Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN “ANEMIA”


Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah yang dibimbing oleh Bapak Angga Wilandika ,S.Kep,Ners,M.Kep

Disusun oleh :
Febby Ayu Firdaus (012016002)
Nafisa FadilahF (012016028)
Syndi Rahayu Saniyyah (012016068)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TK.2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

Jln. K.H Ahmad Dahlan No.6 Bandung (Banteng Dalam)

OKTOBER 2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia kepada kita semua, sehingga
proses penyusunan makalah mata kuliahKeperawatan Medikal Bedah dengn
Asuhan Keperawatan Pasien “Anemia”.
Proses penyusunan makalah ini banyak sekali kendala yang dialami
penyusun, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penyusun dapat
menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak yang sangat membantu
proses penyusunan makalah ini, Semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah
SWT.
Penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
bagi pembaca.

Bandung, Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. SISTEM HEMATOLOGI .............................................................................. 3
1. Definisi Hematologi ..................................................................................... 3
2. Fungsi Darah ................................................................................................ 3
3. Komposisi Darah ......................................................................................... 3
4. Tahap Pembentukan Eritrosit....................................................................... 6
5. Tahap Penghancuran Eritrosit ...................................................................... 8
B. Gangguan Sistem Hematologi “Anemia” ....................................................... 9
1. Definisi Anemia ........................................................................................... 9
2. Etiologi......................................................................................................... 9
3. Jenis-jenis Anemia ....................................................................................... 9
4. Patofisiologi ............................................................................................... 10
5. Tanda dan Gejala ....................................................................................... 12
6. Pemeriksaan Anemia ................................................................................. 12
7. Penatalaksanaan ......................................................................................... 13
8. Komplikasi Anemia ................................................................................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 24
A. Kesimpulan ................................................................................................ 24
B. Saran ........................................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu masalah di Indonesia yang sering dijumpai baik
di klinik maupun di lapangan.Menurut WHO, anak usia sekolah
dikatakanmengalami anemia jika kadar hemoglobinnya di bawah 12g/dL. Anemia
yangberhubungan dengan masalah gizi utama di Indonesia adalah anemia
defisiensi besi.Anemia defisiensi besi terjadi apabila seseorang tidak memiliki zat
besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya.
Menurut Sutaryo (2005) dalam Djariyanto (2008) akibat dari anemia meliputi
pertumbuhan anak akan terhambat, pembentukan sel otot kurang sehingga otot
menjadi lemas, daya tahan tubuh akan menurun, prestasi berkurang dan terjadi
perubahan perilaku.
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa
eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan
oxygen carrying capacity). Secara praktis anemia ditunjukan oleh penurunan
kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung eritrosit (red cell count). Tetapi yang
paling lazim dipakai adalah kadar hemoglobin, kemudian hematokrit.
Penyebabnya adalah jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan. Selain itu Universitas Sumatera Utara berbagai faktor dapat
mempengaruhi terjadinya anemia defisiensi besi antara lain pola makan, pola
haid, pengetahuan tentang anemia defisiensi besi, pengetahuan tentang zat-zat
yang memicu dan menghambat absorpsi besi (vitamin C dan teh), konsumsi obat-
obatan tertentu seperti antibiotik, aspirin, sulfonamide, obat malaria, kebiasaan
merokok, kehilangan darah keluar tubuh (pendarahan), luka bakar, diare, dan
gangguan fungsi ginjal (Bakta, 2006).

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Anemia?
2. Bagaimana etiologi dari Anemia?
3. Bagaimana gejala dari Anemia?
4. Bagaimana patofisiologi dari Anemia?
5. Bagaimana tinjauan kasus pada pasien Anemia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Anemia
2. Untuk mengetahui etiologi dari Anemia
3. Untuk mengetahui gejala dari Anemia
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Anemia
5. Untuk mengetahui tinjauan dari Anemia
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM HEMATOLOGI

1. Definisi Hematologi
Sistem Hematologi merupakan sistem yang membahas tentang darah. Darah
adalah cairan di dalampembuluhdarah yang berfungsitransportasioksigen. Darah
terdiri dari 3 unsur sel: eritrosit, leuklosit, trombosit.

2. Fungsi Darah
a. Sebagaisistemtranspordaritubuh, yaitu menghantarkan bahan kimia,
oksigen, dan nutrient ke seluruh tubuh.
b. Mengangkutsemuasisametabolitke organ pembuangan.
c. Menghantarkanhormon-hormonke organ sasaran.
d. Mengangkutenzim, zatbufer, elektrolitkeseluruhtubuh
e. Mengaturkeseimbangansuhu.

3. Komposisi Darah

3
4

a. Plasma Darah
1) Air (92%)
2) Protein darah (7%) : Albumin; Globulin; Fibrinogen
 Albumin adalah protein plasma yang paling
banyakberperanbesardalammenetukantekananosmotikkoloidberkatj
umlahnya.
 Globulin memilikitigasubkelasdiantaranyaalfa,beta,dangama.
- Globulin alfaatau beta mengangkutbahantakterlarut,
danberperandalam proses pembekuandarah.
- Globulin gamaadalahimmunoglobulin (antibody) yang
sangatpentingbagimekanismepertahanantubuh.
 Fibrinogen adalahfakorkuncidalampembekuandarah.
3) Zat-zat yang terlarut seperti: Garam-garam mineral, Gas (CO2, O2,
N2), Enzim, hormon, antibody, Sisametabolisme (Urea, Asamurat),
Sari-sari makanan

b. Jenis Sel-selDarah
1) Seldarahmerah (eritrosit)
 Setiap mililiter darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar
erikrosit (sel darah merah), yang secara klinis sering dilaporkan

4
5

dalam hitungan sel darah merah sebagai 5 juta permililiter kubik


(mm3).
 Erikrosit adalah sel gepeng berbentuk piringan yang di bagian
tengah di kedua si sinya mencekung, seperti sebuat donat dengan
bagian tengah menggepeng bukan berlubang (erikrosit adalah
lempeng bikonkaf dengan diameter 7,2- 8,4μm, tepi luar tebalnya
2,31-2,85μm dan bagian tengah tebalnya 0,45- 1,16μm).

 Hemoglobin

Hemoglobin terdiri dari materi yang mengandung besi yang disebut


hem (heme) dan protein globulin. mengandung hemoglobin yang
berfungsimengikatoksigenatau yang disebutoksihemoglobin (HbO2)
danmengikatkarbondioksidadibawadarijaringankeparuuntukdikeluarkanmela
luijalanpernapasan yang disebut (HbCo2) .

 kandunganbesipada hemoglobin tampakkemerahanjikaberikatandengan


O2
6

 keunguanjikamengalamideoksigenasimakadariitudaraharteriakanberwarn
amerahdandarah vena memilikironakebiruan.

 Fungsi Hemoglobin

1. transport O2sekaligusmemberikonstribusisegnifikanpada transport CO2

2. Menyangga pH

3. mengangkutvasidilatornyasendiri, hemoglobin membantumenyalurkan


O2 yang dibawanya.

4. Tahap Pembentukan Eritrosit


Pembentukan eritrosit disebut juga eritripoiesis. Pembentukan eritrosit diatur
oleh suatu hormone glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel pertama yang
diketahui sebagai rangkaian pembentukkan eritrosit disebut proeritorblas.
Proeritorblas kemudian akan membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi
pertama ini disebut basophil eritroblas sebab dapat dicat dengan warna basa. Sel-
sel ini sedikit mengandung hemoglobin.
Pada tahap berikutnya akan mulai dibentuk cukup hemoglobin yang disebut
tpolikromato fileritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya, maka akan
7

terbentuk lebih banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik eriroblas
dimana warnanya menjadi warna merah. Akhirnya, bilasitoplasma dari sel-sel ini
sudah dipenuhi oleh hemoglobin sehinga mencapai konsentrasi lebih kurang 34%,
maka nucleus akan memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari
sel. Sel – sel ini disebut dengan retikulosit.
Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah
dilepaskan dari sumsum tulang. Pembentukan eritrosit dipengaruhi oleh berbagai
factor, antara lain: vit,asamfolat, mineral besi (Fe), tembaga (Cu), cobalt (Co),
protein, hormone eritropoietin, dankadaroksigendiudara.
8

5. Tahap Penghancuran Eritrosit


Sel darah merah diproduksi di dalam sumsum tulang yang berespon terhadap
faktor pertumbuhan hemopoietik, terutama eritropoitein, dan memerlukan zat
besi, asam folat serta vitamin B12 untuk melakukan sintesis. Pada saat sel darah
merah hampir matang, sel akan dilepaskan keluar dari sumsum tulang, dan
mencapai fase matang di dalam aliran darah, dengan masa hidup 120 hari.
Selanjutnya, sel ini akan mengalami disintegrasi. Apabila sel darah merah mulai
berdisintegrasi pada akhir masa hidupnya, sel tersebut mengeluarkan
hemoglobinnya ke dalam sirkulasi. Hemoglobin di uraikan di hati dan limpa.
Molekul globulin diubah menjadi asam-asam amino yang digunakan kembali oleh
tubuh. Besi disimpan di hati dan limpa sampai digunakan kembali. Sisa molekul
lainnya diubah menjadi bilirubin, kemudian diekskresikan melalui feses sebagai
empedu atau melalui urine. normalnya, kecepatan pemecahan sel darah sama
dengan kecepatan sintesis. Dalam kondisi tertentu, proses sintesis atau pemecahan
melebihi satu sama lain. Sel darah merah yang mati diganti sel-sel baru yang
dihasilkan dari sumsum tulang.
9

2) Sel darah putih (leukosit)


a) Bentuknya bening, tidak berwarna lebih besar dari eritrosit.
Usianya 100-30 hari atau 6-24 jam ada juga yang hanya beberapa
jam, tidak memiliki hemoglobin bervariasi dalam
struktur,fungsi,dan jumlah.
b) Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh
dengan cara mengancurkan antigen (kuman, virus, dantoksin).
3) Trombosit (seldarahpembeku)
Bentuknya seperti cakram bergahula atau butir, usianya 5-10 hari
dan berperan dalam pembentukan darah, jumlah pada orang dewasa
200-300 keping /mm3. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru, dan
limfa dengan ukuran kira-kira 2-4mikro. Fungsi utama trombosit
memegang proses pembekuan darah dan hemostatis (menghentikan
aliran darah).

B. Gangguan Sistem Hematologi “Anemia”

1. Definisi Anemia
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari seperti kehilangan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.

2. Etiologi
a. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
b. Kehilangan darah keluar tubuh (pendarahan)
c. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya atau
hemolisis

3. Jenis-jenis Anemia
a. Anemia Aplastik  disebabkan oleh banyak hal yang termasuk kanker
susmsum tulang
b. Anemia Megaloblastik  SDM besar volume eritrosit turun, yang
disebbkan defisiensi Vit B12 dan defisiensi asam folat
10

c. Anemia Hemolisis  Penurunan jumlah SDM akibat destruksi sel darah


merah yang berlebihan.

4. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (mis.
Berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajajan
toksisk, invasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui pendarahan atau hemolisi (destruksi) pada kasus
yang disebut terakhir, masalahnya dapat akibat defek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor
diluar sel darah merah yang menyebabkan distruksi sel darah merah.Lisis sel
darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses
ini, bilirubin, yang terbentuk dalam-dalam fagosit, akan memasuki aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisi) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma. (konsentrasi normal 1mg/dl atau kurang; kadar ditas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera). Apa bila sel darah merah
mengalami penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi pada berbagai
kelainan hemolitik, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinea). Apabila konsentrasi plasmnaya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya
(misalnya apa bila jumlahnya lebih dari sekitar 100 mg/dl), hemoglobin akan
terdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria) jadi ada atau
tidak adanya hemoglobinea dan hemoglobinuria dapat memberikan informasi
mengenai lokasi penghancuran sel darah merah abnormal dengan pasien dengan
hemolisis dan dapat merupakan petunjuk untuk mengetahui sifat hemolitik
tersebut.

Kesimpulannya apakah suatu anemia pada pasien tertentu disebabkan oleh sel
darah merah atau produksi sel darah atau produksi sel darah merah yang tidak
11

mencukupi, biasanya dapat diperoleh dengan dasar (1) hitung retikulosist dalam
sirkulasi darah, (2) derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang
dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dengan biopsi dan (3) ada atau
tidaknya hiperbilirubin dan hemoglobulinemia. (brunner&suddarth 2002)
12

5. Tanda dan Gejala


a. Pucat pada telapak tangan, Konjungtiva
b. Koilonikia (kuku berbentuk sendok),
c. Tubuh tidak tegap
d. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
e. Kelemahan, keletihan
f. Sesak nafas
g. Penurunan semangat

6. Pemeriksaan Anemia
Skrinning anemia adalah pemeriksaaan yang dilakukan untuk mendiagnosis
adanya anemia. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengambil darah di
laboratorium dan akan dilakukan beberapa pengecekan. Pemeriksaan laboratorium
untuk skrinning anemia memang banyak macamnya, meliputi:
a. Pemeriksaan darah tepi lengkap (Hemoglobin, hematocrit, leukosit,
trombosit, hitung jenis leukosit, retikulosit)
b. Pemeriksaan indeks eritrosit
c. Pemeriksaan status besi
Adapun pemeriksaan lain yang lebih spesifik seperti pemeriksaan apusan
darah tepi, pemeriksaan DNA, skrinning thalassemia, dan lain sebagainya
diperlukan sebagai penunjang diagnosis. Namun, pemeriksaan minimal diatas
biasanya cukup untuk melakukan diagnosis anemia. Skrinning anemia masih
diperlukan akan tetapi bagaimana kondisi anak tersebut, meliputi :
a. Jika kita melihat banyak gejala anemia dan anak memiliki factor resiko
anemia maka disarankan untuk segera melakukan skrinning.
b. Jika tidak memiliki gejala namun memiliki factor resiko juga disarankan
skrinning karena memang anemia yang bergejala sangat sedikit.
c. Jika tidak ada gejala dan factor resiko, skrinning boleh dilakukan sebgai
upaya pencegahan anemia.
13

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan klien dengan anemia diantaranya adalah (Arief Mansjoer,
2001)
a. Terapi terutama ditujukan pada penyakit dasarnya, pada anemia yang
mengancam nyawa dapat diberikan transpusi darah merah seperlunya.
b. Pengobatan dengan suplementasi besi tidak diindikasikan kecuali untuk
mengatasi anemia pada artritis teumatoroid, pemberian kobalt dan
eritropoeitin dikatakan dapat memperbaiki anemia.

8. Komplikasi Anemia
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
a. Gagal jantung
b. Parestisia dan
c. Kejang.
14

KASUS ANEMIA

Tn.C, 44 tahun, menikah, sudah tiga hari dirawat dengan keluhan badan lemah,
penurunan nafsu makan, sesak nafas, dan sulit berjalan karena kelemahan otot.
Wajah Tn.C kelihatan pucat dan emosinya labil mudah tersinggung.

Pada pemeriksaan labolatorium ditemukan kadar Hb 8,2 g/dL, Ht 25%, RBCs 2,5
mill/mcl. Pada riwayat kesehatan lalu ditemukan riwayat menderita campak ketika
muda, walaupun menurut ibunya bahwa sewaktu kecil Tn,C mendapatkan
imunisasi lengkap. Tn.C tidak memiliki alergi terhadap obat, binatang, makanan,
atau agen lain. Tn.C pernah dirawat 2 tahun yang lalu dengan keluhan sakit
lambung. Tn.C pernah kecanduan minuman alcohol sejak masih muda, namun
sudah berhenti sejak dirawat 2 tahun yang lalu. Pola makan biasa 2-3x sehari,
namun tidak menyukai daging dan sayur-sayuran. Perawat yang menangani Tn.C
sering memarahi Tn.C karena punya pola kebiasaan yang jelek tidak menyukai
daging. Tanda vital TD 110/70 mmHg, HR 80x/menit, RR 18x/menit, suhu
36,6˚C .

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Data Biografi
1) IdentitasKlien

Nama : Tn. C
Umur : 44 tahun
Jeniskelamin : laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Status Marital : Menikah
15

Alamat : Jl. A.H Nasution no.13


TglMasuk : 20Septemberr 2017
TglPengkajian : 21 September 2017
No. Medrec : 01041997
DiagnosaMedis : Anemia

2) IdentitasPenanggungJawab
Nama : Ny. D
Umur : 40 thn
Pekerjaan : iburumahtangga
Pendidikan : SMA
Alamat : jln. A.H Nasution no.13

b. KeluhanUtama
Klienmengeluhbadan lemah
c. RiwayatKesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dating ke RS dengan keluhan badan lemah. Penurunan
nafsu makan, sesak nafas, dan sulit berjalan karena kelemahan
otot, wajah Tn. C kelihatan pucat dan emosi labil mudah
tersinggung.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu ditemukan riwayat menderita campak
ketika muda, walaupun menurut ibunya bahwa sewaktu kecil
klien mendapatkan imunisasi yang lengkap, klien pernah dirawat
2 tahun yang lalu dengan keluhan sakit lambung, klien juga
pernah kecanduan minum alcohol sejak masih muda, namun
sudah berhenti sejak dirawat 2 tahun yang lalu.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak mempunyai riwat penyakit keturunan yang sama.
16

d. Pemeriksaanfisik
KeadaanUmum : klientampaklemah
1) Tingkat kesadaran : Compos Mentis
2) Tandatanda vital :
a) TD : 110/70 mmHg
b) Nadi : 80 x/menit
c) Respirasi : 18 x/menit
d) Suhu : 36,6oC
e. Antropometri
Berat badan sekarang : 45
Berat Badan dahulua : 51
Tinggi badan : 160
f. Pemeriksaan Fisik
a. system pernafasan :
Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut :
Ada cuping hidung, kebersihan hidung, bibir sianosis, kesimetrisan
dada, dan punggung saat nafas, ada luka di dada, terpasang alat bantu
nafas, perkusi paru, ada nyeri tekanan di dada, masa, tekstur, ada
krepitasi, suara nafas normal – tidak normal, nafas ireguler/tidak.
b. System Kardiovaskuler:
Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut:
Kejelasan ictuskordis, kebiruan pada dada jantung, perkusi jantung,
ukur besar jantung dengan perkusi seluruh bagian jantung, palpasi dada,
suara jantung normal/tidak normal, CRT berapa, raba akral
hangat/dingin, JVP normal/tidak, kongjutiva/anemis/tidak. CTR (cardio
thorax ratio berapa)
c. System Integument
Terlihat wajah pucat
d. System Musculoskeletal
Sulit berjalan karena kelemahan otot
e. System Perkemihan/genital:
17

Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut:


Pakai kateter/diapers, lihat area genital dan orivisum uretra eksternal,
warna urin, jumlah urin, karakteristik urin, ada nyeri tekan, teraba
distensi kandung kemih/tidak, palpasi ginjal, masa, tekstur data
subjektif pasien.
f. System Pencernaan:
Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut:
Kesimetrisan abdomen, warna abdomen, asites atau tidak, luka
diabdomen, ada spider navy/tidak, tekstur, kebersihan lidah, sariawan,
gigi dan mulut. Mulut kering/tidak, dengan peristaltik usus berapa
jantung normal/tidak normal, perkusi abdomen dan hepar, palpasi
abdomen, keras/tidak, masa, data subjektif pasien termasuk mual
muntah.
g. System persyarafan
Rasa baal/ kesemutan, kelemahan, neurypati dll, fungsi nervus I sampai
nervus IIX

A. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


No Aktivitas Sebelum Sakit Sesudah sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi 2-3 x 1 2-3 x 1
Jenis - -
Keluhan Tidak menyukai Penurunan nafsu
daging dan sayur makan
b. Minum
Frekuensi 2liter 2 liter
Jenis Air mineral,air Air mineral
teh, Jus
18

Keluhan - -
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 1-1,8 liter (4-8x) 1400 ml
Warna Kuning jernih Kuningjernih
Bau Khas urine Khas urine
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAB
Frekuensi 1xsehari 1x harisekali
Konsistensi Lunak Lunak
Bau Khas feses Khas feses
Warna Kuning Kuning
kecoklatan Kecoklatan
Keluhan Tidak ada Tidakada

-
3. Istirahat Tidur
a. Siang Tidaktidur -
b. Malam 4 jam -
c. Keluhan 01.00-05.00
Tidak ada

4. Personal Hygiene
19

a. Mandi 2x/hari -
b. Gosok Gigi 2 harisekali -
c. Keramas 3x/hari -
d. Gunting Kuku 5 harisekali -

5. Aktivitas - Sulit berjalan


karena kelemahan
otot

B. Data Psikologis :
Klien mengalami emosi labil dan mudah tersinggung

C. Data Sosial :
Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut :

Berisi hubungan klien dengan yang lain, keluarga, teman, kerabat dan perawat.

D. Data Spiritual:
Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut :

Hubungan Klien dengan Allah SWT, Spirit dari siapa saja, melaksanakan Sholat
saat sehat atau sakit, sakit menurut agama klien seperti apa.

E. Data Penunjang:
I. HasilLaboratorium
Kimia Klinik Hasil Normal Interpretasi
Hemoglobin 8,2 gr/dl 14-18 gr/dl Kurang
Hematocrit 25% 40-50% Kurang
Red Blood (RBCs) 2,5 mill/mcl 4,7-6,1 mill/mcl Kurang

Terapi farmakologi :-
Terapi gizi :-
Hasil pemeriksaan diagnostik : -
20

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DO/DS ETIOLOGI PROBLEM


1. Anemia

Produksi sel darah merah dalam tubuh

Eritrosit

HB
DS : S
- Klien mengeluh Intake nutrisi menurun
lemah Ketidakseimbanga
- Klien mengeluh nafsu Pola nutrisi terganggu n nutrisi kurang
makan menurun dari kebutuhan b.d
DO : Nafsu ketubuh berkurang intake kurang,
- Hb 8,2 g/dl anoreksia
- RBCs 2,5 mill/md BB menurun Lemah penurunan
Nafsu makan

Intake nutrisi menurun

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan

2. DS : Anemia
- Klien mengeluh Keletihan b.d

lemah Produksi sel darah merah dalam tubuh kelesuhan

- Klien mengeluh nafsu fisiologis


21

makan menurun Eritrosit (Anemia)


DO :
- Hb 8,2 g/dl HB
RBCs 2,5 mill/md
Suplai O2 dan nutrisi ke jaringan
berkurang

ATP berkurang

Keletihan

Urutan diagnose keperawatan prioritas:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang kurang,


anoreksia
2. Keletihan b.d kelesuhan fisiologis (Anemia)
22

II. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. J e l a s k a n 1 . d e n g a n
nutrisi kurang dari perawatan dalam waktu tentang manfaat p e m a h a m a n
kebutuhan b.d 3x24 jam terdapat makanan bila k l i e n a k a n
intake yang kurang, peningkatan nutrisi dikaitkan l e b i h
anoreksia dengan kriteria hasil : dengan kondisi k o o p e r a t i f
1. Hb 14-16 g/dl klien saat ini m e n g i k u t i
2. Nafsu makan 2. Anjurkan agar klien a t u r a n .
klien meningkat memakan makanana 2. Untuk menghindari
3. Klien termotivasi yang disediakan makanan yang justru dapat
untuk melakukan dirumah sakit mengganggu proses
pemenuhan nutrisi 3. Beri makanan dalam penyembuhan klien
sesuai anjuran keadaan hangat dan 3. Untuk meningkatkan
(mis; menyukai porsi kecil serta selera dan mencegah mual,
daging dan sayuran) makanan yang mempercepat perbaikan
mengandung banyak kondisi, serta membantu
folat dalam pembentukan sel-
4. Libatkan keluarga sel darah merah pada
pasien dalam tubuh
pemenuhan nutrisi 4. Klien kadang kala
tambahan yang tidak mempunyai selera makan
bertentangan dengan yang sudah terbiasa sejak
penyakitnya dirumah. Dengan bantuan
5. Lakukan dan ajarkan keluarga dalam
perawatan mulut sebelum pemenuhan nutrisi dengan
dan sesudah makan serta tidak bertentangan dengan
sebelum dan sesudah pola diet akan
23

intervensi / pemeriksaan meningkatkan pemenuhan


per oral nutrisi
6.konsultasikan dengan 5. Hygiene oral yang
ahli gizi untuk baik akan
meningkatkan asupan meningkatkan nafsu
makanan yang berenergi makan klien.
tinggi dan mengandung 6. makanan berenergi
sumber folat tinggi akan
mempercepat perbaikan
kondisi klien dan
membantu
meningkatkan sel-sel
darah dalam tubuh.
3. Keletihan b.d Setelah dilakukan 1.Kaji adanya faktor yang 1. adanya faktor lain
kelasuhan perawatan dalam waktu menyebabkan keletihan menyebabkan keletihan
fisiologis (anemia) 3x24 jam keletihan 2.Pembatasan aktivitas akan memperburuk klien
pasien teratasi dengan (tingkatkan periode 2. aktivitas yang maju
kriteria hasil : istirahat) memberikan control
1. Hb 14-16 g/dl 4. Bimbing doa mohon jantung, meningkatkan
2. Rbcs 4,7-6,1 tenang dan sabar regangan dan mencegah
miil/dl aktivitas berlebihan
3. Dapat 4. doa sebagai terapi
melakukan non farmakologi.
aktivitas mandiri
BAB III

PENUTUP

B. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia defisiensi
asam folat merupakan anemia megaloblastik yang sering terjadi dan berjalan
progresif secara lambat. Biasanya anemia ini terjadi pada bayi, remaja, ibu hamil
dan menyusui, peminum minuman keras (alcohol), lanjut usia (lansia), dan pasien
dengan penyakit yang malignan atau dengan penyakit intestinal.

Diagnose dari anemia defisiensi asam folat diantaranya adalah keletihan,


intoleransi aktivitas, dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.

C. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak. Untuk saran bisa berisi kritik atau
saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
bahasan makalah yang telah dijelaskan.

24
25

Anda mungkin juga menyukai