DI SUSUN OLEH :
NAMA : ZUBAIDAH
NIM : 164820103062
KELOMPOK : 3 (B1)
Kurniawati, S.Kep.,M.Kes.,Ns.
TAHUN AJARAN
2019/2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Cara Langsung :
Alat:
Lanset steril
Mikroskop
Bahan:
Darah manusia
n×Fp
Jumlah trombosit (/µl darah) = Vb
Vb = 25 x P x L x T
= 0,1 µl darah
100
Fp = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑟𝑜𝑚𝑏𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙
Keterangan :
n = jumlah trombosit (sel darah merah) yang dihitung pada kamar hitung
Fp = factor pengenceran
V. HASIL PENGAMATAN
𝑛×𝐹𝑝 210×200
Jumlah trombosit (/µl darah) = = = 420.000/µl
𝑉𝑏 0,1
Vb = 25x P x L x T
= 0,1 µl darah
100 100
Fp = = = 200 kali
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑟𝑜𝑚𝑏𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 0,5
VII. PEMBAHASAN
Trombosit adalah fragmen atau kepingan – kepingan tidak berinti
dari sitoplasma megakariot yang berukuran 1 sampai 4 mikron dan
berada dalam sirkulasi darah selama 10 hari. Dengan metode
pewarnaan , trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat
dengan sitoplasma berwarna biru yang berisi garnula merah ungu yang
tersebar merata.
Trombosit memiliki peran dalam hemostasis , suatu meknisme faal
tubuh untuk melindungi diri dari kemungkinan perdarahan atau
kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi
pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma – trauma
kecil yang terjadi sehari – hari dan mengawali penyembuhan luka pada
dinding pembuluh darah. Trombosit – trombosit itu membentuk
sumbatan dengan jalan adhesi ( perlekatan trombosit pada jaringan sub
endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agresi ( perlekatan antara
sel trombosit ).
Jumlah trombosit normal adalah 200.000 – 500.000 /µl darah.
Dikatakan trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara
100.000 – 150.000 /µl darah. Apabila trombosit kurang dari 60.000 /µl
darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Jika darah trombosit
diatas 40.000 / µl darah maka biasanya tidak terjadi perdarah spontan
kemungkinan fungsi trombosit tergangggu atau ada gangguan
pembekuan darah. Bila jumlah darah trombosit kurang dari 40.000 /µl
darah , biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumalahnya
kuarang dari 10.000 /µl darah maka perdarahan akan lebih berat.
Dilihat dari segi klinis, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan
perhatian dari pada kenaikannya ( trombositosis ) karena adanya resiko
perdarahan.
Dalam perhitungan jumlah trombosit tersebut dilakukan dengan
metode langsung, yaitu dengan menggunakan kamar hitung yang
dilihat pada mikroskop setelah dilakukan pewarnaan dengan reagen
Reeks ecker sehingga trombosit tersebut dapat terlihat pada mikroskop
dengan warna biru. Komposisi dari reagen reeks ecker adalah Natrium
sitrat 3,8 gram, formaldehid 40% 2ml, BCB 30 mg, dan aquadest
100ml. kemudian di kocok homogen selama 3 menit agar eritrosit lisis
sehingga trombosit lebih terlihat jelas. Trombosit sukar di hitung
karena mudah pecah atau lisis dan sukar dibedakan dengan kotoran
kecil, dan juga salah satu sifat trombosit yaitu cenderung melekat pada
permukaan asing dan menggumpal-gumpal.
Berdasarkan uraian di atas, hasil praktikum pada kelompok 3 pada
mahasiswa fiona di dapatkan hasil 440.000/µl darah , pada mahasiswa
Indah 452.000/µl darah, pada mahasiswa Akbar 444.000/µl dan pada
mahasiswa Zubaidah 420.000/µl maka pada hasil yang di dapatkan trombosit
dari masing-masing mahasiswa atau praktikan masih terbilang normal dan
masuk dalam range trombosit normal.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari
sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam
sirkulasi darah selama 10 hari.
Nilai normal trombosit adalah 200.000- 500.000 /µl darah
Penggunaan larutan Rees Ecker pada hitung trombosit
dimaksudkan untuk mewarnai trombosit agar terlihat,
kandungan Briliant Cresyl Blue pada Rees Ecker menimbulkan
warna biru pada trombosit.
Larutan Rees Ecker mengandung : Natrium Citrat, Larutan
Formaldehid, Briliant Cresyl Blue, Aquadest.
Dari keempat sampel yang diujikan didapatkan kadar trombosit
yang masuk dalam range trombosit normal.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Diapro. 2016. Buku Petunjuk Abacus. Diatron : Jakarta.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.
8, Vol. 2. Jakarta. EGC. Gandasoebrata, R. 2010. Penuntun
Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.