Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRATIKUM PATOFISIOLOGI

(PEMERIKAAN HITUNG TROMBOSIT)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ZUBAIDAH

NIM : 164820103062

KELOMPOK : 3 (B1)

DOSEN PEMBIMBING : Aninditha Rachma R, M.Si.,Apt.

Kurniawati, S.Kep.,M.Kes.,Ns.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES AISYIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN

2019/2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui cara menghitung trombosit dengan menggunakan metode


manual/ kamar hitung dan jumlah normal trombosit pada manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Darah merupakan alat transportasi atau alat pengangkutan yang paling


utama dalam tubuh kita. Darah terdiri dari elemen-elemen dan berbentuk plasma
yang jumlah nya setara. Elemen-elemen itu terdiri dari sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Trombosit berperan
penting dalam pembentukan bekuan darah (Tarwoto, 2008).
Trombosit merupakan salah satu komponen darah yang terdapat pada
tubuh manusia, berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit
berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit. Trombosit adalah sel darah
yang tidak mempunyai inti dengan ukuran diameter 1 – 4 µ dan volumenya 7- 8
fl. Jumlah darah dengan keadaan normal pada tubuh manusia adalah 150.000
–350.000/ ul darah (Harjo, 2011).
Trombosit bukan merupakan sel, tetapi merupakan fragmen-fragmen sel
granular, berbentuk cakram, tidak berinti, trombosit ini merupakan unsur seluler
sumsum tulang terkecil dan penting dalam proses homeostasis dan koagulasi.
Pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan jumlah per 100 ml darah.
Jumlahnya yang rendah secara klinis dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan
secara spontan, atau pada keadaan yang secara normal dapat diatasi (Sadikin,
H.M. 2013).

Terdapat beberapa metode pemeriksaan hitung jumlah trombosit,


di antaranya adalah menggunakan cara manual dan automatik. Cara manual
antara lain cara langsung dan tak langsung. Cara langsung dengan yang
menggunakan bilik hitung dan cara tak langsung dengan menggunakan sedian
darah apus.
Di antara penggunaan berbagai metode yang menggunakan larutan
pengencer tersebut, penggunaan larutan Rees Ecker lebih bagus dengan
trombosit yang lebih jelas terlihat karena kandungan BCB didalam larutan Rees
Ecker dapat mewarnai trombosit hingga terlihat jelas. Sementara itu pada
penggunaan metode Brecher - Cronkite dengan larutan ammonium oksalat 1%
trombosit tidak terlihat jelas dan sulit dibedakan dengan kotoran. Namun, karena
larutan Rees Ecker yang lebih mahal beberapa laboratorium masih
menggunakan metode Brecher -Cronkite yang menggunkan larutan ammonium
oksalat 1% sebagai larutan pengencer dengan alasan lebih ekonomis (Sacher,
2004).

Trombosit adalah elemen terkecil dalam pembuluh darah. Trombosit


diaktifkan setelah kontak dengan permukaan dinding endotelia. Trombosit
terbentuk dalam sumsum tulang. Masa hidup trombosit sekitar 7,5 hari. Sebesar
2/3 dari seluruh trombosit terdapat disirkulasi dan 1/3 nya terdapat di limfa.
Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovesikulus dalam sitoplasma
sel yang bersatu (koalesensi) membentuk membrane batas pemisah (demarkasi)
trombosit. Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal
sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar 250 x 109/L (batas
150-400 x 109/L) (Tarwoto, 2008)
 Produksi Trombosit

Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan. Apabila


terjadi cidera vaskuler, trombosit mengumpul pada tempat cedera tersebut.
Fungsi utama trombosit adalah pembentuk sumbatan mekanis selama respon
haemostati normal terhadap luka vascular. Darah yang sudah tersimpan lebih
dari 24 jam tidak lagi mengandung trombosit yang masih berfungsi atau faktor
koagulan V dan VIII dalam jumlah. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran
darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi,
sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk
fungsinya (Brunner dan Suddarth, 2002).
Macam – macam kelainan pada trombosit :
1) ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura)
ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura) adalah suatu kelainan darah
yang penyebabnya berkaitan erat dengan sistim imun atau kekebalan tubuh
manusia. ITP adalah kelainan pada sel pembekuan darah atau trombosit yang
jumlahnya menurun sehingga menimbulkan pendarahan. Normalnya trombosit
berada di kisaran 150-450 ribu per kilometer darah. Tapi pada penderita ITP
jumlah trombositnya hanya 20 ribu-25 ribu per kilometer darah.
Ciri khas penderita ITP adalah kulit sering terlihat kebiru-biruan, gusi
sering berdarah atau sering mimisan. Karena trombositnya terus turun, penyakit
ini sering disangka penyakit Demam Berdarah. (Sadikin, H.M. 2013).
Penyebab pastinya sampai hari ini masih dalam tahap penelitian. Ini
merupakan suatu keadaan yang cukup sulit. Karena pada masing-masing orang
pun ego imunnya berbeda-beda. Ada yang berat, ada yang ringan, ada yang
respons dengan obat, ada pula yang tidak respons dengan obat
2) Drug Induced Trombocytopenia (DIT)
Trombositopenia yang diinduksi obat (DIT) adalah asuatu keadaan dimana terjadi
trombositopenia setelah pemakaian obat
3) Trombositopenia
Trombositopenia adalah suatu keadaan jumlah trombosit darah perifer kurang dari
normal yang disebabkan oleh menurunnya produksi, distribusi abnormal,
destruksi trombosit yang meningkat
4) Trombositosis
Kenaikan kadar trombosit dalam darah atau biasa disebut trombositosis itu
bisa di sebabkan oleh dua hal, yaitu karena sebab primer dan sekunder.
Trombositosis premier adalah kenaikan kadar trombosit dalam darah terjadi
dengan sendirinya tanpa adanya pemicu sama sekali, dimana dicurigai adanya
kelainan pada sumsum tulang dan DNA sebagai pemberi perintah. Sedangkan
yang sekunder atau biasa disebut trombositosis sekunder disebabkan adanya
penyakit lain yang menyertainya seperti infeksi akut, perdarahan, hemolisis,
kanker, spelenektomi, dan penyakit sel darah seperti leukemia serta TBC kronik
dan lain lain (Diapro, 2016).

Fungsi trombosit yaitu :

1. Fungsi yang terpenting adalah sebagai sumbat sementara dalam proses


hemostatis. Disamping itu trombosit akan menghasilkan zat-zat kimia
tertentu yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah.
2. Fungsi lainnya masih merupakan hipotesa.
a. Mempertahankan integritas pembuluh darah.
b. Sebagai fagosit yang menelan berbagai partikel asing.
c. Sebagai alat transport dari substansi tertentu.

Sifat trombosit : mudah pecah, cenderung melekat pada permukaan asing,


mudah menggumpal, sukar dibedakan dari kotoran kecil.

Ada dua cara menghitung trombosit :

a. Kuantitatif : Langsung (Reeks Ecker) dan NH4 Oksalat.


Tidak langsung (Fonio)
b. Semi kuantitatif : sediaan harus darah tepi

Cara Langsung :

 Bahan : darah dengan anti koagulan.


 Pipet : Pipet Eritrosit
 Larutan pengenceran : Larutan Reeks Ecker
 Sel yang dihitung : semua sel dalam bidang besar ditengah-tengah dengan
luas 1mm2 (perbesaran 40x)
III. ALAT DAN BAHAN

Alat:

 Lanset steril

 Pipet thoma leukosit

 Kamar hitung Improved Neubauer

 Mikroskop

Bahan:

 Larutan Reeks Ecker (dapat pula dipakai reagen ammonium oksalat)

 Kapas alkohol 70%

 Darah manusia

IV. PROSEDUR KERJA

1) Hisap larutan Reeks Ecker sampai angka 1


2) Kemudian dibuang (untuk membilas/membersihkan pipet)
3) Hisap darah sampai angka 0,5 kemudian hisap larutan Reeks Ecker
sampai angka 101 dan kocoklah selama 3 menit
4) Cari kamar hitung untuk eritrosit. Buang larutan dalam pipet sebanyak 2-4
tetes
5) Masukkan larutan ke kamar hitung dan dibiarkan kurang lebih 5 menit
supaya trombositnya mengendap
6) Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar ditengah dengan
pembesaran 40x
Perhitungan untuk trombosit

n×Fp
Jumlah trombosit (/µl darah) = Vb

Vb = 25 x P x L x T

= 25 x 1/5 x 1/5 x 0,1

= 0,1 µl darah

100
Fp = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑟𝑜𝑚𝑏𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙

Keterangan :

n = jumlah trombosit (sel darah merah) yang dihitung pada kamar hitung

Fp = factor pengenceran

Vb = volume bidang yang dihitung

Nilai normal : Wanita=Pria (200000-500000/µL darah)

V. HASIL PENGAMATAN

No. Nama Mahasiswa Kadar Leukosit


1. Fiona rizky Sabrini 440.000/µl
2. Indah Permatasari 452.000/µl
3. M. Akbar Kurnia 444.000/µl
4. Zubaidah 420.000/µl
VI. PERHITUNGAN

𝑛×𝐹𝑝 210×200
Jumlah trombosit (/µl darah) = = = 420.000/µl
𝑉𝑏 0,1

Vb = 25x P x L x T

= 25x 1/5 x 1/5 x 0,1

= 0,1 µl darah

100 100
Fp = = = 200 kali
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑟𝑜𝑚𝑏𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 0,5

VII. PEMBAHASAN
Trombosit adalah fragmen atau kepingan – kepingan tidak berinti
dari sitoplasma megakariot yang berukuran 1 sampai 4 mikron dan
berada dalam sirkulasi darah selama 10 hari. Dengan metode
pewarnaan , trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat
dengan sitoplasma berwarna biru yang berisi garnula merah ungu yang
tersebar merata.
Trombosit memiliki peran dalam hemostasis , suatu meknisme faal
tubuh untuk melindungi diri dari kemungkinan perdarahan atau
kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi
pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma – trauma
kecil yang terjadi sehari – hari dan mengawali penyembuhan luka pada
dinding pembuluh darah. Trombosit – trombosit itu membentuk
sumbatan dengan jalan adhesi ( perlekatan trombosit pada jaringan sub
endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agresi ( perlekatan antara
sel trombosit ).
Jumlah trombosit normal adalah 200.000 – 500.000 /µl darah.
Dikatakan trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara
100.000 – 150.000 /µl darah. Apabila trombosit kurang dari 60.000 /µl
darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Jika darah trombosit
diatas 40.000 / µl darah maka biasanya tidak terjadi perdarah spontan
kemungkinan fungsi trombosit tergangggu atau ada gangguan
pembekuan darah. Bila jumlah darah trombosit kurang dari 40.000 /µl
darah , biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumalahnya
kuarang dari 10.000 /µl darah maka perdarahan akan lebih berat.
Dilihat dari segi klinis, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan
perhatian dari pada kenaikannya ( trombositosis ) karena adanya resiko
perdarahan.
Dalam perhitungan jumlah trombosit tersebut dilakukan dengan
metode langsung, yaitu dengan menggunakan kamar hitung yang
dilihat pada mikroskop setelah dilakukan pewarnaan dengan reagen
Reeks ecker sehingga trombosit tersebut dapat terlihat pada mikroskop
dengan warna biru. Komposisi dari reagen reeks ecker adalah Natrium
sitrat 3,8 gram, formaldehid 40% 2ml, BCB 30 mg, dan aquadest
100ml. kemudian di kocok homogen selama 3 menit agar eritrosit lisis
sehingga trombosit lebih terlihat jelas. Trombosit sukar di hitung
karena mudah pecah atau lisis dan sukar dibedakan dengan kotoran
kecil, dan juga salah satu sifat trombosit yaitu cenderung melekat pada
permukaan asing dan menggumpal-gumpal.
Berdasarkan uraian di atas, hasil praktikum pada kelompok 3 pada
mahasiswa fiona di dapatkan hasil 440.000/µl darah , pada mahasiswa
Indah 452.000/µl darah, pada mahasiswa Akbar 444.000/µl dan pada
mahasiswa Zubaidah 420.000/µl maka pada hasil yang di dapatkan trombosit
dari masing-masing mahasiswa atau praktikan masih terbilang normal dan
masuk dalam range trombosit normal.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari
sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam
sirkulasi darah selama 10 hari.
 Nilai normal trombosit adalah 200.000- 500.000 /µl darah
 Penggunaan larutan Rees Ecker pada hitung trombosit
dimaksudkan untuk mewarnai trombosit agar terlihat,
kandungan Briliant Cresyl Blue pada Rees Ecker menimbulkan
warna biru pada trombosit.
 Larutan Rees Ecker mengandung : Natrium Citrat, Larutan
Formaldehid, Briliant Cresyl Blue, Aquadest.
 Dari keempat sampel yang diujikan didapatkan kadar trombosit
yang masuk dalam range trombosit normal.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Diapro. 2016. Buku Petunjuk Abacus. Diatron : Jakarta.

Sadikin, H.M. 2013. Kimia Darah. Widya Medika : Jakarta.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.
8, Vol. 2. Jakarta. EGC. Gandasoebrata, R. 2010. Penuntun
Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Harjo dan Aditya Dwi Resky. 2011. Perbedaan Hasil Pemeriksaan


Hitung Jumlah Trombosit Cara Manual dan Cara Automatik
(Analizer),

Sacher, R.A & Mc Pherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil


Pemeriksaan Sistem Laboratorium (11 ed). Jakarta : EGC

Tarwoto. 2008. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit :


Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai