Anda di halaman 1dari 10

Hubungan kesehatan rongga mulut dengan kualitas hidup dan kebutuhan kesehatan pada

rongga mulut di Amerika Serikat.

Abstrak
Objektif: tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetaui hubungan kesehatan rongga mulut
dengan kualitas hidup (OHRQOL) pada populasi AS menurut faktor sosiodemografi, kesadaran
kebutuhan akan kesehatan gigi, kunjungan ke dokter gigi, dan indikator saliva.
Metode: Data yang digunakan adalah dari National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES) 2003-2004, NHANES mengukur OHRQOL dengan versi modifikasi dari kesehatan
rongga mulut yang mempengaruhi tampilan.
Hasil: total subjek dari penelitian adalah 6.183 dengan rata-rata skor OHRQOL adalah 2,8. Sekitar
40% mengalami nyeri pada rongga mulut selama satu tahun terakhir. Kesadaran akan kebutuhan
kesehatan untuk mengurangi rasa nyeri menjadi faktor resiko terkuat rendahnya OHRQOL
(dengan hasil skor tertinggi adalah 5,2), diikuti dengan kesadaran kebutuhan gigi tiruan atau mulut
terasa kering (setiap hasil memiliki skor tertinggi adalah 2).
Kesimpulan: OHRQOL paling rendah yaitu pada subjek dengan kesadaran akan kebutuhan
kesehatan gigi, terutama pada subjek yang butuh untuk mengurangi rasa sakit gigi.

Pendahuluan
Hubungan kesehatan rongga mulut dengan kualitas hidup (OHRQOL) memiliki hubungan dengan
praktik klinis, penelitian dan penyuluhan kedokteran gigi, untuk mengubah persepsi dan sikap
masyarakat agar lebih menjaga kesehatan rongga mulut dibandingkan dengan mengobati gigi dan
gusi. Penyakit rongga mulut diukur menggunakan penilaian objektif klinis tanpa memperhatikan
psikososial, emosional atau dampak penyakit. Untuk melihat dampak penyakit, menggunakan
laporan sistem OHRQOL. Pengukuran OHRQOL digunakan untuk mengidentifikasi subjek yang
mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Pengukuran OHRQOL memiliki rentan waktu yang
bervariasi, penilaian domain dan strategi penilaian. OHRQOL telah digunakan untuk
menunjukkan konsistensi lintas budaya dan menyelidikin perbedaan populasi (contoh orang tua)
atau mereka yang memiliki kondisi rongga mulut yang spesifik (seperti nyeri orofasial). Saat ini
OHRQOL telah dievaluasi pada populasi umum di AS.
Kesehatan rongga mulut yang mempengaruhi penampilan (OHIP-49) telah dikembangkan dengan
tujuan untuk mengukur ketidaktepatan, ketidaknyamanan dan ketidakmampuan diri sebagai akibat
dari kondisi rongga mulut. Karena itu OHIP melengkapi indikator klinis penyakit mulut dan
memberikan informasi mengenai efek buruk penyakit dan peran perawat medis untuk mengurangi
efek buruk pada populasi yang berbeda, OHIP-14 merupakan versi OHIP-49 yang telah tervalidasi.
National Health and Nutrition Examination Survey 2003-2004 (NHANES) menunjukkan
pengukuran OHRQOL pertama, pada populasi umum di AS menggunakan pengukuran yang
diadaptasi dari OHIP-14.
Terdapat penelitian mengenai OHRQOL dilihat secara sosiodemografi, insiden klinis dan
kebutuhan kesehatan rongga mulut. Kekurangannya adalah perkembangan dari model OHRQOL
multivariat yang berhubungan dengan faktor sosiodemografi dan kebutuhan kesehatan rongga
mulut. Sander dll., menjelaskan dampak dari kondisi gigi terhadap kualitas hidup pada populasi
dewasa di AS. Tujuan penelitian untuk menjelaskan OHRQOL lebih terperinci pada populasi AS
berdasarkan usia, jenis kelamin dan ras, faktor sosiodemografi dan kesadaran akan kebutuhan
kesehatan gigi. Analisis ini akan menghasilkan kontrol data untuk seluruh penelitian yang berfokus
pada pengukuran OHRQOL pada populasi yang khusus.

Metode
Program NHANES
NHANES merupakan desain untuk mengevaluasi status kesehatan dan nutrisi pada anak dan
dewasa di AS. Survei yang dilakukan yaitu mengkombinasi wawancara dengan pemeriksaan
fisik. Wawancara NHANES meliputi demografi, sosioekonomi, pola makan, dan pertanyaan
berkaitan dengan kesehatan. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan medis dan pemeriksan gigi,
psikotes dan tes laboratorium yang diberikan oleh tenaga medis yang terlatih.
Metode NHANES 2003-2004
Petugas kesehatan setempat disetiap lokasi yang dipilih diberitahukan mengenai survei yang akan
dilakukan dan rumah yang terpilih mendapatkan surat yang menjelaskan tentang survei tersebut.
Setelah mengidentifikasi rumah dan memverifikasi penghuni rumah maka dapat mengikuti
survei, sedangkan pewawancara menjelaskan setiap pertanyaan kepada semua peserta yang telah
sesuai syarat (>16 tahun) dan menginformasikan hak-hak mereka dan tahap pengambilan data
untuk memastikan kerahasiaan data. Peserta dewasa menandatangani informed consent dan
peserta (usia 16-17 tahun) perlu didamping oleh orang tua/wali untuk memberikan persetujuan.
Secara umum, wawancara dilakukan di setiap rumah peserta. Wawancara dilakukan oleh
pewawancara yang sudah dilatih. Agar peserta mau berpartisipasi, maka peserta mendapatkan
imbalan.
Sampel dan kuesioner NHANES 2003-2004
Sampel NHANES dipilih untuk mewakili warga sipil dan warga non sipil. Desain penelitian
adalah stratified multistage probability dan tahapan seleksi sampel yaitu:
(a) Pemilihan primary sampling units (PSUs) yang meliputi kabupaten atau pada wilayah sekitar
kabupaten
(b) Bagian dari PSU (blok atau komplek yang terdiri dari sekelompok perumahan)
(c) Bagian dari rumah tangga
(d) Peserta terdiri dari satu atau lebih yang berada dalam satu rumah tangga
Seluruh subjek (>16 tahun) yang telah memenuhi syarat untuk menyelesaikan dua NHANES
kuesioner mengenai demografis dan kesehatan rongga mulut. Hal tersebut merupakan data
masyarakat yang ditetapkan untuk kedua kuesioner NHANES 2003-2004 yang dianalisis dan
dilaporkan dalam makalah ini. Pengukuran OHRQOL digunakan pada NHANES merupakan
versi singkat OHIP-49 yang menunjukkan tujuh domain :
 Keterbatasan fungsional
 Sakit fisik
 Ketidaknyamanan fisiologis
 Disabilitas fisik
 Disabilitas fisikologis
 Disabilitas sosial
 Rintangan
Penggunaan pengukuran OHRQOL yang singkat dalam NHANES terdiri dari tujuh pertanyaan:
 Satu pertanyaan dari masing-masing domain :
 Keterbatasan fungsi
 Disabilitas fisik
 Disabilitas sosial
 Rintangan

 Dua pertanyaan dari domain sakit fisik


 Disabilitas fisiologis
 Ketidaknyamanan fisiologis
Setiap pertanyaan dijawab berdasarkan 5 poin dari skala likert yaitu ‘tidak pernah’, ‘hampir tidak
pernah’, ‘kadang-kadang’, ‘cukup sering’, ‘sangat sering’. Sanders, dll. menentukan bahwa
pengukuran singkat ini memiliki konstruksi validitas yang dapat diterima dengan
membandingkan prevalensi dan estimasi keparahan menurut kategori sosiodemografi, kesehatan
gigi dan karakteristik penggunaan untuk dihubungkan dengan OHRQOL. Tingkat keparahan
didefinisikan sebagai jumlah skor, kemudian data ditampilkan pada web NHANES agar
masyarakat dapat mengetahui secara mudah.
Manejemen data dan analisis statik
Variabel dependen merupakan penjumlahan skor dari tujuh pertanyaan OHIP yang diukur
berdasarkan skala Likert dari 0 hingga 4. ‘0’ untuk jawaban ‘tidak pernah’ dan ‘4’ untuk jawaban
‘sangat sering’. Penjumlahan skor berkisaran dari 0 hingga 28. Level optimal dari OHRQOL
adalah ketika subjek menjawab ‘tidak pernah’ untuk seluruh pertanyaan OHRQOL yang
menunjukkan hasil adalah 0. Variabel independen yaitu faktor sosiodemografi (usia, jenis
kelamin, ras, penghasilan, edukasi, status pernikahan, keadaan militer dan bahasa yang
digunakan), seringnya kunjungan ke dokter gigi, kesadaran kebutuhan kesehatan gigi, indikasi
saliva. Orang Meksiko-Amerika dan orang Hispanik digabungkan dalam satu kategori. Minoritas
subjek merupakan subjek Hispanik berkulit putih. Variabel independen (sosiodemografis dan
kesadaran akan kesehatan rongga mulut) dipilih karena variabel ini menunjukkan tujuan
penelitian yang terdapat pada database penelitian NHANES.
SAS versi 9,1 digunakan untuk melakukan analisis statik. Analisis dianggap sebagai desain
kompleks dari sampel NHANES menggunakan seri Taylor yang bertujuan untuk menghitung
standar eror dan menyesuaikan dari bobot sampel untuk menampilkan probabilitas pilihan yang
tidak sama, penyesuaian tidak adanya respon, dan penyesuaian populasi independen terkontrol.
Data deskriptif merupakan laporan untuk mereka dengan OHRQOL yang optimal dan mereka
yang memiliki OHRQOL kurang optimal. Penjelasan univariat dan multivariat OHRQOL model
di populasi AS dikembangkan sebagai variabel independen. Teknik model generalized linear
digunakan untuk menghasilkan penjelasan model hasil yan terbaik dengan eliminasi backward,
P=0,05.

Hasil
Total subjek penelitian adalah 6.183, dengan rata-rata skor OHIP-7 adalah 2,8, yang meliputi 9,9%
dari kemungkinan nilai maksimum yaitu 28 (skor terburuk). Hasilnya menunjukkan konsisten
yang sama; namun ada sedikit peningkatan dari rata-rata skor OHIP-7, antara subjek 40 tahun dan
59 tahun. Subjek pria memiliki skor sedikit lebih rendah dibandingkan subjek wanita (2,6 : 3,0)
pada pengukuran OHRQOL, seluruh subjek Hispanik dan berkulit putih memiliki skor lebih
rendah dibandingkan subjek berkulit hitam (2,4 : 2,8 : 3,2). Kebanyakan tidak ada perbedaan ketika
analisis terbatas pada subjek dengan level yang lebih rendah dibandingkan level optimal OHRQOL
yang terdiri 53% dari sampel. (Tabel 1)

Tabel 1. Mean skor OHIP-7 usia, jenis kelamin dan ras (n = 6,183)

Tabel 2 menjelaskan tujuh pertanyaan OHRQOL yang diajukan pada NHANES 2003-2004 dan
menggambarkan respon dalam persentase hingga pertanyaan berbeda untuk keseluruhan sampel.
Kebanyakan subjek (>90%) menunjukkan ‘tidak pernah’ mengalami kesulitan dalam melakukan
pekerjaan atau masuk sekolah, atau memiliki rasa yang terpengaruh karena masalah kesehatan
rongga mulut selama satu tahun terakhir. Persentase subjek menunjukkan ‘tidak pernah’ menurun
menjadi 81% untuk pertanyaan yang berkaitan dengan hidup yang kurang memuaskan atau
kesadaran diri atau malu karena kesehatan rongga mulut selama satu tahun tereakhir. Dan juga
pada periode yang sama, kira-kira 10% sampel menunjukkan persentase kejadian dimana mereka
menghindari seluruh makanan atau makanan tertentu karena kesehatan rongga mulut. Sekitar 40%
populasi AS memiliki setidaknya satu kasus nyeri pada rongga mulut pada satu tahun terakhir.
(Tabel 2)

Tabel 2. Respon populasi AS dari data NHANES 2003-2004 pada setiap pertanyaan OHIP-7 (n=6,183)

Tabel 3 menunjukkan hasil analisa OHRQOL univariat secara faktor sosiodemografis, kunjungan
ke dokter gigi, kesadaran akan kebutuhan kesehatan gigi dan indikator saliva. Pendapatan dan
edukasi berhubungan dengan skor OHIP-7; subjek dengan pendapatan dan edukasi yang tinggi
memiliki skor lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang memiliki pendapatan dan edukasi
yang rendah. Subjek yang diwawancarai menggunakan bahasa inggris atau lahir di AS rata-rata
memiliki skor 1 lebih tinggi pada pengukuran OHRQOL dibandingkan dengan subjek yang
wawancarai dengan bahasa lain atau tidak lahir di AS. Rata-rata skor wanita hamil adalah 1,2 lebih
rendah dibandingkan wanita yang tidak hamil. Dari seluruh faktor demografi, perceraian
merupakan faktor resiko terkuat yang memiliki OHRQOL terburuk.
Persepsi terhadap kebutuhan gigi merupakan faktor resiko paling kuat untuk OHRQOL yang
rendah, contoh kebutuhan yang dirasakan dirisendiri untuk mengurangi nyeri yang berhubungan
dengan skor OHIP-7 yang tinggi (mencapai skor 8) diikuti oleh kebutuhan pencabutan atau gigi
tiruan atau perawatan gusi atau dokter gigi yang sulit diakses (masing-masing terkait dengan poin
skor 4). Rasa kering pada mulut saat makan merupakan faktor resiko paling kuat yang
berhubungan dengan hasil OHRQOL yang rendah dalam peningkatan skor mendekati poin skor
3). (tabel 3)

Tabel 3. Analisis univariat pada skor OHIP-7 menurut karakteristik


sosiodemografi, kunjungan kedokter gigi, kesadaran kebutuhan akan
kesehatan gigi dan indikator saliva

Tabel 4 menunjukkan model OHRQOL multivariat berdasarkan faktor sosiodemografi, kunjungan


ke dokter gigi, kesadaran kebutuhan kesehatan gigi dan indikator saliva. Kesadaran akan
kebutuhan kesehatan gigi untuk mengurangi rasa nyeri merupakan faktor resiko yang paling kuat
terhadap hasil OHRQOL yang rendah (hasilnya menunjukkan skor OHIP-7 tinggi yaitu 5,2),
diikuti dengan kebutuhan akan gigi tiruan (menunjukkan hasil skor yang paling tinggi adalah 2).
Mulut terasa kering saat makan juga memiliki skor tertinggi 2 pada OHIP-7. Subjek yang lahir di
AS, pendapatan yang rendah, atau mengalami perceraian merupakan faktor kontribusi yang
memiliki skor OHIP-7 terendah. Terlihat adanya hubungan ras dan tempat kelahiran memiliki
peran yang sangat penting. Contohnya adalah subjek kulit hitam lahir tidak di AS memiliki skor
OHIP-7 lebih baik dibandingkan dengan subjek kulit hitam yang lahir di AS. (2.2 : 3.3 ; P+0,0451)
dan memiliki OHIP-7 lebih baik dibandingkan dengan (tidak terlalu signifikan) subjek kulit putih
yang lahir di AS, dengan perbandingan skor 2,8:2,2. Namun hanya 7,6% subjek Hispanik berkulit
hitam yang lahir di luar AS dibandingkan dengan subjek Hispanik yang lahir di AS 57,2% (data
tidak ditampilkan).

Tabel 4. Analisis multivariat skor OHIP-7 menurut karakteristik


sosiodemografi, kunjungan ke dokter gigi, kesadaran akan kebutuhan
kesehatan gigi dan indikator saliva

Penggunaan model multivariat logistik regresi pada OHRQOL dan 3 paling signifikan dan variabel
penjelas paling penting (berdasarkan koefisien beta) menunjukkan analisis multivariat linear
sebelumnya, dengan OR tertinggi memiliki OHRQOL kurang dari optimum yaitu 10,5 kali (95%
CI dari 7,6-14,7) di antara mereka yang merasa perlu mengurangi rasa sakit dibandingkan dengan
mereka yang tidak merasa perlu, menurut kesadaran kebutuhan gigi palsu dengan OR dari 2,6
(95% CI dari 2,1-3,2) dan merasa mulut kering dengan OR dari 2,2 (95% CI dari 1,5-3,4) (P<0,001
dan R2 adalah 61%).

Diskusi
Studi ini meneliti mengenai hubungan OHRQOL dengan persepsi kesadaran kebutuhan kesehatan
rongga mulut menggunakan faktor sosiodemografi, persepsi kebutuhan gigi, kunjungan ke dokter
gigi, dan indikator saliva sebagai variabel. Memiliki keterbatasan yang sama dengan desain studi
NHANES 03-04 dengan cara pengambilan sampel pada orang sipil dan non sipil pada populasi
AS. Terlepas dari keterbatasan ini, NHANES tetap saja sebagai salah satu yang paling representatif
dan dataset kesehatan terbesar dari populasi AS.
Kami menemukan hubungan antara OHRQOL dan kesadaran kebutuhan kesehatan gigi,
khususnya kesadaran kebutuhan kesehatan gigi untuk mengurangi sakit gigi. Dalam penelitian ini,
terdapat 40% sampel yang setidaknya sakit gigi sekali selama setahun terakhir. Hal ini sama
dengan penelitian di Inggris yang membahas mengenai literatur sakit gigi yang memperkirakan
prevalensi sakit gigi seperti rasa sakit atau tidak nyaman pada mulut, gigi, atau gusi berkisar antara
19% hingga 66%. Di antara studi dengan kurun waktu 12 bulan serta dilakukan pada orang dewasa,
memiliki prevalensi berkisar antara 41% hingga 66%. Namun, penelitian tersebut jelas
menunjukkan data epidemiologi mengenai sakit gigi dengan kualitas hidup yang buruk serta
dibutuhkan penelitian dengan desain studi yang digunakan adalah random sampel dan pengukuran
standar.
Sebuah studi tambahan yang dilakukan pada orang dewasa di Inggris menemukan bahwa
prevalensi rasa sakit gigi menjadi 28% dan ditentukan berdasarkan perbedaan jenis kelamin
dengan prevalensi wanita lebih tinggi. Studi yang sama menemukan bahwa rasa sakit gigi terendah
terjadi di kelompok usia 65+ dan tertinggi di kelompok usia 16-44 tahun. Serta OHRQOL sedikit
lebih rendah di kalangan orang dewasa dibandingkan dengan subjek yang lebih muda dan lanjut
usia, serta di antara wanita dibandingkan dengan laki-laki. Namun, kedua faktor tersebut bukan
bagian akhir dari model OHRQOL yang berhubungan dengan kesadaran kebutuhan kesehatan gigi.
Studi ini juga menemukan bahwa layanan gigi yang tidak maksimal memungkinkan peningkatan
sakit gigi, sama halnya kesadaran kebutuhan pengobatan.
Pemanfaatan layanan kesehatan gigi dalam penelitian ini menjadikan OHRQOL lebih baik dengan
analisis univariat namun mengubah arah analisis multivariat. Normative Aging Study
menunjukkan bahwa OHRQOL tidak memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan, serta
memiliki hubungan dengan pengukuran nyeri gigi dan ketidaknyamanan rongga mulut. Studi
tersebut menyimpulkan bahwa kemungkinan adanya hubungan karena tingkat OHRQOL yang
baik dengan kesadaran kebutuhan kesehatan mulut yang baik, dan tidak adanya hubungan antara
OHRQOL yang baik dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diukur sebagai kesadaran
akan kebutuhan kesehatan.
Beberapa penelitian menghubungan OHRQOL dengan pengukuran lain yang berkaitan dengan
laporan sakit gigi. Sebuah studi di Boston pada laki-laki tua yang memiliki skor OHRQOL yang
baik menunjukkan sedikit jumlah sakit gigi dan ketidaknyamanan pada rongga mulut. Begitu pula
dengan studi di Inggris ditemukan proporsi penderita sakit gigi yang mengeluhkan adanya dampak
pada kualitas hidupnya 56% merasa tidak percaya diri, 78% merasa mudah marah atau menderita.
Dalam penelitian kami, terdapat hubungan antara kebutuhan akan gigi tiruan dengan rendahnya
OHRQOL. Hal ini sama dengan studi dengan subjek dari Jepang yang diambil dari klinik
akademik prostodontik menunjukkan peningkatan OHRQOL dengan peningkatan kualitas hidup
pada pengguna gigi tiruan sebagian lepasan yang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan jumlah
gigi yang hilang.
Lahti, dll., setuju dengan hipotesis ini setelah mempelajari populasi di Finlandia. Menyimpulkan
bahwa gangguan pada kesehatan rongga mulut berhubungan dengan jumlah gigi yang hilang dan
diperbaiki dengan penggunaan gigi tiruan. Walter, dll., menemukan subjek dengan kehilangan gigi
anterior 21x lipat lebih beresiko adanya gangguan OHRQOL dibandingkan dengan subjek yang
masih memiliki gigi anteriornya. John, dll., menyimpulkan penggunaan gigi tiruan lepasan
merupakan faktor terkuat yang mengganggu OHRQOL dibandingkan dengan variable demografi,
dimana usia dan pendidikan tidak memiliki efek. Pada penelitian kami sekitar 20% orang Amerika
dibeberapa titik menyadari, dari rasa malu akan keadaan gigi dan mulut mereka, serta keadaan gigi
tiruan mereka.
Di beberapa penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya usia berhubungan dengan peningkatan
perbaikan OHRQOL. Sebaliknya, pada penelitian kami OHRQOL terendah berada pada kelompok
usia pertengahan (usia 45 hingga 59 tahun). Di Australia, kelompok usia 30-49 tahun dan di Inggris
usia dibawah 30 tahun menunjukkan skor terburuk. Di kedua negara, usia lebih dari 70 tahun
menunjukkan skor paling baik dibandingkan lainnya. Hal ini sama dengan hasil penelitian dimana
kelompok usia 70 tahun hingga 79 tahun memiliki skor paling rendah diantara kelompok umur
lain. Dan, subjek yang tidak lahir di AS pada sampel kami memiliki OHRQOL paling baik
dibandingkan subjek yang lahir di AS. Menariknya adalah subjek Hispanik yang lahir di AS
memiliki level OHRQOL yang sama dengan subjek kulit hitam yang lahir di AS, dimana skor
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan subjek kulit putih yang lahir di AS. Studi dengan
kelompok subjek kecil yaitu subjek Alabama Afrika-Amerika dan subjek kulit putih, subjek
Afrika-Amerika memiliki OHRQOL yang lebih buruk. Sama dengan penelitian di North Carolina
menemukan pendapatan dan pendidikan Hispanik yang rendah, tidak memiliki asuransi dan
keterbatasan dalam bahasa Inggris memiliki profilaksis, pemeriksaan gigi dan penambalan gigi
yang sangat dibutuhkan. Pada penelitian kami, subjek yang lahir di AS atau lancar dalam
berbahasa Inggris memiliki hasil OHRQOL yang buruk, karena mayoritas sampel Hispanik pada
NHANES 03-04 adalah subjek yang lahir tidak di AS (47%) dibandingkan dengan subjek bukan
Hispanik dan berkulit putih (4,8%) dan subjek berkulit hitam (7,6%) menunjukkan NHANES-
OHIP bukan pengukuran yang tidak tervalidasi yang digunakan pada populasi Hispanik di AS atau
populasi Hispanik AS memiliki ekspektasi OHRQOL terendah, hal ini masih harus dibuktikan.
Namun, OHIP pada versi Spanyol menemukan 2 penelitian di Spanyol dan Chile dimana populasi
Hispanik lebih homogeny dibandingkan dengan populasi di AS.
Adanya kemungkinan jenis kelamin memiliki hubungan dengan OHRQOL. Penelitian nasional di
Jerman menunjukkan pria memiliki OHRQOL lebih rendah dibandingkan dengan wanita,
sedangkan penelitian di Inggris dan Australia menunjukkan OHRQOL pada wanita lebih banyak
gangguan dibandingkan pria. Hal ini sama dengan hasil pada penelitian kami bahwa OHRQOL
wanita lebih sedikit rendah dibandingkan pria. Pada penelitian kami juga menyetujui temuan
sebelumnya bahwa rasa kering pada mulut memiliki hasil OHRQOL yang rendah. Pada penelitian
di Cina, pasien yang dirawat inap disarankan mengurangi kondisi mulut kering hal ini merupakan
perawatan yang penting untuk mengoptimalkan OHRQOL dalam populasi.
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai
OHRQOL pada sampel populasi AS yang memiliki dampak dari usia, jenis kelamin, ras, variabel
sosiodemografi dan kesadaran akan kebutuhan kesehatan gigi terhadap OHRQOL. Analisis ini
menggunakan kontrol data dari banyak penelitian untuk mengetahui OHRQOL pada populasi
khusus yang dibandingkan dengan populasi pada negara lain. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
OHRQOL terendah ada pada subjek dengan kesadaran kebutuhan akan kesehatan gigi dalam
mengurangi sakit gigi.

Anda mungkin juga menyukai