Karil Ana
Karil Ana
KARYA ILMIAH
Disusun Oleh:
Nama ` : ANA KHARIROH
NIM : 823700157
Program Studi : S1 PGSD
Pokjar / Kabupaten : DEMAK
ABSTRAK
Kata Kunci: Struktur bunga sempurna dan tidak sempurna pembelajaran yang
membutuhkan ketelitian dan menantang, Metode Diskusi.
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam ( UU RI No 20 Tahun 2003 ) tentang sistem
pendidikan Nasional pasal 1 menjelaskan bahwa : “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
untuk memiliki ketentuan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Pendidikan di SD adalah pengembangan kemampuan yang paling
mendasar setiap siswa, dimana setiap siswa belajar secara aktif karena adanya
dorongan dalam diri dan adanya suasana yang memberikan kemudahan
(kondusif) bagi perkembangan dirinya secara optimal ( Drs. Agus jayik,M.Pd.
: 2010).
Ki Hadjar Dewantara pada tahun ( 1935 ) telah menyatakan bahwa
pendidikan atau pengajaran bertujuan untuk mengembangkan cipta, rasa dan
karsa peserta didik. Tujuan Pendidikn seperti ini oleh pakar pendidikan di
tahun 1956 yaitu B.S. Bloom dkk. Yang dikenal dengan Taksonomi Tujuan
pendidikan.Dalam Taksonomi ada 3 ranah yaitu :
1. Ranah Kognitif ( Ranah Proses berpikir )
2. Ranah Afektif ( Ranah Sikap hidup ).
3. Ranah Psikomotor ( Ranah Ketreampilan fisik ).
Rincian taksonomi inilah yang sekarang banyak di laksanakan di
sekolah.
Dewasa ini, banyak siswa di dalam kelas yang gurau sendiri
ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Apakah ini karena
keterampilan sikap hidup/ afektif siswa yang rendah , sehingga sikap
mereka kuranglah sopan karena tidak mendengarkan guru ketika
menyampaikan materi ataukah kita sebagai guru kuranglah kreatif dalam
menggunakan media belajar, sehingga dalam menyuguhkan materi kepada
4
KAJIAN PUSTAKA
1. Prosedur Siklus I
1) Perencanaan pembelajaran
Pada tanggal 1 Oktober 2015, peneliti menelaah rencana
pembelajaran, setelah diadakan bimbingan. Dalam hal ini dijabarkan
dalam bentuk perencanaan sebelum melakukan suatu tindakan antara
lain:
a. Menyiapkan media dan perlengkapan yang diperlukan dalam
kegiatan belajar yaitu mempersiapkan rencana pembelajaran.
b. Membuat skenario pembelajaran yaitu dengan mendiskusikan alat
peraga asli yaitu bunga yang telah dipetik siswa dari kebun.
11
d) Refleksi siklus I
17
d) Refleksi
Siklus I dan siklus II dalam penerapan metode diskusi mencapai
indikator keberhasilan penigkatan mencapai 25% dari tahap awal.
Persentase siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan
namun pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan. Sedangkan
dalam presentase ketuntasan prestasi belajar siswa sudah mencapai
indikator keberhasilan, peningkatan sebesar 42%
1. Tahap awal
Pada proses pembelajaran tahap awal masih menerapkan
pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa
hanya mendengarkan guru ceramah saja. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran atau alat
peraga.
Prestasi belajar IPA siswa pada tahap awal ini dapat dilihat bahwa
jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 masih banyak. Siswa
yang tidak tuntas yaitu 7 anak dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 12
anak, sedangkan siswa yang tuntas adalah 5 anak. Bila dilihat dari
presentase ketuntasannya saat tahap awal ini siswa yang tidak tuntas
adalah 59% dan yang tuntas adalah 41% . Nilai maksimum yang diperoleh
siswa pada tahap awal ini adalah 80, namun nilai minimum yang diperoleh
siswa masih sangat rendah, yaitu 40. Dengan demikian dapat dilihat
rentang yang sangat jauh antara nilai minimum dan nilai maksimum.
2. Siklus I
Pada proses tahap pembelajaran siklus I, guru sudah menyampaikan
materi dengan menerapkan metode diskusi dengan bunga sebagai media
asli. Saat pembelajaran berlangsung, siswa sangat tertarik. Ketertarikan
siswa dapat dilihat dengan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
dari guru siswa dapat menyebutkan struktur bunga sempurna dan tidak
sempurna.
Hasil tes formatif Matematika pada siklus I yang mencapai nilai ≥70
atau yang mencapai ketuntasan adalah 8 siswa (66%). Sedangkan siswa
yang belum tuntas adalah 4 anak (34%). Bila dibandingkan saat tahap
awal, prestasi belajar siswa adalah 41% menjadi 66% pada siklus I ini.
Kenaikan ketuntasan dari tahap awal ke siklus I adalah 25%.
3. Siklus II
Pada proses pembelajaran dengan penerapan metode diskusi dengan
menggunakan alat peraga pada siklus II ini sudah lebih baik dari pada
pembelajaran pada siklus I. dalam pembelajaran siswa sudah membedakan
21
struktur bungan sempurna dan tidak sempurna yang tentunya masih dalam
bimbingan guru serta ketepatan jawaban siswa dalam menjawab
pertanyaan dari guru.
Hasil tes formatif pada siklus II ini dibandingkan dengan hasil tahap
awal siklus I jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang
mencapai ≥70 adalah 10 siswa (83%). Sedangkan siswa yang belum tuntas
hanya 2 siswa (17%). Bila dibandingkan saat tahap awal yang hanya 5
siswa yang tuntas (41%) dan siklus I ada 5 siswa yang tuntas (66%), siklus
II ini memiliki jumlah ketuntasan yang paling tinggi.
Dari data diatas dapat kita ketahui kenaikan persentase ketuntasan
dari siklus I kesiklus II adalah 17%. Nilai minimum pada siklus II ini
adalah 60, lebih tinggi dibandingkan pada saat tahap awal yang hanya 40.
Dan yang mendapat nilai maksimumnya 100 ada 1 siswa, meskipun
tadinya pada siklus I nilai maksimum 90 yang di dapat 2 siswa.
Berdasarkan analisis data kemampuan guru dalam pengelolaan
kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran melalui metode diskusi di kelas IV SDN Krandon
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak sudah baik dan efektif, walaupun
diantara aspek-aspek yang diamati masih ada beberapa yang mendapat
nilai cukup. Dari tahap awal ini terlihat pada siklus I, dan siklus II
menunjukkan skor lebih baik. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung
siswa mengikuti dengan senang dan aktif, yang ditunjukkan hasil analisis
dan motivasi siswa dalam penerapan metode diskusi dalam pembelajaran
IPA setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa pada setiap
siklus yang terus mengalami peningkatan.
Dimana persentase untuk motivasi atau aktifitas belajar siswa cukup besar,
dan siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi yang akhirnya
berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yang tinggi.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran melalui metode
diskusi disertai dengan alat peraga dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran
IPA tentang struktur bunga sempurna dan tidak sempurna di SDN Krandon
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak semester I Tahun pelajaran 2015 /
2016. Terbukti pada hasil belajar pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas
5 siswa atau 41% dari 12 siswa, pada siklus I yang dinyatakan tuntas
menjadi 8 siswa atau 66% dari 12 siswa dan yang terakhir pada siklus II
yang dinyatakan tuntas ada 10 siswa atau 83% dari 12 siswa.
Berdasarkan pada hasil penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dari siklus ke siklus pada pembelajaran IPA tentang struktur bunga
sempurna dan tidak sempurna yang telah ditunjukan adanya peningkatan
mutu pembelajaran, maka perbaikan pembelajaran ini dapat dipergunakan
sebagai bahan kajian atau acuan melaksanakan pembelajaran berikutnya.
1. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian, pada pembelajaran melalui metode
Diskusi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Krandon Kecamatan
Guntur Kabupaten Demak, peneliti dapat memberikan beberapa saran
tindak lanjut kepada:
a. Guru
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika guru dapat
menerapkan metode diskusi dengan media langsung seperti mawar, melati
dan sepatu sebagai media untuk membantu mempermudah siswa dalam
23
DAFTAR PUSTAKA
Sapriati. Amalia. MA, dkk. (2011) Pembelajaran IPA di SD. Jakarta Universitas
Terbuka
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Negeri Krandon Kecamatan Candisari
Kabupaten Demak