Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah.

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamin, segala puji bagi Allah STW atas segala
karunia-Nya sehingga kami sebagai penulis dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Bagan Alir Mengenai Tahapan Usaha Jasa
Konstruksi di Palangka Raya, Khususnya Konsultan/Kontraktor”

Kami mengucapkan syukur kepada Alaah SWT atas limpahan nikmat-Nya,


berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
makalah ini sebagai tugas “Aspek Hukum Dalam Pelaksanaan Proyek”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran bagi pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya menjadi lebih baik lagi.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak


yang telah membantu dan mendukung kami dalam penyelesaian makalah ini.

Demikian yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Palangka Raya, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………….……3


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………4
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Usaha Penyedia Jasa Konstruksi………………………………5

2.2 Tahap Perijinan Usaha Jasa Konstruks ………………..…6


2.3 Bagan Alir Mengenai Tahapan Usaha Jasa Konstruksi
di Palangka Raya, Khususnya Konsultan/Kontraktor…………….9

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………15
3.2 saran……………………………………………………………………15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang


meliputi pembangunan gedung, pembangunan prasarana sipil, dan instalasi mekanikal
dan elektrikal. Aplikasi atau contoh dalam Hukum Pranata Pembangunan seperti
Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). IMB adalah perizinan yang diberikan oleh
Kepala Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah,
memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan
administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. IMB merupakan salah satu produk
hukum untuk mewujudkan tatanan tertentu sehingga tercipta ketertiban, keamanan,
keselamatan, kenyamanan, sekaligus kepastian hukum. Kewajiban setiap orang atau
badan yang akan mendirikan bangunan untuk memiliki Izin Mendirikan Bangunan
diatur pada Pasal 5 ayat 1 Perda 7 Tahun 2009.

Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) adalah ijin untuk melakukan usaha di bidang
jasa konstruksi yang diterbitkan oleh Kepala Daerah. Pengembangan IUJK
diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat jasa konstruksi. Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK) terdiri atas Ijin Perencana, Ijin Pelaksana dan Ijin Pengawas
dengan klasifikasi arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal, tata lingkungan dan
manajemen pelaksanaan.

Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi lain
menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat
penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan
pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pada Proyek ‘tempat penulis
kerja praktek’ ini, pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan secara langsung
kepada kontraktor pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Peraturan dan

3
persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen
kontrak.

Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek (owner) dan
dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dari owner serta dapat
berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi
dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai


dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
1. Apa itu Usaha Penyedia Jasa Konstruksi?
2. Bagaimana tahap Perijinan Usaha Jasa Konstruksi?
3. Bagaimana Bagan Alir Mengenai Tahapan Usaha Jasa Konstruksi di Palangka
Raya, Khususnya Konsultan/Kontraktor?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Memahami pengertian mengenai usaha Penyedia Jasa Konstruksi
2. Memahami dengan baik tentang tahap Ijin Usaha Jasa Konstruksi
3. Mengetahui Bagan Alir Mengenai Tahapan Usaha Jasa Konstruksi di
Palangka Raya, Khususnya Konsultan/Kontraktor.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Usaha Penyedia Jasa Konstruksi

Dunia konstruksi adalah dunia pembangunan dan jasa konstruksi adalah


tenaga pelaku atau penggiat yang terlibat langsung dalam kegiatan konstruksi atau
dalam UUD No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Kosntruksi menyebutnya sebagai
“Masyarakat Jasa Konstruksi”. Undang-undang jasa konstruki ini menimbang bahwa
jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial dan
budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna
menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional.

Penyedia Jasa Konstruksi sudah dijelaskan dalam UUJK No.2 Tahun 2017
Bab I pasal no 1 “Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau
pekerjaan konstruksi” Dari pengertian dalam UUJK tersebut maka dalam masyarakat
terbentuklah "USAHA JASA KONSTRUKSI", yaitu usaha tentang "jasa" aatau
services di bidang perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi yang semuanya
disebut "PENYEDIA JASA" yang dulu lebih dikenal dengan bowher atau owner".
Disisi lain muncul istilah "PENGGUNA JASA" yaitu yang memberikan pekerjaan
yang bisa berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi pemerintah.

Pengertian utuhnya dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha dalam
sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan
atau pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau
bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan
tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat pemakai/pemanfaat
bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidup.

Bentuk usaha dari kegiatan konstruksi ini adalah Perseorangan dan Badan
Usaha. Bentuk usaha Perseorangan hanya untuk pekerjaan beresiko kecil,

5
berteknologi sederhana dan berbiaya kecil. Sedangkan bentuk usaha ber-Badan
Usaha adalah untuk pekerjaan beresiko besar, berteknologi tinggi dan berbiaya besar.
Perusahaan jasa konstruksi yang diperbolehkan berusaha adalah :

1. Perusahaan Badan Usaha Nasional berbadan hukum yang dibagi dalam :


a. Perusahaan Nasional berbadan hukum seperti Perseroan terbatas (PT),
b. Perusahaan bukan berbadan hukum seperti CV, Fa, Pb, Koperasi, dsb.
2. Badan Usaha asing yang dipersamakan.

2.2 Tahap Perijinan Usaha Jasa Konstruksi

IUJK adalah izin untuk melakukan usaha dibidang jasa konstruksi yang
diberikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Surat Izin ini adalah izin terpenting
bagi perusahaan yang akan melakukan kegiataan usaha meliputi Jasa Perencana
Konstruksi, Jasa Pelaksana Konstruksi, Jasa Pengawas Konstruksi.

Surat Izin SIUJK wajib dan harus dimiliki oleh setiap perusahan jasa
konstruksi dengan kualifikasi tertentu sesuai dengan kemampuan modal
Perusahaan atau nilai proyek yang akan dikerjakan oleh perusahaan.

Bagi perusahaan yang akan mengurus izin SIUJK, maka perlu diketahui
bahwa jenis perusahaan yang masih baru berdiri dan akan bergerak dibidang jasa
konstruksi, maka SIUJK bisa didapatkan hanya ada dua pilihan saja yaitu proyek
kecil (K1) atau menengah (M1). Namun seiring berjalan kegiatan usaha konstruksi
tersebut maka kualifikasi perusahaan akan dapat ditingkatkan sesuai dengan
pengalaman perusahaan dibidang konstruksi. Jika memilih kualifikasi Kecil (K1)
misalnya, Maka perusahaan harus mempunyai pengalaman tertentu untuk bisa naik
ke kualikasi K2, K3 dan seterusnya.

Dalam hal ini, LPJK telah membuat kualifikasi perusahaan dengan nilai
proyek: K1, K2, K3, M1, M2, B1, dan B2, atau juga tergantung dari nilai modal

6
setornya. Biasanya, Kontraktor Lokal dimulai dari Kualifikasi K1, K2 boleh
berbadan hukum CV, sedangkan Kualifiaksi K3, M1, M2, B1, dan B2 harus
berbadan hukum PT (Perseroan Terbatas). Sedangkan untuk Perusahaan
Kontraktor dalam hal Penanaman Modal Asing (PMA) wajib langsung Kualifikasi
B2.

Dasar Hukum :

1. Undang-undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi pengganti Undang-


Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang sudah dicabut dan
tidak berlaku lagi.
Konstruksi : Chek disini
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04 / PRT / M/2011 tentang Pedoman
Persyaratan Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional

Dokumen yang diurus satu Paket :

1. Sertifikasi Tenaga Ahli (SKA) / Tenaga Terampil (SKT)


2. Kartu Tanda Anggota (KTA) Assosiasi Konstruksi
3. Sertifikasi Badan Usaha (SBU) LPJK
4. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) Dinas Provinsi sesuai wilayah
perusahaan.

Persyaratan Dokumen SIUJK Baru dengan Kualifikasi K1, K2, K3, M1,
M2, M3, B1, B2 :

1. Copy Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku dan aslinya agar
diperlihatkan
2. Copy Sertifikat Keahlian (SKA) Madya untuk Kualifikasi M1, M2, M3, B1
dan Ahli Madya untuk Kualifikasi B2.
3. Copy Sertifikat Keterangan Terampil (SKT) Muda Kualifikasi K1, K2, K3
4. Copy Kartu Tanda Anggota (KTA) Asosiasi Konstruksi
5. Copy NPWP Perusahaan (Kartu dan Lembar SKT)
6. Copy Lembar surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PPKP)
7. Copy Akta Notaris Pendirian dan semua Perubahan (jika ada)
8. Copy SK Pengesahan Menkumham / SK Kehakiman Pendirian dan semua
Perubahan (jika ada)
9. Foto Copy KTP dan NPWP Pribadi Penanggung Jawab Badan Usaha

7
10. Surat Pernyataan Tenaga Ahli dilampirkan : Copy KTP, Ijazah, SKA/SKT
Tenaga Ahli dan CV Tenaga Ahli
11. Foto Copy Surat Keterangan Domisili Perusahaan dan aslinya agar
diperlihatkan.
12. Foto Kantor Perusahaan (Papan Nama/Plank Perusahaan, Tampak depan,
Ruang Kerja dan Ruang Rapat) di cetak berwarna dalam 1 (satu) lembar
13. Foto Copy IMB+Foto Copy surat perjanjian apabila Kontrak/sewa/Akte jual
beli untuk Kantor Perusahaan.
14. Melampirkan Seritifikat ISO
15. Daftar pengalaman kerja dengan nilai kontrak diatas Rp. 50 Milliar (bisa satu
kontrak, atau lebih dari satu kontrak yang mencapai nilai tersebut) (Khusus
Kualifikasi B.2)
16. Laporan Keuangan Perusahaan yang sudah diaudit oleh Akuntan Publik
(Khusus Kualifikasi B.2)
17. Laporan SPT Tahunan 2 tahun terakhir dan Laporan SPT bulan 3 bulan
terakhir. (Khusus Kualifikasi B.2)
18. Pasfoto Direktur / Penanggung Jawab Perusahaan atau Direktur datang untuk
photo.

Untuk persyaratan perpanjangan IUJK (Point 1 s.d 13 diatas)


ditambah persyaratannya sebagai berikut:

1. Asli dan Copy SIUJK (Izin Usaha Jasa Konstruksi) yang lama.
2. Jika ada perubahan Penanggung Jawab Perusahaan / Direktur, maka
Penanggung Jawab Perusahaan / Direktur yang baru harus foto ditempat

Persyaratan Konversi SIUJK :

1. Copy KTP Direktur /Penanngung Jawab Perusahaan


2. Copy Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konversi dan diperlihatkan aslinya
3. Copy Surat Domisili perushaan dan diperlihatkan aslinya (jika diperlukan)
4. Melampirkan Daftar Riwayat Hidup (CV) Tenaga Ahli, Copy KTP, SKA, dan
Ijazah Tenaga Ahli
5. Sertifikat IUJK asli yg masih berlaku untuk dikembalikan / dilampirkan dalam
permohonan.
6. Foto copy IMB + FC Perjanjian Sewa/Kontrak Gedung, bila ruangan kantor
sewa/kontrak atau Bukti Kepemilikan lainnya

8
2.3 Bagan Alir Mengenai Tahapan Usaha Jasa Konstruksi
di Palangka Raya, Khususnya Konsultan/Kontraktor.
2.1. Bagan Alir IUJK
2.3.1. Pasal 12
Bagan alir persyaratan permohonan izin baru sebagaimana
dimaksud dalam pasal 12 :

BUJK
(Badan Usaha Jasa Konstruksi)

1. Mengisi formulir permohonan


2. Menyerahkan rekaman akta pendirian BUJK
3. Menyerahkan rekaman akta pendirian dan/atau perubahannya yang telah disahkan oleh
kementrian Hukum dan HAM dan/atau terdaftar dipengadilan.
4. Menyerahkan rekaman sertifikatBadan Usaha (SBU) yang masih berlaku dan telah diregidtrasi
lembaga
5. Menyerahkan rekaman Kartu Penanggung Jawab utama badan usaha pengikatan dan tenaga
ahli/terampil dengan penanggung jawab utama badan usaha
6. Menyerahkan rekaman sertifikat keahlian (SKA) dan/sertifikat keahlian keterampilan (SKT)
dari penanggung jawab teknik badan usaha (PJT-BU) yang telah di registrasi oleh lembaga.
7. Menyerahkan daftar riwayat hidup penanggung jawab badan usaha.
8. Menyerahkan rekaman Kartu Tanda Penduduk atas nama direktur perusahaan.
9. Menyerahkan rekaman Kartu Tanda Penduduk, NPWP, ijazah pendidikan formal, SKA, SKT,
tenaga ahli/terampil BUJK.

tidak

Proses pengolahan data Lengkap?

lengkap

Pengambilan sertifikat IUJK

9
2.3.2. Pasal 13
Bagan alir untuk perpanjangan izin, menurut pasal 13 syaratnya
adalah sebagai berikut :

BUJK
(Badan Usaha Jasa Konstruksi)

10. Diajukan paling lama 14 hari kerja sebelum habis masa berlakunya;
11. Mengisi Foemulir Permohonan
12. Menyerahkan rekaman Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku dan telah di
registrasi oleh lembaga.
13. Menyerahkan Kartu Penanggung Jawab Teknik Badadan Usaha (PJT-BU)
14. Menyerahkan rekaman Sertifikasi Keahlian (SKA) dan/atau sertifikat keterampilan (SKT) dari
Kartu Penanggung Jawab Teknik Badadan Usaha (PJT-BU) yang telah di registrasi oleh
lembaga.
15. Menyerahkan rekaman Kartu Tanda Penduduk, NPWP, ijazah pendidikan formal SKA, SKT
tenaga Ahli/keterampilan
16. Surat keterangan domisili yang di terbitkan oleh lurah setempat
17. Menyerahkan rekaman Nomor Pokkok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan;
18. Menyerahkan rekaman bukti telah selesai kewajiban pembayaran pajak atas kontrak yang
diperoleh;
19. Menyerahkan sertifikat IUJK asli;
20. Menyerahkan surat kuasa dari penanggung jawab badan usaha bila pengurusan permohonan
panjajangan dikuasakan.

tidak

Proses pengolahan data Lengkap?

lengkap

Pengambilan sertifikat IUJK

10
2.3.3. Pasal 14
Bagan alir untuk perubahan data, menurut pasal 14 syaratnya adalah
sebagai berikut :

BUJK
(Badan Usaha Jasa Konstruksi)

21. Diajukan paling lama 14 hari kerja sebelum habis masa berlakunya;
22. Mengisi Foemulir Permohonan
23. Menyerahkan rekaman
24. Akta perubahan nama direksi pengurus untuk perubahan data nama direksi/pengurus
25. Surat keterangan domisili BUJK yang berlaku dan dilegalisir kelurahan untuk perubahan
alamat BUJK
26. Akta perubahan untuk perubahn BUJK da/atau
27. Sertifikat Badan Usaha yang masih berlaku untuk perubahan klasifikasi dan kualifikasi usaha
28. Menyerahkan IUJK
29. Menyerahkan surat kuasa dari penanggung jawab badan usaha bila pengurusan penambahan
data IUJK di kuasakan.

tidak

Proses pengolahan data Lengkap?

lengkap

Pengambilan sertifikat IUJK

11
2.3.4. Pasal 15
Bagan alir untuk penutupan izin, menurut pasal 15 syaratnya adalah
sebagai berikut

BUJK

(Badan Usaha Jasa Konstruksi

1. Izin usaha jasa konstruksi yang asli


2. Surat pajak Nihil yang di peroleh dari kantor
proyek setempat
3. Formulir permohonan izin yang telah diisi

SURAT KETERANGAN PENUTUPAN IZIN DAPAT


DIAMBIL

12
2.2. Sanksi Administratif
Sanksi administratif sudah dijelaskan secara jelas di pasal 33
sampai dengan 40.

1. Pasal 33
Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini dikenakan
sanksi berupa :
1. Peringatan tertulis.
2. Pembekuan IUJK.
3. Pencabutan IUJK.
Pengenaan sanksi terhadap BUJK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib diumumkan kepada masyarakat umum
diantaranya melalui sistem informasi jasa konstruksi dan/atau
papan pengumuman Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka
Raya.

2. Pasal 34
Pelanggaran terhadap Pasal 13 huruf a, Pasal 14 huruf a, Pasal
23 ayat (1) huruf d dan Pasal 23 ayat (5) dikenakan sanksi berupa
peringatan tertulis.

3. Pasal 35
BUJK akan dikenakan sanksi pembekuan IUJK bila :
1. Mengabaikan peringatan tertulis sebagimana diatur dalam Pasal
33 ayat (1) huruf a sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu
masing-masing 1 (satu) bulan, namun tidak memenuhi
kewajibannya dan tidak mengindahkan peringatan yang
disampaikan.
2. Melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (3), Pasal 11 ayat (1), Pasal 11
ayat (5), dan Pasal 23 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c,
Pasal 23 ayat (2) sampai dengan ayat (4).
3. Masuk ke dalam blacklist.

4. Pasal 37
BUJK akan dikenakan sanksi pencabutan IUJK bila :
1. Melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
dan telah terkena sanksi pembekuan IUJK sebanyak 2 (dua) kali.
2. Mendapatkan sanksi pembekuan IUJK sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 namun tetap melaksanakan pekerjaan.
3. Terbukti menyebabkan kegagalan konstruksi dan/atau kegagalan
bangunan.

13
5. Pasal 38
Bagi usaha orang perseorangan yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan Pasal 33 ayat (1) akan dikenakan sanksi denda
paling sedikit Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

6. Pasal 39
IUJK yang dibekukan dapat diberlakukan kembali bila telah
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan telah mengindahkan peringatan teguran dan
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Perusahaan dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana
ekonomi sesuai dengan keputusan lembaga peradilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.

7. Pasal 40
Mekanisme pemberlakuan kembali IUJK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan mengajukan permohonan pemberlakuan kembali IUJK
secara tertulis beserta bukti-bukti pemenuhan kewajiban yang
diperlukan kepada Dinas Pekerjaan Umum selaku instansi
pelaksana.
2. Dinas Pekerjaan Umum kemudian memeriksa berkas permohonan
dan melakukan verifikasi lapangan bila dirasakan perlu.
3. Bila berkas permohonan beserta bukt-bukti pemenuhan kewajiban
dinyatakan layak, maka unit Dinas Pekerjaan Umum dapat
memberikan surat pemberlakuan kembali IUJK.
4. Dinas Pekerjaan Umum dapat memberikan kembali sertifikat
IUJK kepada BUJK pemohon.
5. Dinas Pekerjaan Umum mengumumkan kepada masyarakat umum
diantaranya melalui sistem informasi jasa konstruksi dan/atau
papan pengumuman.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Izin usaha jasa konstuksi merupakan salah satu hal yang wajib dimiliki
oleh suatu perusahan konstruksi, dimana sebuah izin tersebut harus melalui
mekanisme dan tahapan-tahapan yang sesuai dengan aturan dalam pembuatan
IUJK. Izin konstruksi juga tidak sembarangan dikeluarkan jika tidak
memenuhi persyaratan izin yang telah ditentukan.
Izin usaha konstruksi juga memiliki dasar hukum dan alur pembuatan
perizinan jasa konstruksi yang berdasar pada UU no 2 thn 2017 tentang jasa
konstruksi.

3.2 Saran
Dalam dunia ketenaga kerjaan konstruksi semuanya diwajibkan memiliki
sertifikasi keahlian atau keterampilan guna menghindari sanksi administrative berupa
pemberhentian dari tempat kerja. Masyarakat jasa konstruksi juga harus mengikuti
pelatihan-pelatihan dengan tujuan agar dapat meningkatkan keterampilan dan
keahlian sesuai bidangnya masing- masing.
Perusahaan konstruksi yang belum bersertifikasi standar harus meningkatkan
sistem manajemen mutu yang ada untuk memenuhi kelengkapan sistem yang
mendukung, yaitu unit kerja khusus di dokumen-dokumen mutu dan sistem
manajemen mutu yang digunakan.
Mengingat penelitian ini masih terbatas pada kontraktor golongan besar, maka
diperlukan studi lanjut yang lebih komprehensif yang mencakup semua klasifikasi
perusahaan konstruksi.

15

Anda mungkin juga menyukai