DISUSUN OLEH :
Niken Giovanny (J1A216063)
R-001
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat indrawi
rempah kering dan rempah basah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rempah
Rempah adalah tanaman atau bagian tanaman yang bersifat aromatik dan
digunakan dalam makanan dengan fungsi utama sebagai pemberi cita rasa.
Penggunaan rempah-rempah dalam seni kuliner telah diketahui secara luas (Duke
et al., 2002).
Rempah-rempah adalah bagian tanaman yang berasal dari bagian batang,
daun, kulit kayu, umbi, rimpang (rhizome), akar, biji, bunga atau bagian-bagian
tubuh tumbuhan lainnya. Bagian-bagian tubuh tanaman tersebut mengandung
senyawa fitokimia yang dihasilkan tanaman sebagai bagian dari proses
metabolism tanaman. Contoh dari rempah-rempah yang merupakan biji dari
tanaman antara lain adalah biji adas, jinten dan ketumbar. Rempah-rempah
berbahan baku rimpang, antara lain diperoleh dari tanaman jahe, kunyit, lengkuas,
temulawak, dan kapulaga. Daun adalah bagian tanaman yang sering dimanfaatkan
sebagai rempah-rempah, terutama sebagai penguat cita rasa dan aroma makanan.
Daun-daun yang sering dipakai antara lain adalah daun jeruk, daun salam, seledri,
dan daun pandan (De Guzman dan Siemonsma, 1999).
2.2.3. Ketumbar
Ketumbar mengandung komponen aktif yaitu vitamin, rasa, peptida,
mineral, asam lemak, polyunsaturated fatty acids, antioksidan, enzim dan sel
hidup (Cristian et al., 2013).
Ketumbar mempunyai aroma yang khas, aromanya disebabkan oleh
komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri. Ketumbar mempunyai
kandungan minyak atsiri berkisar antara 0,4-1,1%, minyak ketumbar termasuk
senyawa hidrokarbon beroksigen,komponen utama minyak ketumbar adalah
linalool yang jumlah sekitar 60-70% dengan komponen pendukung yang lainnya
adalah geraniol (1,6-2,6%), geranil asetat (2-3%) kamfor (2-4%) dan mengandung
senyawa golongan hidrokarbon berjumlah sekitar 20% (α-pinen, βpinen, dipenten,
p-simen, α-terpinen dan γ-terpinen, terpinolen dan fellandren) (Lawrence dan
Reynolds, 1988).
2.2.4. Lada
Lada, atau merica (Piper nigrum), adalah salah satu rempah penting yang
pernah menjadi faktor penarik masyarakat Eropa menjelajahi nusantara. Lada
adalah tanaman yang tumbuh subur di daerah tropik. Piper nigrum, atau lada
hitan, adalah tumbuhan memanjat, termasuk dalam famili Piperaceae (Hakim,
2015).
Kandungan kimia dari buah lada adalah minyak atsiri mengandung
felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida piperina dan
kavisina.Rasa pedas lada diakibatkan oleh adanya zat piperin, piperanin, dan
chavicin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan semacam alkaloid.
Chavicin banyak terdapat dalam daging biji lada (mesocarp) dan tidak akan hilang
walaupun biji yang masih berdaging dijemur hingga lebih pedas dibanding lada
putih. Aroma biji berasal dari minyak atsiri yang terdiri dari beberapa jenis
minyak terpen (terpentin) lada hitam dan lada putih dengan senyawa kimia kadar
air, zat protein, zat karbohidrat, minyak atsiri dan piperin (alkaloid). Piperin
termasuk golongan alkaloid yang merupakan senyawa amida basa lemah yang
dapat membentuk garam dan asam mineral kuat.Tumbuhan yang termasuk jenis
piper selain mengandung 5-9% piperin juga mengandung minyak atsiri berwarna
kuning berbau aromatis senyawa berasa pedas (kavisin), amilum, resin, dan
protein. Piperin berupa kristal berbentuk 8 jarum berwarna kuning, tidak berbau,
tidak berasa lama-lama pedas. Piperin bila dihidrolisis dengan KOH akan
menghasilkan kalium piperinat dan piperidin (Balittri, 2007).
2.2.5. Jintan
kandungan biji jintan hitam antara lain minyak atsiri, minyak lemak, dan
saponin melantin, zat pahit nigelin, nigelon, dan timokuinon. Minyak atsiri pada
umumnya bersifat anti-bakteri, antiperadangan dan dapat menghangatkan perut
(Achyad et. al. 2000).
2.2.7. Jahe
Bagian tanaman dari Jahe terutama dimanfaatkan secara luas adalah
rimpang. Rimpang jahe dimanfaatkan sebagai rempahrempah dan obat-obatan
sejak lama. Rhizome yang matang dan siap panen dicirikan dengan struktur
berserat dan kering. Jahe memberikan efek panas, dan dalam masakan
memberikan efek sedap. Rimpang jahe pada umumnya mengandung minyak atsiri
0.25-3.3%. Minyak atsiri ini menimbulkan aroma khas jahe dan terdiri atas
beberapa jenis minyak terpenting zingiberene, curcumene, philandren dan
sebagainya. Jahe juga mengandung ginggerols dan shogaols yang menimbulkan
rasa pedas. ginggerols dan shogaols banyak terdapat dalam oleoresin jahe.
Oleoresin jahe mengandung sekitar 33% ginggerols. Rimpang jahe mengandung
lemak sekitar 6-8%, protein 9%, karbohidrat 50% lebih, vitamin khususnya niacin
dan vitamin A beberapa jenis mineral dan asam amino. Ekstrak jahe mempunyai
daya antioksidan yang dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan minyak dan lemak
(Haryati, 2015).
2.2.8. lengkuas
Lengkuas berwarna merah atau putih dan ukurannya ada yang besar
ataupun kecil. rimpang lengkuas aromanya harum. Jika sudah terlalu tua
rimpangnya menjadi berserat.Lengkuas mengandung beberapa jenis minyak atsiri
diantaranya kamfer, galangi, galangol, eugenol, dan mungkin juga curcumin.
Minyak atsiri tersebut menghasilkan aroma khas. Rimpang lengkuas mengandung
minyak atsiri sekitar 0.15-1.5% (Haryati, 2015).
2.2.9. Kunyit
Kunyit, Kunir, Curcuma longa L. tercatat sebagai tanaman rempah dan
herbayang dimanfaatkan manusia sejak masa lampau. Kunyit dimanfaatkan dalam
senikuliner di India dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat.Kunir secara luas
juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami.Kandungan kurkumin dalam
kunyitmemberikan efek kuning. (De Guzman & Siemonsma, 1999).
Warna kuning orange daging rimpang kunyit adalah akibat adanya minyak
atsiri curcumin oil. Kadar minyak ini rata-rata 4-5%. Minyak curcumin
mengandung 60% “turmerone”. Salah satu komponen lain ialah minyak
zingiberene 25% yang keseluruhannya memberi bau yang khas, yaitu bau kunyit.
Rimpang kunyit mengandung 28% glukosa, 12% fruktosa, 8% protein, vitamin C
dan beberapa jenis mineral. Kandungan mineral kalium rata-rata cukup tinggi.
Sifat-sifat minyak curcumin ialah memrupakan bahan antioksidan dan antibakteri.
Serta warna yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami (Haryati,
2015).
2.2.10. Temulawak
Temulawak adalah salah satu tanaman rempah yang banyak ditemukan di
Indonesia. Di daerah jawa barat dikenal dengan sebutan koneng gede, sedangkan
di Madura dikenal dengan nama temolobak. Temulawak termasuk dalam family
zingiberaceae, genus curcuma dan spesies Curcuma xanthorhiza Roxb (Haryati,
2015).
Rimpang temulawak mengandng zat curcumin 1.4-4%. Disamping itu
rimpang temulawak juga mengandung beberapa jenis minyak atsiri misalnya
phellandreen, kamfer dan lain-lain. Kadar minyak atsiri rimpang temulawak
sekitar 7.3-29.5%. Minyak atsiri ini memberi aroma khas pada rimpang
temulawak. Rimpang temulawak mengadung karbohidrat sekitar 37.2-61%
(Haryati, 2015).
2.2.11. Sereh
Sereh mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia karena
mengandung minyak esensial, bahan aktif, mineral, vitamin dan anti oksidan
penting bagi tubuh. Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan
komponrn sitronelal 32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat
3-8%, sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, augenol, elemol, kadonon, kadinen,
vanilin, limonen, kamfen. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu
sitronelal, sitronelol, geraniol. Minyak serai memiliki aroma khas lemon, karena
roma tersebut adalah sebuah senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral
sebagai senyawa utama minyak (Hakim, 2015).
4.2.1. Cengkeh
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Cengkeh merupakan rempah
kering yang memliki tekstur keras, bewarna coklat dan memiliki aroma pedas
khas cengkeh. Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang
merupakan senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri cengkeh.
4.2.2. Pala
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Pala merupakan rempah
kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna coklat keputihan, dan memiliki
aroma pedas, hangat khas Pala. Senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu
minyak atsiri yang tersusun atas terpen, terpen alkohol, dan fenolik eter. Yang
memiliki sifat anti bakteri, antiseptik, dan aroma atau parfum.
4.2.3. Ketumbar
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Ketumbar merupakan rempah
kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna coklat muda, dan memiliki
aroma khas ketumbar. Aromanya disebabkan oleh komponen kimia yang terdapat
dalam minyak atsiri. Ketumbar mempunyai kandungan minyak atsiri berkisar
antara 0,4-1,1%, minyak ketumbar termasuk senyawa hidrokarbon
beroksigen,komponen utama minyak ketumbar adalah linalool yang jumlah
sekitar 60-70% dengan komponen pendukung yang lainnya.
4.2.4. Lada
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Lada merupakan rempah
kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna putih kecoklatan, dan memiliki
aroma pedas khas Lada. Rasa pedas lada diakibatkan oleh adanya zat piperin,
piperanin, dan chavicin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan
semacam alkaloid. Chavicin banyak terdapat dalam daging biji lada (mesocarp)
dan tidak akan hilang walaupun biji yang masih berdaging dijemur hingga lebih
pedas dibanding lada putih. Aroma biji berasal dari minyak atsiri yang terdiri dari
beberapa jenis minyak terpen (terpentin) lada hitam dan lada putih dengan
senyawa kimia kadar air, zat protein, zat karbohidrat, minyak atsiri dan piperin
(alkaloid).
4.2.5. Jintan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Jintan merupakan rempah
kering yang memiliki tekstur keras dan berwarna coklat tua, dan memiliki aroma
segar khas Jintan. Senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu minyak atsiri yang
tersusun atas luteolin, apigenin, minyak lemak, hans, dan zat samak.
4.2.7. Jahe
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Jahe merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur keras berair dan berwarna kuning pudar, dan
memiliki aroma pedas khas jahe. Kandungan minyak atsiri menimbulkan aroma
khas jahe dan terdiri atas beberapa jenis minyak terpenting zingiberene,
curcumene, philandren dan sebagainya. Jahe juga mengandung ginggerols dan
shogaols yang menimbulkan rasa pedas. ginggerols dan shogaols banyak terdapat
dalam oleoresin jahe.
4.2.8. Lengkuas
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Lengkuas merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur keras dan berwarna putih kekuningan, dan memiliki
aroma khas lengkuas. Lengkuas mengandung beberapa jenis minyak atsiri
diantaranya kamfer, galangi, galangol, eugenol, dan mungkin juga curcumin.
Minyak atsiri tersebut menghasilkan aroma khas. Rimpang lengkuas mengandung
minyak atsiri sekitar 0.15-1.5%.
4.2.9. Kunyit
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan kunyit merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur agak keras dan berwarna oranye, dan memiliki aroma
khas kunyit. Warna kuning orange daging rimpang kunyit adalah akibat adanya
minyak atsiri curcumin oil. Kadar minyak ini rata-rata 4-5%. Minyak curcumin
mengandung 60% “turmerone”. Salah satu komponen lain ialah minyak
zingiberene 25% yang keseluruhannya memberi bau yang khas, yaitu bau kunyit.
4.2.10. Temulawak
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Lengkuas merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur keras dan berwarna kuningan/oranye, dan memiliki
aroma khas temulawak. Rimpang temulawak mengandng zat curcumin 1.4-4%.
Disamping itu rimpang temulawak juga mengandung beberapa jenis minyak atsiri
misalnya phellandreen, kamfer dan lain-lain. Kadar minyak atsiri rimpang
temulawak sekitar 7.3-29.5%. Minyak atsiri ini memberi aroma khas pada
rimpang temulawak.
4.2.11. Sereh
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Sereh merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur keras dan berwarna ungu, putih, hijau, dan memiliki
aroma segar khas sereh. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu
sitronelal, sitronelol, geraniol. Minyak serai memiliki aroma khas lemon, karena
roma tersebut adalah sebuah senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral
sebagai senyawa utama minyak.
4.2.12. Kemangi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan Kemangi merupakan rempah
basah yang memiliki tekstur lunak dan berwarna hijau muda, dan memiliki aroma
segar khas kemangi. kemangi mengandung minyak atsiri, kandungan minyak
atsiri kemangi meliputi methyl chavicol, linalool, camphor, sitral, dan eugenol
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara
rempah segar dan rempah kering memiliki tekstur, warna, dan aroma yang khas
dari masing-masing jenis rempah itu sendiri. Dan dari masing-masing rempah
jika dilihat dengan sekilas mata memiliki bentuk yang sama, namun jika
diperhatikan labih lanjut dan mencium aroma masing-masing rempah kita
menemukan banyak perbedaan pada kedua rempah-rempah tersebut. Perbedaan
itu dapat kita ambil dari aroma, dan teksturnya, maupun ukurannya.Selain itu
rempah basah dan rempah kering juga mengandung minyak atsiri yang
didalamnya memiliki aroma, dan rasa serta zat yang dapat di gunakan sebagai
bahan obat-obatan. Sehingga rempah-rempah ini juga sangat baik di gunakan
sebagai bahan tambahan untuk masakan, bahan kosemetik, dan bahan farmasi atau
obat-obatan.
5.2. Saran
Saat melakukan praktikum sebaiknya para praktikan lebih teliti dalam
mengamati dan berhati-hati pada saat pemotongan rempah sehingga tidak
membahayakan diri sendiri.
Daftar Pustaka
Achyad DE, Rasyidah R. 2000. Jintan hitam (Nigella sativa L.) [Terhubung
Berkala]. www.asiamaya.com. [22 Maret 2019].
Simon, J.E. 1992. Basil: promising new essential oil crop. New Crops News
12(1): 458-462
Lampiran