Seminar CKB
Seminar CKB
S PEREMPUAN 58 TAHUN
DENGAN DIAGNOSA CKB+FRAKTUR BASIS CRANII
DI RUANG IGD RSUD KLUNGKUNG TANGGAL 15 APRIL 2019
OLEH :
LUH PUTU ARI ANGGARI (P07120215024)
NI MADE WHASU PRAMESTI (P07120215030)
KADEK AYU NINA LUSIA ARIANDINI (P07120215031)
NI LUH NILAM SHANTI CAHYANI (P07120215033)
NI KOMANG DINI KESUMA PUTRI (P07120215035)
I.G.A REGITA PRAMESTI CAHYANI (P07120215036)
I GEDE PERI ARISTA (P07120215037)
IDA AYU MADE UTARI (P07120215039)
NYOMAN AYU SRI MELDYA RYANDAYANTI (P07120215056)
I DW MADE AGIE PRAMANA (P07120215077)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada kasus cedera
kepala.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian kegawatdaruratan pada kasus cedera kepala
b. Mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus cedera kepala
c. Mengetahui intervensi keperawatan kegawatdaruratan pada kasus cedera kepala
d. Mengetahui implementasi keperawatan pada kasus cedera kepala
e. Mengetahui evaluasi keperawatan pada kasus cedera kepala
C. Manfaat
a. Agar perawat mampu menerapkan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada
klien cedera kepala.
b. Agar perawat mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
cedera kepala.
c. Agar perawat mampu merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa
keperawatan.
d. Agar perawat mampu melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah
ditentukan.
e. Agar perawat mampu mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Manifestasi Klinis
ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas Pasien
Nama : Ny. W.S
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Swasta
Agama : Hindu
Tanggal Masuk RS : 15 April 2019
Alasan Masuk : Pasien datang ke IGD RSUD Klungkung dengan keluhan penurunan
kesadaran dan perdarahan dari hidung. Pasien dirujuk dari Puskesmas Selat
Karangasem setelah mengalami kecelakaan lalu lintas sekitar pukul 10.30 Wita.
Riwayat mual (+) muntah (+)
Diagnosa Medis : CKB + Fraktur Basis Cranii
Initial survey:
A (alertness) : -
V (verbal) : -
P (pain) : +
U (unrespons) : -
Taging : P1 P2 P3 P4
SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI
AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
1. Keadaan jalan nafas
Tingkat kesadaran : Sopor
Pernafasan : Dyspnea
Upaya bernafas : Spontan
Benda asing di jalan nafas : Darah
Bunyi nafas tambahan : Gurgling
Hembusan nafas : Lemah
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Intervensi / Implementasi
Kolaborasi pemasangan servical collar
Kolaborasi pemasangan orofaringeal airway
Memonitor adanya sesak napas dan mengorok saat orofaringeal airway terpasang
Kolaborasi pemasangan ETT
Kolaborasi pengisapan darah dengan suction yang menyumbat jalan napas
Memonitor status saturasi oksigen
4. Evaluasi
S:-
O : bunyi napas tambahan gurgling (+), suction terakhir 5 menit yll, SaO2 : 84 %
pukul 13.10 Wita
A : Ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi
P : Lajutkan Intervensi
Monitor SaO2 secara periodik
Lakukan suction jika jalan napas kembali mengalami sumbatan
BREATHING
1. Fungsi pernafasan
Jenis Pernafasan : Dyspnea
Frekwensi Pernafasan : 22 x/menit
Retraksi Otot bantu nafas :-
Kelainan dinding thoraks : Simetris
Bunyi nafas : Vesikuler
Suara napas tambahan : Ronchi
Hembusan nafas : Lemah
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakfektifan pola napas
3. Intervensi / Implementasi
Mempertahankan kepatenan jalan napas
Mempertahankan oksigen tambahan yang adekuat dengan terapi NRM 14 Lpm
4. Evaluasi
S:-
O : pernapasan pasien cepat dan dangkal, RR 20 x/menit, irama napas irreguler
terpasang O2 NRM 14 lpm
A : Ketidakefektifan pola napas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Monitor status respirasi secara berkala
CIRCULATION
Keadaan sirkulasi
Tingkat kesadaran : Sopor
Perdarahan (internal) : ada
Kapilari Refill Time : > 2 detik
Nadi radial/carotis : teraba lemah
Tekanan darah : 160/90 mmHg
Akral perifer : dingin
Warna Kulit : Pucat
1. Diagnosa Keperawatan
Risiko Syok
2. Intervensi / Implementasi
Memonitor TD, nadi
Memonitor kualitas nadi
Memonitor suhu, warna dan kelembaban kulit
Memonitor adanya perubahan tekanan darah
Kolaborasi pemberian terapi cairan infus RL 500 ml IV 2 line 40 tpm dan
Dexametazone 5 mg/ml
Kolaborasi pemasangan kateter urine
Memonitor input dan output cairan
4. Evaluasi
S:-
O : pasien terpasang cairan infus RL 500 ml IV 2 line 40 tpm di tangan kanan dan
kaki kiri, nadi : 140 x/menit teraba kuat, TD : 100/90 mmHg, Suhu : 36,3 oC,
Produksi Urine : 1200 ml pukul 13.30 wita, CRT < 2 detik, akral hangat, perdarahan
dari hidung telah berkurang
A : Risiko syok teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Monitor TTV secara periodik (15 Menit)
Monitor input dan output cairan secara periodik (15 Menit)
DISABILITY
Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E2 V2 M2 :6
Reflex fisiologis : -
Reflex patologis : -
Kekuatan otot: -
1. Diagnosa Keperawatan
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
2. Intervensi / Implementasi
Memonitor tekanan aliran darah cerebral (MAP)
Memonitor status neurologis dan tingkat kesadaran
Memposisikan kepala dan leher pasien dalam posisi elevasi 30 derajat
3. Evaluasi
S: -
O: Tingkat kesadaran : sopor, GCS : 6, MAP : 93,3 mmHg, pupil : unisokhor, pasien
tidak kooperatif
A: Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Monitor tingkat kesadaran secara periodik (15 Menit)
Monitor MAP secara periodik (15 Menit)
PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan jika pasien tidak memiliki riwayat penyakit dan belum pernah
MRS
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengalami penurunan kesadaran dan perdarahan hidung setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas, riwayat mual (+) muntah (+)
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan jika pasien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
2. RIWAYAT DAN MEKANISME TRAUMA
Pasien datang dengan penurunan kesadaran dan perdarahan hidung, riwayat mual (+)
muntah (+). Pasien dirujuk dari puskesmas selat setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas di jalan raya desa Buda Keling. Keluarga mengatakan pasien berboncengan
motor dengan anaknya dan tidak menggunakan helm. Ketika pulang dari sembahyang
di jalan turunan di desa Buda Keling tiba-tiba anaknya mengeremkan motornya
secara mendadak untuk menghindari truk yang datang dari bawah karena di jalan
tikungan sehingga truk tidak terlihat dari arah yang berlawanan kemudian pasien
terjatuh kebelakang dan kepala pasien terbentur dijalan raya. Selama dipuskesmas
pasien mendapat terapi cairan infus NaCl 0,9 % 500 ml loading (resusitasi cairan),
terapi O2 NRM 10 lpm.
3. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
Kepala
Kulit kepala : Bentuk kepala normocepale, distribusi rambut merata, warna
tampak beruban diselah-selah rambut yang berwarna hitam, kebersihan kepala cukup,
benjolan +, lesi +
Mata : mata simetris ka/ki,konjungtiva tidak anaemis, sclera tidak
ikterik, pupil unisokhor, raccoon eyes (+)
Telinga : secret (+), cairan-, darah-
Hidung : Simetris ka/ki, lesi/luka-, secret-, darah (+) rhinorrea
Mulut & gigi : Mukosa bibir lembab, cyanosis +, pecah-pecah-, stomatitis-,
lesi-
Wajah : Simetris, warna pucat, ikterus-, cianosisi-, edema-
Leher : Nadi karotis teraba lemah, pembesaran tiroid-, vena
jugularis distension-, lesi-, pembesaran limfoid -, terapasang collar neck
Dada/Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : Simetris ka/ki, jejas-, penggunaan otot bantu napas -
Palpasi : Simetris, nyeri tekan-
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi : Suara napas tambahan : ronchi
Jantung
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak terjadi Pembesaran Jantung
Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler, Palpitasi Jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi-, trauma-
Palpasi : Nyeri tekan-, hepatomegali-
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus 12 x/menit
Pelvis
Inspeksi : Simetri, benjolan-. Lesi-
Palpasi : Nyeri tekan-, krepitasi -
Genetalia : Cukup bersih, terpasang dower cateter pada genetalia,
Jumlah urine : 1200 ml (Pkl. 13.30 WITA)
Ekstremitas
Status sirkulasi : CRT < 2 detik, akral hangat
Keadaan injury : Tidak ada
Neurologis
Fungsi sensorik : -
Fungsi motorik : -
4. HASIL LABORATORIUM
Hasil pemeriksaan darah lengkap, tanggal 15 april 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
WBC 15,7 10^9/1 3.5 – 10.0
HGB 8,8 gr/dL 11.5 – 16.5
RBC 4,38 10^9/1 3.50 – 5.50
HCT 37.9 % 35.0 – 55.0
Oedema paru
Penumpukan cairan/secret
DATA SUBJEKTIF : - Cidera otak primer Ketidakefektifan pola napas
DATA OBJEKTIF :
pernapasan pasien cepat Kerusakan sel otal meningkat
dan dangkal, RR 20
x/menit, irama napas Peningkatan rangsangan saraf simpatis
irreguler terpasang O2
NRM 14 lpm. Peningkatan tahanan vaskular sistemik
dan peningkatan tekanan darah
Oedema paru
Penumpukan cairan/secret
Difusi O2 terhambat
DATA SUBJEKTIF : - Cidera otak primer Risiko ketidakefektifan
DATA OBJEKTIF : perfusi jaringan cerebral
Tingkat kesadaran : kerusakan sel otak meningkat
sopor, GCS : 6, MAP :
93,3 mmHg, pupil : Gangguan autoregulasi
unisokhor, pasien tidak
kooperatif Aliran darah ke otak menurun dan
pasokan O2 ke otak menurun
Gangguan metabolik
F. EVALUASI
Berdasarkan definisi cedera kepala diatas maka penulis dapat menarik suatu
kesimpulan bahwa cedera kepala adalah suatu cedera yang disebabkan oleh trauma
benda tajam maupun benda tumpul yang menimbulkan perlukaan pada kulit,
tengkorak, dan jaringan otak yang disertai atau tanpa pendarahan. Risiko utama
pasien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau
pembengkakaan otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan
tekanan intrakranial. Maka diperlukan asuhan keperawatan yang tepat pada
seseorang yang mengalami cedera otak. Tindakan resusitasi, anamnesa, dan
pemeriksaan fisik umum serta neurologis harus dilakukan secara komprehensif dan
spesifik untuk meminimalkan angka morbiditas dan mortalitas pasien cidera kepala.
DAFTAR PUSTAKA