Kejang Demam
Kejang Demam
Pengertian
Kejang demam adalah kejang yang disebabkan kenaikan suhu tubuh lebih dari 38,40°c tanpa adanya
infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut pada anak berusia di atas 1 bulan tanpa riwayat
Kejang demam adalah kejang yang timbul pada saat bayi atau anak mengalami demam akibat proses diluar
intrakranial tanpa infeksi sistem saraf pusat. Kejang perlu diwaspadai karena dapat terjadi berulang dan dapat
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (Ngastiyah, 1997:229).
Kejang adalah pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel syaraf cortex serebral yang ditandai dengan
2. Etiologi
Etiologi dari kejang demam masih tidak diketahui. Namun pada sebagian besar anak dipicu oleh
tingginya suhu tubuh bukan kecepatan peningkatan suhu tubuh. Biasanya suhu demam diatas 38,8°C dan
terjadi disaat suhu tubuh naik dan bukan pada saat setelah terjadinya kenaikan suhu tubuh (Dona Wong L,
2008).
3. Patofisiologi
Pada keadaan demam, kenaikan suhu sebanyak 1º C akan menyebabkan kenaikan kebutuhan metabolisme
basal 10-15% dan kebutuhan oksigen meningkat sebanyak 20%. Pada seorang anak yang berumur 3 tahun
sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%.
Pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan dari membran
sel neuron. Dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui membran
tadi, akibatnya terjadinya lepasan muatan listrik. Lepasan muatan listrik ini dapat meluas ke seluruh sel
maupun membran sel tetangganya dengan bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang.
10
11
4. Manifestasi Klinis
b. Penurunan kesadaran
d. Muntah
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
Elektroensefalografi (EEG)
6. Manajemen Medik
a. Terapi farmakologi
Pada saat terjadinya kejang, obat yang paling cepat diberikan untuk menghentikan kejang adalah
diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-
lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal sebanyak 20
mg.
b. Terapi non-farmakologi
3) Semua pakaian ketat yang mengganggu pernapasan harus dibuka misalnya ikat pinggang.
1. Pengkajian
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluhan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
d. Riwayat psikososial
f. Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
Perencanaan asuhan keperawatan pada anak dengan kejang demam sederhana adalah sebagai
berikut :
Diagnosa Perencanaan
NO
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Peningkatan suhu Tupan: 1. Pantau suhu 1. Suhu 38,9-41,1 0C
tubuh Setelah pasien (derajat menunjukkan proses
berhubungan dilakukan dan pola): penyakit infeksius
dengan proses tindakan perhatikan akut.
patologis keperawatan menggigil?diafore
selama 4 x 24 si.
suhu tubuh 2. Pantau suhu 2. Suhu ruangan,
normal. lingkungan, jumlah selimut harus
batasi/tambahkan dirubah untuk
TTV stabil linen tempat tidur mempertahankan
Suhu tubuh sesuai indikasi. suhu mendekati
dalam batas normal
normal
3. Berikan kompres 3. Dapat membantu
hangat: hindari mengurangi demam,
penggunaan penggunaan air
kompres alkohol. es/alkohol mungkin
menyebabkan
kedinginan
4. Berikan selimut 4. Digunakan untu
pendingin kengurangi demam
umumnya lebih besar
dari 39,5-40 0C pada
waktu terjadi
gangguan pada otak.
Kolaborasi:
5. Berikan antipiretik 5. Digunakan untuk
sesuai indikasi mengurangi demam
dengan aksi sentral
Kolaborasi :
4. Pelaksanaan
Menurut Iyer et al (1996) yang dikutip oleh Nursalam (2008).Implementasi adalah pelaksanaan dari
rencana intervensi untuk mencapai tujuan spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi
disusun dan ditujukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
5. Evaluasi
Fase terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
dengan melihat perkembangan masalah klien sehingga dapat diketahui tingkatan-tingkatan keberhasilan
intervensi. Evaluasi hasil perencanaan keperawatan dari masing-masing diagnosa keperawatan dapat dilihat