Anda di halaman 1dari 23

KONSEP TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI SENSORI DAN GANGGUAN ORIENTASI REALITAS

OLEH :

Muchammad Fatchur Rohim 172303101009


Rella Desinta Kustri Andini 172303101004
Dewi Mutiara Sari 172303101047
Ismu Nazilatuz Z 172303101048
Nur Haliza 172303101066

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
PROGRAM STUDI D3 FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER - KAMPUS LUMAJANG
TAHUN 2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori adalah upaya memfasilitasi


kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah isolasi sosial
merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Salah satu
penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan
agar pasien mampu/dapat berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan isolasi sosial?

2. Metode therapy aktivitas kelompok apa yang dilakukan pada pasien isolasi
sosial?

3. Apa tujuan dilakukannya therapy aktivitas kelompok pada pasien isolasi sosial?

4. Bagaimana mekanisme kerja therapy aktivitas kelompok pada pasien isolasi


social?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengetahui tentang Therapy Aktivitas kelompok, memahami


mendalam tentang tujuan dilakukannya TAK serta mekanisme kerja TAk

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan isolasi social


b. Untuk mengetahui metode therapy aktivitas kelompok apa yang
dilakukan pada pasien isolasi sosial

c. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya therapy aktivitas kelompok


pada pasien isolasi sosial

d. Untuk mengatahui bagaimana mekanisme kerja therapy aktivitas


kelompok pada pasien isolasi social

BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN KELOMPOK
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara
satu dengan yang lainnya saling ketergantungan serta mempunyai norma yang
sama (stuart& sundeen,1991:10). Sedangkan kelompok terapiutik memberi
kesempatan untuk saling bertukar (sharing) tujuan, umpamanya membantu
individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain
mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku
destruktif menjadi konstruktif. Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas
tersendiri. kekuatan kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan
pimpinan kelompok untuk saling bertukar pengalaman dan memberi penjelasan
untuk mengatasi masalah anggota kelompok.Dengan demikian kelompok dapat
dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk uji coba kemampuan
berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain. Secara umum tujuan kelompok
adalah:
a. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
b. Berupaya memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain
c. Merupakan proses menerima umpan balik.

B. MANFAAT TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK


Terapi aktifitas kelompok mempunyai manfaat:
1) Terapeutik
a. Umum
 Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi
dan umpan balik dengan atau dari orang lain
 Melakukan sosialisasi
 Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan efektif.
b. Khusus
 Meningkatkan identitas diri
 Menyalurkan emosi secara konstruktif
 Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau social
c. Rehabilitasi
 Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
 Meningkatkan keterampilan social
 Meningkatkan kemampuan empati
 Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah

C.. TUJUAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


1. Mengembangkan stimulasi kognitif
tipe: biblioterapy
Aktifitas: menggunakan artikel saja koma puisi buku surat kabar untuk
merangsang dan mengembangkan hubungan dengan orang lain
2. mengembangkan stimulasi sensori
Tipe : musik seni menari
Aktivitas : menyediakan kegiatan, mengekspresikan perasaan
Tipe : relaksasi
Aktivitas : belajar teknik relaksasi dengan cara nafas dalam koma relaksasi
otot koma Dan imajinasi
3. Mengembangkan orientasi realitas tipe kelompok orientasi realitas kelompok
validasi aktivitas fokus pada orientasi waktu tempat dan orang benar masalah
bantu memenuhi kebutuhan
4. Mengembangkan sosialisasi tipe kelompok re motivasi aktivitas
mengorientasikan klien yang menarik diri regresif tipe kelompok
mengingatkan aktivitas fokus pada Ingatkan untuk menetapkan arti positif.
D. Kerangka teoritis terapi aktifitas kelompok
1. Model fokal konflik
Menurut Whiteaker dan Liebermen's, terapi kelompok berfokus pada
kelompok daripada individu.
Prinsipnya :
terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari titik
pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul kemudian konfrontir
konflik untuk penyelesaian masalah koma tugas terapis membantu anggota
kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian konflik. Menurut
model ini pimpinan kelompok dalam kurung leader harus memfasilitasi dan
memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan
dan mendiskusikan perasaan dan mendiskusikannya untuk penyelesaian
masalah
2. Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori komunikasi dan
komunikasi terapiutik titik diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi
efektif dalam kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok
umpan balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.
Dengan menggunakan model ini leader memfasilitasi komunikasi efektif,
masalah individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan. leader
mengajarkan pada kelompok bahwa a perlu berkomunikasi B anggota harus
bertanggung jawab pada semua level 0 koma misalnya komunikasi verbal ke
nonverbal koma terbuka dan tertutup C Pesan yang disampaikan dapat
dipahami orang lain d anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam
membantu satu dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif. model ini
bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial
anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu anggota merealisasi
bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif. selanjutnya leader juga perlu
menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip komunikasi dan bagaimana
menggunakan di dalam kelompok serta menganalisa proses komunikasi
tersebut
3. Model interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku dalam kurung pikiran perasaan
koma tindakan digambarkan melalui hubungan interpersonal. Contoh:
interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat dari tingkah
laku anggota lain. Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok
titik anggota kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis
melalui ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial yang efektif
dipelajari perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk
mengidentifikasi dan merubah tingkah laku atau perilaku Contoh tujuan salah
satu aktivitas kelompok untuk meningkatkan hubungan interpersonal titik
pada saat konflik interpersonal muncul leader menggunakan situasi tersebut
untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan
mempelajari konflik Apa yang membuat anggota merasa cemas dan
menentukan perilaku apa yang digunakan untuk menghindari dan menurunkan
cemas pada saat terjadi konflik.
4. Model psikodrama
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai
dengan aktivitas dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang
pernah lalu titik anggota memainkan peran sesuai dengan yang pernah
dialami. Contoh: klien memerankan ayahnya yang dominan atau keras.

BAB 3

TINJAUAN KASUS

A. PENGERTIAN
Stimulasi sensori adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan dengan
meemberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan
prilaku adaptif kepada klien.Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
adalah upaya mengstimulasi semua panca indra (sensori) agar memeberi
respon yang adekuat diri dan orang lain dan penurunan minat kebutuhan dasar
pesikologis.
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan
stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. (Lilik
Ma’rifatul, 2011 : 239).
1. TAK Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien
sehingga terjadi perubahan perilaku.
2. TAK Stimulasi Sensori Menggambar
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada
pasien sehingga terjadi perubahan perilaku.
3. TAK Stimulasi Sensori Menonton TV / Video
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada
pasien sehingga terjadi perubahan perilaku.
B. TUJUAN
1. TAK Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik
a. Pasien mampu mengenali musik yang didengar
b. Pasien mampu menikmati musik sampai selesai
c. Pasien mampu menceritakan perasaan setelah mendengarkan music.
2. TAK Stimulasi Sensori Menggambar
a. Pasien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
b. Pasien dapat memberi makna gambar
3. TAK Stimulasi Sensori Menonton TV / Video
a. Pasien mampu menceritakan makna acara yang ditonton
b. Pasien dapat menikmati TV/Video
C. KARAKTERISTIK PASIEN
Kriteria pasien :
a. Pasien dengan indikasi menarik diri dan harga diri rendah dan mulai
menunjukkan kemamuan untuk interaksi social.
b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon
sesuai dengan stimulus yang diberikan

D. MASALAH KEPERAWATAN

Stimulasi persepsi sensori :halusinasi.

E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.

F. PENGORGANISASIAN TAK
1. Terapis
Peran dan fungsi:
a. Pemimpin (leader) : M. Fatchurrohim
Tugas :
1. Menyiapakan proposal kegiatan TAK
2. Menyampaikan tujuan dan peratauran kegiatan terpi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai.
3. Menjelaskan aturan permainan.
4. Mampu memotivasi anggota untuk aktiv dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
5. Mampu memimpin aktivitas kelompok dengan baik dan bersih.
6. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Pembantu pemimpin (co-leader) : Dewi Mutiara
Tugas :
1. Mendampingi leader
2. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
pasien
3. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dariu perencanaan
yang telah dibuat
4. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam
proses terapi
c. Observer : Haliza
Tugas :
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
3. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
d. Fasilitator : Rella, Ismu
Tugas :
1. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
3. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
2. Seleksi pasien
Proses seleksi :
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontak dengan pasien yang setuju mengikuti TAK,
meliputi menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan
kelompok dan aturan main dalam kelompok
3. Nama pasien yang ikut
Pasien : Ny. N, Ny. N, Ny. I,Ny. E

4. Waktu
7.0.12.0 wib.
5. Tempat
RSJ. Lawang-Malang
6. Alat-alat
a. TAK Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik

1. Tape recorder/CD player.


2. Kaset/CD: lagu yang bermakna terapi.
b. TAK Stimulasi Sensori Menggambar
1. Buku gambar.
2. Pensil warna.
c. TAK Stimulasi Sensori Menonton TV / Video
1. Tv yang diputar.
2. Cd player /video tape.
G. Proses TAK
1. Fase orientasi
- Memberikan salam terapeutik : salam dari terapis
- Evaluasi / validasi : menanyakan oerasaan pasien kali ini
- Menanyakan identitas klien
- Melakukan kontrak :
a. Menjelaskan tujuan kegiatan :
TAK stimulasi sensori sesi 1 :
Mendengarkan music (pasien mampu mengenali music yang didengar,
memberi respon terhadap music, dan mampu menceritakan perasaanya
setelah mendengar music)
TAK stimulais sensori 2 :
Menggambar ( pasin dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar dan
dapat membri makna gambar)
TAK stimulasi sensori 3:
Menonton tv / video ( pasien dapat memberi respon terhadap tontonan
tv/video sera menceritakan makna acara yang ditonton pada perasaan
pasien)
b. Menjelaskan aturan main yakni pasien yang akan meninggalkan kelompok
harus meminta izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit. Dan setiap
pasien harus mengikuti kegiatan TAK dari awal smpai selesai.

2. Fase kerja
- TAK stimulasi sensori 1
a. Terapis mengajak pasien untuk memprkenalkan diri (nama lengkap dan
nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang pasien selesai memperkanlakan diri, terapis mengajak
semua pasien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dank lien memakai papan nama.
d. Terapis akan menjelaskan bahwa akan diputarkan lagu, (note: umtuk
pasien depresif, pilihkan lagu riang dan bersemanagat, untuk pasien
manik, pilihkan lagu yang berirama tenang / klasik). Paisen boleh
bertepuk tangan atau berjoget seuai dengan irama lagu . setelah lagu
selesai pasien menceritakan perasaannya setelah mendengar lagu.
e. Secara bergiliran pasien diminta menceritakan perasaanya, sampai semua
memndapat giliran.
f. Terapis memberi pujian setiap pasien menceritakan perasaannya, sampai
semua mendapat giliran.

3. Fase terminasi
a. Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b. Memberikan reinforcement atau pujian atas keberhasilan kelompok.
c. Mananjurkan pasien untuk mendengarkan music yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya.
d. Kontrak yang akan datang tentang waktu, topic dan tempat.

H. Antisipasi masalah

Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok


1) Memanggil klien
2) Memotivasi klien untuk ikut aktif dalam permainan.

Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :


1) Panggil nama klien
2) Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi.

Bila ada klien lain ingin ikut


1) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih

2) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut.

3) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak


memberi peran pada permainan tersebut
BAB 4
PEMBAHASAN

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori


A. Pengertian
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan
stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. (Lilik
Ma’rifatul, 2011 : 239).
B. Bentuk Stimulus
1. Stimulus suara : musik
2. Stimulus visual : gambar
3. Stimulus gabungan visual dan suara : melihat televisi, video. (Lilik
Ma’rifatul, 2011 : 239).
C. Tujuan
TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami :
1. Peningkatan kepekaan terhadap stimulus.
2. Peningkatan kemampuan merasakan keindahan.
3. Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan. (Lilik Ma’rifatul, 2011 :
239).
D. Jenis TAK
TAK stimulasi sensori terdapat tiga jenis, diantaranya :
1. TAK stimulus suara.
2. TAK stimulus gambar.
3. TAK stimulus suara dan gambar. (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 239).
TAK Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik
A. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien
sehingga terjadi perubahan perilaku.
B. Tujuan
1. Pasien mampu mengenali musik yang didengar
2. Pasien mampu menikmati musik sampai selesai
3. Pasien mampu menceritakan perasaan setelah mendengarkan musik
C. Indikasi
1. Pasien menarik diri
2. Pasien harga diri rendah. (Wahyu P & Ina K, 2010 : 46).
D. Setting
1. Peserta duduk melingkar
E. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu melayu (Dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna.
Dapat juga lagu-lagu yang bermakna religius).
F. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 240).
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kintrak dengan klien yang sesuai indikasi (klien
menarik diri, harga diri rendah).
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar).
2. Orientasi
a. Salam terapeutik (terapis mengucapkan salam).
b. Evaluasi/validasi (terapis menanyakan perasaan klien hari ini).
c. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main yaitu:
a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan
akhir
b) Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin
kepada terapis
c) Lama kegiatan 60 menit.
3. Kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri
(nama panggilan, serta asal), dimulai dari terapis, secara
berurutan searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh
berjoget sesuai irama lagu. Setelah selesai lagu tersebut peserta
akan menceritakan isi cerita dari lagu tersebut dan perasaan
klien setelah mendengar lagu.
d. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh juga berjoget.
e. Secara bergiliran, klien menceritakan isi lagu dan perasaannya
secara bergiliran. Sesuai arah jarum jam. Sampai semua peserta
mendapat giliran. (catatan : jika klien aktif dan proses
berlangsung cepat, lagu yang diputar boleh lebih dari satu
lagu).
f. Terapis memberikan pujian, setiap kali klien selesai
menceritakan perasaannya. (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 241).
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok.
b. Tindak lanjut : erapis menganjurkan klien untuk mendengarkan
musikmusik yang baik dan yang bermakna dalam kehidupan.
c. Kontrak yang akan datang :
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK

H. Evaluasi dan Dokumentasi

Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Mengikuti kegiatan sampai akhir

2 Menjelaskan makna lagu

3 Menjelaskan perasaan setelah mendengar


lagu

Petunjuk : Dilakukan = 1 ; Tidak dilakukan = 0 (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 242).


TAK Stimulasi Sensori Menggambar
A. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada
pasien sehingga terjadi perubahan perilaku.
B. Tujuan
1. Pasien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Pasien dapat memberi makna gambar
C. Indikasi
1. Pasien menarik diri
2. Pasien harga diri rendah (Wahyu P & Ina K, 2010 : 48).
D. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
E. Alat
1. Kertas HVS
2. Pensil 2B (catatan : kalau tersedia krayon juga bisa digunakan).
F. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 243).
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis membuat kontrak dengan klien
b. Terapis menyiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar
dalam suasana ruang yang tenang dan nyaman).
2. Orientasi
a. Salam terapeutik (terapis mengucapkan salam)
b. Evaluasi/validasi (terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK :
a) Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
b) Jika akan keluar kelompok, klien harus meminta izin terapis
c) Lama kegiatan 60 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menggambar dan cerita hasil gambar kepada klien lain
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, satu pasang untuk setiap
klien
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan
perasaan hatinya
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan
memberi penguatan kepada klien untuk meneruskan
menggambar. Jangan mencela klien.
e. Setelah selesai semua menggambar, terapis meminta masing-
masing klien untuk menceritakan gambar yang telah dibuatnya.
Yang harus diceritkan adalah gambar apa dan apa makna
gambar tersebut menurut klien
f. Kegiatan no. e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis
mengajak klien bertepuk tangan. (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 244).

4. Terminasi
a. Evaluasi :
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti
TAK
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien untuk
mengekspresikan perasaan melalui gambar
c. Kontrak yang akan datang :
1) Terapis menyepakati TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK

H. Evaluasi dan Dokumentasi

Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Mengikuti kegiatan sampai akhir

2 Menggambar sampai selesai

3 Menceritakan jenis gambar

4 Menceritakan makna gambar

Petunjuk : Dilakukan = 1 ; Tidak dilakukan = 0 (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 245).


TAK Stimulasi Sensori Menonton TV / Video
A. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada
pasien sehingga terjadi perubahan perilaku.
B. Tujuan
1. Pasien mampu menceritakan makna acara yang ditonton
2. Pasien dapat menikmati TV/Video
C. Indikasi
1. Pasien menarik diri
2. Pasien harga diri rendah (Wahyu P & Ina K, 2010 : 50).
D. Setting
1. Klien duduk membentuk setengah lingkaran di depan televisi
2. Rungan aman dan tenang
E. Alat
1. Video
2. Televisi
3. VCD
F. Metode
1. Diskusi (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 246).
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis membuat kontrak dengan klien yang terpilih
b. Terapis menyiapkan alat dan tempat
2. Orientasi
a. Salam terapeutik (terapis mengucapkan salam kepada klien)
b. Evaluasi/validasi (terapis menanyakan perasaan klien hari ini)
c. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
2) Terapis menjelaskan aturan main :
a) Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
b) Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin
terapis
c) Lama kegiatan adalah 60 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menonton tv/video dan menceritakan makna yang telah ditonton
b. Terapis memutar tv/vcd yang telah dipersiapkan (catatan : untuk
klien PK dapat dipilih video tentang marah dan sebagainya,
disesuaikan dengan klien dan tujuan yang hendak dicapai)
c. Setelah selesai menonton, masing-masing klien diberi kesempatan
menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien.
Berurutan searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada di sebelah
kiri terapis.
d. Setiap selesai, klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan dan memberikan pujian, sampai semua
klien mendapatkan giliran.(Lilik Ma’rifatul, 2011 : 247).
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti
TAK
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien untuk menonton acara tv
yang baik
c. Kontrak yang akan datang :
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK

H. Evaluasi dan Dokumentasi

Aspek yang Dinilai Nama Peserta TAK

1 Mengikuti kegiatan sampai akhir

2 Menceritakan cerita dalam tv/video

3 Menceritakan makna cerita

4 Menjelaskan perubahan perilaku sesuai


dengan tontonan

Petunjuk : Dilakukan = 1 ; Tidak dilakukan = 0 (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 248).


BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman
dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Tujuannya TAK
stimulasi persepsi ialah klien mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus
kepadanya. Dan tujuan khususnya Klien dapat mempersepsikan stimulus
yang dipaparkan kepadanya dengan tepat, Klien dapat menyelesaikan
masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini
dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok
bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa
yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA

Ma'rifatul L. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purwaningsih W & Karlina I. (2010). Asuhan Keperawatan Jiwa Terapi
Modalitas dan Standard Operating Procedure (SOP). Yogyakarta: Nuha
Medika
Prabowo E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai