Pai G
Pai G
Agama Islam memiliki tatanan hukum yang secara substansi meliputi dua bidang,
yaitu bidang ibadah dan muamalah. Pengaturan hukum yang bertalian dengan ibadah bersifat
rinci, sedangkan pengaturan mengenai muamalah, atau mengenai segala aspek kehidupan
masyarakat bersifat global dan hanya prinsip-prinsip pokok saja yang ditetapkan. Dalam
proses perubahan dan pembaruan hukum Islam perlu diperhatikan pernyataan ‘Abd al-
Wahhab Khallaf dan Muhammad ‘Ali al-Sayis, bahwa hukum Islam dilihat dari dalil yang
menunjukkannya dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian:
1. Hukum tentang sesuatu yang bersumber dari nash yang sharih dan qath’i, terhadap
objeknya (unsur materil) yang tidak memberi peluang kepada akal untuk menemukan
hukumnya, selain hukum yang ditegaskan nash tersebutm atau mengandung ‘illat
qashirah, terbatas pada hukum asal sehingga tidak boleh dilakukan ijtihad tetapi harus
mengikuti ketentuan nash.
2. Hukum Islam tentang sesuatu yang ditunjukkan oleh dalil zhanni al-dalalah, terhadap
obyek hukum dan terdapat peluang bagi akal untuk berijtihad, maka dibolehkan
ijtihad untuk mencari sasaran yang tepat dan tidak boleh keluar dari koridor proses
ijtihad.
3. Hukum Islam tenatng sesuatu yang sudah menadi konsensus para ulama (ijma),
sehingga sedikit peluang untuk melakukan ijtihad, kecuali mengkaji proses terjadinya
konsensus tersebut.
4. Hukum Islam tentang sesuatu kejadian di tengah-tengah masyarakat, yang belum
ditunjukkan tegas oleh nash Alquran, sunah dan ijma, sehingga memberi peluang
besar bagi aktifitas ijtihad untuk mengkaji perubahan hukum selama dengan
perubahan sosial.
Inti yang hampir disepakati adalah bahwa hukum Islam pada hakikatnya untuk
menciptakan kemshlatan umat manusia, yang harus sesuai dengan tuntutan perubahan,
sehingga selalu diperlukan ijtihad yang baru. Salah satu faktor yang memungkinkan
terjadinya pembaruan hukum Islam adalah pengaruh kemajuan dan pluralism sosial
budaya dan politik dalam sebuah masyarakat dan negara. Pengaruh seperti ini juga akan
berlaku dalam pluralism sosial politik. Artinya, kondisi masyarakat yang ada akan
berpengaruh kepada pemikiran hukum Islam.