Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI REMPAH DAN MINYAK ATSIRI


PERBANDINGAN SIFAT INDRAWI REMPAH
KERING DAN REMPAH BASAH

DOSEN PENGAMPU : Ade Yulia, S. TP .,M. Sc


Lisani, S. TP ., MP
ASISTEN DOSEN : Yoda Damanik

DISUSUN OLEH :
Niken Giovanny (J1A216063)
R-001

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rempah merupakan bahan hasil pertanian yang digunakan sebagai sumber
cita rasa dan aroma. Rempah-rempah ini mengandung oleoresin sehingga cita
rasa dan aromanya tajam serta spesifik. Sejak jaman dulu, nenek moyang kita
bangsa indonesia telah menggunakan rempah-rempah dalam berbagai hal,
baik untuk masakan maupun untuk hal-hal lainnya. Hingga sekarang pun
orang-orang indonesia masih menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor ini karena rempah-rempah banyak tumbuh di indonesi. Letak geografis
indonesia cocok untuk pertumbuhan tanaman-tanaman ini. Hasil olahan
rempah-rempah dapat dimanfaatkan dalam industri parfum, farmasi, flavor,
pewarna (Haryati, 2015).
Beberapa jenis rempah diketahui memiliki aktivitas antimikroba cukup
kuat terutama untuk bumbu masakan. Selain itu, rempah-rempah berfungsi
untuk memperkuat dan memperkaya cita rasa yang diberikan rempah-rempah
dapat berupa bau harum dan sedap atau rasa tajam yang menyenangkan, yang
dapat memberikan karakteristik pada bahan pagan tersebut (Rahayu, 2000).

1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat indrawi
rempah kering dan rempah basah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rempah
Rempah adalah tanaman atau bagian tanaman yang bersifat aromatik dan
digunakan dalam makanan dengan fungsi utama sebagai pemberi cita rasa.
Penggunaan rempah-rempah dalam seni kuliner telah diketahui secara luas (Duke
et al., 2002).
Rempah-rempah adalah bagian tanaman yang berasal dari bagian batang,
daun, kulit kayu, umbi, rimpang (rhizome), akar, biji, bunga atau bagian-bagian
tubuh tumbuhan lainnya. Bagian-bagian tubuh tanaman tersebut mengandung
senyawa fitokimia yang dihasilkan tanaman sebagai bagian dari proses
metabolism tanaman. Contoh dari rempah-rempah yang merupakan biji dari
tanaman antara lain adalah biji adas, jinten dan ketumbar. Rempah-rempah
berbahan baku rimpang, antara lain diperoleh dari tanaman jahe, kunyit, lengkuas,
temulawak, dan kapulaga. Daun adalah bagian tanaman yang sering dimanfaatkan
sebagai rempah-rempah, terutama sebagai penguat cita rasa dan aroma makanan.
Daun-daun yang sering dipakai antara lain adalah daun jeruk, daun salam, seledri,
dan daun pandan (De Guzman dan Siemonsma, 1999).

2.2. Jenis-Jenis Rempah


2.2.1. Cengkeh
Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau
Eugeniaaromaticu. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga
tanaman Myrtaceae pada ordo Myrtales. Tanaman cengkeh merupakan tanaman
tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 10-20 meter, batangnya
berkayu keras dan cabang-cabangnya cukup banyak. Cengkeh digunakan sebagai
bahan campuran rokok kretek, dan juga penyedap masakan. Aroma cengkeh yang
khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang merupakan senyawa utama (72-90%)
penyusun minyak atsiri cengkeh. Eugenol memiliki sifat antiseptik dan
anestetikatau bius (Atjung,2005).
2.2.2. Pala
Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah rempah-rempah penting yang
banyak dibudidayakan di kebun dan tumbuh di pekarangan rumah masyarakat
perdesaan di Indonesia. Pala diduga tanaman asli Indonesia, khususnya dari
wilayah kepulauan di Indonesia timur. Pulau Banda dan Maluku sering disebut
sebagai asal dari tanaman pala (Hakim, 2015).
Biji Pala mengandung 30-55% minyak dan 45-50% bahan padat, meliputi
antara lain selulosa. Terdapat dua jenis minyak, pertama adalah minyak esensial,
atau sering disebut minyak volatil (volatile oil) yang berkisar antara 5-15% dari
biji. Kedua adalah minyak tidak berwarna atau kuning pucat dengan rasa dan bau
khas pala (nutmeg butter) yang mempunyai proporsi antara 24-40% dari biji
(Hakim, 2015).

2.2.3. Ketumbar
Ketumbar mengandung komponen aktif yaitu vitamin, rasa, peptida,
mineral, asam lemak, polyunsaturated fatty acids, antioksidan, enzim dan sel
hidup (Cristian et al., 2013).
Ketumbar mempunyai aroma yang khas, aromanya disebabkan oleh
komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri. Ketumbar mempunyai
kandungan minyak atsiri berkisar antara 0,4-1,1%, minyak ketumbar termasuk
senyawa hidrokarbon beroksigen,komponen utama minyak ketumbar adalah
linalool yang jumlah sekitar 60-70% dengan komponen pendukung yang lainnya
adalah geraniol (1,6-2,6%), geranil asetat (2-3%) kamfor (2-4%) dan mengandung
senyawa golongan hidrokarbon berjumlah sekitar 20% (α-pinen, βpinen, dipenten,
p-simen, α-terpinen dan γ-terpinen, terpinolen dan fellandren) (Lawrence dan
Reynolds, 1988).

2.2.4. Lada
Lada, atau merica (Piper nigrum), adalah salah satu rempah penting yang
pernah menjadi faktor penarik masyarakat Eropa menjelajahi nusantara. Lada
adalah tanaman yang tumbuh subur di daerah tropik. Piper nigrum, atau lada
hitan, adalah tumbuhan memanjat, termasuk dalam famili Piperaceae (Hakim,
2015).
Kandungan kimia dari buah lada adalah minyak atsiri mengandung
felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida piperina dan
kavisina.Rasa pedas lada diakibatkan oleh adanya zat piperin, piperanin, dan
chavicin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan semacam alkaloid.
Chavicin banyak terdapat dalam daging biji lada (mesocarp) dan tidak akan hilang
walaupun biji yang masih berdaging dijemur hingga lebih pedas dibanding lada
putih. Aroma biji berasal dari minyak atsiri yang terdiri dari beberapa jenis
minyak terpen (terpentin) lada hitam dan lada putih dengan senyawa kimia kadar
air, zat protein, zat karbohidrat, minyak atsiri dan piperin (alkaloid). Piperin
termasuk golongan alkaloid yang merupakan senyawa amida basa lemah yang
dapat membentuk garam dan asam mineral kuat.Tumbuhan yang termasuk jenis
piper selain mengandung 5-9% piperin juga mengandung minyak atsiri berwarna
kuning berbau aromatis senyawa berasa pedas (kavisin), amilum, resin, dan
protein. Piperin berupa kristal berbentuk 8 jarum berwarna kuning, tidak berbau,
tidak berasa lama-lama pedas. Piperin bila dihidrolisis dengan KOH akan
menghasilkan kalium piperinat dan piperidin (Balittri, 2007).

2.2.5. Jintan
kandungan biji jintan hitam antara lain minyak atsiri, minyak lemak, dan
saponin melantin, zat pahit nigelin, nigelon, dan timokuinon. Minyak atsiri pada
umumnya bersifat anti-bakteri, antiperadangan dan dapat menghangatkan perut
(Achyad et. al. 2000).

2.2.6. Kayu Manis


Kayu manis (Cinnamon) mempunyai nilai ekonomi sehingga banyak
dibudidayakan di kebun-pekarangan rumah masyarakat di perdesaan. Daun dan
batang kayu manis bersifat aromatik. Batang tanaman kayu manis hidup mudah
dikenali karena mempunyai tekstur licin tidak bergaris. Warna batang coklat
hingga coklat kemerahan. Batang bergetah kuning muda atau keputihan. Batang
mengeluarkan bau yang sangat khas. Kayu manis mempunyai kekuatan
antioksidan tertinggi diantara semua bahan pangan sebagaimana ditunjukkan oleh
nilai ORAC (Oxygen radical absorbance capacity) yang mencapai 2.67.536 trolex
equivalents (TE). Komponen penting minyak esensial lainnya adalah ethyl
cinnamate, linalool, cinnamaldehyde, beta-caryophyllene, dan methyl chavicol.
Kayu manis adalah salah satu sumber terbaik dari anti oksidan flavonoid fenolik
seperti carotenes, zea-xanthin, lutein dan cryptoxanthin (Hakim, 2015).

2.2.7. Jahe
Bagian tanaman dari Jahe terutama dimanfaatkan secara luas adalah
rimpang. Rimpang jahe dimanfaatkan sebagai rempahrempah dan obat-obatan
sejak lama. Rhizome yang matang dan siap panen dicirikan dengan struktur
berserat dan kering. Jahe memberikan efek panas, dan dalam masakan
memberikan efek sedap. Rimpang jahe pada umumnya mengandung minyak atsiri
0.25-3.3%. Minyak atsiri ini menimbulkan aroma khas jahe dan terdiri atas
beberapa jenis minyak terpenting zingiberene, curcumene, philandren dan
sebagainya. Jahe juga mengandung ginggerols dan shogaols yang menimbulkan
rasa pedas. ginggerols dan shogaols banyak terdapat dalam oleoresin jahe.
Oleoresin jahe mengandung sekitar 33% ginggerols. Rimpang jahe mengandung
lemak sekitar 6-8%, protein 9%, karbohidrat 50% lebih, vitamin khususnya niacin
dan vitamin A beberapa jenis mineral dan asam amino. Ekstrak jahe mempunyai
daya antioksidan yang dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan minyak dan lemak
(Haryati, 2015).

2.2.8. lengkuas
Lengkuas berwarna merah atau putih dan ukurannya ada yang besar
ataupun kecil. rimpang lengkuas aromanya harum. Jika sudah terlalu tua
rimpangnya menjadi berserat.Lengkuas mengandung beberapa jenis minyak atsiri
diantaranya kamfer, galangi, galangol, eugenol, dan mungkin juga curcumin.
Minyak atsiri tersebut menghasilkan aroma khas. Rimpang lengkuas mengandung
minyak atsiri sekitar 0.15-1.5% (Haryati, 2015).
2.2.9. Kunyit
Kunyit, Kunir, Curcuma longa L. tercatat sebagai tanaman rempah dan
herbayang dimanfaatkan manusia sejak masa lampau. Kunyit dimanfaatkan dalam
senikuliner di India dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat.Kunir secara luas
juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami.Kandungan kurkumin dalam
kunyitmemberikan efek kuning. (De Guzman & Siemonsma, 1999).
Warna kuning orange daging rimpang kunyit adalah akibat adanya minyak
atsiri curcumin oil. Kadar minyak ini rata-rata 4-5%. Minyak curcumin
mengandung 60% “turmerone”. Salah satu komponen lain ialah minyak
zingiberene 25% yang keseluruhannya memberi bau yang khas, yaitu bau kunyit.
Rimpang kunyit mengandung 28% glukosa, 12% fruktosa, 8% protein, vitamin C
dan beberapa jenis mineral. Kandungan mineral kalium rata-rata cukup tinggi.
Sifat-sifat minyak curcumin ialah memrupakan bahan antioksidan dan antibakteri.
Serta warna yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami (Haryati,
2015).

2.2.10. Temulawak
Temulawak adalah salah satu tanaman rempah yang banyak ditemukan di
Indonesia. Di daerah jawa barat dikenal dengan sebutan koneng gede, sedangkan
di Madura dikenal dengan nama temolobak. Temulawak termasuk dalam family
zingiberaceae, genus curcuma dan spesies Curcuma xanthorhiza Roxb (Haryati,
2015).
Rimpang temulawak mengandng zat curcumin 1.4-4%. Disamping itu
rimpang temulawak juga mengandung beberapa jenis minyak atsiri misalnya
phellandreen, kamfer dan lain-lain. Kadar minyak atsiri rimpang temulawak
sekitar 7.3-29.5%. Minyak atsiri ini memberi aroma khas pada rimpang
temulawak. Rimpang temulawak mengadung karbohidrat sekitar 37.2-61%
(Haryati, 2015).
2.2.11. Sereh
Sereh mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia karena
mengandung minyak esensial, bahan aktif, mineral, vitamin dan anti oksidan
penting bagi tubuh. Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan
komponrn sitronelal 32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat
3-8%, sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, augenol, elemol, kadonon, kadinen,
vanilin, limonen, kamfen. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu
sitronelal, sitronelol, geraniol. Minyak serai memiliki aroma khas lemon, karena
roma tersebut adalah sebuah senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral
sebagai senyawa utama minyak (Hakim, 2015).

2.2.12. Daun Kemangi


Kemangi (Ocimum sanctum) adalah spesies basil yang paling terbesar di
seluruh dunia, baik dalam bentuk segar ataupun untuk produksi minyak esensial.
kemangi mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai parfum,
farmasi, dan industri makanan. Kandungan minyak atsiri kemangi meliputi methyl
chavicol, linalool, camphor, sitral, dan eugenol (Simon, 1992).
BAB III
METODELOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 04 Maret 2019 pada pukul
10:00- 12:00 WIB. Dilaksanakan di laboratorium pengolahan Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Jambi.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau sedangkan bahan
yang digunakan adalah berbagai jenis rempah kering dan basah (cengkeh, pala,
ketumbar, merica, jintan, kayu manis, jahe, lengkuas, kunyit, temulawak, sereh,
dan kemangi).

3.3. Prosedur Kerja


Yang pertama yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Setelah itu dilakukan pengamatan dengan memotong atau membelah bahan yang
akan diamati, dan diamati sifat inderawinya yaitu tekstur, warna, dan
aroma.Kemudian dicatat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 4.1.1. Hasil pengamatan sifat indrawi rempah kering dan rempah basah.
N NAMA REMPAH KERING REMPAH BASAH
O REMPAH TEKSTUR WARNA AROMA TEKSTUR WARNA AROMA
1 Pedas Khas
Cengkeh Keras Coklat
Cengkeh
2 Coklat Pedas, Hangat
Pala Keras
Keputihan Khas Pala
3 Coklat Khas
Ketumbar Keras
Muda Ketumbar
4 Putih Pedas Khas
Lada Keras
Kecoklatan Merica
5 Segar Khas
Jinten Keras Coklat Tua
Jinten
6 Kayu Pedas Khas
Keras Coklat
Manis Kayu Manis
7 Keras Kuning Pedas Khas
Jahe
Berair Pudar Jahe
8 Putih
Aroma Khas
Lengkuas Keras Kekunin
Lengkuas
gan
9 Agak Aroma Khas
Kunyit Oranye
Keras Kunyit
10 Kuning/ Aroma Khas
Temulawak Keras
Oranye Temulawak
11 Ungu,
Segar Khas
Sereh Keras Putih,
Serai
Hijau
12 Hijau Segar Khas
Kemangi Lunak
Muda Kemangi
4.2. Pembahasan
Pada praktikum teknologi rempah dan minyak atsiri ini dilakukan
pengamatan tentang sifat indrawi rempah kering dan rempah basah. Adapun yang
diamati adalah tekstur, warna, dan aroma dari masing-masing rempah yang
digunakan pada praktikum ini. Rempah- rempah yang digunakan adalah cengkeh,
pala, ketumbar, merica, jintan, kayu manis, jahe, lengkuas, kunyit, temulawak,
sereh, dan kemangi. Pada tabel 4.1.1 menjelaskan tentang ciri khas dari masing-
masing bumbu dan rempah, yang mana dilihat dari segi warna, aroma, dan
bentuknya.Pada tabel pengamatan rempah-rempah tersebut umumnya aroma dari
masing-masing bumbu memiliki khasnya masing masing, dan juga dapat kita
bedakan jenis-jenis rempah antara satu dengan lainnya.Karena dari masing-
masing rempah memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

4.2.1. Cengkeh
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Cengkeh merupakan rempah
kering yang memliki tekstur keras, bewarna coklat dan memiliki aroma pedas
khas cengkeh. Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang
merupakan senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri cengkeh.

4.2.2. Pala
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Pala merupakan rempah
kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna coklat keputihan, dan memiliki
aroma pedas, hangat khas Pala. Senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu
minyak atsiri yang tersusun atas terpen, terpen alkohol, dan fenolik eter. Yang
memiliki sifat anti bakteri, antiseptik, dan aroma atau parfum.

4.2.3. Ketumbar
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Ketumbar merupakan rempah
kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna coklat muda, dan memiliki
aroma khas ketumbar. Aromanya disebabkan oleh komponen kimia yang terdapat
dalam minyak atsiri. Ketumbar mempunyai kandungan minyak atsiri berkisar
antara 0,4-1,1%, minyak ketumbar termasuk senyawa hidrokarbon
beroksigen,komponen utama minyak ketumbar adalah linalool yang jumlah
sekitar 60-70% dengan komponen pendukung yang lainnya.

4.2.4. Lada
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Lada merupakan rempah
kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna putih kecoklatan, dan memiliki
aroma pedas khas Lada. Rasa pedas lada diakibatkan oleh adanya zat piperin,
piperanin, dan chavicin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan
semacam alkaloid. Chavicin banyak terdapat dalam daging biji lada (mesocarp)
dan tidak akan hilang walaupun biji yang masih berdaging dijemur hingga lebih
pedas dibanding lada putih. Aroma biji berasal dari minyak atsiri yang terdiri dari
beberapa jenis minyak terpen (terpentin) lada hitam dan lada putih dengan
senyawa kimia kadar air, zat protein, zat karbohidrat, minyak atsiri dan piperin
(alkaloid).

4.2.5. Jintan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Jintan merupakan rempah
kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna coklat tua, dan memiliki aroma
segar khas Jintan. Senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu minyak atsiri yang
tersusun atas luteolin, apigenin, minyak lemak, hans, dan zat samak.

4.2.6. Kayu Manis


Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan kayu manis merupakan
rempah kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna coklat, dan memiliki
aroma pedas khas kayu manis. Komponen penting minyak esensial dalam kayu
manis adalah ethyl cinnamate, linalool, cinnamaldehyde, beta-caryophyllene, dan
methyl chavicol.

4.2.7. Jahe
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Jahe merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur keras berair dan berwarna kuning pudar, dan
memiliki aroma pedas khas jahe. Kandungan minyak atsiri menimbulkan aroma
khas jahe dan terdiri atas beberapa jenis minyak terpenting zingiberene,
curcumene, philandren dan sebagainya. Jahe juga mengandung ginggerols dan
shogaols yang menimbulkan rasa pedas. ginggerols dan shogaols banyak terdapat
dalam oleoresin jahe.

4.2.8. Lengkuas
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Lengkuas merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur keras dan berwarna putih kekuningan, dan memiliki
aroma khas lengkuas. Lengkuas mengandung beberapa jenis minyak atsiri
diantaranya kamfer, galangi, galangol, eugenol, dan mungkin juga curcumin.
Minyak atsiri tersebut menghasilkan aroma khas. Rimpang lengkuas mengandung
minyak atsiri sekitar 0.15-1.5%.

4.2.9. Kunyit
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan kunyit merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur agak keras dan berwarna oranye, dan memiliki aroma
khas kunyit. Warna kuning orange daging rimpang kunyit adalah akibat adanya
minyak atsiri curcumin oil. Kadar minyak ini rata-rata 4-5%. Minyak curcumin
mengandung 60% “turmerone”. Salah satu komponen lain ialah minyak
zingiberene 25% yang keseluruhannya memberi bau yang khas, yaitu bau kunyit.

4.2.10. Temulawak
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Lengkuas merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur keras dan berwarna kuningan/oranye, dan memiliki
aroma khas temulawak. Rimpang temulawak mengandng zat curcumin 1.4-4%.
Disamping itu rimpang temulawak juga mengandung beberapa jenis minyak atsiri
misalnya phellandreen, kamfer dan lain-lain. Kadar minyak atsiri rimpang
temulawak sekitar 7.3-29.5%. Minyak atsiri ini memberi aroma khas pada
rimpang temulawak.
4.2.11. Sereh
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Sereh merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur keras dan berwarna ungu, putih, hijau, dan memiliki
aroma segar khas sereh. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu
sitronelal, sitronelol, geraniol. Minyak serai memiliki aroma khas lemon, karena
roma tersebut adalah sebuah senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral
sebagai senyawa utama minyak.

4.2.12. Kemangi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Kemangi merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur lunak dan berwarna hijau muda, dan memiliki aroma
segar khas kemangi. kemangi mengandung minyak atsiri, kandungan minyak
atsiri kemangi meliputi methyl chavicol, linalool, camphor, sitral, dan eugenol
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara
rempah segar dan rempah kering memiliki tekstur, warna, dan aroma yang khas
dari masing-masing jenis rempah itu sendiri. Dan dari masing-masing rempah
jika dilihat dengan sekilas mata memiliki bentuk yang sama, namun jika
diperhatikan labih lanjut dan mencium aroma masing-masing rempah kita
menemukan banyak perbedaan pada kedua rempah-rempah tersebut. Perbedaan
itu dapat kita ambil dari aroma, dan teksturnya, maupun ukurannya.Selain itu
rempah basah dan rempah kering juga mengandung minyak atsiri yang
didalamnya memiliki aroma, dan rasa serta zat yang dapat di gunakan sebagai
bahan obat-obatan. Sehingga rempah-rempah ini juga sangat baik di gunakan
sebagai bahan tambahan untuk masakan, bahan kosemetik, dan bahan farmasi atau
obat-obatan.

5.2. Saran
Saat melakukan praktikum sebaiknya para praktikan lebih teliti dalam
mengamati dan berhati-hati pada saat pemotongan rempah sehingga tidak
membahayakan diri sendiri.
Daftar Pustaka

Achyad DE, Rasyidah R. 2000. Jintan hitam (Nigella sativa L.) [Terhubung
Berkala]. www.asiamaya.com. [22 Maret 2019].

Atjung. 1985.Tanaman Obat dan Minuman Segar. Penerbit CV Yasaguna. Jakarta

Balittri. 2007. Teknologi Unggulan Tanaman Lada.


http://balittri.litbang.deptan.go.id/ diakses 12 Maret 2019 pukul 19:52
WIB.

Cristian D, et al., 2013, Encapsulation of Coriander essential oil in alginate and


alginate/chitosan microspheres by emulsification of external gelation
method, Inside food symposium, 1, pp.9-12.

De Guzman CC and J.S Siemonsma. 1999. PROSEA-Plant Resources of South-


East Asia No. 13. Spices. Backhuys Publisher, The Leiden.

Duke JA., M. Jo Bogenschutz-Godwin, J. Du Cellier and PAK Duke. 2002.


Handbook of Medial Spices. CRC Press.

Hakim, Luchman.2015. Rempah Dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah


Masyarakat: Keragaman, Sumber Fitofarmaka Dan Wisata Kesehatan-
Kebugaran. Diandra Creative. Yogyakarta.

Haryati.2015. Rempah-Rempah dan Bahan Penyegar. Fakultas Pendidikan


Teknologi Agroindustri, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Lawrence BM dan RJ Reynolds, 1988, Progress in essential oils Perfumer


Flavorist, An Allured Publication, 13(3), pp. 49-50.
Rahayu, P. Winiati. 2000. Aktivitas Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional
Hasil Olahan Industri Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak. Vol 11(2).
Buletin Teknologi dan Industri Pangan.

Simon, J.E. 1992. Basil: promising new essential oil crop. New Crops News
12(1): 458-462
Lampiran

Gambar 1. Cengkeh Gambar 2. Pala Gambar 3. Ketumbar

Gambar 4. Lada Gambar 5. Jintan Gambar 6. Kayu Manis

Gambar 7. Jahe Gambar 8. Lengkuas


Gambar 9. Kunyit
Gambar 10. Temulawak Gambar 11. Sereh Gambar 12. Kemangi

Anda mungkin juga menyukai