Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
MERK Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Data A .244 9 .129 .854 9 .083
B .188 9 .200* .934 9 .516
C .276 9 .046 .841 9 .059
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Interpretasi : Selanjutnya asumsi kedua adalah kesamaan variansi. Untuk uji kesamaan
variansi ini kita menggunakan H0 : semua kelas variansinya sama. Dan daerah kritik
yaitu H0 tersebut ditolak jika pvalue < tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi yang
kita gunakan disini adalah α = 0,05 dan ternyata didapat pvalue = 0,332 > α = 0,05
sehingga variansinya sama semua kelas.
Interpretasi : Selanjutnya asumsi kedua adalah kesamaan variansi. Untuk uji kesamaan
variansi ini kita menggunakan H0 : semua kelas variansinya sama. Dan daerah kritik
yaitu H0 tersebut ditolak jika pvalue < tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi yang
kita gunakan disini adalah α = 0,05 dan ternyata didapat pvalue = 0,373 > α = 0,05
sehingga variansinya sama semua kelas.
Asumsi terpenuhi karena baik factor Merk maupun Dosis semua kelasnya berdistribusi
normal dan variansi antar kelas sama. Maka kita lanjutkan ke analisis variansi 2 arah
UJI INTERAKSI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Mobil Statistic df Sig. Statistic df Sig.
data 1.00 .206 8 .200* .916 8 .395
2.00 .230 8 .200* .869 8 .147
3.00 .167 8 .200* .903 8 .306
4.00 .190 8 .200* .905 8 .319
5.00 .198 8 .200* .907 8 .336
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Interpretasi : Selanjutnya asumsi kedua adalah kesamaan variansi. Untuk uji kesamaan
variansi ini kita menggunakan H0 : semua kelas variansinya sama. Dan daerah kritik
yaitu H0 tersebut ditolak jika pvalue < tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi yang
kita gunakan disini adalah α = 0,05 dan ternyata didapat pvalue = 0,998 > α = 0,05
sehingga variansinya sama semua kelas.
Interpretasi : Selanjutnya asumsi kedua adalah kesamaan variansi. Untuk uji kesamaan
variansi ini kita menggunakan H0 : semua kelas variansinya sama. Dan daerah kritik
yaitu H0 tersebut ditolak jika pvalue < tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi yang
kita gunakan disini adalah α = 0,05 dan ternyata didapat pvalue = 0,808 > α = 0,05
sehingga variansinya sama semua kelas.
Asumsi terpenuhi karena baik factor Mobik maupun Pengemudi semua kelasnya
berdistribusi normal dan variansi antar kelas sama. Maka kita lanjutkan ke analisis
variansi 2 arah
ANAVA 2 ARAH MODEL EFEK RANDOM
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: data
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
Intercept Hypothesis 36114.090 1 36114.090 308.924 .000
Error 523.848 4.481 116.903a
Mobil Hypothesis 94.714 4 23.678 116.142 .000
Error 2.447 12 .204b
Pengemudi Hypothesis 280.285 3 93.428 458.262 .000
Error 2.447 12 .204b
Mobil * Pengemudi Hypothesis 2.447 12 .204 1.160 .371
Error 3.515 20 .176c
a. MS(Mobil) + MS(Pengemudi) - MS(Mobil * Pengemudi)
b. MS(Mobil * Pengemudi)
c. MS(Error)
UJI INTERAKSI
UJI INTERAKSI
data
Duncana,b
Subset
Mobil N 1 2 3 4 5
3.00 8 27.9125
1.00 8 28.9625
5.00 8 29.9500
4.00 8 31.1625
2.00 8 32.2500
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .176.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000.
b. Alpha = 0.05.
Interpretasi :
Output diatas menunjukkan bahwa semua jenis mobil memiliki perbedaan rata-rata
penggunaan bensin secara signifikan satu sama lain, mobil yang paling irit adalah mobil jenis
3 dengan rata-rata penggunaan bensin 27,1925 galon untuk setiap milnya. Kemudian berturut
turut adalah mobil jenis 1, 5, 4, dengan rata-rata penggunaan bensin 28,9625 ; 29,9500 ;
31,1625 galon permilnya kemudian ada mobil jenis 2 yang paling boros dengan 32,3500 galon
bensin untuk menempuh jarak 1 milnya.