TINJAUAN PUSTAKA
…………………………… (1)
Dengan :
ρ = densitas fluida
m = massa fluida
V = volume fluida
Volume larutan dipengaruhi oleh komposisi dan temperatur. Sehingga
densitas larutan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh komposisi dan
temperatur. Volume larutan dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan
berikut.
….….…………. (2)
dengan :
Vsol = volume larutan
A V = volume molar komponen A
B V = volume molar komponen B
A n = jumlah mol komponen A
B n = jumlah mol komponen B
Hubungan antara volume molar dengan konsentrasi untuk tiap larutan
dapat dinyatakan dalam bentuk grafik. Untuk larutan ideal, kurva yang dihasilkan
berbentuk garis lurus. Lain halnya dengan larutan tidak ideal, kurva hubungan
volume molar dan konsentrasi tidak linier.
(
a) flat-blade turbine (b) marine propeller (c) helical screw
Gambar 1.8 Pola aliran fluida di dalam tangki berpengaduk(Geankoplis,1993)
Pada dasarnya terdapat 3 komponen yang hadir dalam tangki berpengaduk yaitu:
a. komponen radial pada arah tegak lurus terhadap tangkai pengaduk
b. komponen aksial pada arah sejajar (paralel) terhadap tangkai pengaduk
c. komponen tangensial atau rotasional pada arah melingkar mengikuti putaran
sekitar tangkai pengaduk.
Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan
komponen longitudinal pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak (vertical
shaft). Komponen radial dan longitudinal sangat berguna untuk penentuan pola
aliran yang diperlukan untuk aksi pencampuran (mixing action).
Pengadukan pada kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola aliran
melingkar di sekitar pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan vorteks.
Vorteks dapat terbentuk di sekitar pengaduk ataupun di pusat tangki yang tidak
menggunakan baffle. Fenomena ini tidak diinginkan dalam industri karena
beberapa alasan. Pertama kualitas pencampuran buruk meski fluida berputar
dalam tangki. Hal ini disebabkan oleh kecepatan sudut pengaduk dan fluida sama.
Kedua udara dapat masuk dengan mudahnya ke dalam fluida karena tinggi fluida
di pusat tangki jatuh hingga mencapai bagian atas pengaduk. Ketiga, adanya
vorteks akan mengakibatkan naiknya permukaan fluida pada tepi tangki secara
signifikan sehingga fluida tumpah. Upaya berikut ini dapat dilakukan untuk
menghindari vorteks, yaitu:
1.10 Laju dan Waktu Pencampuran (Rate & Time for Mixing)
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan
sehingga diperoleh keadaan yang serba sama untuk menghasilkan campuran atau
produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate
of mixing) adalah laju di mana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai
kondisi akhir [Coulson and Richardson, 1999].
Pada operasi pencampuran dengan tangki pengaduk, waktu pencampuran
ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
a. ada tidalnya baffle atau cruciform baffle
b. bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, padel)
c. ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d. laju putaran pengaduk
e. kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :
1. jarak terhadap dasar tangki
2. pola pemasangannya:
center, vertikal
off center, vertikal
miring (inciclined) dari atas- horisontal
f. jumlah daun pengaduk
g. jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk:
a. perbandingan kerapatan/ densitas cairan yang diaduk
b. perbandingan viskositas cairan yang diaduk
c. jumlah kedua cairan yang diaduk
d. jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Untuk selanjutnya faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat
dimanipulasi untuk mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik
pengadukan, terutama terhadap waktu pencampuran. Beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk menentukan waktu dan laju pencampuran, antara lain:
1. Menambahkan pewarna dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai keseragaman warna.
2. Menambahkan larutan garam dan mengukur konduktivitas elektrik saat
komposisi seragam.
3. Menambahkan asam atau basa serta mendeteksi perubahan warna
indikator ketika proses netralisasi sudah selesai.
4. Metoda distribusi waktu tinggal (residence time distribution) yang diukur
dengan memantau konsentrasi output.
5. Mengukur temperatur serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseragaman.
Waktu pencampuran ditentukan oleh beberapa variable proses dan operasi
yang ditunjukkan oleh hubungan berikut ini.
θm = f ( ρ, μ, N, D, g. dimensi geometri sistem)
dengan:
θm = waktu pencampuran
ρ = densitas fluida
μ = viskositas fluida
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan gravitasi
Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN2/g) diabaikan,
maka hubungan 2.5 dapat disederhanakan menjadi:
…………………………………. (3)
, ..……………………………….. (4)
Dimana:
DT = diameter tangki
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki
D = diameter pengaduk
H = tinggi cairan dalam tangki
J = lebar baffle
N = jumlah putaran pengaduk permenit
P = daya (power)
S = pitch dari pengaduk
W = lebar blade pengaduk
2. Kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik, yaitu terdapat kesamaan harga
perbandingan antara gaya yang bekerja di suatu kedudukan (gaya viskos
terhadap gaya gravitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dan sebagainya)
Dua sistem yang sama secara geometri dapat dikatakan sama secara dinamik
jika perbandingan gaya-gaya yang bekerja pada sistem sama. Sedangkan
kesamaan kinematik terjadi jika kecepatan pada titik bersesuaian memiliki
perbandingan yang sama.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan daya (power) P untuk pengadukan
adalah diameter pengaduk D, kekentalan cairan, kerapatan cairan, medan gravitasi
g, dan laju putar pengaduk N.
Maka secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
…………….……………………. (5)
………………………………….. (6)
……………………………….…. (7)
…………………………… (8)
…………………………… .(9)
Dengan:
ρ = densitas fluida
μ = viskositas fluida
D = diameter pengaduk
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis rejim aliran yaitu laminar, transisi dan
turbulen. Rejim aliran laminar terjadi pada bilangan Reynolds 10, sedangkan
turbulen terjadi pada bilangan Reynolds 104 [Broadkey, 1988].
2. Bilangan Fraude
Bilangan Fraude menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya
gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut:
……………………………………… (10)
Dengan:
Fr = bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan gravitasi
Bilangan Fraude bukan merupakan variable yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan unbaffled. Pada sistem ini bentuk
permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk
vorteks. Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya
inersia.
3. Bilangan Power
Bilangan Power menunjukkan perbandingan antara perbedaan tekanan yang
dihasilkan aliran dengan gaya inersianya. Perubahan tekanan akibat distribusi
pada permukaan pengaduk dapat diintegrasikan menghasilkan torsi total dan
kecepatan pengaduk.
Po= ……………………… (11)
dengan :
Po = bilangan Power
N = kecepatan putaran pengaduk
ρ = densitas fluida
Korelasi antara bilangan Power dengan Reynold serta Fraude ditunjukkan pada
persamaan-persamaan berikut:
Dengan:
Po = bilangan Power
Re = bilangan Reynold
Pr = bilangan Prandtl
a, b, c = konstanta eksperimental
Persamaan pertama dapat diubah menjadi:
………………………….. (14)
……. (15)
…….…………(16)
Dimana:
- u2 adalah kecepatan pada ujung daun
- n adalah jumlah daun impeller
- V’u2 dan V’r2 adalah kecepatan tangensial dan kecepatan radial zat cair yang
meninggalkan ujung daun impeller
- V’2 adalah kecepatan total cairan pada titik tersebut
Profil vektor kecepatan pada ujung daun impeller ditunjukkan pada Gambar 1.10.
Gambar 1.10 Profil Kecepatan pada Ujung Daun Impeller (Tatterson and Gary,
1991)
Ap diambil dari luas silinder yang terbentuk dari sapuan ujung daun impeller,
atau:
………… (17)
Dimana:
- Da adalah diameter impeller
- W adalah lebar daun impeller
Dari geometri terlihat bahwa:
..(18)
… (19)
….. (20)
Untuk impeller bergeometri sama W sebanding dengan Da, sehingga untuk nilai k
dan β’2 Berlaku:
…. (21)
Rasio antara kedua besaran tersebut disebut angka aliran (flow number) NQ yang
didefinisikan sebagai:
….. (22)
Untuk impeller turbin NQ adalah fungsi ukuran relatif impeller dan tangki.
Untuk bejana berpengaduk dan bersekat (untuk turbun rata berdaun 6 dengan
W/Da = 1/5), nilai NQ adalah 1.3. Untuk turbin berdaun rata, aliran total,
diperkirakan dari waktu sirkulasi ratarata cairan yang terlatut adalah:
……………… (23)
………… (24)
………………........ (25)
Kecepatan V’2 sedikit lebih kecil dari kecepatan ujung u2. Jika rasio V’2/u2
disimbolkan dengan α, maka V’2 = α.π.n.Da, dan kebutuhan daya adalah:
………. (26)
……………….. (27)
Dalam bentuk tanpa dimensi persamaan tersebut menjadi:
……………………… (28)
Ruas kiri persamaan tersebut dianamakan bilangan daya (power number) NP,
yang didefinisikan sebagai:
…………………………… (29)
Untuk menaksir daya yang diperlukan untuk memutar impeller pada kecepatan
tertentu, diperlukan korelasi empirik mengenai daya (bilangan daya). Bentuk
korelasi demikian didapatkan dari analisis dimensi, bila spesifikasi tangki, sekat,
dan impeller diketahui.Variabel-variabel yang dianalisis adalah dimensi penting
tangki, sekat, dan impeller, viskositas, densitas, dan kecepatan zat cair, serta
fenomena vorteks yang terjadi dipermukaan cairan. Sebagian zat cair akan
terangkat lebih tinggi dari permukaan ratarata zat cair, yaitu permukaan dalam
keadaan tidak teraduk, dan gaya angkat ini harus diatasi oleh gaya gravitasi.
Gugus-gugus tanpa dimensi yang berkorelasi dengan bilangan daya adalah
bilangan Reynolds, bilangan Froude, dan faktor bentuk, sehingga dapat
dirumuskan persamaan:
Berbagai faktor bentuk dalam persamaan tersebut ditentukan oleh jenis dan
susunan alat. Ukuran-ukuran penting untuk bejana dengan pengaduk turbin yang
umum disajikan pada Gambar 1.11.
……………….(32)
………... (33)
Untuk tangki dan impeller tertentu, atau untuk berbagai sistem yang
serupa secarageometri, waktu pencampuran diperkirakan akan berbanding
terbalikdengan kecepatan pengaduk. Grafik pada gambar 1.13 menyajikan hasil
untuk berbagai sistem yang dikorelasikan dalam n.tT terhadap NRE. Untuk turbin
dengan spesifikasi Da/Dt = 1/3 dan Dt/H =1, nilai n.tT untuk NRE > 103 adalah
36.
………………… (34)
Bilangan froude dalam persamaan tersebut menyiratkan adanya efek
vorteks, yang dapat terjadi pada bilangan reynolds yang rendah. Bilangan froude
dapat diabaikan pada tangki bersekat dengan aliran yang sangat turbulen (NRE
sangat tinggi).