. Akuntabilitas Pengelola Keuangan


Rangkaian kegiatan pertanggung jawaban keuangan BLUD dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Setiap transaksi keuangan BLUD Puskesmas Binuang diselenggarakan berdasrkan
SAP dilengkapi dengan dokumen pendukung sesuai dengan aturan baku di bidang
keuangan secara tertib.
2. Akuntansi dan laporan keuangan BLUD Puskesmas Binuang diselenggarakan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan
Indonesia.
3. BLUD Puskesmas Binuang mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi
dengan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah yang berlaku sesuai dengan jenis
layanan.

B. Penyampaian dan Penyusunan Laporan Keuangan


Laporan Keuangan BLUD secara keseluruhan meliputi :
1. Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan SAL,
Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan
Keuangan beserta laporan kinerja periodik.
2. Laporan keuangan semua bagian usaha BLUD UPT Puskesmas Binuang
dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan BLUD.
3. Kepala BLUD UPT Puskesmas Binuang mengirimkan laporan pertanggung jawaban
keuangan secara berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan setelah periode pelaporan berakhir.
4. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) basis
akrual yang berlaku.

C. Akuntabilitas Program/Kegiatan
Program/kegiatan yang dilaksanakan oleh UPT Puskesmas Binuang mengacu pada
program/kegiatan yang telah dirumuskan pada dokumen Rencana Startegis Bisnis dengan
jangka waktu 5 (lima) tahun. Selanjutnya berpedoman pada Renstra RSB tersebut, UPT
Puskesmas Binuang akan menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Tahunan. RBA

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 63


Tahunan disusun berdasarkan prinsip:
1. Anggaran berbasis kinerja;
2. Perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanan; dan
3. Kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima
(dari masyarakat, APDB dan sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya).

Kelengkapan dokumen yang menyertai RBA Tahunan akan mempertajam setiap


program/kegiatan yang diusulkan oleh pengelola BLUD. Setelah RBA selesai disusun,
proses dan tahapan RBA menjadi RBA definitive sebagai berikut :
1. RBA disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk dibahas sebagai bagian
dari RKA Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.
2. RKA dimaksud (beserta RBA) disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (PPKD).
3. PPKD menyampaikan RBA kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk
dilakukan penelaahan.
4. Setelah di telaah oleh TAPD, RBA disampaikan kepada PPKD dituangkan dalam
Raperda APBD.
5. Setelah Raperda ditetapkan menjadi Perda APBD, Kepala UPT Puskesmas Binuang
melakukan penyesuaian terhadap RBA untuk ditetapkan menjadi RBA Definitif.
6. RBA definitif menjadi dasar penyusunan DPA BLUD untuk diajukan kepada PPKD.
DPA memuat antara lain Pendapatan dan biaya, proyeksi arus kas serta jumlah dan
kualitas barang/jasa yang dihasilkan.
7. PPKD mengesahkan DPA BLUD sebagai dasar pelaksanaan anggaran.

RBA Definitif dan DPA BLUD merupakan dokumen perencanaan tahunan yang selanjutnya
akan dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan program/kegiatan oleh BLUD UPT Puskesmas
Binuang. Untuk melaksanakan program/kegiatan dimaksud Kepala UPT Puskesmas
Binuang akan mengeluarkan Surat Keputusan tentang penunjukan personil Pelaksana
Kegiatan (PK) untuk kegiatan yang telah tertera pada RBA Definitif, sedangkan untuk
kegiatan yang tertera di DPA BLUD (sumber dana APBD) pelaksana kegiatan akan

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 64


ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang.
Monitoring dan evaluasi program dan kegiatan merupakan suatu hal yang bersifat mutlak
dan startegis. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dengan maksud
dapat diketahui secara segera perbedaan dalam perencanaan dan hasil yang diperoleh.
Dengan pelaporan melalui monitoring dan evaluasi akan segera dapat ditentukan
rekomendasi perubahan. Sedangkan untuk monitoring kegiatan sumber dana APBD
Kabupaten Serang akan dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Serang.

Pelaksana kegiatan harus melakukan pelaporan dan pertanggung jawaban atas kinerja
pelaksanaan program. Pencapaian program dan kegiatan yang dituangkan dalam laporan
pertanggung jawaban setidaknya memuat tentang:
1. Program, target dan capaian
2. Pelaksanaan program dan kegiatan
3. Realisasi/pelaksanaan program dan kegiatan
4. Hambatan/masalah strategis yang ditemui selama pelaksanaan program beserta
alternatip pemecahan masalah yang dihadapi dan presentase capaian yang telah
dilaksanakan.

Tahapan pelaksanaan pertanggung jawaban dilakukan secara berjenjang meliputi:


1. Pelaksanaan program dan kegiatan menyusun laporan kerja sesuai dengan tugas
kerjanya masing-masing
1) Masing-masing bagian menyusun pertanggung jawaban program berdasarkan
pelaksanaan program dan kegiatan.
2) Pejabat penatausahaan keuangan menyusun laporan pertanggung jawaban
program berdasarkan laporan pelaksanaan program para pelaksana teknis kegiatan di
setiap unit kerja.
2. Kasubag Tata Usaha menghimpun laporan pelaksanaan program yang berasal dari
bagian lain, selanjutnya dilaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas Binuang.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 65


3. Secara periodik (tahunan) Kepala BLUD UPT Puskesmas Binuang menyusun
laporan pelaksananaan program kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang
berupa laporan kinerja.
4. Evaluasi dan penilaian kinerja UPT Puskesmas Binuang dilakukan setiap tahun oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dalam hal ini sebelum terbentuknya Dewan
Pengawas dengan ketua Sekretaris Daerah Kabupaten Serang. Evaluasi dilakukan
terhadap aspek keuangan dan non keuangan yang bertujuan untuk mengukur tingkar
pencapaian hasil pengelolaan BLUD sebagaimana ditetapakan dalam Renstra dan RBA

D. Akuntabilitas Kinerja
Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan
sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.
Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kegiatan operasional organisasi
berupa tindakan dan aktivitas suatu organisasi pada periode tertentu sesuai tujuan yang
telah ditetapkan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja adalah penilaian tingkat efektifitas
dan efisiensi dari aktivitas organisasi.

Secara umum, tujuan pengukuran kinerja sektor publik adalah:

1. Mengkomunikasikan strategi secara lebih mantap,


2. Mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusuri perkembangan pencapaian strategi,
3. Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah
serta memotivasi untuk mencapai goal congruence, dan
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan
kemampuan kolektif rasional.
Puskesmas adalah sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu
atau sebagian wilayah kecamatan. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan
tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 66


Indikator SPM adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan
untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu
SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan.

Indikator kinerja yang dipakai Puskesmas Binuang adalah indikator SPM sesuai
Permenkes RI Nomor : 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan sebagai berikut : Pelayanan Kesehatan Dasar bidang kesehatan meliputi :

1. Setiap Ibu Hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar;


2. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar;
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
4. Setiap Balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan screening kesehatan sesuai
standar;
6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d 59 tahun mendapatkan screening
kesehatan sesuai standar;
7. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun keatas mendapatkan screening
kesehatan sesuai standar ;
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
9. Setiap penderita diabetes militus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
10. Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar;
11.Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar;
12. Setiap orang beresiko terinfeksi HIV ( Ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/ trans gender, pengguna NAPZA dan warga binaan lembaga pemasyarakatan )
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.

BAB IX

KEBIJAKAN KEUANGAN

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 67


A. Kebijakan Tarif dan Pemberian Layanan

Tarif layanan Puskesmas ditetapkan Bupati dengan persetujuan DPRD berdasarkan usulan
Pejabat pengelola BLUD melalui Sekretaris Daerah dengan mempertimbangkan
kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan
dan kompetensi yang sehat. Pejabat Pengelola BLUD menetapkan strategi dan kebijakan
terhadap pemberian layanan kesehatan serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus melakukan penghitungan
biaya per unit setiap jenis layanan (cost finding) sebagai dasar pengambilan kebijakan
mengenai penetapan tarif layanan kesehatan, misalnya kebijakan pemberian subsidi tarif
layanan kesehatan kepada pasien tidak mampu. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD
harus melakukan reviu biaya per unit setiap jenis layanan secara berkala. Pejabat Pengelola
melakukan evaluasi kualitas pemberian jasa pelayanan yang telah dilakukan pada akhir
periode sebagai bahan masukan pada periode berikutnya.

B. Sistem Pengelolaan Keuangan

Sistem Pengelolaan Keuangan mengacu pada ketentuan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan pola kebijakan keuangan secara bertahap
menuju pola manajemen keuangan bisnis yang sehat. Kebijakan keuangan BLUD akan
ditetapkan oleh Kepala BLUD dengan mempertimbangkan kebijakan keuangan daerah dan
kebijakan keuangan lainnya yang menjadi operasional PPK-BLUD. Kebijakan ini harus
dibahas bersama dengan PPKD sebagai dasar pelaksanaan dan pertanggung jawaban
keuangan PPK-BLUD.
Penatausahaan keuangan sebagai langkah awal pembuatan laporan keuangan BLUD didasar
pada prinsip pengelolaan keuangan bisnis yang sehat dan dilakukan secara tertib, efektif,
efisien, transparan dan dapat dipertanggung jawabkan. Penatausahaan keuangan BLUD
paling sedikit memuat tentang :
1. Pendapatan dan biaya
2. Penerimaan dan pengeluaran
3. Utang dan Piutang
4. Persediaan, Aset Tetap dan Investasi serta
5. Ekuitas .

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 68


Beberapa prinsip dalam akuntansi BLUD berdasarkan Permendagri 61 Tahun 2007 yang
akan menjadi acuan dalam pelaksanaan penatausahaan keuangan BLUD UPT Puskesmas
Binuang adalah sebagai berikut:
1. BLUD menerapkan sistem informasi manajemen keuangan yang sesuai dengan
kebutuhan praktek bisnis yang sehat.
2. Setiap transaksi keuangan yang terjadi dicatat dalam dokumen pendukung yang
dikelola secara tertib.
3. BLUD menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAK) untuk pelaksanaan manajemen bisnis yang sehat.
4. Penyelenggaran akuntansi dan laporan keuangan menggunakan basis akrual baik
dalam pengakuan pendapatan, biaya, aset, kewajiban, dan ekuitas .
5. BLUD mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan berpedoman pada
Standar Akuntansi yang berlaku untuk BLUD yang bersangkutan dan ditetapkan dengan
Surat Keputusan Bupati.
6. Kebijakan akuntansi BLUD digunakan sebagai dasar dalam pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas , pendapatan dan biaya.

C. Sistem Penata usahaan dan Akuntansi Pengelolaan BLUD

Pejabat Pengelola menetapkan pedoman mengenai sistem piñata usahaan dan akuntansi yang
diterapkan untuk pengelolaan keuangan dan penyusunan pertanggung jawaban BLUD sesuai
standar akuntansi pemerintah yang berlaku dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta disusun berdasarkan pengendalian internal yang memadai. Selanjutnya Pejabat
pengelola Puskesmas menyelenggarakan sistem penatausahaan dan akuntansi sesuai
pedoman yang telah ditetapkan tersebut, baik secara manual maupun komputerisasi.

Pejabat Pengelola menetapkan organisasi dan pengelola yang berwenang dalam


penatausahaan dan akuntansi pengelolaan keuangan BLUD.

Output sistem berupa laporan keuangan BLUD, khususnya pada akhir semester dan akhir
tahun dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(LKPD) sesuai
Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku.

D. Remunerasi

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 69


Bupati menetapkan Remunerasi atas usulan Pejabat BLUD melalui Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang yang diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif,
bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun. Adapun faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pengelolaan Remunerasi adalah:

1. Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta produktivitas.


2. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis
3. Kemampuan Pendapatan BLUD
4. Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan antara lain Indikator
keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.

Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD diberikan berdasarkan indikator
penilaian:

1. pengalaman dan masa kerja


2. jabatan yang disandang
3. risiko kerja
4. tingkat kegawatdaruratan
5. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku
6. Hasil/capaian Kinerja

BAB X

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

A. Pengertian Limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan, sedangkan limbah medis atau limbah klinis
mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, dalam hal ini Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), fasilitas penelitian, dan laboratorium.
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya atau karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya, baik

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 70


secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusak lingkungan
hidup manusia serta mahluk lain.
Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas dalam
bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau
terbuang. Limbah puskesmas dapat dibedakan menjadi limbah medis dan non medis.
Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari puskesmas yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang
berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, veterany,
farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang menggunakan bahan-bahan yang
beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan dengan
pengamanan tertentu.
Pada sarana pelayanan kesehatan termasuk puskesmas, limbah medis dapat dikategorikan
menjadi beberapa jenis, meliputi:
1. Limbah Benda Tajam : adalah materi padat yang memiliki sudut kurang dari 90
derajat, dapat menyebabkan luka iris atau tusuk, misalnya : Jarum suntik; kaca sediaan
(preparat glass); infus set; ampul/vial obat, dll
2. Limbah Infeksius : adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus,
parasit, dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada pejamu
yang rentan, misalnya : kultur dan stok agen infeksius dari aktifitas laboratorium
3. Limbah Patologis : adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia,
misalnya : pihak tubuh, janin dan darah, muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain
4. Limbah Farmasi : adalah limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi, misalnya :
mencakup produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluarsa, tumpahan obat, dll
5. Limbah Kimia : adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari
aktifitas diagnostik, pemeliharaan kebersihan, dan pemberian disinfektan
6. Limbah Kemasan Bertekanan : adalah limbah medis yang berasal dari kegiatan di
instansi kesehatan yang memerlukan gas, misalnya : gas dalam tabung, cartreidge dan
kaleng aerosol
7. Limbah Logam Berat : adalah limbah medis yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan biasanya sangat
toksik, misalnya : limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran
(thermometer, alat pengukur tekanan darah)

B. Pengelolaan Limbah Medis

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 71


Pada dasarnya dalam melaksanakan pengelolaan limbah medis perlu menganut prinsip-
prinsip dasar berdasarkan kesepakatan internasional, yaitu:
1. The “Polluter Pays” Principle (Prinsip “Pencemar yang membayar”), artinya semua
penghasil limbah secara hukum dan financial bertanggungjawab untuk menggunakan
metode yang aman dan ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah.
2. The “Precautionary” Principle (Prinsip “Pencegahan”) yang merupakan prinsip
kunci yang mengatur perlindungan kesehatan dan keselamatan melalui upaya penanganan
yang secepat mungkin dengan asumsi resikonya dapat menjadi cukup signifikan.
3. The “Duty of Care” Principle (Prinsip “Kewajiban untuk waspada”) bagi yang
menangani atau mengelola limbah berbahaya karena secara etik bertanggung jawab untuk
menerapkan kewaspadaan tinggi.
4. The “Proximity” Principle (Prinsip “Kedekatan”) dalam penanganan limbah
berbahaya untuk meminimalkan risiko dalam pemindahan. Prinsip-prinsip pengelolaan
limbah tersebut berkaitan dengan kegiatan unit pelayanan kesehatan, sebagaimana
tertuang pada global immunization 2009, disampaikan bahwa dalam penyelenggaraan
imunisasi harus memiliki sistem pengelolaan limbah tajam.

C. Tehnik Pengelolaan Limbah Medis Tajam

Teknik pengelolaan limbah medis tajam dapat dilakukan dengan :

1. Safety Box.
2. TPS sampah medis

Pengelolaan yang tepat untuk pengelolaan limbah medis di unit-unit pelayanan kesehatan
selain tergantung pada administrasi dan organisasi yang baik, juga memerlukan kebijakan
dan pendanaan yang memadai dan sekaligus partisipasi aktif dari semua pihak yang ada di
unit pelayanan tersebut, misalnya dengan membentuk Tim Pengelolaan Limbah untuk
menyusun rencana pengelolaan limbah secara terstruktur , sistematis dan intensif.
Secara garis besar, Puskesmas Binuang melakukan pengelolaan limbah medis padat dan
limbah medis cair.( bila blm punya ipal yg merah di delet jika sudah punya yg biru di delet )
Pengolahan limbah puskesmas tidak dilakukan secara mandiri namun untuk pengelolaan
limbah medis padat masih dikelola oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang . Untuk limbah medis cair direncakanan dikelola oleh Puskesmas
dibawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang .

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 72


BAB XI

PENUTUP

1. Seluruh kebijakan yang ada di Puskesmas Binuang harus berpedoman pada dan tidak
bertentangan dengan Pola Tata Kelola ini. Kebijakan Puskesmas tidak terbatas pada
Surat Keputusan Bupati, Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan, dan seluruh Buku
Pedoman Puskesmas. Kebijakan Puskesmas yang telah diterbitkan dan tidak
bertentangan dengan Pedoman Tata Kelola ini wajib disesuaikan.
2. Pola Tata Kelola ini ditelaah dan dimutakhirkan secara berkala untuk disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang organ-pihakPuskesmas serta perubahan
lingkungan yang terjadi.
3. Setiap perubahan terhadap Pola Tata Kelola harus disetujui oleh Bupati.
4. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam pedoman ini tetap mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Pola Tata Kelola ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan oleh Bupati Serang.

TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 73


TATA KELOLA PUSKESMAS BINUANG| 74

Anda mungkin juga menyukai