Ebook Jendela Pendidikan Kewaganegaraan PDF
Ebook Jendela Pendidikan Kewaganegaraan PDF
Trisna nurdiaman
Tito Herlambang
Tini Kartini
Bismillahirrahmanirrahim,
Wassalam
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................... ii
BAB 1 PANCASILA.............................................................. 1
A. Pengertian .................................................................. 1
B. Kedudkan Pancasila ................................................. 1
C. Fungsi dan Peranan Pancasila ................................. 4
D. Kaitannya dengan Nilai-nilai Islam ...................... 4
E. Makna Lambang Pancasila ...................................... 11
A. Pengertian .................................................................. 17
B. Unsur pembentuk ..................................................... 18
C. Identitas Nasional Indonesia ................................... 21
D. Sikap Masyarakat ...................................................... 28
E. Manafaat ..................................................................... 29
A. Pengertian .................................................................. 31
B. Unsur Negara ............................................................ 31
C. Sifat Negara ................................................................ 36
D. Bentuk-bentuk Negara ............................................. 37
ii
E. Fungsi utama Negara ............................................... 38
A. Pengertian .................................................................. 40
B. Asas dan Stelsel Kewarganegaraan ........................ 40
C. Syarat menjadi warga Negara ................................. 42
D. Kehilangan Kewarganegaraan ................................ 44
A. Pengertian .................................................................. 46
B. Tujuan, fungsi dan isi Konstitusi ............................ 46
C. Macam-macam KOnstitusi ...................................... 49
D. Konstitusi Indonesia dan Sejarahnya ..................... 50
E. Konstitusi Amerika Serikat ...................................... 57
F. Perbandingan konstitusi Indonesia dan AS .......... 58
A. Pengertian .................................................................. 60
B. Tujuan Demokrasi ..................................................... 60
C. Prinsip Demokrasi .................................................... 60
D. Bentuk-bentuk Demokrasi ....................................... 62
iii
BAB 7 OTONOMI DAERAH ............................................ 66
A. Pengertian .................................................................. 66
B. Pelaksanaan ............................................................... 66
C. Otonomi Daerah di Indonesia ................................. 67
D. Aturan Pelaksanaan .................................................. 68
A. Pengertian .................................................................. 80
B. Dasar, Tujuan, dan Sejarah ...................................... 80
C. Sifat Ketahanan Nasional ......................................... 83
D. Asas-asas Ketahanan Nasional ............................... 85
E. Sisten pertahanan Negara Republik
Indonesia .................................................................... 86
F. Kedudukan dan Fungsi ............................................ 97
G. Konsepsi Ketahanan Nasional ................................ 98
iv
F. Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan
Nasional ...................................................................... 115
G. Implementasi wawsan Nusantara .......................... 115
v
F. Organisasi Non Pemerintah .................................... 134
vi
BAB 1
PANCASILA
A. Pengertian
Secara etimologi kata “Pancasila” berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu panca yang berarti “lima” dan sila yang
berarti “dasar atau prinsip”. Secara harfiah kata Pancasila
diartikan sebagai “ lima unsur dasar”. Dengan demikian,
Pancasila dapat di definisikan sebagai lima unsur yang
menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia.
Lima unsur dasar penyusun pancasila itu adalah:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Persatuan Indonesia;
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan;
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
B. Kedudukan Pancasila
Kedudukan Pancasila berifat tetap dan tidak berubah
sepanjang masa, kuat dan terlekat pada kehidupan
bangsa dan negara Indonesia dimana Pancasila sendiri
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Ini berarti secara
hukum pancasila tidak dapat diubah atau bersifat abadi
bagi bangsa dan negara Indonesia.
1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila merupakan pedoman dan
pegangan dalam pembangunan bangsa dimana
Pancasila berfungsi untuk membuatbangsa ini dapat
mampu berdiri secara kokoh, dapat mengetahui arah
tujuan dalam mengenal dan memecahkan masalah
baik yang bersipat ideologi, politik, ekonomi, sosial
dan budaya yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa tentulah
nilai-nilai Pancasila harus terkristalisasi dalam
kehidupan nyata masyarakat. Nilai-nilai tersebut
adalah : kedamaian, keimanan, ketaqwaan, keadilan,
kesetaraan, keselarasan, keberadaban, persatuan dan
kesatuan, mufakat, kebijaksanaan, dan kesejahteraan.
2. Pancasila sebagai Ligatur Bangsa Indonsia
Kata ligatur berasal dari bahasa Latin yaitu
ligatura yang berarti “sesuatu yang mengikat”.
Menurut Prof. Dr. Roland Peanok kata ligatur dapat
diartikan sebagai sebagai “ikatan budaya” (cultural
bond).
2
Ligatur merupakan ikatan budaya yang
berkembang secara alami dalam kehidupan
masyarakat, tidak karena paksaan yang dipandang
perlu dan penting untuk menjaga keutuhan dan
kesatuan masyarakat. Sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh Soekarno, nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila bersumber dan digali
dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang
tersebar dari sabang sampai merauke.
Sebagai ligatur bangsa Indonesia, Pancasila
memenuhi kriteria:
a) Memiliki daya ikat bangsa yang mampu
menciptakan suatu bangsa dan negara yang
kokoh.
b) Nilia-nilai Pancasila telah dipahami dan
diyakini oleh masyarakat, yang selanjutnya
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
tanpa adanya rasa paksaan.
3. Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan living reality yaitu
prinsip dan nilai dasar yang mempribadi bagi bangsa
Indonesia. Jati diri bangsa adalah pandangan hidup
yang berkembang di dalam masyarakat yang menjadi
dasar negara sebagai landasan statis, ideologi
3
nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa
yang bersangkutan dalam menghadapi segala
permasalahan segala cita-citanya. Jati diri bangsa
Indonesia bersipat khusus, otentik dan orisinil yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
4
sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing. Tidak memaksakan
suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
5
Dalam sila kedua ini tercermin nilai
kemanusiaan dan bersikap adil yang tentunya juga
diperintahkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surat
Al-Maidah ayat 8:
6
persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya. Mengembangkan sikap saling
mencintai sesama manusia. Mengembangkan sikap
saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Berani
membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia
merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia. Mengembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3) Persatuan Indonesia
7
Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Mengembangkan persatuan
Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
8
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.”
9
10
dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka
bekerja keras
Sila kelima ini mencerminkan nilai yang
terkandung dalam surat An-Nahl ayat 90:
11
kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17. Bulu ekor
memiliki jumlah 8 yang melambangkan bulan
kemerdekaan negara kita bulan Agustus yang
merupakan bulan ke-8. Dan bulu-bulu di pangkal
ekor atau perisai berjumlah 19 helai dan di lehernya
berjumlah 45 helai. Sehingga kesemua jumlah bulu
yang ada di setiap bagiannya melambangkan tanggal
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kepala Burung Garuda yang menoleh ke
kanan mungkin karena pemikiran orang zaman
dahlu yang ingin Indonesia menjadi negara yang
benar dan bermaksud agar Indonesia tidak
menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa
arah ke kanan adalah arah yang baik lah yang
membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan.
Biasanya banyak anggapan yang mengatakan bahwa
jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah
kanan, makanya kepala garuda Indonesia selalu
mengarah ke kanan. Sayap yang membentang adalah
siap terbang ke angkasa. Burung Garuda dengan
sayap yang mengembang siap terbang ke angkasa,
melambangkan dinamika dan semangat untuk
menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara
12
2) Perisai
Perisai yang dikalungkan melambangkan
pertahanan Indonesia. Pada perisai itu mengandung
lima buah simbol yang masing-masing simbol
melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila.
Bagian tengah terdapat simbol bintang
bersudut lima yang melambangkan sila pertama
Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang
bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti
layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian
bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam
melambangkan warna alam atau warna asli, yang
menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan
manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada
sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Di bagian kanan bawah terdapat rantai yang
melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas
mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang
saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi
empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang
lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai
yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap
manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan
13
satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi
kuat seperti sebuah rantai.
Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon
beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan
Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon
beringin merupakan pohon yang besar di mana
banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti
halnya semua rakyat Indonesia bisa " berteduh " di
bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon
beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke
mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon
yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa
yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat
gambar kepala banteng yang melambangkan sila
keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan.
Lambang banteng digunakan karena banteng
merupakan hewan sosial yang suka berkumpul,
seperti halnya musyawarah di mana orang-orang
harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
Di sebelah kiri bawah terdapat padi dan
kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas
14
digunakan karena merupakan kebutuhan dasar
setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai
syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang
merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
Ditengah-tengah perisai terdapat sebuah
garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa
yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yaitu negara tropis yang di lintasi
garis khatulistiwa yang membentang dari timur ke
barat.
Warna dasar pada ruang perisai adalah
warna bendera kebangsaa Indonesia “Merah-Putih”.
Merah berarti berani dan putih berarti suci.
Sedangkan bagian tengahnya berwarna dasar hitam
berarti warna alam atau warna asli.
3) Pita Putih
Pada bagian bawah Garuda Pancasila,
terdapat pita putih yang dicengkeram, yang
bertuliskan " bhinneka tunggal ika " yang ditulis
dengan huruf latin, yang merupakan semboyan
negara Indonesia. Kata “Bhineka” berarti beraneka
ragam atau berbeda-beda, Kata “Tunggal” berarti
satu, dan Kata “Ika” berarti itu. Perkataan bhinneka
tunggal ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa
15
Kuno yang berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua
". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi Sutasoma
karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari
Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu
menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan
Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau,
ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta
agama.
16
BAB 2
IDENTITAS NASIONAL
A. Identitas Nasional
Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata
“identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa
Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah : ciri, tanda
atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau
sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata
“nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Nasional
menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup
manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan
berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Jadi,
identitas nasional adalah ciri, tanda atau jati diri yang melekat
pada suatu negara sehingga membedakan dengan negara lain.
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang
lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di
dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan
oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara
historis. Namun demikian, proses pembentukan identitas
nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu
17
yang berkembang dan kontektual mengikuti perkembangan
zaman. Sifat identitas nasional yang relatif dan kontektual
mengharuskan setiap bangsa untuk selalu kritis terhadap
identitas nasionalnya serta selalu menyegarkan pemahaman
dan pemaknaan terhadap jati dirinnya. Sebagai akibat dari
mengglobalnya ideologi kapitalisme, langsung maupun tidak
langsung telah membentuk karakter dan pola pikir manusia
Indonesia.
18
yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi.
Misalnya : bangunan candi, mesjid, gereja, pakaian adat,
teknologi bercocok tanam dan teknologi seperti kapal
laut dan pesawat terbang.
4. Tujuan yang ingin dicapai, bersumber dari tujuan yang
bersifat dinamis, seperti budaya unggul, prestasi dalam
bidang tertuntu. sebagai sebuah bangsa yang mendiami
sebuah Negara, tujuan bersama bangsa Indonesia telah
tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yaitu kecerdasan
dan kesejahteraan bersama bangsa Indonesia.
Salah satu identitas yang melekatpada bangsa indonesia
adalah sebutan sebagai sebuah bangsa yang
majemuk.kemajmukan bangsa indenesia ini tercermin pada
ungkapan bhineka tunggal ika yang terdapat dalam simbol
nasional burung garuda dengna lima sombol yang mewakili
sila-sila dalam dasar negara pancasila. Kemajmukan ini
merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang menjadi inti
identitas diantaranya :
1. Sejarah, Persepsi yang sama diantara warga
masyarakat tentang sejarah atau masa lalu mereka
dapat menyatukan diri dalam satu bangsa yang
melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar
masyarakat.
19
2. Suku bangsa, adalah golongan sosial yang khusus
yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg
bangsa.
3. Agama, bangsa Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah
agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan
Kong Hu Cu.
4. Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi
rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam
bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
5. Bahasa, merupakan unsur pendukung Identitas
Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas
20
unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan
sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
C. Identitas Nasional Indonesia
Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang
dapat membedakan negara Indonesia dengan negara lain.
Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para
pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia
tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang
Dasar 1945 dalam pasal 35-36C.
Identitas nasional yang menunjukkan jati diri
Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa
Indonesia
Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas
Nasonal. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang
yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur ucapan
manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia. Dan di Indonesia
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Di Indonesia ada berbagai macam bahasa
daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai
bagian dari khas daerah masing-masing.
2) Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
21
Bendera adalah sebagai salah satu identitas
nasional, karena bendera merupakan simbol suatu
negara agar berbeda dengan negara lain. Seperti yang
sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang
menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia
adalah Sang Merah Putih”. Warna merah dan putih
juga memiliki arti sebagai berikut, merah yang artinya
berani dan putih artinya suci.
3) Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924)
pertama kali dimainkan pada kongres pemuda
(Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah
proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf
Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan.
4) Lambang Negara yaitu Pancasila
Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang
Dasar 1945 dalam pasal 36A bahwa lambang negara
Indonesia adalah Garuda Pancasila. Garuda Pancasila
disini yang dimaksud adalah burung garuda yang
melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung
garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki
warna emas yang melambangkan kejayaan Indonesia.
5) Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
22
Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan
multikulturalistik dalam kehidupan yang terikat dalam
suatu kesatuan. Pluralistik bukan pluralisme, suatu
paham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa
adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya
konsep yang mensubtitusi keanekaragaman demikian
pula halnya dengan faham multikulturalisme.
6) Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma
yang meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia IV yang
telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada
hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan
kepada dua pengertian, yakni Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia, dalam hal ini Pancasila mempunyai
kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan
hukum bangsa Indonesia. fungsi pokok Pancasila adalah
sebagai dasar negara, sesuai dengan pembukaan UUD
1945,, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber dari tertib hukum, sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPRS No.XX/-MPRS/1966 (Darji, 1991:16)
23
Pancasila merupakan dasar negara yang
dibentuk oleh para pendiri bangsa Indonesia. sebagai
dasar negara, Pancasila mengandung nilai-nilai yang
sejatinya sudah ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
Sehingga Pancasila mampu menjadi wadah bagi
masyarakat Indonesia yang beragam. Dengan adanaya
nilai-nilai dalam Pancasila tersebut menunjukkan bahwa
nilai-nilai yang ada di Indonesia berbeda dengan nilai-
nilai yang ada di negara lain. Dengan kata lain, Pancasila
menunjukkan identitas nasional Indonesia.
7) Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
Undang-Undang Dasar adalah peraturan
perundang-undangan yang tetinggi dalam negara dan
merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat berisi
aturan yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi
keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk negara dan
mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar
tertulis. Oleh karena itu, UUD menurut sifat dan
fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan
karangan dan tugas-tugas pokok cara kerja badan
tersebut, UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat
kekuasaan itu bekerja sama dan menyesuaikan diri satu
24
sama lainnya. UUD merekam hubungan-hubungan
kekuasaan dalam suatu negara.
Undang-Undang Dasar merupakan suatu hal
yang sangat penting dan vital dalam suatu
pemerintahan yang telah merdeka. Dengan adanya
konstitusi dalam suatu negara yang merdeka
menandakan bahwa negara ini sebagai negara
konstitusional yang menjamin kebebasan rakyat
Indonesia untuk memerintah diri sendiri. Sebagai
bangsa Indonesia Indonesia yang merdeka dan
berdaulat untuk membentuk pemerintah sendiri yang
sah serta usaha menjamin hak-haknya disertai
menentang penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini hanya
dapat dilakukan dalam kerangka negara konstitusional,
pembentukan negara konstitusional merupakan bagian
dari upaya mencapai kemerdekaan, karena hanya dalam
kerangka kelembagaan ini dapat dibangun masyarakat
yang demokratis.
8) Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat
9) Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan artinya pandanagan, tinjauan,
penglihatan atau tanggap indrawi. Selain menunjukkan
kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya
25
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wawasan
juga mempunyai pengertian menggambarkan cara
pandang, cara tinjau, cara melihat atau cara tangggap
indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau
ruang lingkup. Bentuk kata yang berasal dari istilah
nation itu berarti bangsa yang telah mengidentifikasikan
diri ke dalam kehidupan bernegara. Nusantara perairan
dan gugusan pulau-pulau yang terletak di antara
Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, serta di antara
Benua Asia dan Benua Australia.
Wawasan nasional merupakan “cara pandang”
suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya. Wawasan
merupakan penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia
sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta
sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya, ialah
bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis,
sejarahnya, serta kondisi sosial budayanya dalam
mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Dengan demikian wawasan nusantara dapat
diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide
nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945,
yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka,
berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan
26
tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan
nasional.
10) Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai
Kebudayaan Nasional
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya
untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan dan pedoman
untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi.
Kebudayaan dapat dimaknai sebagai suatu budi
dan daya manusia yang tidak ternilai harganya dan
mempunyai manfaat bagi kehidupan umat manusia,
baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa
yang akan datang. Kebudayaan dapat pula berbentuk
kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Kebudayaan daerah yaitu suatu budaya asli setiap suku
atau daerah yang diwarisi dari nenek moyang secara
turun-temurun. Kebudayaan daerah kita pelihara dan
kita kembangkan menjadi kebudayaan nasional yang
dinikmati oleh seluruh bangsa. Jadi, kebudayaan
27
nasional yaitu suatu perpaduan danpengembangan
berbagai macam kebudayaan daerah yang terus
menerus dibina dan dilestarikan keberadaannya,
sehingga menjadi milik bersama.
28
tingkat SD hingga SMA, bahkan ada Perguruan Tinggi yang
melaksanakan Upacara Bendera.
29
suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan
nasional.
Loyalitas (kesetiaan) terhadap bangsa tercermin
melalui identitas nasional.
Generasi muda menjadi lebih mengerti akan
tanggungjawabnya dalam menjaga keutuhan
negara.
30
BAB 3 : NEGARA
A. Pengertian Negara
Menurut George Gelinek, Negara adalah
organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah
berkediaman dalam wilayah tertentu. Roger F. Soultau
berpendapat bahwa Negara adalah alat (agency) atau
wewenang atau authority yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat. Selanjutnya Carl Schmitt mengemukakan
bahwa Negara adalah sebagai suatu ikatan dari manusia
yang mengorganisasi dirinya dalam wilayah tertentu.
kemudian George Wilhelm Friedrich Hegel berpendapat
bahwa Negara merupakan organisasi kesusilaan yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual
dan kemerdekaan universal sementara filsuf terkenal
masa Yunani kuno yaitu Aristoteles berpendapat bahwa
Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi
beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri
sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan
kehormatan bersama.
B. Unsur-Unsur Negara
31
Secara garis besar, Negara terbentuk atas 2 unsur,
yaitu:
a) Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang berdiam di
dalam suatu Negara atau menjadi penghuni yang
meliputi:
1) Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal
tetap atau berdomisili tetap di dalam wilayah Negara
(menetap).
2) Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di
dalam wilayah Negara, tetapi tidak bermaksud
bertempat tinggal di Negara itu.Misalnya : Wisata
Asing yang sedang melakukan perjalanan wisata.
3) Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan
hukum merupakan anggota dari Negara (menurut
undang-undang diakui sebagai warga negara).
4) Bukan Warga Negara, adalah mereka yang mengakui
Negara lain sebagai negaranya
b) Wilayah
32
Wilayah adalah bagian tertentu dari permukaan
bumi dimana penduduk suatu Negara bertempat tinggal
secara tetap. Wilayah suatu Negara meliputi:
1) Daratan, adalah batas wilayah darat suatu Negara
biasanya ditentukan dengan perjanjian antara suatu
Negara dengan Negara lain dalam bentuk traktat.
Perbatasan antara Negara dapat berupa:
Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan,
atau lembah.
Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat
berduri
Batas menurut geofisika, misalnya: lintang
utara/selatan, bujur timur/barat.
2) Lautan, Menurut Konferensi Hukum Laut
internasional III pada 10 Desember 1982 yang
diselenggrakan oleh PBB di Montego Bay, Jamaica,
menghasilkan batas wilayah Negara sebagai berikut:
Laut Teritorial, Setiap negara mempunyai
kedaulatan atas laut territorial selebar 12 mil laut,
yang diukur berdasarkan garis lurus yang ditarik
dari garis dasar (base line) garis pantai kearah laut
bebas.
33
Zona Bersebelahan, merupakan batas laut selebar 12
mil laut dari garis batas laut territorial atau batas laut
selebar 24 mil laut dari garis dasar.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), merupakan batas
lautan suatu negara pantai lebarnya 200 mil laut dari
garis dasar..Dalam batas ini, negara pantai berhak
menggali kekayaan alam yang ada dan menangkap
para nelayan asing yang kedapatan sedang
melakukan penangkapan ikan.
Landas Benua, adalah wilayah daratan negara
pantai yang berada di bawah lautan di laut ZEE,
selebar lebih kurang 200 mil di lautan bebas.
Landas Kontinen, merupakan daratan yang berada
di bawah permukaan air di luar laut territorial
sampai kedalaman 200 m. Bagi negara pantai, landas
kontinen dinyatakan sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari wilayah daratan.
3) Udara
Wilayah udara suatu negara ada di atas
wilayah daratan dan wilayah lautan Negara itu.
Pembatasan wilayah suatu negara sangat penting
sekali karena menyangkut pelaksanaan kedaulatan
suatu negara dalam segala bentuk, seperti hal-hal
berikut :
34
Berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada di
dalamnya.
Berkuasa mengusir orang-orang yang bukan
warga negaranya dalam wilayah tersebut bila
tidak memiliki izin dari negara itu.
c) Pemerintah yang Berdaulat.
Pemerintah adalah suatu organisasi yang
berwenang untuk memutuskan dan memerintah seluruh
warga Negara di dalam wilayahnya. Sementara,
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat
undang-undang dan melaksanakannya dengan semua
cara yang tersedia untuk mengatur kehidupan
warganya.
35
Pengakuan de facto : pengakuan atas fakta adanya
negara. Pengakuan ini berdasarkan kenyataan bahwa
satu komunitas politik telah terbentuk dan memenuhi
ketiga unsur konstituf negara, yaitu : wilayah, rakyat
dan pemerintah yang berdaulat.
C. SIFAT-SIFAT NEGARA
1. Sifat Memaksa
2. Sifat Monopoli
36
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama dari masyarakat atau untuk mencapai
cita-cita Negara. Contoh : aliran kepercayaan atau aliran
politik dilarang bertentangan dengan tujuan
masyarakat.
3. Mencakup Semua
D. Bentuk-Bentuk Negara
1. Negara Konfederasi, adalah negara yang terdiri dari
persatuan beberapa negara yang berdaulat. Persatuan
tersebut diantaranya dilakukan guna
mempertahankan kedaulatan dari negara-negara
yang masuk ke dalam Konfederasi tersebut.
2. Negara Kesatuan adalah suatu negara merdeka dan
berdaulat yang memiliki pemerintah pusat dan
berkuasa mengatur seluruh wilayah. Ciri-ciri :
Mempunyai 1 UUD, Mempunyai 1 presiden, Hanya
pusat yang berhak membuat UU.
37
3. Negara Serikat (Federasi) adalah suatu negara yang
terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak
berdaulat. Kedaulatan tetap dipegang oleh pusat.
Ciri-ciri :Tiap negara bagian mempunyai satu UUD
dan satu Lembaga Legislatif; Masing-masing negara
bagian masih memegang kedaulatan ke dalam,
kedaulatan keluar dipegang pusat; Aturan yang
dibuat pusat tidak lgs bisa dilaksanakan daerah,
harus dengan persetujuan parlemen negara bagian.
2. Fungsi Keadilan
Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan
tanpa adanya unsur kepentingan tertentu. Setiap warga
negara harus dipandang sama di depan hukum.
38
4. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara harus mengeksplorasi sumber daya alam (SDA)
dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
untuk meningkatkan pendapatan rakyat guna mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran.
39
BAB 4
KEWARGANEGARAAN
A. Pengertian kewarganegaraan
Warganegara adalah setiap orang yang
berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu
Negara. Bukan warga Negara adalah setiap orang yang
menurut hokum adalah bukan warga Negara. Warga
negara Indonesia (WNI) adalah mereka yang
berdasarkan hokum menjadi WNI. Di Indonesia
kedudukan warga Negara dijelaskan dalam UUD 1945
pasal 26 (1) yang dimaksud warganegara adlah semua
orang baik yang bangsa Indonesia asli (pribumi)
meupun bangsa lain ( pendatang yang disahkan oleh
UUD ) sebagai anggota ( warga ) Negara Indonesia.
Dengan demikian tidak semua anggota penduduk yang
ada di Indonesia adalah warga Negara Indonesia.
40
Negara yang menggunakan asas ini adalah inggris
dan Australia.
b. Asas lus sanguinis ( asas keturunan, hokum darah
atau law of the Blood )
Asas lus sanguinis yaitu bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan keturunan orang yang bersangkutan.
Dalam asas ini kewarganegaraan seseorang tidak
dapat memperhatikan tempat kelahirannya, tetapi
mengikuti kewarganegaraan orangtuanya. Misalnya
seseorang dilahirkan di Negara A sedangkan
orangtuanya berkewarganegaraan B maka orang
tersebut berkewarganegaraan B.
2. Status Kewarganegaraan
a. Apartide
Apartide adalah apabila seseorang tidak
mempunyai kewarganegaraan sama sekali. Missal :
seseorang keturunan bangsa A ( lus soli ) lahir di
Negara B ( lus sanguinis ) maka orang tersebut
tidaklah mempunyai kewarganegaraan.
b. Bipatride
Bipatride adalah apabila seseorang memiliki
kewarganegaraan rangkap. Missal : seseorang
keturunan bangsa B (lus sanguinis) lahir dinegara A
(lus soli). Karena ia keturunan bangsa B dank arena
kelahirannya maka ia juga dianggap sebagai
warganegara A.
c. Multipatride
41
Multipatride adalah seseorang yang
memiliki kewarganegaraan ganda (2) atau lebih
status kewarganegaraan.
3. Stesel Kewarganegaraan
a. Stesel Aktif
Yaitu bahwa orang yang akan menjadi
warganegara suatu Negara harus melakukan
tindakan-tindakan hokum tertentu secara aktif.
Dalam pewarganegaraan aktif seseorang dapat
menggunakan hak opsi untuk memilih dan
mengajukan kehendak menjadi warganegara dari
sesuatu pihaknegara.
b. Stesel pasif
Yaitu bahwa orang yang berada dalam
suatu Negara sudah dengan sendirinya menjadi
warga Negara, tanpa harus melakukan hokum
tertentu. Dalam pewarganegaraan pasif apabila
seseorang yang tidak mau dijadikan warga Negara,
maka yang bersangkutan dapat menggunakan hak
repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian
kewarganegaraan tersebut.
42
Menurut UU No 62 Tahun 1958,
kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh karena hal-
hal sebagai berikut :
1. Naturalisasi Biasa
Warga asing yang akan mengajukan
permohonan dengan naturalisasi biasa, harus
memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Sudah berusia 21 tahun
b. Lahir diwilayah RI atau bertempat tinggal 5
tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturut-turut.
c. Apabila seorang laki-laki yang sudah kawin
maka ia perlu mendapatkan persetujuan
isterinya.
d. Dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai
pengetahuan tentang sejarah Indonesia serta
tidak pernah di hokum karena melakukan
kejahatan yang merugikan RI.
e. Sehat rohaniah dan jasmaniah.
f. Bersedia membayar pajak.
g. Mempunyai mata pencaharian tetap.
h. Tidak mempunyai kewarganegaraan lain, atau
bersedia melepas kewarganegaraan lain bila
sudah mendapat kewarganegaraan Indonesia.
2. Naturalisasi istimewa
Naturalisasi istimewa diberikan kepada
warga asing yang berjasa kepada Negara RI dengan
pernyataan sendiri (permohonan) menjadi WNI
atau dapat diminta oleh Negara Indonesia.
43
D. Kehilangan Kewarganegaraan
Dalam pasal 23 UU No. 12 Tahun 2006 diatur
tentang hal-hal yang menyebabkan kehilangan
kewarganegaraan, sebagai Berikut :
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan
sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan
kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh Presiden
atas permohonannya sendiri apabila yang
bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah
kawin, bertempatinggal diluar negeri dan dengan
dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan.
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih
dahulu kepada presiden.
5. Secara sukarela masuk dalam dinas Negara asing,
yang dalam jabatan semmacam dinas itu di Indonesia
sesuai dengan ketentuan peratutan perundangan
hanya dapat dijabat oleh WNI.
6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau
menyatakan janji setia kepada Negara asing atau
bagian dari Negara asing tersebut.
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan
sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
Negara asing.
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor
dari Negara asing atau surat yang dapat diartikan
sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku
dari Negara lain untuk dirinya.
44
9. Bertempat tinggal di luar wilayah NKRI selama 5
tahun secara terus menerus bukan dalam rangka dinas
Negara, tanpa alas an yang sah dan dengan sengaja
tidak menyatakan keinginan untuk tetap menjadi WNI
sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan lain
sebagainya.
45
BAB 6
KONSTITUSI
A. Pengertian Konstitusi
46
menjalankan kekuasaanya, Sumber hukum tertinggi, Alat
pembatas kekuasaan, dan pembagi kekuasaan.
47
3. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar (UUD)
48
5. Hal mengenai perubahan undang-undang dasar.
C. Macam-macam Konstitusi
49
sebaliknya konstitusi kaku adalah konstitusi yang
mensyaratkan prosedur khusus untuk merubahnya4.
50
4. Putusan Mengubah pasal Undang-undang dasar
dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya
lima puluh persen ditambah satu anggota dari MPR6.
51
dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. . Dengan
demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu Negara
modern karena telah memiliki suatu system
ketatanegaraan yaitu dalam UUD 19458.
52
maka kemudian Indonesia berganti bentuk lagi menjadi
Negara kesatuan Republik.
53
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante
1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai
politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka
pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan
Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan
kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar,
menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950
yang berlaku pada waktu itu.
54
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi
konstitusi yang sangat “sakral”, diantaranya melalui sejumlah
peraturan:
55
tuntutan zaman. Para pengamat politik berpandangan
bahwa keberadaan UUD 1945 didesain oleh para
pembuatnya bersifat sementara karena belum
menentunya kondisi Negara pada saat itu. Selain itu
Undang-Undang dasar 1945 juga telah diselengkan oleh
pemerintah orde baru untuk melanggengkan
Kekuasaanya.
56
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 oktober
1999 : Perubahan Pertama UUD “45
57
Rumusan konstitusi amerika serikat adalah sebagai
berikut :
58
Dilihat dari pembukaannya atau preambule,
pembukaan di UUD 45 NKRI dan preambule Amerika Serikat
menjujung persatuan, keadilan, ketenangan, keamanan, dan
kesejahteraan. Sedangkan perbedaan dari kedua konstitusi
tersebut adalah, kekuasaan pemerintah di negara Indonesia
berada di tangan pemerintah, sedangkan Amerika Serikat
berada di tangan rakyatnya sendiri atau yg disebut negara
Liberalisme. Selain itu, Negara Indonesia mengakui bahwa
manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dan
mayoritas rakyat di Indonesia mengakui bahwa Tuhan itu ada.
Sedangkan di Amerika tidak peduli lagi terhadap peran Tuhan
dalam kehidupan dan kenegaraan.
59
BAB 6
DEMOKRASI
A. Pengertian Demokrasi
B. Tujuan Demokrasi
Memanusiakan manusia
Memasyarakatkan manusia yang demokratis
(demokratisasi) dan mendemokrasikan manusia
dalam masyarakat.
C. Prinsip-prinsip Demokrasi
1) Pemerintahan berdasarkan konstitusi yang disepakati
bersama oleh rakyat.
2) Pemilu yang demokratis untuk memilih para
pemimpin pemerintahan secara bebas, terbuka dan
jujur.
3) Pemerintahan lokal yang dipilih oleh rakyat
(desentralisasi kekuasaan) dengan kewenangan yang
luas untuk meningkatkan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan dan partisipasi
masyarakat.
60
4) Pembuatan undang-undang dimulai dari level yang
paling bawah dalam masyarakat sebelum ditetapkan
oleh DPR. Pembuatan UU (hukum) yang demokratis
bukan terletak pada tata cara atau forum dimana
peraturan itu dihasilkan, tetapi terletak pada sifat
keterbukaan prosesnya bagi rakyat dan pemahaman
terhadap harapan rakyat.
5) Sistem peradilan yang independen, bebas dari
pengaruh politik .
Pengadilan tanpa kekuatan pedang dan dana akan
menjadi cabang pemerintahan yang paling tidak
berbahaya, tetapi pengadilan bisa menjadi sangat
kuat dalam demokrasi, karena ia adalah tangan yang
menafsirkan dan memberlakukan aturan-aturan yang
ada dalam konstitusi, (A. Hamilton).
6) Kekuasaan lembaga kepresidenan yang mampu
memikul tanggungjawab pemerintahan, mulai dari
administrasi yang kecil hingga membela negara
tatkala perang
7) Media yang bebas sebagai kontrol atas jalannya
pemerintahan (penjaga demokrasi) dan wahana bagi
rakyat untuk menyampaikan kritik, ide dan gagasan
kepada pemerintah.
8) Kelompok-kelompok kepentingan (organisasi)
sebagai wadah untuk mengakomodasi berbagai
kepentingan, ide, gagasan, dan kritik yang perlu
disampaikan kepada pemerintah
9) Hak masyarakat untuk tahu (transparan) Pemerintah
harus terbuka dan memberikan keleluasaan pada
rakyat untuk mengetahui berbagai proses legislatif
dan pemerintahan serta pengujian publik.
61
10) Melindungi hak-hak minoritas dari kesewenang-
wenangan mayoritas.
11) Kontrol sipil atas militer. Dalam demokrasi, militer
berada di bawah kontrol sipil dan perannya sebagai
abdi negara, melindungi masyarakat dan demokrasi,
bukan menguasainya.
D. Bentuk-bentuk Demokrasi
62
Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat
a. Demokrasi langsung ialah demokrasi dimana
rakyat secara langsung mengemukakan
kehendaknya dalam suatu rapat yang dihadiri
seluruh rakyatnya. Demokrasi langsung pernah
dijalankan di negara-negara kota pada jaman
yunani kuno.
b. Demokrasi tidak langsung(demokrasi
perwakilan). Demokrasi dimana rakyat
menyampaikan kehendakannya melalui dewan
perwakilan rakyat. Demokrasi perwakilan di
jalankan oleh negara-negara pada jaman modern.
63
Demokrasi timur lebih menitik beratkan pada paham
kesamaan yang menghapuskan perbedaan kelas
diantara sesama rakyat.
c. Demokrasi gabungan
Demokrasi yang berprinsip mengambil kebaikan dan
membuang kelemahan dari demokrasi barat ke timur.
64
Kebaikan demokrasi dengan sistem parlementer :
65
BAB 7
OTONOMI DAERAH
66
harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung
jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan
menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya
masing-masing.
67
1.Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan
situasi dan kondisi obyektif di daerah.
68
Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
69
Undang-undang No. 5 Tahun 1974 ini juga
meletakkan dasar-dasar sistem hubungan pusat-daerah yang
dirangkum dalam tiga prinsip:
70
pemerintah pusat dan memberikan otonomi kepada
daerah;
pembentukan negara federal; atau
membuat pemerintah provinsi sebagai agen murni
pemerintah pusat.
71
jawab. Hal ini secara proporsional diwujudkan
dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan
sumber daya nasional yang berkeadilan, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah. Di
samping itu, otonomi daerah juga dilaksanakan
dengan prinsip-prinsip demokrasi yang juga
memperhatikan keanekaragaman daerah.
Beberapa hal yang sangat mendasar dalam
penyelenggaraan otonomi daerah dalam Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999, adalah pentingnya
pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa
dan kreativitas mereka secara aktif, serta
meningkatkan peran dan fungsi Badan Perwakilan
Rakyat Daerah. Oleh karena itu, dalam Undang-
undang ini otonomi daerah diletakkan secara utuh
pada daerah otonom yang lebih dekat dengan
masyarakat, yaitu daerah yang selama ini
berkedudukan sebagai Daerah Tingkat II, yang dalam
Undang-undang ini disebut Daerah Kabupaten dan
Daerah Kota.
Sistem otonomi yang dianut dalam Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999 adalah otonomi yang luas,
nyata dan bertanggung jawab, dimana semua
kewenangan pemerintah, kecuali bidang politik luar
negeri, hankam, peradilan, moneter dan fiskal serta
agama dan bidang- bidang tertentu diserahkan
kepada daerah secara utuh, bulat dan menyeluruh,
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Daerah otonom mempunyai kewenangan dan
kebebasan untuk membentuk dan melaksanakan
kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.
72
Sedang yang selama ini disebut Daerah Tingkat I atau
yang setingkat, diganti menjadi daerah provinsi
dengan kedudukan sebagai daerah otonom yang
sekaligus wilayah administrasi, yaitu wilayah kerja
Gubernur dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kewenangan pusat yang didelegasikan kepadanya.
Kabupaten dan Kota sepenuhnya menggunakan asas
desentralisasi atau otonom. Dalam hubungan ini,
kecamatan tidak lagi berfungsi sebagai peringkat
dekonsentrasi dan wilayah administrasi, tetapi
menjadi perangkat daerah kabupaten/kota.
Mengenai asas tugas pembantuan dapat
diselenggarakan di daerah provinsi, kabupaten, kota
dan desa. Pengaturan mengenai penyelenggaraan
pemerintahan desa sepenuhnya diserahkan pada
daerah masing-masing dengan mengacu pada
pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.
Wilayah Provinsi meliputi wilayah laut sepanjang 12
mil dihitung secara lurus dari garis pangkal pantai,
sedang wilayah Kabupaten/Kota yang berkenaan
dengan wilayah laut sebatas 1/3 wilayah laut
provinsi.
Pemerintah Daerah terdiri dari Kepala Daerah dan
perangkat daerah lainnya sedang DPRD bukan unsur
pemerintah daerah. DPRD mempunyai fungsi
pengawasan, anggaran dan legislasi daerah. Kepala
daerah dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD.
Gubernur selaku kepala wilayah administratif
bertanggung jawab kepada Presiden.
Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah
dengan persetujuan DPRD sesuai pedoman yang
73
ditetapkan Pemerintah, dan tidak perlu disahkan oleh
pejabat yang berwenang.
Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan
kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya,
sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan
pertimbangannya lain yang memungkinkan
terselenggaranya otonomi daerah, daerah, daerah
yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi
daerah dapat dihapus dan atau digabung dengan
daerah lain. Daerah dapat dimekarkan menjadi lebih
dari satu daerah, yang ditetapkan dengan undang-
undang.
Setiap daerah hanya dapat memiliki seorang wakil
kepala daerah, dan dipilih bersama pemilihan kepala
daerah dalam satu paket pemilihan oleh DPRD.
Daerah diberi kewenangan untuk melakukan
pengangkatan, pemindahan, pemberhentian,
penetapan pensiun, pendidikan dan pelatihan
pegawai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah, berdasarkan nama, standar, prosedur yang
ditetapkan pemerintah.
Kepada Kabupaten dan Kota diberikan otonomi yang
luas, sedang pada provinsi otonomi yang terbatas.
Kewenangan yang ada pada provinsi adalah otonomi
yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, yakni
serangkaian kewenangan yang tidak efektif dan
efisien kalau diselenggarakan dengan pola kerjasama
antar Kabupaten atau Kota. Misalnya kewenangan di
bidang perhubungan, pekerjaan umum, kehutanan
dan perkebunan dan kewenangan bidang
pemerintahan tertentu lainnya dalam skala provinsi
74
termasuk berbagai kewenangan yang belum mampu
ditangani Kabupaten dan Kota.
Pengelolaan kawasan perkotaan di luar daerah kota
dapat dilakukan dengan cara membentuk badan
pengelola tersendiri, baik secara intern oleh
pemerintah Kabupaten sendiri maupun melalui
berkerjasama antar daerah atau dengan pihak ketiga.
Selain DPRD, daerah juga memiliki kelembagaan
lingkup pemerintah daerah, yang terdiri dari Kepala
Daerah, Sekretariat Daerah, Dinas-Dinas Teknis
Daerah, Lembaga Staf Teknis Daerah, seperti yang
menangani perencanaan, penelitian dan
pengembangan, pendidikan dan latihan, pengawasan
dan badan usaha milik daerah. Besaran dan
pembentukan lembaga-lembaga itu sepenuhnya
diserahkan pada daerah. Lembaga pembantu
Gubernur, Pembantu Bupati/Walikota, Asisten
Sekwilda, Kantor Wilayah dan Kandep dihapus.
Kepala Daerah sepenuhnya bertanggung jawab
kepada DPRD, dan DPRD dapat meminta Kepala
Daerahnya berhenti apabila pertanggungjawaban
Kepala daerah setelah 2 (dua) kali tidak dapat
diterima oleh DPRD.
75
membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan
daerah yang dipilih secara demokratis, sehingga
memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan
pemerintah yang responsif terhadap kepentingan
masyarakat luas, dan memelihara suatu mekanisme
pengambilan keputusan yang taat pada asas
pertanggung jawaban publik. Otonomi Daerah juga
berarti membangun struktur pemerintahan yang
sesuai dengan kebutuhan daerah, membangun sistem
manajemen pemerintahan yang efektif.
Dibidang ekonomi,otonomi daerah disatu pihak
harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan
ekonomi nasional daerah dan dipihak lain
terbukanya peluang bagi pemerintah daerah
mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk
mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di
daerahnya. Dalam konteks ini, akan memungkinkan
lahirnya berbagai prakarsa pemerintah daerah untuk
menawarkan fasilitas investasi, memudahkan proses
perizinan usaha dan membangun berbagai
infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi di
daerah. Yang membawa masyarakat ke tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu.
Di bidang sosial dan budaya otonomi daerah harus
dikelola sebaik mungkin demi menciptakan dan
memelihara harmoni sosial, dan pada saat yang sama,
memelihara nilai-nilai lokal yang dipandang kondusif
dalam menciptakan kemampuan masyarakat untuk
merespon dinamika kehidupan di sekitarnya, sesuai
kemajuan jamannya.
76
Berdasarkan visi ini, maka konsep dasar otonomi
daerah yang kemudian melandasi lahirnya UU No. 22 tahun
1999 dan UU No. 25 tahun 1999, merangkum hal-hal berikut :
77
Penguatan peran DPRD sebagai representasi rakyat
lokal dalam pemilihan dan penetapan kepala daerah.
Kewenangan DPRD dalam menilai keberhasilan atau
kegagalan kepemimpinan kepala daerah harus
dipertegas. Pemberdayaan fungsi-fungsi DPRD
dalam bidang legislasi, representasi dan penyalur
aspirasi masyarakat harus dilakukan. Hak angket
perlu dihidupkan, hak inisiatif perlu diaktifkan dan
hak interpelasi perlu didorong. Dengan demikian
produk legislasi akan dapat ditingkatkan dan
pengawasan politik terhadap jalannya pemerintahan
bisa diwujudkan, tanpa penyimpangan dari hukum
dasar negara.
Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai
dengan kultur demokrasi demi menjamin tampilnya
kepemimpinan pemerintahan yang berkualifikasi
tinggi dengan tingkat akseptabilitas yang tinggi pula.
Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan
eksekutif melalui pembenahan organisasi dan
institusi yang dimiliki agar lebih sesuai dengan ruang
lingkup kewenangan yang telah di desentralisasikan,
setara dengan beban tugas yang dipikul, selaras
dengan kondisi daerah, serta lebih responsif terhadap
kebutuhan daerah.
Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah
serta pengaturan yang lebih jelas atas sumber-sumber
pendapatan negara dan daerah, pembagian revenue
(pendapatan) dari sumber penerimaan yang berkait
dengan kekayaan alam, pajak dan restribusi serta tata
cara dan syarat untuk pinjaman dan obligasi daerah.
78
Perwujudan desentralisasi fiskal dari pemerintah
pusat yang bersifat alokasi subsidi berbentuk blok
gran, pengaturan pembagian sumber-sumber
pendapatan daerah, pemberian keleluasaan kepada
daerah untuk menetapkan
prioritas pembangunan, serta optimalisasi upaya
pemberdayaan masyarakat melalui lembaga-lembaga
swadaya pembangunan yang ada.
79
BAB 8
PERTAHANAN NASIONAL
80
Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan
negara berdasarkan prinsip prinsip seperti berikut:
81
1965, bela negara dipersepsikan identik dengan Seperti
ABRI,HANSIP.Hal ini sejalan dengan kondisi tantangan dan
ancaman yang kita hadapi pada priode itu,yaitu menghadapi
pemberontakan di dalam negeri,peperangan
Trikora,membebaskan ira Barat (sekarang irian jaya)dan
Dwikora –pada periode 1950.Hal tersebut dapat muncul dari
segenap aspek kehidupan bangsa
(ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya,dan hankam).oleh
karena itu dalam konteks dapat di lakukan dalam bidang-
bidang kehidupan nasional tersebut dalam upaya mencapai
tujuan nasional.Dalam hal ini,bela negara dapat dikatakan
pula sebagai partisipasi warga negara dalam menciptakan
dan membangun segenap aspek kehidupan bangsa.
82
Ketahanan Nasional bermula pada awal 1960-an pada
kalangan militer angkatan darat dari SSKAD,sekarang
SESKOAD.Masa itu adalah sedang meluasnya pengaruh
komunisme seperti Laos,Vietnam dan sebagainya yang
meluas sampai ke Indonesia.Dalam pemikiran Lembanas
tahun 1968 tersebut telah ada kemajuan konseptual berupa
ditemukannya unsur-unsur dari tata kehidupan nasional
yang berupa ideologi politik,dari konsep kekuatan,meskipun
dalam ketahanan nasional sendiri terdapat konsep kekuatan.
1. Mandiri
2. Dinamis
83
Ketahanan nasional tidak bersifat tetap melainkan
dinamis atau dapat meningkat ataupun dapat menurun
tergantung dengan situasi dan kondisi bangsa dan negara
serta kondisi lingkungan strategisnya yang sedang
terjadi.Seperti pada pengertian dan hakikatnya sendiri yaitu
segala sesuatu didunia ini senantiasa berubah dan perubahan
itu selalu senantiasa berubah pula.Maka dari itu,usaha untuk
meningkatkan pertahanan nasional harus selalu
diprioritaskan dan diorientasikan ke masa depan untuk
mengkembangkan kondisi kehidupan nasional yang lebih
baik lagi.
2 Wibawa
3 Kerjasama
84
Konsep ketahanan nasioanal tidak mengutamakan sikap
antagonis,tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata hanya untuk mencari keuntungan sendiri, tetapi lebih
pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai,
menghormati dan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.
85
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan
segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi.Di
samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi
dengan linkungan sekelilingnya.Dalam proses interaksi
tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat
positif maupun negatif.Untuk itu diperlukan sikap mawas ke
dalam maupun keluar.
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan
kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai
kemadirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas
derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.Mawas ke
luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta
mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri dan
menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan
dengan dunia internasional.
86
yang spesifik,di rancang dan dikembangkan sesuai dengan
kondisi obyektif bangsa dan negara Indonesia,pandangan
hidup bangsa dan budaya bangsa.Pertahanan Negara
Indonesia merupakan instrumen dari politik nasional,
terutama politik keamanan nasional.
87
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan
NKRI
2. Keikut sertaan seluruh rakyat dalam usaha-usaha
hankamanas melalui bidang-bidang profesi masing-
masing
3. Suatu sistem hankam dengan komponen-komponen
yang terdiri dari seluruh potensi,kemampuan dan
kekuatan nasional dan bekerja secara total,integral
serta berlanjut dalam rangka mencapai ketahanan
nasional.
88
Komponen Dasar,rakyat tertatih sebagai komponen
dasar yang mampu melaksanakan ketertiban
umum,perlindungan keamanan,serta perlawanan
rakyat dalam rangka mempertahankan stabilitas dan
keamanan negara
Komponen utama,Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Republik Indonesia sebagai komponen
utama dalam aspek sishankamarta.
Komponen Khusus,masyarakat sebagai komponen
khusus mempunyai fungsi menanggulangi bencana
perang,bencana alam,atau bencana lainnya yang
mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda.seperti
linmas dan hansip.
Komponen pendukung,sumber daya alam,prasarana
nasional,sumber daya buatan sebagai komponen
pendukung untuk peningkatan kelangsungan serta
keancaran dalam mempertahankan keamanan negara
89
pertahanan dan keamanan rakyat semesta adalah
mengawasi berjalannya Pasal 30 ayat (1) UUD
1845,dengan melibatkan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan
utama,dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.Dalam
rangka menjamin kepentingan keamanan
nasional.Sishankamarta melibatkan segenap pemegang
peran secara komprehensif guna terwujudnya pertahanan
negara,keamanan negara,keamanan publik dan
keamanan individu.
90
menjiwai ketentuan perundang-undangan
penyelenggaraan pertahanan negara.
91
ideologi,ekonomi,politik,sosial,budaya serta pertahanan
dan keamanan (Hankam).Oleh karena bersifat saling
terkait dan tidak dapat saling meniadakan (mutually
exclusive) tetapi justru saling komplementer dan
interdependen,maka pembangunan dimensi-dimensi
tersebut harus digulirkan secara maksimal untuk
mencapai hasil optimal dengan prinsip “saling
mendukung dan menguatkan”.Misalnya pembangunan
politik dan ekonomi dapat berjalan baik manakala situasi
Hankamnas bersifat positif-
kondusif.Sebaliknya,pembangunan Sishankamnas tidak
mungkin berjalan tanpa dukungan dimensi-dimensi
lainnya.
92
kita dapat merumuskan potensi ancaman atau ancaman
potensial terhadap bangsa-negara.
93
Memang, isu tentang relevansi
Sishankamrata dengan dinamika perubahan situasi dan
kondisi sudah terjadi sejak lama. Disadari bahwa Doktrin
memang harus berkembang sejalan dengan
perkembangan situasi dan kondisi khususnya
perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi,namun
dari segi lain Sishankamrata yang merupakan hakikat
dari Doktrin Dasar Hankamnas dan dirumuskan
berdasarkan pengalaman, penghayatan para perumusnya
yang langsung mengalami sendiri perjuangan TNI(AD)
dalam merebut, mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan bangsa Indonesia yang diproklamasikan
tanggal 17 Agustus 1945 tetap harus dipertahankan.
Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
merupakan pengembangan dari doktrin perang wilayah
yang pertama kali dicetuskan pada seminar Seskoad I
pada Desember 1960.Dengan berpedoman pada
pengalaman perang merebut, mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan NKRI yang diproklamasikan
tanggal 17 Agustus 1945.
94
tentara pendudukan fasis Jerman dan sekutu-sekutunya
yang unggul dalam persenjataan dan
profesionalisme.Berdasarkan pengalaman perjuangannya
menghadapi Jerman, pada tahun 1969 Yugoslavia
menetapkan Undang-undang Pertahanan yang
didasarkan pada Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat
Semesta.
95
perang Irak dewasa ini telah mendekati angka 3000
orang sebagian besar justru terjadi setelah Saddam
Hussein tertangkap. Bahkan dewasa ini Pemerintah
AS dibayangi kegagalan tujuan invasinya ke Irak
karena ketidaksanggupannya mengatasi kekacauan
yang terus terjadi.
96
dan sebaliknya keberhasilan doktrin Hankamrata tergantung
kepada kadar komitmen TNI terhadap jatidirinya sebagai
tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara
profesional.
97
yang bersifat inter regional (wilayah). Satu alasan bahwa
bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul
pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan
berpotensi dalam cita-cita nasional sehingga ketahanan
nasional sangatlah penting. Ketahanan nasional juga
berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional Pada
hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam
pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang
dan sektor pembangunan secara terpadu, yang
dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
98
Integritas
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional
suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat
potensional maupun fungsional.
Ancaman
Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat
mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini
dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
Hambatan dan gangguan
Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari
diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.
a) Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai
kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa
yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan
99
nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan,ancaman,hambatan dan gangguan yang
dari luar maupun dari dalam secara langsung
maupun tidak langsung untuk menjamin
kelangsungan perekonomian bangsa yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
d) Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan
sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan
kekuatan nasional dalam menghadapi serta
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam
100
secara langsung maupun tidak langsung untuk
menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa
dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila
dan UUD 1945.
e) Aspek Ideologi
Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis
kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini
diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan
kekuatan nasional dalam menghadapi serta
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam
secara langsung maupun tidak langsung
membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi
bangsa dan negara Indonesia.
A) Aspek Ekonomi
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan
pembinaan sebagai berikut:
Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil
dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui eknomi
kerakyatan
Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight
liberalism dan monopoli ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas
asas kekeluargaan
Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya
dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian
pembangunan antarwilayah.
101
Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa,rukun,bersatu,cinta tanah air,maju dan
sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan
seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
E) Aspek Ideologi
102
Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerulkan
memerlukan langkah pembinaan berikut:
Pengamalan pancasila
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
negara Republik Indonesia
Pendidikan moral Pancasila
Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan
Nusantara bersumber dari Pancasila
F) Aspek Politik
Upaya mewujudkan ketahan pada aspek politik:
1. Politik Dalam Negeri
• Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum
• Mekanisme politik yang memungkinakan adanya
perbedaan pendapat
• Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah
dan masyarakat
2. Politik Luar Negeri
• Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan
kerjasama interansional di berbagai bidang
• Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas
dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama
antarnegara
• Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu
dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan,
pelatihan dan penyuluha
• Perjuangan bangsa Indonesia yang menyakut kepentingan
bangsa
103
Doktrin Pertahanan dan Strategi Pertahanan disusun
untuk mensinergikan kinerja komponen Militer dan Nir
Militer dalam rangka menjaga, melindungi dan memelihara
kepentingan nasional Indonesia.Doktrin pertahanan
merupakan keterpaduan komponen militer dan Nir Militer
bersifat Dwiwarna Nusantara.Doktrin Militer bersifat
Trimatra Nusantara (AD,AL,AU) sedangkan Doktrin Nir
Militer bersifat Dwidarma Nusantara dari komponen
cadangan dan komponenpendukung.Berdasarkan faktor-
faktor yang mempengaruhi ditingkat global,regional dan
nasional disusun strategi pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berupa strategi pengangkalnya yaitu;
1. Pertahanan multilapis dengan dukungan rakyat atas
peran TNI sebagai kekuatan utama yang mentukan di
darat di laut dan di udara.
2. Merupakan Pertahanan total secara terpadu untuk
menghadapi setiap bentuk ancaman.
3. Di tingkat nasional berupa jaringan terpadu
Ketahanan Nasional di daerah termasuk di wilayah
perbatasan dan daerah terpencil didasari semangat
bela negara.
4. Di tingkat regional berupa jaringan kerjasama antara
negara-negara Association of South East Asia Nations
(ASEAN) dengan menggunakan komponen Militer
dan Nir-Militer (ekonomi,budaya,identitas) secara
terpadu dalam rangka menjaga, melindungi dan
memelihara kepentingan Nasional Indonesia.
b. Kebijakan Pembangunan Kekuatan Pertahanan.
Pembangunan kekuatan Pertahanan mencakup
pembangunan kemampuan nasional di bidang pertahanan
pada tingkat Kebijakan maupun tingkat Operasional. Pada
tingkat Kebijakan berupa peningkatan kemampuan birokrasi
pemerintah (Departemen Pertahanan dan
Departemen/Instansi lain yang terkait) dalam merumuskan
keputusan politik yang terkait dengan pengelolaan
104
Pertahanan Negara.Sedangkan pada tingkat Operasional
berupa pembangunan kekuatan Komponen Pertahanan, yang
terdiri dari Komponen Utama/Tentara Nasional Indonesia
(TNI), Komponen Cadangan, dan Komponen Pendukung.
Pembangunan Komponen Pertahanan diprioritaskan
pada pembangunan Komponen Utama, sedangkan penyiapan
Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung
dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan sumber
daya yang tersedia. Pelaksanaannya memanfaatkan sebesar-
besarnya kemampuan sumber daya nasional secara terpadu
sebagai salah satu wujud Sishankamrata. Untuk itu perlu
segera dilakukan langkah-langkah untuk mempercepat
terwujudnya kemandirian Industri Pertahanan.
Pembangunan Komponen Utama didasarkan pada konsep
Pertahanan Berbasis Kemampuan (Capability-based defence)
tanpa mengesampingkan kemungkinan ancaman yang
dihadapi serta tahap mempertimbangkan kecenderungan
perkembangan lingkungan strategik. Pelaksanaannya
diarahkan kepada tercapainya kekuatan pokok minimum
(Minimum Essential Force), yakni tingkat kekuatan yang
mampu menjamin kepentingan strategis pertahanan yang
mendesak, Pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista)
dan peralatan lain diprioritaskan untuk menambah kekuatan
pokok minimal dan/atau mengganti Alutsista/alat peralatan
yang sudah tidak layak pakai. Penambahan kekuatan
dilaksanakan hanya atas kebutuhan yang mendesak dan
benar-benar diperlukan. Mengingat keterbatasan kemampuan
anggaran pemerintah serta tantangan yang dihadapi, maka
secara tri-matra terpadu pembangunan TNI Angkatan Darat
diarahkan pada tercapainya pemantapan kekuatan,
sedangkan TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara
diarahkan pada modernisasi dan pengembangan.
Pembangunan komponen cadangan memerlukan dukungan
dana yang besar serta infrastruktur yang memadai.
Disamping itu juga diperlukan landasan hukum yang jelas,
105
karena menyangkut hak dan kewajiban seluruh warganegara
dalam upaya pertahanan. Oleh karenanya pembangunan
komponen cadangan dilaksanakan secara bertahap sesuai
kemampuan sumber daya yang tersedia, dengan terlebih
dahulu menyusun Undang-Undang Komponen Cadangan
sebagai landasan hukum pembentukan dan penggunaannya.
Sedangkan pembangunan Komponen Pendukung adalah
pembangunan setiap aspek kehidupan nasional yang
dilaksanakan oleh departemen/instansi masing-masing yang
hasilnya diarahkan untuk kepentingan pertahanan.
Kebijakan Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan Pertahanan.
Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan
didasarkan pada doktrin dan strategi Sishankamrata yang
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan ancaman yang
dihadapi Indonesia. Agar pengerahan dan penggunaan
kekuatan pertahanan dapat terlaksana secara efektif dan
efisien, diupayakan keterpaduan yang sinergis antara unsur
militer dengan unsur militer lainnya, maupun antara
kekuatan militer dengan kekuatan nir militer. Keterpaduan
antara unsur militer diwujudkan dalam keterpaduan Tri-
Matra, yakni keterpaduan antar kekuatan darat, kekuatan
laut, dan kekuatan udara. Sedangkan keterpaduan antara
kekuatan militer dan kekuatan nir militer diwujudkan dalam
keterpaduan antar komponen utama, komponen cadangan,
dan komponen pendukung. Keterpaduan tersebut diperlukan
dalam pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan,
baik dalam rangka menghadapi ancaman tradisional maupun
ancaman non-tradisional.
Berdasarkan analisa lingkungan strategik, maka ancaman
militer dari negara lain (ancaman tradisional) yang berupa
invasi, adalah kecil kemungkinannya. Namun demikian,
kemungkinan ancaman tersebut tidak dapat diabaikan dan
harus tetap dipertimbangkan. Ancaman tradisional yang
lebih mungkin adalah konflik terbatas yang berkaitan dengan
pelanggaran wilayah dan atau menyangkut masalah
106
perbatasan. Komponen Utama disiapkan untuk
melaksanakan Operasi Militer untuk Perang (OMP).
Penggunaan komponen cadangan dilaksanakan sebagai
pengganda kekuatan komponen utama bila diperlukan,
melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Kendatipun kekuatan
pertahanan siap dikerahkan untuk melaksanakan OMP,
namun setiap bentuk perselisihan dengan negara lain selalu
diupayakan penyelesaiannya melalui jalan damai.
Penggunaan kekuatan pertahanan untuk tujuan perang hanya
dilaksanakan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai
tidak berhasil.
Ancaman non-tradisional adalah ancaman yang dilakukan
oleh aktor nonnegara terhadap keutuhan wilayah, kedaulatan
negara, dan keselamatan bangsa Indonesia. Ancaman non-
tradisiona l merupakan ancaman faktual yang saat ini
dihadapi oleh Indonesia. Termasuk didalam ancaman ini
adalah gerakan separatis bersenjata, terorisme internasional
maupun domestik, aksi radikal, pencurian sumber daya alam,
penyelundupan, kejahatan lintas negara, dan berbagai bentuk
aksi ilegal lain yang berskala besar. Oleh karenanya kekuatan
pertahanan, terutama TNI, juga disiapkan untuk
melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) guna
menghadapi ancaman non-tradisional. Pengerahan kekuatan
TNI untuk OMSP dilaksanakan berdasarkan keputusan
politik pemerintah.
107
BAB 9
WAWASAN NUSANTARA
108
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermsyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
Menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998
Tentang GBHN, Wawasan Nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
2. Isi ( content)
Merupakan aspirasi bagsa yag berkembang
di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang
terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi
menyangkut dua hal yaitu:
a) Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan
bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-
cita dan tujuan nasional persatuan.
b) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. Tata laku ( Conduct)
109
a) Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa,
semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia .
b) Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan
perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.
110
rakyat Indonesia dalam kehidupan bernsyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
111
1. Tujuan ke dalam mewujudkan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupan nasional yaitu aspek
alamiah dan aspek sosial
2. Tujuan keluar pada lingkungan bangsa dan Negara
yang mengelilingi Indonesia ialah ikut serta
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia
berdasarkan kemerdekaan keadilan sosial dan
perdamaian abadi
2. Geopolitik Indonesia
112
menjadi satu kesatuan yang utuh sebaga Negara
kepulauan.
113
Garis dasar adalah garis khayal yang
menghubungakan titik-titik dari ujung-ujung pulau
terluar.
114
G. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional
Indonesia
115
hidup disekitarnya dan merupakan karunia sang
pencipta.
d) Implementasi dalam kehidupan pertahanan
keamanan,
Menumpuhkan kesadaran cinta tanah air dan
membentuk sikap bela Negara pada setiap WNI.
116
BAB 10
A. Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kata “politik” diartikan sebagai pengetahuan mengenai
ketatanegaraan atau kenegaraan seperti tentang sistem
pemerintahan dan dasar pemerintahan; segala urusan
dan tindakan berupa kebijakan, siasat, dan sebagainya
mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara
lain; cara bertindak dalam menghadapi atau menangani
suatu masalah; kebijaksanaan.
Dalam arti kepentingang umum, politik
adalah segala usaha untuk kepentingan umum baik yang
berada di bawah kekuasaan negara dipusat maupun di
daerah. Unsur-unsur Politik meliputi : Negara (state),
Kekuasaan (Power), Pengambilan keputusan
(decisionmaking), Kebijaksanaan (policy) dan Pembagian
(Distribution) atau Alokasi.Dalam arti kebijaksanaan
(policy), politik meliputi proses: pertimbangan,
penjaminan dan pelaksanaannya suatu usaha
pencapaian cita-cita. penggunaan pertimbangan-
pertimbangan yang dinggap lebih menjamin
terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau keinginan akan
suatu keadaan yang dikehendaki.
Pada dasarnya merupakan suatu kerangka
rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan
dalam suatu arah tujuan. Perkembangan ilmu
117
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat
memberikan pengaruh besar terhadap strategi.
Strategi perjuanagan nasional memerlukan
penggunaan diplomasi dan perang, kekuatan ideologi
psikologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan kekuatan
militer. Seluruh kekuatan ini menghendaki integrasi,
pegaturan, penyusunan, dan penggunaan yang terarah.
C. Politik Nasional
Politik nasional adalah azas, haluan, usaha,
serta kebijaksanaan tindakan dari negara tentang
pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan
dan pengendalian) serta penggunaan potensi nasional
secara totalitas potensial efektif untuk mencapai tujuan
nasasional.
Untuk mencapai cita-cita bangsa, maka
diperlukan sebuah strategi yang diputuskan secara
politis sebagai landasan dan arah perumusan konsep
strategi nasional.
118
Berikut aspek-aspek politik nasional
Indonesia:
1. Politik Dalam Negri
Mengangkat harkat dan derajat bangsa
Indonesia akibat penjajahan untuk menjadi bangsa
yang terhormat.
2. Politik Luar Negri
Indonesia menganut politik bebas aktif, anti
imperialisme dan kolonialisme yang diwujudkan
dalam bentuk solidaritas antar bangsa terutama Asia-
Afrika dan gerakan non-blok.
3. Politik Ekonomi
Bersifat swasembada / swadaya artinya tidak
mengisolasi diri, dan diarahkan pada peningkatan
taraf hidup rakyat Indonesia.
4. Politik Hankam
Politik Hankam Indonesia keluar bersifat
defensif aktif diarahkan kepada pengamanan dan
perlindungan bangsa dan Negara sedangkan
kedalam Politik Hankam Indonesia bersifat preventif
aktif.
119
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi politik dan
strategi nasional, yaitu :
1. Ideologi
Sebagai Ideologi, Pancasila merupakan
landasan utama dalam setiap aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Begitupun
dengan Politik dan Strategi nasional Indonesia yang
tentunya harus sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
2. Ekonomi
Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber daya
Manusia (SDM) merupakan dua aspek utama yang
menjadi bahan pertimbangan dalam pembangunan
Ekonomi di Indonesia.
3. Sosial – Budaya
Politik dan strategi nasional tidak boleh lepas
dari nilai-nilai luhur budaya Indonesia sebagai jatidiri
bangsa.
4. Hankam
Pertahanan dan keamanan merupakan dua
hal penting yang menjadi tanggung jawab
pemerintah dalam menjamin kesejahteraan
masyarakat.
120
BAB 11
121
HAM harus disesuaikan dengan kondisi budaya
setempat.
2. Teori Radikal
Teori Radikal berpandangan bahwa semua
nilai termasuk nilai-nilai HAM adalah bersifat
universal dan tidak bisa dimodifikasi sesuai dengan
perbedaan budaya dan sejarah tertentu.
Bila dilihat dari sudut pandang siapa yang
mengemukakannya, maka secara garis besar ada dua
pandangan yang tentang Hak Asasi Manusia :
1. Pandangan Barat
Menurut pandangan barat, HAM semata-
mata bersifat antroposentris artinya segala sesuatu
berpusat kepada manusia. Dengan demikian manusia
sangat dipentingkan.
2. Pandangan Islam
Menurut pandangan Islam, HAM bersifat
teosentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada
Tuhan. Dengan demikian Tuahan sangat
dipentingkan.
C. Perkembangan HAM
Perkembangan HAM dalam sejarahnya
tergantung dinamika model dan sistem pemerintahan
yang ada. Dalam model pemerintahan yang otoriter dan
represif, perkembangan HAM relatif mandek seiring
ditutupnya atau dibatasinya keran kebebasan,
sedangkan model pemerintahan yang demokratis relatif
mendukung upaya penegakan HAM karena terbukanya
ruang kebebasan dan partisipasi politik masyarakat.
122
D. Landasan Dasar Hak Asasi Manusia di Indonesia
Di Indonesia, Hak Asasi Manusia diatur dalam
UUD 1945 BAB XA tentang Hak Asasi Manusia yang
berbunyi :
Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28 B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah.
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya
dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.
Pasal 28 D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.
123
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.
3) Setiap warga negara berhak memperoleh
kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
**)
Pasal 28 E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran. memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggakannya, serta berhak
kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
Pasal 28 G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda
yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas
124
rasa aman dan perlindungan dan ancaman
kelakutan untuk berbuat sesuatu yang merupakan
hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan
alau perlakuan yang rnerendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suara
politik dari negara lain. **)
Pasal 28
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapalkan lingkungan
hid up yang baik dan sehal serfa berhak
memperoleh pefayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan
dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermanfaat.
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi
dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang-wenang oleh siapapun.
Pasal 28 I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
125
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun.
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang
bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif.
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional
dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan
peradaban.
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab negara, Terutama pemerintah.
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi
manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28 J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan partimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
126
E. Jenis-jenis Hak Asasi Manusia
Secara garis besar, hak asasi manusia dibedakan
atas tiga macam, yaitu:
1. Hak hidup (life)
2. Hak kebebasan (liberty)
3. Hak memiliki (property)
Menurut Theodore Roosevelt (presiden Amerika
Serikat) pada 6 Januari 1941 memproklamirkan empat
hak kebebasan manusia (the four freedom):
1. Hak kebebasan berbicara dan menyatakan Pendapat
2. Hak kebebasan beragama dan beribadah sesuai
ajaran agama yang dianut
3. Hak bebas dari kemiskinan
4. Hak bebas dari rasa takut.
127
4. Kekerasan terhadap perempuan
5. Beban kerja yang tidak proporsional.
Islam adalah agama yang sangat peduli dengan
penegakan HAM yang bertalian dengan keadilan gender,
kebebasan agama, dan lingkungan hidup.
Dalam Islam, kedudukan laki-laki dan
perempuan adalah sama, dan yang menentukan
kedudukan seorang hamba disisi Allah adalah
ketaqwaannya. Sebagimana firman Allah swt dalam Al-
Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13:
128
BAB 12
MASYARAKAT MADANI
A. Pengertian
129
B. Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani
130
terciptanya kesejahteraan bersama. Semakin sempurna
suatu masyarakat sipil, semakin besar pula peluangnya
untuk mengatur kehidupan warganya sendiri.
131
C. Karakteristik Masyarakat Madani
1. Wilayah publik yang bebas
FREE public sphere adalah ruang publik yang
bebas sebagai sarana untuk mengemukakan
pendapat warga masyarakat. Di wilayah ruang
publik ini semua warga negara memiliki posisi dan
hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan
politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-
kekautan diluar civil society.
2. Demokrasi
Demokrasi adlah prasyarat mutlak lainnya bagi
keberadaan civil society yang murni (genuine). Tanpa
demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud.
Secara umum demokrasi adalah suatu tatanan sosial
potilik yang bersumber dan dilakukan oleh, dari, dan
untuk warga Negara.
3. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan
menghormati perbedaan pendapat. Lebihdari sikap
menghargai pandangan berbeda orang lain, toleransi,
mengacu pandangan Nurcholis Madjid, adalah
persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran
itu.
4. Pluralisme
Kemajemukan atau pluralisme merupakan
prasyarat lain bagi civil society. Pluralisme tidak
hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan
menerima kenyataan sosial yang beragam, tetapi
harus disertai dengan sikap yang tulus untuk
menerima kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang
132
alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi
kehidupan masyarakat.
5. Keadilan sosial
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan
pembagian yang proporsional atas hak dan
kewajiban setiap warga negara yang mencakup
seluruh aspek kehidupan: ekonomi, politik,
pengetahuan, dan kesempatan.
133
politik warga negara, khususnya kalangan kelas
menengah.
134
Namun, saat dialihbahasakan dari NGO menjadi
organisasi nonpemerintah dalam sebuah Konferensi
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) pada 1976,
pemerintah Indonesia bereaksi keras. Beberapa aktivis
juga kurang sependapat dengan istilah itu karena dinilai
merujuk pada dikotomi ideologis maupun politis antara
pemerintah (government) dan nonpemerintah (non-
goverenment). Mereka yang tidak setuju menggunakan
istilah itu, berargumen bahwa pengertian organisasi
nonpemerintah dapat mencakup berbagai organisasi
yang luas (asalkan bukan organsiasi pemerintah) baik
organisasi bisnis, kalangan pers, paguyuban seni, olah
raga, dan lain-lain.
Padahal NGO yang dimaksud lebih khusus,
yaitu berhubungan langsung dengan pembangunan.
Berdasarkan pengalaman sejarah, dikenal istilah “Non”
dan “Co”: ketika dijajah Belanda, ada sekelompok
masyarakatyang bekerja sama dengan Belanda
(golongan Co) dan ada kelompok yang menolok kerja
sama (golongan Non). Istilah NGO atau organisasi
nonpemerntah dapat diartikan atau dituduh sebagai
kelompok masyarakat yang tidak mau bekerja sama
dengan pemerintah.
135
DAFTAR PUSTAKA
136
2013