Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Terong Ungu (Solanum melongena L.) terhadap
Penghambatan Migrasi dan Ekspresi Protein p53 pada Sel Kanker Payudara
T47D

BIDANG KEGIATAN :
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh :
Rengganis Seppatria Ketua 155010033/2015

Sharfina Sukma Permatasari Haryono Anggota 1 155010016/2015

Kharista Khasanyzulaikhah Anggota 2 165010040/2016

UNIVERSITAS WAHID HASYIM


SEMARANG
2018

i
PENGESAHAN PKM ARTIKEL ILMIAH
1

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Terong Ungu (Solanum melongena L.) terhadap
Penghambatan Migrasi dan Ekspresi Protein p53 pada Sel Kanker Payudara
T47D

Rengganis Seppatria1), Sharfina Sukma Permatasari Haryono1), Kharista


Khasanyzulaikhah1), Ibrahim Arifin1)
1)
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jl. Menoreh Tengah X No. 22, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

ABSTRAK
Kanker adalah suatu penyakit akibat hilangnya pengendalian dan mekanisme
sel yang normal, sehingga sel akan tumbuh secara tidak teratur. Pengobatan kanker
payudara dengan agen kemoterapi masih menjadi pilihan utama, namun memiliki efek
samping kardiotoksik. Hal inilah yang mendasari dilakukannya pengembangan obat
anti kanker berbasis bahan alam, diantaranya dengan memanfaatkan limbah kulit
terong ungu (Solanum melongena L.) Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
potensi kulit terong ungu sebagai agen penghambatan migrasi dan ekspresi protein p53
terhadap sel kanker payudara T47D. Kulit terong ungu diekstraksi menggunakan
metode ultrasonik dengan pelarut etanol 70%; HCl 1%. MTT Assay dilakukan untuk
mengetahui potensi ekstrak etanol kulit terong ungu (EEKTU) dalam aktivitas
sitotoksik terhadap sel kanker T47D. Kemampuan menghambat migrasi digunakan
metode scratch wound healing assay. Sedangkan untuk mengetahui ekpresi protein p53
menggunakan metode imunositokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etanol kulit terong ungu mempunyai aktivitas sitotoksik dengan nilai IC50 301,150
µg/mL. Efek penghambatan migrasi dari EEKTU sebesar konsentrasi 150: 75; 37,5
µg/ml mampu menghambat kecepatan migrasi pada inkubasi jam ke- 18, 24 dan 42
dibandingkan dengan kontrol sel. Ekspresi protein p53 Hasil tersebut menunjukkan
peningkatan ekspresi protein p53 lebih dari 8 kali lipat setelah perlakuan EEKTU 300
µg/mL, peningkatan lebih dari 6 kali lipat setelah perlakuan EEKTU 150 µg/mL, dan
peningkatan lebih dari 3 kali lipat setelah perlakuan EEKTU 75 µg/mL dibandingkan
dengan kontrol sel tanpa perlakuan yang dicat dengan antibodi p53.
Kata kunci : Solanum melongena, T47D, MTT Assay, Scratch wound healing assay,
imunositokimia

ABSTRACT
Cancer is a disease due to loss of control and normal cell mechanism, cells will
grow irregularly. Up to now breast cancer treatment with chemotherapy agent
Doxorubicin is still the main choice, but it has Cardio toxic side effects. This underlies
the development of natural-based anti-cancer drugs, includes the use of purple
eggplant peel waste (Solanum melongena L.). This study aimed to develop the potential
of purple eggplant peel as an agent for inhibiting migration and p53 protein expression
to T47D breast cancer cells. Purple eggplant skin extracted using ultrasonic method
2

with 70% and 1% HCl. MTT Assay was done to determine the potential of purple
eggplant peel ethanol extract (EEKTU) in cytotoxic activity against T47D cancer cells.
The ability to inhibit migration using the scratch wound healing assay method.
Whereas to determine the expression of p53 protein using the immunocytochemical
method. The results showed that the ethanol extract of purple eggplant peel had
cytotoxic activity with value of IC50 300,150 µg / mL. The effect of the inhibition of
migration from EEKTU is the concentration of 150: 75; 37.5 µg / ml was able to inhibit
the speed of migration in incubation on 18th, 24th and 42nd hours compared to cell
control. Results on P53 protein expression showed the increase of p53 protein
expression by more than 8 times after EEKTU 300 µg/mL treatment, the increase more
than 6 times after EEKTU 150 µg/mL treatment, the increase more than 3 times after
EEKTU 75 µg/mL compared with untreated cell control painted with p53 antibodies.
Keywords: Solanum melongena, T47D cell, MTT Assay, Scratch wound healing
assay, immunocytochemical

PENDAHULUAN
Kanker merupakan penyebab terjadinya proses invasi (Arun et al.,
kematian terbanyak di dunia setelah 2002).
penyakit jantung; menurut American Kanker payudara dapat terjadi
Cancer Society (2015), 25% kematian di karena adanya perubahan ekspresi
Amerika disebabkan kanker. Pada tahun maupun fungsi dari suppressor tumor
2007 diperkirakan sekitar 1500 per hari seperti BRCA, p53 dan ER. Salah satu
warga Amerika meninggal karena kanker. perubahan ekspresi maupun fungsi yang
Jenis kanker yang paling banyak diderita banyak terjadi pada kanker payudara
perempuan adalah kanker payudara (26% adalah adanya mutasi pada p53. Pada sel
dari seluruh kasus kanker), dan 15% dari normal, p53 berperan dalam menginduksi
kasus tersebut berakhir dengan kematian terjadinya apoptosis dan siklus sel. Mutasi
(Jemal et al., 2007). pada p53 dapat menyebabkan hilangnya
Sel kanker dapat melakukan growth suppression serta mempengaruhi
proliferasi, migrasi yang memicu invasi. progresi siklus sel yang tidak terkontrol
Kemampuan sel untuk berkembang biak, yang mengarah ke kanker (Nurkhasanah
bermigrasi dan menyerang dianggap et al., 2017).
sebagai penentu penting dalam proses Penanganan kanker payudara
tumorigenesis. Sel-sel tumor mampu dapat menggunakan Mammogram,
mengikatkan dirinya pada matriks Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan
ekstrasel, menguraikan dan kemudian penggunaan agen kemoterapi (Bapsy et
menembus matriks tersebut untuk al., 2004). Sampai saat ini penggunaan
agen terapi memiliki efek samping yang
3

berbahaya seperti kardiotoksik dan melibatkan pengaturan regulasi p53 pada


hepatotoksik (Rašković, 2011). Oleh sel melanoma B16-F10 (Wang et al.,
karena itu, pengaruh bahan alam sebagai 2017). Peran dari p53 terkait dengan
obat kanker terus dilakukan. siklus sel dan induksi apoptosis(Bai et al.,
Salah satu bahan alam yang dapat 2006)
digunakan sebagai anti kanker adalah Senyawa flavonoid Antosianin
kulit terong ungu. Penelitian yang merupakan senyawa polar. Ekstraksi
dilakukan Sadilova (2006) senyawa Antosianin dari kulit terong ungu
mengemukakan bahwa kulit dari terong lebih efisien menggunakan pelarut
ungu mengandung flavonoid salah beralkohol yang diasamkan yaitu etanol
satunya Antosianin Delphinidin. 70% & HCl 1% (Todaro., 2009).
Antosianin Dephinidin pada kulit terong Penyarian yang dilakukan dengan metode
ungu terbukti sebagai antioksidan yang ultrasonik ternyata mampu memberikan
berpotensi sebagai anti kanker (Sabana, hasil randemen yang lebih tinggi
2013). Delphinidin dapat mengurangi dibandingkan dengan metode ekstraksi
translokasi membrane PKCα dan konvensional sehingga efisien (Rouhani
fosforilasi STAT3 oleh faktor et al., 2009).
pertumbuhan hepatosit, menghambat Berdasarkan latar belakang di atas,
translokasi nuklir NFκB / p65 dan dengan penulis meneliti pengaruh dari ekstrak
demikian menghambat invasi sel yang etanol kuli terong ungu (EEKTU) dalam
meliputi proses migrasi sel (Syed et al., pengembangan bahan alam sebagai anti
2008) kanker dengan mekanisme penghambatan
Senyawa antosianin dapat migrasi sel dan pengaruh EEKTU dalam
menginduksi apoptosis dengan ekspresi protein p53.

TUJUAN
Penelitian ini bertujuan mengkaji penghambatan migrasi EEKTU dan
aktivitas sitotoksik EEKTU terhadap sel ekspresi protein p53 pada sel kanker
kanker payudara T47D, mengetahui Payudara T47D.

METODE
Bahan Penelitian RPMI, reagen MTT, media kultur (MK),
Kulit terong ungu, etanol 70 DMSO, PBS, SDS 10%, akuades, loading
%, HCl 1%. Kultur sel ditumbuhkan buffer, prestained marker, sodium
dalam Dulbecco’s Modified Eagle Media dodecyl sulfate (SDS) running buffer yang
(DMEM) (Gibco), yang mengandung mengandung trisbase, glycine dan 0.1%
Fetal Bovine Serum (FBS) 10% (v/v) SDS, reaction buffer (40mM Tris-HCl pH
(Gibco). Tripsin EDTA 0.25% (Gibco) 8, 10mM CaCl2, 0,02% NaN3), primary
digunakan untuk membantu melepas sel. antibody monoclonal anti-p53(Dako),
3

antibodisekunder :biotinylated secondary Kabupaten Demak. Terong yang


antibody(Novocastra), blocking solution : digunakan masih segar dan tidak
H2O2 dan Metanol (Merck) (1:9), berpenyakit.
blocking serum(Dako), DAB 10 µL dalam Determinasi Tanaman
Buffer Substrat 1000µL, larutan Determinasi tanaman dilakukan di
MayeHaematoxylin (Novocastra) Laboratorium Ekologi dan Biosistematika
(Haryanti, 2017). Jurusan Biologi Fakultas MIPA
Alat Penelitian Universitas Diponegoro Semarang.
Neraca analitik, alat penyerbuk, Pembuatan Senyawa Uji
pengaduk, alumunium foil, oven listrik, Pembuatan Serbuk Kulit Terong Ungu
rotary evaporator, corong buchner, Kulit terong ungu dicuci bersih
vacuum, blender, moisture balance, dengan air mengalir, lalu dikeringkan
batang pengaduk, glassware, pisau kulit dalam oven dengan suhu maksimum
terong, alat ultrasonic, pipa kapiler, 600C. Simplisia yang sudah kering
chamber, lampu uv 254 nm dan 366 nm, dihaluskan dengan blender. Serbuk diukur
inkubator CO2 5% (Herasceus), ELISA kadar airnya menggunakan moisture
reader, 96-well plate, sentrifugator, 24- balance. Serbuk simplisia memiliki mutu
well plate, 6 well plate, TCD 3, laminar yang baik jika kadar air <10% (Depkes RI,
air flow hood, inverted microscope, 2000).
hemocytometer, cell counter, mikropipet, Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit
shaker, conical tube, blue tip, yellow tip, Terong Ungu .
vortex, mikroskop fluoresen, tabung Pembuatan ekstrak dengan metode
reaksi, kamera digital, lemari pendingin, ultrasonik, 30 g serbuk kulit terong ungu
tabung reaksi kecil atau eppendorf, Cover diekstraksi dengan menggunakan
slip(Nunc), Object glass (Haryanti, 2017). sonikator dengan perbandingan serbuk
Jalannya Penelitian dan 300 mL etanol 70% dan 3 mL HCL
Pengumpulan Bahan selama 1 jam dan didiamkan selama 24
Bahan uji yang digunakan adalah jam kemudian dipekatkan menggunakan
kulit terong ungu yang dipanen dari Desa rotary evaporator dengan suhu 40oC dan
Kembangan, Kecamatan Mranggen, kecepatan 60 rpm.
Uji Sitotoksik jumlah 104 sel/sumuran. Sel tersebut
Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Kulit diinkubasi selama 24 jam di dalam
Terong Ungu inkubator CO2 agar dapat beradaptasi
Uji sitotoksik dilakukan dengan sehingga siap untuk perlakuan. Larutan
MTT assay, melalui pengamatan uji dibuat stok dalam pelarut DMSO
viabilitas pada sel kanker payudara T47D. kemudian diencerkan menggunakan
Kultur sel yang telah konfluen dipanen media kultur sesuai seri konsentrasi yang
kemudian didistribusikan ke dalam ditentukan yaitu 1000; 500; 400; 300; 200;
sumuran 96-well microplate dengan 100; 80 µg/ml. Sel dicuci dengan PBS 1x
4

kemudian larutan uji dimasukkan ke ditambahkan setelah 4 jam inkubasi


dalam sumuran (triplo). Sel diinkubasi dengan MTT. Sel diinkubasi semalam
kembali selama 24 jam di dalam inkubator pada suhu kamar dan terlindung dari
CO2. Setelah inkubasi, larutan uji dibuang cahaya. Pada akhir inkubasi sel dibaca
dan ditambahkan pereaksi MTT sejumlah dengan ELISA reader pada panjang
100 μl/sumuran. Pereaksi stopper gelombang 595 nm (Zahroh, 2017).

Uji Scratch Wound Healing Assay


Scratch Wound Healing Assay yang telah ditentukan (500 µL/sumuran).
digunakan untuk mengetahui Media kultur yang digunakan
penghambatan migrasi sel T47D. mengandung 0.5 % FBS, kemudian
Sejumlah 7x104 sel T47D ditumbuhkan diinkubasi dalam inkubator CO2.
hingga konfluen pada 24-well plate. Dokumentasi scratch dilakukan pada jam
Selanjutnya dibuat scratch di tengah ke-0, 18, 24, dan 42 dengan perbesaran
koloni sel mengggunakan yellow tip. mikroskop dan kamera yang selalu sama.
Kultur sel dicuci dengan PBS 1x masing- Luasan area scratch dianalisa
masing 500 µL hingga bersih. Buang PBS menggunakan imageJ software dan
dari sumuran dengan pipet secara dihitung menggunakan Ms. Excel 2013
perlahan-lahan, kemudian diberi (Liang et al., 2007).
perlakuan tunggal dengan konsentrasi
Uji Imunositokimia
Sel T47D yang sudah konfluen menit pada suhu kamar, kemudian
dipanen dan dihitung dengan jumlah dibuang. Preparat diinkubasi dengan
kurang lebih 5x104 sel/sumuran kemudian prediluted blocking serum selama 10
sebanyak 200 µL dimasukkan ke cover menit pada suhu kamar, lalu dibuang.
slip dalam 6-well plate sampai 80% Selanjutnya ditetesi dengan Primer
konfluen. Sel diinubasikan dalam Antibodi Monoklonal anti p53 sebanyak
inkubator selama 30 menit supaya sel 100 µL dan diinkubasi 1 jam. Setelah itu,
menempel pada cover slip. Saat sel sudah dicuci sumuran dengan 300 µL PBS
menempel ditambahkan media kultur sebanyak 2 kali. Pada akhir inkubasi
RPMI sebanyak 800 µL dengan hati-hati preparat dicuci dengan PBS selama 5
dan diinkubasikan kembali dalam menit, kemudian diinkubasi dengan
inkubator CO2 bersuhu 37°C selama biotinylated universal secondary antibody
semalam. Cover slip yang memuat sel selama 10 menit dan dicuci PBS selama 5
diangkat, diletakkan di dalam 6 well plate. menit. Preparat diinkubasi dalam
Preparat difiksasi dengan methanol streptavidin-peroxidase complex reagen
dingin. Preparat dicuci dengan PBS, selama 10 menit dan dicuci PBS selama 5
kemudian ditetesi dengan hidrogen menit. Selanjutnya, 36 preparat diinkubasi
peroxidase blocking solution selama 10 dalam substrate solution DAB selama 10
5

menit lalu dicuci dengan akuades. kemudian ditetesi dengan mounting


Preparat direndam dalam Mayer media dan ditutup cover slip. Ekspresi
Haematoxylin selama 3 menit dan dicuci protein p53 diamati di bawah mikroskop
akuades, lalu dicelupkan dalam alkohol, cahaya perbesaran 100-400x (Haryanti,
dibersihkan, dicelupkan dalam xylol 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Determinasi bertujuan untuk Hasil yang didapatkan pada determinasi
mendapatkan identitas yang benar dari adalah sebagai berikut : Kingdom ;
tanaman yang digunakan dalam Plantae (tumbuhan) ; Subkingdom :
penelitian, sehingga dipastikan bahwa Tracheobionta (berpembuluh) ;
tanaman yang digunakan dalam penelitian Superdivisio : Spermatophyta
ini benar-benar terong ungu (Solanum (menghasilkan biji) ; Division :
melongena L.). Terong ungu yang Magnoliophyta (berbunga) ; Kelas :
digunakan dalam penelitian ini dipanen Dicotylodoneae ; Subkelas : - ; Ordo :
dari satu tempat yaitu perkebunan yang Solanes ; Family : Solanaceae ; Genus :
menanam terong ungu yang terletak di Solanum ; Species : Solanum melongena
Desa Kembangan, Kembangarum, Kec. L. (Terong Ungu).
Mranggen, Kab. Demak, Jawa Tengah.

Uji Sitotoksisitas Dengan Metode MTT


Assay
Hasil uji sitotoksik pada berbagai uji EEKTU terhadap viabilitas sel kanker
sel menunjukkan bahwa EEKTU payudara T47D dapat dilihat pada gambar
memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai 1.
IC50 sebesar 301,150 µg/ml. Efek senyawa
100
Viabilitas sel (%)

y = -35.82x + 138.79
80
R² = 0.9634
60
40
20
0
0 200 400 600
konsentrasi EEKTU (ug/mL)

Gambar 1. Efek konsentrasi ekstrak etanol kulit terong ungu terhadap


viabilitas sel kanker payudara T47D (dokumentasi pribadi)
6

Hasil Uji sitotoksisitas tinggi dosis yang diberikan maka semakin


memperlihatkan bahwa kenaikan kadar besar pula toksisitas EEKTU terhadap sel
EEKTU menyebabkan penurunan kanker payudara T47D. Hal ini ditandai
persentase viabilitas sel, atau dapat dengan semakin rendahnya % viabilitas
dikatakan bahwa pelakuan EEKTU sel. Tiap konsentrasi perlakuan ekstrak
terhadap sel kanker payudara T47D etanolik kulit terong ungu dilakukan
bersifat dose-dependent. Fenomena replikasi sebanyak 6 kali.
tersebut menunjukkan bahwa semakin

Uji Migrasi Sel dengan Metode Scratch


Wound Healing Assay
Salah satu metode in vitro untuk (proliferasi), sehingga apabila terjadi
mempelajari kemampuan sel untuk perpidahan sel dari pinggir menuju ke
bermigrasi adalah scratch wound healing tengah sumuran diharapkan sel benar -
assay. Setelah sel konfluen, media diganti benar melakukan migrasi, bukan
dengan FBS 0,5% untuk membuat sel proliferasi. Hasil uji migrasi sel dapat
berpuasa (tahap starvasi). Dengan adanya dilihat pada persentase penutupan setelah
tahap starvasi diharapkan sel kanker area digores yang diamati pada jam ke 0,
payudara akan kehilangan nutrisi dan 18, 24 dan 42. Sebagaimana terlihat pada
tenaga untuk melakukan pembelahan diri gambar 2.
0H 18 H 42 H

150

100

50

0
KS 1/2 IC50 1/4 IC50 1/8 IC50

Gambar 2. Hasil pengamatan migrasi sel T47D dalam % closure.

Pengamatan migrasi sel kanker dan jam ke 24, 42 adalah 50% dan 84%.
payudara T47D ditandai dengan % EEKTU ¼ IC50 diperoleh hasil setelah
closure, dimana semakin kecil % closure inkubasi ke 18, 24 dan 42 secara berurutan
maka semakin baik penghambatan sebesar 39%, 52% dan 95%. EEKTU 1/8
migrasi sel. Kontrol sel mengalami IC50 diperoleh hasil % closure pada jam ke
migrasi (% closure) jam ke 18, 24 dan 42 18 sebesar 41%, jam ke 24 adalah 67%
secara berturut-turut sebesar 70%, 77% dan jam ke 42 sebesar 89%. Hal ini
dan 100%. Perlakuan dengan EEKTU ½ menunjukkan bahwa EEKTU mampu
IC50 diperoleh hasil 30% pada jam ke 18, menghambat adanya migrasi sel kanker
7

T47D dimana hasil dari EEKTU memiliki


% closure yang lebih kecil daripada
kontrol sel.
Uji Ekspresi Protein p53 dengan memberikan warna coklat dengan
Metode Imunositokimia penambahan substrat kromogen DAB
Imunositokimia mempunyai (Nodus Biological, 2018).
prinsip pengikatan antigen dan antibodi Apabila sel mengekperesikan p53
spesifik yang dilabel sehingga akan maka akan terbentuk warna coklat pada
mengubah substrat kromogen DAB inti sel namun apabila sel tidak
(diaminobenzidin) menjadi berwarna mengekpresikan p53 maka akan berwarna
coklat (Nodus Biological, 2018). Antibodi biru atau ungu. Hasil dapat dilihat
primer akan berikatan dengan antibodi dibawah mikroskop cahaya perbesaran
sekunder dan menjadi kompleks dan akan 400x dan diambil gambar untuk dianalisis
mengikat protein p53 yang terdapat pada menggunakan software ImageJ. Hasil
sel kanker payudara T47D. Ketika ekspresi protein p53 dapat dilihat pada
mengekspresikan p53 maka akan gambar 3.

(A) (B) (C)

(D) (E)
Gambar 3. Hasil ekspresi protein p53 setelah perlakuan EEKTU.
Diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 x.
(A) Kontrol sel tanpa perlakuan sampel tanpa pengecatan. (B) Kontrol sel
tanpa perlakuan sampel dengan penegcatan. (C) Perlakuan sampel
konsentrasi 300 µg/mL. (D) Perlakuan sampel konsentrasi 150 µg/mL. (E)
Perlakuan sampel konsentrasi 75 µg/mL.

Analisis data dilakukan dengan ekspresi protein p53 dengan menghitung


menggunakan software ImageJ secara jumlah pixel threshold (area) serta
semi kuantitatif untuk menghitung persentasepixel threshold (% area) per
8

satu lapang pandang (Arianingrum et al., protein p53 pada perlakuan sampel
2016). Hasil yang didapatkan melalui EEKTU dengan konsentrasi IC50 (300
image quantification dari rerata lima µg/mL) ; ½ IC (150 µg/mL) dan ¼ IC50 (75
lapang pandang, menunjukkan bahwa µg/mL) berturut-turut yaitu 6,06% ± 1,18
ekspresi protein p53 pada kontrol sel ; 4,26% ± 1,14 dan 2,67% ± 0,96. Hasil ini
tanpa perlakuan sebesar 0,69% ± 0,22 dari dapat dilihat pada gambar 4.
area lapang pandang, sedangkan ekspresi
8.00

Axis Title 6.00


4.00
2.00
0.00
Kontrol sel 75 µg/mL 150 µg/mL 300 µg/mL
Konsentrasi EEKTU

Gambar 4. Hasil analisis ekpresi protein p53 setelah perlakuan EEKTU.


Kontrol sel tanpa perlakuan dengan pengecatan antibody p53 dan perlakuan sampel
dengan konsentrasi IC50 (300 µg/mL) ; ½ IC (150 µg/mL) dan ¼ IC50 (75 µg/mL)
dianalisis secara semikuantitatif menggunakan software ImageJ.

KESIMPULAN
Ekstrak etanol kulit terong ungu T47D lebih baik dibanding kontrol sel. Uji
memiliki sitotoksisitas pada sel T47D ekspresi protein p53 membuktikan bahwa
yang ditandai dengan IC50 301.150 EEKTU mempengaruhi peningkatan
µg/mL. Uji migrasi sel membuktikan ekspresi protein p53 pada sel kanker
bahwa EEKTU memiliki penghambatan payudara T47D.
migrasi terhadap sel kanker payudara
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis ingin menyampaikan Drs. H. Ibrahim Arfin, M.Sc., Apt. yang
terimakasih kepada Allah S.W.T, telah membimbing kami dan kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi semua pihak yang tidak dapat penulis
Departemen Pendidikan Nasional yang sebutkan satu persatu.
telah membiayai penelitian ini. Bapak

DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2015. Global Arun B, Hortobagyi GN. 2002. Progress
Cancer Facts & Figures 3rd in Breast Cancer
Edition. Atlanta: American Chemoprevention. Endocrine-
Cancer Society. related Cancer. 9: 15-32.
9

Bai L, Zhu W. 2006. p53: Structure, Nodus Biological, 2018,


Function and Therapeutic Immunocytochemistry (ICC) Handbook,
Applications. Journal of Cancer Biotechne.
Molecules. 2(4): 141-153 Nurkhasanah, Sulistyani N, Mahdi L.
Bapsy PP, Sahoo TP. 2004. Recent 2017. Fraksi Kloroform Ekstrak
Advances in the Management of Etanol Daun Tapak Liman
Metastatic Breast Cancer. Indian (Elephantopus scaber Linn.)
Journal Of Medical & Paediatric Meningkatkan Ekspresi p53 pada
Oncology. 25 (2): 19-27. Sel Kanker Payudara T47D.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Pharmaciana. Vol.7, No.2, Hlm
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. 141-146.
Departemen Kesehatan Republik Rašković A, Stilinović N, Kolarović J,
Indonesia. Jakarta. 11. Vasović V, Vukmirović S, Mikov
M. 2011. The Protective Effects of
Haryanti S . 2008. Efek Ekstrak Etanolik
Silymarin against Doxorubicin-
Hedyotis corymbosa L. terhadap
Induced Cardiotoxicity and
Aktivitas Sitotoksik Doxorubicin
Hepatotoxicity in Rats. Molecules.
pada Sel MCF-7. Tesis.
8601-8613.
Universitas Gadjah Mada
Rouhani S, Alizadeh N, Salimi S, Haji-
Yogyakarta.
Ghasemi T. 2009. Ultrasonic
Haryanti S. 2017. Potensi Antikanker
Assisted Extraction of Natural
Kombinasi Ekstrak Tanaman
Pigments from Rhizomes of
dengan Doxorubicin Melalui
Curcuma Longa L. Journal of
Penghambatan Proliferasi dan
Progress in Color, Colorants and
Metastasis pada Sel Kanker
Coatings. 2, 103-113.
Payudara Secara In Vitro.
Sabana MM, Salama MM, Ezzat SM,
Disertasi. Universitas Gadjah
Ismail LR. 2013. In Vitro and In
Mada Yogyakarta.
Vivo Anticancer Activity of the
Jemal A, Siegel R, Ward E, Murray T,
Fruit Peels of Solanum melongna
Jiaquan-Xu, Michael JT. 2007.
L. againt Hepatocellular
Cancer Statistic 2007. CA Cancer
Carcinoma. Journal Carcinogene
J Clin. 57: 43-66.
Mutagene. 4:3.
Liang C-C, Park AY, Guan J-L. 2007. In
Sadilova E, Stintzing FC, Carle R. 2006.
vitro scratch assay: a convenient
Anthocyanins, Colour and
and inexpensive method for
Antioxidant Properties of
analysis of cell migration in vitro.
Eggplant (Solanum melongena L.)
Nature Protocols, 2: 329–333.
and Violet Pepper (Capsicum
annuum L.) Peel Extracts. Verlag
10

der Zeitschrift fur Natuforschung. Wang E, Yanjun L, Caina X, Jingbo L.


527-535. 2017. Antiproliferative and
Syed DN, Afaq F, Sarfaraz S, Khan N, Proapoptotic Activities of
Kedlaya R, Setaluri V. 2008. Anthocyanin and Anthocyanidin
Delphinidin inhibits cell Extracts From Blueberry Fruits on
proliferation and invasion via B16-F10 Melanoma Cells. Food
modulation of Met receptor & Nutrition Research.. Vol.61.
phosphorylation. Toxicol Appl Zahroh F. 2017. Uji Aktivitas Sitotoksik
Pharmacol. 231: 52–60. dan Ekspresi Protein BCL-2
Todaro A, Cimino F, Rapisarda P, Ekstrak Etanolik Daun Selasih
Catalano AE, Barbagallo RN, (Ocimum basilicum L.) pada Sel
Spagna G. 2009. Recovery of Kanker Payudara MCF7. Skripsi.
Anthocyanins from eggplant peel. Universitas Wahid Hasyim
Food Chemistry. 434-439. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai