Anda di halaman 1dari 24

1

KARYA ILMIAH

UPAYA PENINGKATAN BELAJAR SISWA MELALUI METODE


DISKUSI MATA PELAJARAN IPA
MENGAMATI STRUKTUR BUNGA SEMPURNA DAN TIDAK
SEMPURNA KELAS IV

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah


Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP )
Pada Program S1 PGSD Universitas Terbuka

Disusun Oleh:
Nama ` : ANA KHARIROH
NIM : 823700157
Program Studi : S1 PGSD
Pokjar / Kabupaten : DEMAK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SEMARANG
2015
2

Judul : Upaya Peningkatan Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Mata


Pembelajaran IPA Mengamati Struktur Bunga Sempurna dan Tidak
Sempurna Pada Siswa Kelas IV
Nama : Ana Khariroh
NIM : 823700157

ABSTRAK

Pembelajaran Matematika kelas IV selama ini siswa cenderung monoton karena


guru hanya menggunakan metode ceramah. Keterampilan guru menyampaikan materi
yang kurang memadai membuat suasana kelas menjadi tidak menarik. Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas pada pembelajaran IPA Struktur bunga Sempurna dan Tidak Sempurna
kelas IV karena peneliti mengalami kesulitan dalam menciptakan pembelajaran yang
menarik, mudah dipahami, dan menyenangkan khususnya dalam menjumlahkan dua
pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Rendahnya prestasi siswa yaitu dari 7 siswa
yang mencapai ketuntasan hanya 41% atau 5 siswa dan 7 siswa belum tuntas dengan
persentase 59%. Hal tersebut karena guru kurang jelas dalam menyampaikan materi dan
penggunaan metode juga kurang tepat. Penelitian dilaksanakan dua tahap yaitu siklus I
dan siklus II, pada siklus I sudah menerapkan metode diskusi. Hasil yang di dapat 66%.
Dan siklus II meningkat menjadi 83%. Pada siklus II siswa sudah berani sudah dapat
membedakan struktur bunga sempurna dan tidak sempurna. Persentase keaktifan dari
kegiatan siswa juga meningkat, siklus I mencapai 66% dan siklus II menjadi 83%.
Kesimpulan bahwa model pembelajaran metode diskusi dalam pembelajaran dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA tentang Struktur
bunga sempurna dan tidak sempurna serta dapat mengembangkan perilaku siswa yang
mencerminkan rasa ingin tahu dan demokratis.

Kata Kunci: Struktur bunga sempurna dan tidak sempurna pembelajaran yang
membutuhkan ketelitian dan menantang, Metode Diskusi.
3

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam ( UU RI No 20 Tahun 2003 ) tentang sistem
pendidikan Nasional pasal 1 menjelaskan bahwa : “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
untuk memiliki ketentuan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Pendidikan di SD adalah pengembangan kemampuan yang paling
mendasar setiap siswa, dimana setiap siswa belajar secara aktif karena adanya
dorongan dalam diri dan adanya suasana yang memberikan kemudahan
(kondusif) bagi perkembangan dirinya secara optimal ( Drs. Agus jayik,M.Pd.
: 2010).
Ki Hadjar Dewantara pada tahun ( 1935 ) telah menyatakan bahwa
pendidikan atau pengajaran bertujuan untuk mengembangkan cipta, rasa dan
karsa peserta didik. Tujuan Pendidikn seperti ini oleh pakar pendidikan di
tahun 1956 yaitu B.S. Bloom dkk. Yang dikenal dengan Taksonomi Tujuan
pendidikan.Dalam Taksonomi ada 3 ranah yaitu :
1. Ranah Kognitif ( Ranah Proses berpikir )
2. Ranah Afektif ( Ranah Sikap hidup ).
3. Ranah Psikomotor ( Ranah Ketreampilan fisik ).
Rincian taksonomi inilah yang sekarang banyak di laksanakan di
sekolah.
Dewasa ini, banyak siswa di dalam kelas yang gurau sendiri
ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Apakah ini karena
keterampilan sikap hidup/ afektif siswa yang rendah , sehingga sikap
mereka kuranglah sopan karena tidak mendengarkan guru ketika
menyampaikan materi ataukah kita sebagai guru kuranglah kreatif dalam
menggunakan media belajar, sehingga dalam menyuguhkan materi kepada
4

siswa menjadi tidak menyenangkan, akibatnya siswa menjadi bosan,


pasif dan menjadi malas mendengarkan.
Hasil belajar siswa pada materi “ Struktur bunga sempurna dan
tidak sempurna” tidak maksimal. Disinilah guru perlu mengembangkan
kreatifitas media pembelajaran serta didukung metode belajar yang
bervariasi dan penyampaian materi yang jelas dan mudah di pahami
siswa, supaya siswa dapat aktif belajar, mampu memahami materi
sehingga tercapailah standar kompetensi yang di harapkan.
Dari masalah diatas, maka guru ingin meneliti lebih jauh usaha
guru dalam meningkatkan konsentrasi siswa padaa pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam melalui media dan metode belajar yang
menyenangkan.
Identifikasi Masalah
Dari proses pembelajaran IPA tentang Struktur bunga sempurna dan
tidak sempurna dikelas IV SDN Krandon menemukan beberapa maslah
sebagai berikut:
- Hanya 41% dari 12 siswa. siswa yang tuntas 5 dan 7 siswa tidak
tuntas.
- Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
1. Analisis Masalah
Analisis masalah yang dapat peneliti simpulkan adalah:
a. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
b. Guru dalam menyampaikan materi kurang menarik.
c. Siswa pasif hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja.
d. Siswa kurang memahami materi yang di jelaskan guru.
2. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari masalah yang ada dapat diambil kesimpulan alternatif dan prioritas
pemecahan masalahnya, adalah:
a. Guru diharapkan menggunakan alat peraga yang asli seperti: bunga
mawar, sepatu, dan melati
5

b. Guru dalam menjelaskan materi sebaiknya menggunakan kalimat


yang mudah, menarik, jelas, padat dan singkat.
c. Sebaiknya guru menggunakan alam sebagai media langsung dan
metode yang menarik yaitu diskusi agar siswa dapat terlibat aktif
dalam belajar serta belajar menganalisis sendiri penemuannya.
Supaya lebih paham dan jelas karna mendapat pengalaman secara
langsung.
Model Diskusi yang akan kita lakukan adalah dengan mengamati bunga
secara langsung. Pada kesempatan kali ini siswa akan diajak untuk
pergi melihat kebun bunga, kemudian mengambil beberapa macam
bunga yang berbeda disetiap kelompok diskusi untuk diamati dan di
diskusikan bersama-sama. Alangkah menyenangkannya belajar di luar
kelas dan bersatu dengan alam,selain belajar siswa juga aktif dan
dapat menikmati indahnya alam ciptaan Tuhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut : “Apakah melalui metode diskusi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dalam “Struktur bunga sempurna dan tidak
sempurna di SD N Krandon Dabin IV Kecamatan Guntur Kabupaten
Demak”
C. Tujuan Penelitian
Dengan berbagai permasalahan diatas,, tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan mutu belajar siswa tentang “Struktur bunga
sempurna dan tidak sempurna melalui diskusi
2. Meningkatkan pemahaman siswa dengan alat peraga asli yaitu
bunga Mawar, Melati, dan bunga sepatu.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih efektif dan
efiseian melalui perbaikan pembelajaran sehingga siswa
menguasai materi sesuai harapan pencapaian kompetensi SK, KD
dan Indikator.
6

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dalam perbaikan pembelajaran ini, diharapkan siswa tidak
hanya meningkatkan hasil belajar saja namun sikap mental
disiplin,kerjasama dan saling menghargai pendapat. Jadi bukan hanya
cerdas kognitif namun juga emosional. Selain bagi siswa, dapat juga
manfaat dirasakan bagi guru dan sekolah untuk terus meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah melalui berbagai metode pembelajaran.
Dengan metode diskusi ini, siswa di bimbing untuk saling
menghargai dan menjalin kerukunan untuk bersama-sama belajar
dengan efektif, dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat
terwujud.

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Pembelajaran IPA


Ilmu Pengetahuan Alam atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Natural Science yaitu ilmu dimana objeknya adalah benda – benda
alam dengan hukum yang pasti atau umum.
Menurut Dr Amalia Sapriati, MA (2011: 2.3) IPA merupakan hasil
observasi yang disimpulakan berdasarkan hasil observasi. IPA merupakan
suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar berserta isinya. Hal ini
berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam. , peristiwa dan
gejala – gejala yang muncul di alam. Jadi IPA adalah suatu pengetahuan
yang bersifat objektif tentang alam sekitar berserta isinya
(http:/www.marioatha.com).
Menurut Wukes didalam bukunya “Science in Education
menyatakan bahwa pengertian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) ialah
pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode
khusus.(Http:/www.pengertianpakar.com).
7

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa pembelajaran


IPA memerlukan observasi langsung pada alam sebagai objektifnya.
Sebagai seorang guru, peneliti berupaya untuk meningkatkan
kemampuan belajar siswa kelas IV SDN Krandon Dabin IV Kecamatan
Gutur Kabupaten Demak, dalam malakukan analisis Struktur Bunga
Sempurna dan Tidak Sempurna melalui metode diskusi di alam terbuka
(diluar kelas). Dengan metode ini diharapkan siswa kelas IV SDN
Krandon Dabin IV dapat menguasai materi IPA khususnya pada materi
”Struktur Bunga Sempurna dan Tidak Sempurna”
IPA merupakan ilmu yang membutuhkan analisis pada alam sekitar.
IPA mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan kita sehari – hari,
seperti : makanan, obat – obatan, air, udara bahan bakar semua hasil alam
yang perlu kita jaga dengan pengamatan kita bisa mengambil manfaat di
alam seperti : tanaman yang bisa dijadikan obat pewarna makanan,
pewangi dan lain – lain, gas di jadikan bahan bakar, air kita gunakan tiap
hari.
Semua yang ada di alam ini perlu kita jaga supaya bermanfaat bagi
kita dan anak cucu kita kelak. Untuk bisa menjaga alam ini denga baik,
maka diperlukan pengetahuan alam yang baik, supaya alam yang kita huni
senantiasa terjaga kendala dan manfaatnya.
B. Karakteristik
Menurut Horiq (2014) Ilmu Pengetahuan Alam :
- berkaiatan dengan cara mancari tahu tentang alam secara
sistematis.
- Suatu proses penemuan.
- IPA dan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dari sumber
dan alam sekitar.
- Proses belajarnya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung.
8

- Diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu


perserta untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
C. Metode Diskusi
Menurut Amalia Sapriati, dkk (2011) Diskusi merupakan suatu
perbandingan mengenai subjek dari sudut pandang diskusi kelas atau
kelompok merupakan metode pembelajaran yang kerap digunakan dalam
ilmu pengetahuan alam. Diskusi kelompok sangat bermanfaat dalam ilmu
pengetahuan alam khususnya dalam membahas kebenaran suatu data.
1. Karakteristik
Metode diskusi memiliki beberapa ciri – ciri,
a. Terdiri dari beberapa orang bisa lebih dari 3 orang.
b. Ada permasalahan yang sedang di carikan solusi pemecahannya.
c. Ada yang menjadi pemimpin.
d. Ada proses tukar pendapat/ informasi
e. Menghasilkan rumusan alternatif pemecahan masalah yang sedang
dibahas.
2. Prosedur
Prosedur yang dilakukan dalam metode pembelajaran adalah :
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
b. Mempersiapkan materi dan media yang akan diteliti.
c. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang didiskusikan.
d. Pelaksanaan diskusi bersamaan dengan pengumpulan hasil
observasi data.
e. Melakukan tanya jawab.
f. Pemberian kesimpulan
3. Keunggulan
Keunggulan metode diskusi, diantaranya adalah:
a. Semua murid bebas mengemukakan pendapat, jadi bersifat
demokratis.
b. Merupakan cara yang efektif untuk mengajukan permasalaahan.
9

c. Mempertinggi peran serta murid secara perseorangan.


d. Mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa sosial.
e. Mengembangkan kepemimpinan dan menghayati kepemimpinan
bersama.
4. Kelemahan
Dalam metode diskusi mempunyai kelemahan, diantaranya adalah:
a. Tidak dapat di pakai dalam kelompok yang besar.
b. Perserta diskusi mendapat informasi terbatas.
c. Dapat dikuasai peserta didik yang suka berbicara saja.
d. Biasanya yang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
D. Kerangka Berpikir
Dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru dituntut harus
mampu memilih dan menggunakan metode serta media yang sesuai
dengan materi pembelajaran, agar siswa mudah dalam mencerna materi
yang sedang dipelajari. Dengan mencerna denganbaik maka tujuan
pembelajaran dapat berhasil.
Berdasarkan tujuan pembelajaran, Kerangka berfikirnya adalah
apakah melalui pengajaran metode diskusi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam
“Struktur Bunga Sempurna dan Tidak Sempurna” di SDN Krandon
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.
E. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan landasan teori dan kereangka berfikir yang peneliti
uraikan, maka hipotesis dari penelitian perbaiakan pembelajaran adalah
“Apakah melalui penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada mapel IPA dalan Struktur Bunga Sempurna
dan Tidak Sempurna di SDN Krandon Kecamatan Guntur Kabupaten
Demak Tahun pelajaran 2015/ 2016.
10

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IV
semester I SDN Dabin IV Kecamatan Guntur Kabupaten Demak yang
berjumlah 12 siswa terdiri dari laki-laki 5 siswa dan perempuan 7 siswi.
Latar belakang pekerjaan orang tua siswa kelas IV SDN Kradon IV
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak berasal dari keluarga ekonomi
menengah ke bawah dengan pekerjaan orang tua rata-rata sebagai petani.
Tempat tinggal siswa berada di pedesaan.
Tempat penelitian tindakan kelas dilakukan di SDN Krandon
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Letakya di Desa Krandon RT.13
RW.03 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, Jl. Krandon RT.13 RW.03,
Dabin Kode Pos 59565.
Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Pra siklus : Kamis, 01 Oktober 2015 pukul 07.00 - 08.10 WIB


2. Siklus I : Kamis, 08 Oktober 2015 pukul 07.00 - 08.10 WIB
3. Siklus II : Kamis, 15 Oktober 2015 pukul 07.00 - 08.10 WIB

1. Prosedur Siklus I
1) Perencanaan pembelajaran
Pada tanggal 1 Oktober 2015, peneliti menelaah rencana
pembelajaran, setelah diadakan bimbingan. Dalam hal ini dijabarkan
dalam bentuk perencanaan sebelum melakukan suatu tindakan antara
lain:
a. Menyiapkan media dan perlengkapan yang diperlukan dalam
kegiatan belajar yaitu mempersiapkan rencana pembelajaran.
b. Membuat skenario pembelajaran yaitu dengan mendiskusikan alat
peraga asli yaitu bunga yang telah dipetik siswa dari kebun.
11

c. Menyususun lembar kerja atau tes formatif.


2) Tahap pelaksanaan siklus I
Siklus I direncanakan pada tanggal 8 Oktober 2015. Peneliti akan
dibantu oleh Bapak Syafii, S.Pd.SD dan guru senior Bapak HML
Hakim, S.Pd I untuk mengamati proses perbaikan pembelajaran.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sebagai
berikut :
a. Pada kegiatan awal menyampaikan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai
b. Memberi apersepsi agar siswa siap menerima pelajaran dan
memberi motivasi
c. Pada permulaan guru mengajak siswa keluar kelas untuk memetik
bunga yang berbeda di kebun sebagai media pembelajaran.
d. Siswa mengamati bunga yang telah dipetik untuk mengetahui
struktur bunga sempurna dan tidak sempurna.
e. Secara berkelompok siswa mengerjakan tes formatif dengan
mengumpulkan data hasil observasi siswa tentang struktur bunga
sempurna dan tidak sempurna.
f. Siswa mendiskusikan pengamatannya
g. Selesai diskusi, guru membimbing siswa untuk memberikan
kesimpulan sebagai bahan catatan siswa
h. Setelah itu guru memberi PR (Pekerjaan Rumah)
3) Teknik pengumpulan data
Dalam pengumpulan data akan dibimbing dengan Guru senior,
pengamatan yang dilakukan meliputi:
a. Guru meneliti hasil belajar siswa atau hasil tes.
b. Mengamati aktifitas belajar individu maupun kelompok.
c. Mencatat masalah-masalah saat tindakan kemudian menjadikan
refleksi sebagai tindak lanjut.
4) Refleksi siklus I
12

Refleksi dilakukan untuk mengetahui hasil dari pada pengamatan


atau pengumpulan data melalui analisis, evaluasi dan dengan
bimbingan guru senior. Kemudian peneliti dapat merefleksi diri
tentang berhasil tidaknya tindakan yang dilakukan. Hasil dari siklus
yang pertama digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus
berikutnya, sampai benar-benar mencapai hasil yang maksimal.
2. Prosedur Siklus II
1) Rencana perbaikan pembelajaran
Pada tahap Siklus I telah selesai dilaksanakan dengan hasil
ketuntasan yang kurang memuaskan yaitu masih di bawah 65%, maka
masih perlu membuat rencana perbaikan pembelajaran pada tanggal
15 Oktober 2015. Adapun perbaikan pembelajarannya sesuai dengan
refleksi Siklus I.
2) Tahap pelaksanaan siklus II
Pada tanggal 15 Oktober 2015 akan dilaksanakan rencana
perbaikan pembelajaran siklus II dengan bimbingan pengawas dan
guru senior sebagai pengamat. Langkah-langkah pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
a. Pada awal kegiatan guru menyampaikan tujuan materi.
b. Memberi apersepsi agar siswa siap menerima materi dan memberi
motivasi
c. Pada permulaan guru menjelaskan secara jelas materi tentang,
struktur bunga sempurna dan tidak sempurna dengan menggunakan
media pembelajaran.
d. Siswa pergi keluar kelas menuju kebun untuk mencari berbagai
jenis bunga, seperti : bunga mawar, bunga sepatu dan melati.
e. Dengan bimbingan guru, siswa mendiskusikan dengan mengamati
struktur bunga sempurna dan tidak sempurna pada tiap kelompok
yang telah dibentuk
f. Untuk mengetahui pemahaman siswa, guru melakukan tanya jawab
tentang materi.
13

g. Secara berkelompok siswa mengerjakan tes formatif yang telah di


siapkan guru
3) Teknik pengumpulan data
Tindakan pengamatan atau pengumpulan data antara lain:
a. Mengamati kerja kelompok secara umum maupun secara khusus
dibantu oleh pengawas dan guru senior.
b. Mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam kelompok kemudian di
musyawarhkan bersama dengan siswa.
c. Merekap hasil tes formatif siswa, untuk mengukur tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa.
4) Refleksi siklus II
Hasil tes formatif siklus II dikumpulkan untuk dianalisis,
kemudian ditentukan berapa besarnya siswa yang sudah tuntas dan
berapa jumlah siswa yang belum tuntas. Langkah selanjutnya adalah
mengadakan remidi bagi siswa yang belum tuntas dan bagi siswa yang
sudah tuntas diadakan pengayaan.
B. Teknik Analisis Data
Dalam hal ini analisis data yang digunakan adalah analisis data
deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari skor latihan dianalisis
dengan membuat tabel dan persentase, daftar skor diolah dengan
mengelompokkan atau menghitung jumlah nilai. Persentase skor rata-rata
hasil analisis dapat disajikan dalam bentuk grafik kemudian persentase
ketuntasan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran. Dari kegiatan
tersebut selanjutnya membandingkan dari setiap siklus.
Menurut Prof. R. IGAK. Wardani, M.Sc. Ed (2013: .19) Analisis
data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti
untuk menerangkan secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam
bentuk yang dapat dipercaya.
Analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilih
mengelompokkan data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan
dalam bentuk yang mudah dibaca/ dipahami.
14

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan pembelajaran pada tahap awal prasiklus yaitu tanggal
01 Oktober 2015 awalnya belum menggunakan metode diskusi dan belum
memanfaatkan media aslinya, guru masih menggunakann metode ceramah.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih rendah, siswa cenderung
pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Ketika guru
menjelaskan materi banyak siswa yang tidak memperhatikan. Siswa bicara
sendiri, suasana gaduh dan membuat bosan, mereka tidak memperhatikan
penjelasan dari guru. Keaktifan siswa masih kurang sehingga prestasi
belajar siswa sangat rendah. Indikator keberhasilan juga belum tercapai
sesuai dengan KKM yaitu 65. Hasil tes pada tahap awal dapat diketahui
jumlah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas, nilai minimum, nilai
maksimum dan nilai rata-rata kelas . Berikut data ketuntasan belajar siswa.
Table 4.1
Hasil Tes Formatif Matematika Pra Siklus
No. Skor (S) Frekuensi (F) Prosentase (%) SxF
1 10 - 0% 0
2 9 - 0% 0
3 8 2 17% 16
4 7 3 25% 21
5 6 5 42% 30
6 5 1 8% 5
7 4 1 8% 4
JUMLAH 12 100% 76

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I


a) Rencana Tindakan
15

Proses pembelajaran difokuskan pada permasalahan yang ada pada


pembelajaran sebelumnya, yaitu sebelum penggunaan metode diskusi.
Peneliti menelaah rencana pembelajaran yang sesuai dan juga
menggunakan media aslinya. Agar prestasi belajar bisa meningkat maka
dilaksanakan siklus I pada hari Kamis tanggal 08 Oktober 2015 pukul
07.00 – 08.10 WIB
Pada tahap ini mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang
terdiri dari rencana pembelajaran, soal tes formatif dan lembar observasi
pengelolaan pembelajaran guru, dan alat-alat yang mendukung. Langkah-
langkah pembelajaran diantaranya yaitu memotivasi siswa, menyampaikan
tujuan pembelajaran dan menjelaskan cara belajar melalui metode diskusi,
apersepsi dan pada kegiatan inti siswa mengamati struktur bunga
sempurna dan tidak sempurna. Kemudian mendiskusikan materi dengan
kelompok masing – masing kemudian mengerjakan test formatif kemudian
menyimpulkan hasil pembelajaran.
b) Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan siklus I yang dilaksanakan tanggal 08 Oktober
2015. Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan
motivasi dengan bernyanyi yaitu menyanyikan lagu liat kebunku dan
memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
dibahas yaitu Apakah kalian pernah mengamati bentuk bunga? Tidak lupa
guru juga memberikan tetang penjelasan indikator dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dilanjutkan penjelasan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk mempermudah pemahaman
siswa pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pelajaran tentang
struktur bunga sempurna dan tidak sempurna kemudian siswa diajak
kekebun untuk memetik jenis bunga berbeda pada tiap diskusi dan mulai
diskusikan hasil pengamatan masing – masing bunga. Setelah kegiatan
diskusi selesai, dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi, guru
menyempurnakan hasil diskusi dan siswa mencatatnya. Kegiatan akhir
guru memberi pemantapan dengan memberikan latihan formatif.
16

c) Proses Pengumpulan Data


Pada waktu pembelajaran siklus I berlangsung, di bantu Bapak
Safii, S.Pd.SD dan Bapak H.ML Hakim, S.Pd.I selaku guru senior di SDN
Krandon Kecamatan Guntur Kabupaten Demak untuk mengamati proses
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah di sediakan. Lembar observasi tersebut
meliputi pengamatan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi
tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan
selama pembelajaran berlangsung.
Pada tahap mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan,
membantu teman yang kesulitan dalam kelompok, dan menjawab
pertanyaan dengan benar masih belum dilakukan. Sedangkan kekurangan
guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan baik antara lain :
1) Guru harus menggunakan media asli pada penelitian.
2) Guru kurang optimal dalam membimbing siswa pada saat diskusi
kelompok sehingga siswa masih ada yang kurang memahami materi.
Adapun kekurangan-kekurangan dalam siklus I akan diperbaiki dalam
siklus II.
Tabel 4.2
Hasil Tes Formatif IPA Siklus I
No. Skor (S) Frekuensi (F) Prosentase (%) SxF
1 10 - 0% 0
2 9 2 17% 18
3 8 4 33% 32
4 7 2 17% 14
5 6 4 33% 24
6 5 - 30%
JUMLAH 12 100% 88

d) Refleksi siklus I
17

Kegiatan pembelajaran siklus I sudah berjalan baik. Sebagian besar


siswa sudah aktif dalam pembelajaran, sudah melakukan metode
mengamati dan mendiskusikan materi dengan baik. Hal ini dapat
dibuktikan pada saat siswa. Guru juga memberi pertanyaan, sebagian besar
siswa sudah dapat menjawab dan ketika guru menunjuk salah satu siswa
untuk menjawab, sebagian besar siswa sudah berani menjawab, walaupun
masih ada siswa yang ragu dan takut dalam menjawab, mereka juga aktif
dalam bekerja sama dengan anggota kelompok dalam berdiskusi.
Dalam diskusi kelompok siswa sudah mulai aktif dalam memberi
pendapat, sanggahan atau pertanyaan. Tetapi masih ada juga siswa yang
pasif dalam bertanya. Untuk mengatasinya guru memberikan dorongan
kepada setiap anggota kelompok untuk menjawab. Kegiatan pada saat
setelah pembelajaran berakhir peneliti memberi pertanyaan pada semua
siswa yang bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap
pembelajaran. Hasil pada siklus I sebagian besar siswa tertarik, senang
dengan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dengan
menggunakan metode aslinya.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran melalui metode diskusi berjalan lancar sesuai yang
direncanakan. Siswa merasa senang sehingga termotivasi untuk mengikuti
setiap langkah pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan
perhatian siswa terhadap alat dan media pembelajaran yang berupa bunga
yang telah mereka petik dari kebun. Siswa pada siklus I menjadi aktif dan
dapat dikatakan motivasi belajar siswa tinggi. Kegiatan pembelajaran pada
siklus I antara lain masih ada siswa yang belum dengan membedakan
struktur bunga sempurna dan tidak sempurna dengan benar. Kekurangan
ini akan diperbaiki pada siklus II.
2) Deskripsi hasil penelitian siklus II
a) Rencana tindakan
Pada tahap perencanan siklus II ini dilaksanakan tanggal 15
Oktober 2015 dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
18

dari rencana pembelajaran, soal test formatif, lembar observasi kinerja


guru, lembar observasi siswa dan alat-alat pembelajaran yang mendukung
yaitu jenis bunga yang berbeda akan di amati strukturnya, agar anak lebih
paham dan jelas dalam membedakan struktur bunga sempurna dan tidak
sempurna.
b) Hasil Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2015,
indikator tahap ini adalah membedakan struktur bunga sempurna dan tidak
sempurna. Pada permulaan guru memberi motivasi dengan bernyayi lagu
lihat kebunku dan memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang telah di bahas sebagai pretest dan pengingat pelajaran
yang tealh di bahas pada siklus I Kemudian pada kegiatan inti guru
bersama siswa mencari bunga di kebun sebagai media belajar untuk
mengetahui perbedaan struktur bunga sempurna dan tidak sempurna.
Untuk memperkaya pemahaman siswa, guru melakukan tanya
jawab kemudian secara berkelompok siswa mengerjakan tes formatif yang
telah disediakan guru yaitu beberapa pertanyaan tentang bunga yang telah
siswa amati.. Kemudian setiap kelompok melaporkan hasil diskusi dengan
dibimbing guru. Selesai diskusi guru membimbing siswa untuk memberi
penguatan materi. Terakhir yaitu memberikan tugas rumah.
c) Hasil Data Pengamatan Proses Pembelajaran
Pada saat proses pembelajaran siklus II berlangsung pengawas
mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran.
Dari hasil observasi tersebut sudah sesuai dengan harapan dan berjalan
dengan baik. Siswa sangat tertarik dan aktif dalam mengikuti jalannya
kegiatan pembelajaran. Aktif bekerjasama dengan anggota kelompok dan
aktif dalam berdiskusi. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dari hasil
penampilan guru sudah melakukan pembelajaran melalui metode diskusi
dengan menggunakan media asli yaitu bunga melati dengan bunga mawar
dengan baik dan sudah mencapai indikator keberhasilan maka tidak
diadakan siklus berikutnya tetapi yang perlu di perhatikan untuk tindakan
19

selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang sudah


ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar
selanjutnya menggunakan metode diskusi disertai media asli yang
mendukung. Hasil pengumpulan data siklus II diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 4.4
Hasil Tes Formatif IPA Siklus II
No. Skor (S) Frekuensi (F) Prosentase (%) SxF
1 10 1 8% 10
2 9 4 33% 36
3 8 3 25% 24
4 7 2 17% 14
5 6 2 17% 12
6 5 -
JUMLAH 12 100% 96

d) Refleksi
Siklus I dan siklus II dalam penerapan metode diskusi mencapai
indikator keberhasilan penigkatan mencapai 25% dari tahap awal.
Persentase siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan
namun pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan. Sedangkan
dalam presentase ketuntasan prestasi belajar siswa sudah mencapai
indikator keberhasilan, peningkatan sebesar 42%

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode
diskusi memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar dan
memberikan pemantapan pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru. Presentase ketuntasan belajar meningkat dari tahap
awal, siklus I dan II yaitu masing-masing 41%, 66%, 83%.
20

1. Tahap awal
Pada proses pembelajaran tahap awal masih menerapkan
pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa
hanya mendengarkan guru ceramah saja. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran atau alat
peraga.
Prestasi belajar IPA siswa pada tahap awal ini dapat dilihat bahwa
jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 masih banyak. Siswa
yang tidak tuntas yaitu 7 anak dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 12
anak, sedangkan siswa yang tuntas adalah 5 anak. Bila dilihat dari
presentase ketuntasannya saat tahap awal ini siswa yang tidak tuntas
adalah 59% dan yang tuntas adalah 41% . Nilai maksimum yang diperoleh
siswa pada tahap awal ini adalah 80, namun nilai minimum yang diperoleh
siswa masih sangat rendah, yaitu 40. Dengan demikian dapat dilihat
rentang yang sangat jauh antara nilai minimum dan nilai maksimum.
2. Siklus I
Pada proses tahap pembelajaran siklus I, guru sudah menyampaikan
materi dengan menerapkan metode diskusi dengan bunga sebagai media
asli. Saat pembelajaran berlangsung, siswa sangat tertarik. Ketertarikan
siswa dapat dilihat dengan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
dari guru siswa dapat menyebutkan struktur bunga sempurna dan tidak
sempurna.
Hasil tes formatif Matematika pada siklus I yang mencapai nilai ≥70
atau yang mencapai ketuntasan adalah 8 siswa (66%). Sedangkan siswa
yang belum tuntas adalah 4 anak (34%). Bila dibandingkan saat tahap
awal, prestasi belajar siswa adalah 41% menjadi 66% pada siklus I ini.
Kenaikan ketuntasan dari tahap awal ke siklus I adalah 25%.
3. Siklus II
Pada proses pembelajaran dengan penerapan metode diskusi dengan
menggunakan alat peraga pada siklus II ini sudah lebih baik dari pada
pembelajaran pada siklus I. dalam pembelajaran siswa sudah membedakan
21

struktur bungan sempurna dan tidak sempurna yang tentunya masih dalam
bimbingan guru serta ketepatan jawaban siswa dalam menjawab
pertanyaan dari guru.
Hasil tes formatif pada siklus II ini dibandingkan dengan hasil tahap
awal siklus I jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang
mencapai ≥70 adalah 10 siswa (83%). Sedangkan siswa yang belum tuntas
hanya 2 siswa (17%). Bila dibandingkan saat tahap awal yang hanya 5
siswa yang tuntas (41%) dan siklus I ada 5 siswa yang tuntas (66%), siklus
II ini memiliki jumlah ketuntasan yang paling tinggi.
Dari data diatas dapat kita ketahui kenaikan persentase ketuntasan
dari siklus I kesiklus II adalah 17%. Nilai minimum pada siklus II ini
adalah 60, lebih tinggi dibandingkan pada saat tahap awal yang hanya 40.
Dan yang mendapat nilai maksimumnya 100 ada 1 siswa, meskipun
tadinya pada siklus I nilai maksimum 90 yang di dapat 2 siswa.
Berdasarkan analisis data kemampuan guru dalam pengelolaan
kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran melalui metode diskusi di kelas IV SDN Krandon
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak sudah baik dan efektif, walaupun
diantara aspek-aspek yang diamati masih ada beberapa yang mendapat
nilai cukup. Dari tahap awal ini terlihat pada siklus I, dan siklus II
menunjukkan skor lebih baik. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung
siswa mengikuti dengan senang dan aktif, yang ditunjukkan hasil analisis
dan motivasi siswa dalam penerapan metode diskusi dalam pembelajaran
IPA setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa pada setiap
siklus yang terus mengalami peningkatan.

Meningkatnya motivasi belajar siswa yang tinggi ini dipengaruhi


oleh kualitas pembelajaran melalui penerapan metode diskusi, yang
menarik dan menyenangkan, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
22

Dimana persentase untuk motivasi atau aktifitas belajar siswa cukup besar,
dan siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi yang akhirnya
berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yang tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran melalui metode
diskusi disertai dengan alat peraga dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran
IPA tentang struktur bunga sempurna dan tidak sempurna di SDN Krandon
Kecamatan Guntur Kabupaten Demak semester I Tahun pelajaran 2015 /
2016. Terbukti pada hasil belajar pada prasiklus jumlah siswa yang tuntas
5 siswa atau 41% dari 12 siswa, pada siklus I yang dinyatakan tuntas
menjadi 8 siswa atau 66% dari 12 siswa dan yang terakhir pada siklus II
yang dinyatakan tuntas ada 10 siswa atau 83% dari 12 siswa.
Berdasarkan pada hasil penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dari siklus ke siklus pada pembelajaran IPA tentang struktur bunga
sempurna dan tidak sempurna yang telah ditunjukan adanya peningkatan
mutu pembelajaran, maka perbaikan pembelajaran ini dapat dipergunakan
sebagai bahan kajian atau acuan melaksanakan pembelajaran berikutnya.
1. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian, pada pembelajaran melalui metode
Diskusi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Krandon Kecamatan
Guntur Kabupaten Demak, peneliti dapat memberikan beberapa saran
tindak lanjut kepada:
a. Guru
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika guru dapat
menerapkan metode diskusi dengan media langsung seperti mawar, melati
dan sepatu sebagai media untuk membantu mempermudah siswa dalam
23

membedakan struktur bunga sempurna dan tidak sempurna, yang


disesuaikan dengan kemampuan siswa, dan kemampuan guru itu sendiri.
Instrumen tes maupun nontes yang digunakan dalam penelitian ini
sebaiknya terus dikembangkan sehingga memperoleh tingkat validasi yang
lebih memuaskan.
b. Siswa
Pembelajaran IPA dengan menerapkan metode diskusi dengan media
asli dapat membantu mempermudah siswa dalam membedakan bungan
sempurna dan tidak sempurna dengan benar, siswa menjadi senang dan
kemudian tertarik dengan pembelajarannya.
24

DAFTAR PUSTAKA

Sapriati. Amalia. MA, dkk. (2011) Pembelajaran IPA di SD. Jakarta Universitas
Terbuka
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Negeri Krandon Kecamatan Candisari
Kabupaten Demak

Depdiknas 2006 Peraturan menteri pendidikan nasional no. 22 Tahun 2006.


Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
A. Suyitno, Sukun Achmal Rahmad (2004). IPAuntuk kelas SD dan MI kelas IV .
Jakarta: Yudistira
Sumardi Yosaphat, dkk (2009). Materi pokok konsep Dasar IPA di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Wardhani, I G A K & Wihardit, K. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai