Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Proses Pencampuran


Proses pencampuran dalam fasa cair dilandasi oleh mekanisme
perpindahan mementum di dalam aliran turbulen. Pada aliran turbulen,
pencampuran terjadi pada 3 skala yang berbeda, yaitu:
1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow)
yang disebut mekanisme konvektif.
2. pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk
dan tercampakkan di dalam medan aliran yang dikenal sebagai eddies,
sehingga mekanisme pencampuran ini disebut eddy diffusion
3. pencampuran karena gerak molekular yang merupakan mekanisme
pencampuran difusi.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling
menentukan adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran
dalam keadaan turbulen daripada pencampuran dalam medan aliran laminer.Sifat
fisik fluida yang berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan
viskositas.

1.2 Densitas Fluida


Densitas fluida merupakan hubungan antara massa fluida dan volume yang
ditempatinya. Hubungan ini ditunjukkan oleh persamaan di bawah ini:

…………………………… (1)

Dengan :
ρ = densitas fluida
m = massa fluida
V = volume fluida
Volume larutan dipengaruhi oleh komposisi dan temperatur. Sehingga
densitas larutan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh komposisi dan
temperatur. Volume larutan dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan
berikut.

….….…………. (2)

dengan :
Vsol = volume larutan
A V = volume molar komponen A
B V = volume molar komponen B
A n = jumlah mol komponen A
B n = jumlah mol komponen B
Hubungan antara volume molar dengan konsentrasi untuk tiap larutan
dapat dinyatakan dalam bentuk grafik. Untuk larutan ideal, kurva yang dihasilkan
berbentuk garis lurus. Lain halnya dengan larutan tidak ideal, kurva hubungan
volume molar dan konsentrasi tidak linier.

1.3 Viskositas Fluida


Viskositas fluida merupakan indeks kelembaman cairan terhadap
perubahan kecepatan. Viskositas larutan dipengaruhi oleh konsentrasi dan
temperatur. Hubungan antar konsentrasi dengan hubungan dapat digambarkan
dalam suatu grafik. Grafik tersebut spesifik untuk masing-masing larutan.

1.4 Tangki Berpengaduk


Pengadukan dan pencampuran merupakan operasi yang penting dalam
industry kimia. Pencampuran (mixing) merupakan proses yang dilakukan untuk
mengurangi ketidakseragaman suatu sistem seperti konsentrasi, viskositas,
temperatur dan lain-lain. Pencampuran dilakukan dengan mendistribusikan secara
acak dua fasa atau lebih yang mula-mula heterogen sehingga menjadi campuran
homogen. Peralatan proses pencampuran merupakan hal yang sangat penting,
tidak hanya menentukan derajat homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga
mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi. Penggunaan peralatan yang tidak
tepat dapat menyebabkan konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang
dihasilkan. Salah satu peralatan yang menunjang keberhasilan pencampuran ialah
pengaduk. Hal yang penting dari tangki pengaduk dalam penggunaannya antara
lain:
1. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silindris dan bagian bawahnya
cekung
2. Ukuran: yaitu diameter dan tinggi tangki
3. Kelengkapannya:
a. ada tidaknya baffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam
tangki
b. jacket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai
pengendali suhu
c. letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu
d. kelengkapan lainnya seperti tutup tangki, dan sebagainya.
Skema lengkap dari sebuah tangki berpengaduk sederhana ditunjukkan pada
Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Sketsa dan dimensi tangki pengaduk sederhana (Geankoplis,1993)

1.5 Jenis Pengaduk


Pengaduk dalam tangki memiliki fungsi sebagai pompa yang
menghasilkan laju volumetrik tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya.
Input daya dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil
aliran dan derajat turbulensi merupakan aspek penting yang mempengaruhi
kualitas pencampuran. Rancangan pengaduk sangat dipengaruhi oleh jenis aliran,
laminar atau turbulen. Aliran laminar biasanya membutuhkan pengaduk yang
ukurannya hampir sebesar tangki itu sendiri. Hal ini disebabkan karena aliran
laminar tidak memindahkan momentum sebaik aliran turbulen [Walas, 1988].
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi larena adanya gerak rotasi dari
pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan sistem fluida tersebut. Oleh
sebab itu, pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi
pencampuran fasa cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan
dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi keefektifan proses
pencampuran, serta daya yang diperlukan. Menurut aliran yang dihasilkan,
pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan
sumbu putaran
2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah
tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran
tangensial menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan
dapat dihilangkan dengan pemasangan baffle atau cruciform baffle.
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis
pengaduk di atas.
Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi 3 golongan:
1. Propeller
Kelompok ini biasa digunakan untuk kecepatan pengadukan tinggi dengan
arah aliran aksial. Pengaduk ini dapat digunakan untuk cairan yang memiliki
viskositas rendah dan tidak bergantung pada ukuran serta bentuk tangki.
Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar dan sensitif terhadap beban head.
Dalam perancangan propeller, luas sudu biasa dinyatakan dalam
perbandingan luas area yang terbentuk dengan luas daerah disk. Nilai nisbah
ini berada pada rentang 0.45 sampai dengan 0.55. Pengaduk propeler terutama
menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran meninggalkan pengaduk secara
kontinu melewati fluida ke satu arah tertentu sampai dibelokkan oleh dinding
atau dasar tangki.
2. Turbine
Istilah turbine ini diberikan bagi berbagai macam jenis pengaduk tanpa
memandang rancangan, arah discharge ataupun karakteristik aliran. Turbine
merupakan pengaduk dengan sudu tegak datar dan bersudut konstan.
Pengaduk jenis ini digunakan pada viskositas fluida rendah seperti halnya
pengaduk jenis propeller [Uhl & Gray, 1966]. Pengaduk turbin menimbulkan
aliran arah radial dan tengensial. Di sekitar turbin terjadi daerah turbulensi
yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar fluida.
Salah satu jenis pengaduk turbine adalah pitched blade. Pengaduk jenis ini
memiliki sudut sudu konstan. Aliran terjadi pada arah aksial, meski demikian
terdapat pule aliran pada arah radial. Aliran ini akan mendominasi jika sudu
berada dekat dengan dasar tangki.
3. Paddles
Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses
pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki minimum 2 sudu,
horizontal atau vertical, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada
aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk padel
menimbulkan aliran arah radial dan tangensial dan hamper tannpa gerak
vertikal sama sekali. Arus yang bergerak ke arah horisontal setelah mencapai
dinding akan dibelokkan ke atas atau ke bawah. Bila digunakan pada
kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi.
Gambar 1.2 Bentuk-bentuk pengaduk (Geankoplis,1993)

Disamping itu, masih ada bentuk-bentuk pengaduk lain yang biasanya


merupakan modifikasi dari ketiga bentuk di atas.

Gambar 1.3 Tipe-tipe pengaduk jenis turbin (Geankoplis,1993)

Gambar 1.4 Tipe-tipe pengaduk jenis propeller (Geankoplis,1993)

Gambar 1.5 Tipe-tipe pengaduk jenis padel (Geankoplis,1993)


Gambar 1.6 Pola aliran pada pengaduk jenis propeller (Geankoplis,1993)

1.6 Kecepatan Pengaduk


Kecepatan pengaduk yang umumnya digunakan pada operasi industri kimia
adalah sebagai berikut.
 Kecepatan tinggi, berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air.
 Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup
kental dan minyak pernis.
 Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur di mana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Untuk menjamin keamanan proses, pengaduk dengan kecepatan lebih tinggi
dari 400 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan dengan viskositas lebih
besar dari 200 cP, atau volume cairan lebih besar dari 2000 L. Pengaduk dengan
kecepatan lebih besar dari 1150 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan
dengan viskositas lebih besar dari 50 cP atau volume cairan lebih besar dari 500
L. Kecepatan pengaduk ditentukan oleh viskositas fluida dan ukuran geometri
sistem pengadukan.

1.7 Jumlah Pengaduk


Jumlah pengaduk yang digunakan ditentukan oleh viskositas fluida,
diameter pengaduk dan kedalaman fluida yang akan diaduk. Jumlah
pengadukyang umumnya digunakan adalah 1 atau 2 buah pengaduk. Panduan
dalam menentukan jumlah pengaduk yang akan digunakan diperlihatkan pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Kriteria penentuan jumlah pengaduk [Weber, 1963]
Satu Pengaduk Dua Pengaduk
Fluida dengan viskositas rendah Fluida dengan viskositas sedang dan
tinggi
Dapat menyapu dasar tangki Untuk tangki yang dalam
Kecepatan balik aliran tinggi Gaya gesek aliran lebih besar
Ketinggian permukaan cairan Dapat meminimalkan ukuran mounting
bervariasi nozzle

1.8 Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk


Pada tangki berpengaduk, pola aliran yang dihasilkan bergantung pada
beberapa faktor antara lain geometri tangki, sifat fisik fluida dan jenis pengaduk
itu sendiri. Pengaduk jenis turbine akan cenderung membentuk pola aliran radial
sedangkan propeller cenderung membentuk aliran aksial. Pengaduk jenis helical
screw dapat membentuk aliran aksial dari bawah tangki menuju ke atas
permukaan cairan. Pola aliran yang dihasilkan oleh tiap-tiap pengaduk tersebut
dapat dilihat pada Gambar Gambar 1.7.

(
a) flat-blade turbine (b) marine propeller (c) helical screw
Gambar 1.8 Pola aliran fluida di dalam tangki berpengaduk(Geankoplis,1993)

Pada dasarnya terdapat 3 komponen yang hadir dalam tangki berpengaduk yaitu:
a. komponen radial pada arah tegak lurus terhadap tangkai pengaduk
b. komponen aksial pada arah sejajar (paralel) terhadap tangkai pengaduk
c. komponen tangensial atau rotasional pada arah melingkar mengikuti putaran
sekitar tangkai pengaduk.
Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan
komponen longitudinal pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak (vertical
shaft). Komponen radial dan longitudinal sangat berguna untuk penentuan pola
aliran yang diperlukan untuk aksi pencampuran (mixing action).
Pengadukan pada kecepatan tinggi ada kalanya mengakibatkan pola aliran
melingkar di sekitar pengaduk. Gerakan melingkar tersebut dinamakan vorteks.
Vorteks dapat terbentuk di sekitar pengaduk ataupun di pusat tangki yang tidak
menggunakan baffle. Fenomena ini tidak diinginkan dalam industri karena
beberapa alasan. Pertama kualitas pencampuran buruk meski fluida berputar
dalam tangki. Hal ini disebabkan oleh kecepatan sudut pengaduk dan fluida sama.
Kedua udara dapat masuk dengan mudahnya ke dalam fluida karena tinggi fluida
di pusat tangki jatuh hingga mencapai bagian atas pengaduk. Ketiga, adanya
vorteks akan mengakibatkan naiknya permukaan fluida pada tepi tangki secara
signifikan sehingga fluida tumpah. Upaya berikut ini dapat dilakukan untuk
menghindari vorteks, yaitu:

1. menempatkan tangkai pengaduk lebih ke tepi (off-center)


2. menempatkan tangkai pengaduk dengan posisi miring
3. menambahkan baffle pada dinding tangki.

1.9 Draft Tube [Deddy, 2001]


Draft tube merupakan silinder ramping yang mengelilingi pengaduk
dengan diameter lebih besar dari diameter pengaduk. Alat ini digunakan untuk
mengendalikan arah dan kecepatan aliran serta sangat berguna untuk
menghasilkan nilai shear pengaduk yang tinggi. Penggunaan draft tube dengan
pola aliran down-pumping menghasilkan pola aliran kuat yang akan menyapu
semua padatan dan menurunkan tingkat deposisi. Dengan draft tube diharapkan
partikel-partikel fluida mencapai path length yang sama. Penggunaan draft tube
menghasilkan peningkatan yang sangat signifikan dari keseragaman aliran,
terutama pada daerah dekat permukaan cairan. Tetapi, daya yang dibutuhkan pada
sistem pengadukan dengan draft tube lebih besar daripada sistem open impeller.
Walaupun demikian, jika sistem pengadukan dengan draft tube ternyata
menghasilkan pencampuran yang lebih baik, maka penggunaan draft tube tetap
menjadipilihan utama. Posisi pengaduk dalam draft tube ditentukan oleh jenis
pengaduk yang digunakan. Untuk pengaduk jenis turbine, pengaduk diletakkan di
bawah draft tube. Tapi untuk pengaduk jenis propeller, pengaduk diletakkan di
dalam draft tube. Gambar 1.8 merupakan sketsa sederhana tangki berpengaduk
dengan draft tube.

Gambar 1.8 Tangki berpengaduk dengan draft tube (Geankoplis,1993)


(a) pengaduk turbine (b) pengaduk propeller

1.10 Laju dan Waktu Pencampuran (Rate & Time for Mixing)
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan
sehingga diperoleh keadaan yang serba sama untuk menghasilkan campuran atau
produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate
of mixing) adalah laju di mana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai
kondisi akhir [Coulson and Richardson, 1999].
Pada operasi pencampuran dengan tangki pengaduk, waktu pencampuran
ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
a. ada tidalnya baffle atau cruciform baffle
b. bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propeler, padel)
c. ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d. laju putaran pengaduk
e. kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :
1. jarak terhadap dasar tangki
2. pola pemasangannya:
 center, vertikal
 off center, vertikal
 miring (inciclined) dari atas- horisontal
f. jumlah daun pengaduk
g. jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk:
a. perbandingan kerapatan/ densitas cairan yang diaduk
b. perbandingan viskositas cairan yang diaduk
c. jumlah kedua cairan yang diaduk
d. jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Untuk selanjutnya faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat
dimanipulasi untuk mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik
pengadukan, terutama terhadap waktu pencampuran. Beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk menentukan waktu dan laju pencampuran, antara lain:
1. Menambahkan pewarna dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai keseragaman warna.
2. Menambahkan larutan garam dan mengukur konduktivitas elektrik saat
komposisi seragam.
3. Menambahkan asam atau basa serta mendeteksi perubahan warna
indikator ketika proses netralisasi sudah selesai.
4. Metoda distribusi waktu tinggal (residence time distribution) yang diukur
dengan memantau konsentrasi output.
5. Mengukur temperatur serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseragaman.
Waktu pencampuran ditentukan oleh beberapa variable proses dan operasi
yang ditunjukkan oleh hubungan berikut ini.
θm = f ( ρ, μ, N, D, g. dimensi geometri sistem)
dengan:
θm = waktu pencampuran
ρ = densitas fluida
μ = viskositas fluida
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan gravitasi
Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN2/g) diabaikan,
maka hubungan 2.5 dapat disederhanakan menjadi:
…………………………………. (3)

1.11 Kebutuhan Daya


Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah
dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah
mengembangkan beberapa hubungan empiris yang dapat memperkirakan ukuran
alat dalam pemakaian nyata atas dasar percobaan yang dilakukan pada skala
laboratorium.
Perkiraan kebutuhan daya yang diperlukan untuk mengaduk cairan dalam
tangki pengaduk dapat dihitung atas dasar percobaan pada skala laboratorium.
Persyaratan penggunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya:
1. Kesamaan geometris yang menentukan kondisi batas peralatan, artinya bentuk
kedua alat harus sama dan perbandingan ukuran-ukuran geometris berikut ini
sama untuk keduanya:

, ..……………………………….. (4)

Dimana:
DT = diameter tangki
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki
D = diameter pengaduk
H = tinggi cairan dalam tangki
J = lebar baffle
N = jumlah putaran pengaduk permenit
P = daya (power)
S = pitch dari pengaduk
W = lebar blade pengaduk
2. Kesamaan dinamik dan kesamaan kinematik, yaitu terdapat kesamaan harga
perbandingan antara gaya yang bekerja di suatu kedudukan (gaya viskos
terhadap gaya gravitasi, gaya inersia terhadap gaya viskos, dan sebagainya)
Dua sistem yang sama secara geometri dapat dikatakan sama secara dinamik
jika perbandingan gaya-gaya yang bekerja pada sistem sama. Sedangkan
kesamaan kinematik terjadi jika kecepatan pada titik bersesuaian memiliki
perbandingan yang sama.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan daya (power) P untuk pengadukan
adalah diameter pengaduk D, kekentalan cairan, kerapatan cairan, medan gravitasi
g, dan laju putar pengaduk N.
Maka secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

…………….……………………. (5)

Bila dianggap hubungan besaran-besaran tersebut seperti persamaan berikut:

………………………………….. (6)

dimana K adalah konstanta, dengan analisa dimensi yang menggunakan dimensi


M untuk
massa, L untuk panjang, dan T untuk waktu, maka:

……………………………….…. (7)

dengan menyelesaikan persamaan tersebut, diperoleh:

…………………………… (8)

Dimana dari persamaan-persamaan tersebut dikenal bilangan tak berdimensi.

1.12 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk


Hidrodinamika fluida yang terjadi dalam tangki berpengaduk dapat
diturunkan dalam suatu korelasi empiris antara bilangan Reynolds, Fraude dan
Power.
1. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan
perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos. Untuk sistem dengan
pengadukan:

…………………………… .(9)

Dengan:
ρ = densitas fluida
μ = viskositas fluida
D = diameter pengaduk
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis rejim aliran yaitu laminar, transisi dan
turbulen. Rejim aliran laminar terjadi pada bilangan Reynolds 10, sedangkan
turbulen terjadi pada bilangan Reynolds 104 [Broadkey, 1988].
2. Bilangan Fraude
Bilangan Fraude menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya
gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut:

……………………………………… (10)

Dengan:
Fr = bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan gravitasi
Bilangan Fraude bukan merupakan variable yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan unbaffled. Pada sistem ini bentuk
permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk
vorteks. Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya
inersia.
3. Bilangan Power
Bilangan Power menunjukkan perbandingan antara perbedaan tekanan yang
dihasilkan aliran dengan gaya inersianya. Perubahan tekanan akibat distribusi
pada permukaan pengaduk dapat diintegrasikan menghasilkan torsi total dan
kecepatan pengaduk.
Po= ……………………… (11)

dengan :
Po = bilangan Power
N = kecepatan putaran pengaduk
ρ = densitas fluida
Korelasi antara bilangan Power dengan Reynold serta Fraude ditunjukkan pada
persamaan-persamaan berikut:

Untuk system tanpa baffle ……………….. (12)

Untuk system dengan baffle ……………………… (13)

Dengan:
Po = bilangan Power
Re = bilangan Reynold
Pr = bilangan Prandtl
a, b, c = konstanta eksperimental
Persamaan pertama dapat diubah menjadi:

………………………….. (14)

1.13 Karakteristik Pengadukan dan Pencampuran


Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan,
volume fluida yang disirkulasikan impeller harus cukup besar agar dapat menyapu
keseluruhan bejana dalam waktu yang singkat. Demikian pula, kecepatan arus
yang meninggalkan impeller harus cukup tinggi agar dapat mencapai semua sudut
tangki. Keturbulenan aliran adalah akibat arus yang terarah baik serta gradien
kecepatan yang cukup besar di dalam zat cair. Sirkulasi dan pembangkitan
keturbulenan aliran memerlukan energi, dan terdapat hubungan antara pemasukan
daya dan parameter perancangan bejana pencampur berpengaduk.
Sketsa dimensi tangki dapat dilihat pada Gambar 1.9.
Gambar 1.9 Dimensi Tangki dan Impeller (Geankoplis,1993)
Agitator turbin pada prinsipnya adalah pompa impeller yang beroperasi
tanpa rumahan, dengan aliran masuk dan aliran keluar yang tidak terarah.
Hubungan hubungan penentu untuk agitator turbin identik dengan hubungan
untuk pompa sentrifugal. Jika kecepatan tangensial zat cair merupakan fraksi k
tertentu dari kecepatan di ujung daun, maka :

……. (15)

karena u2 = π. Da.n, maka laju aliran volumetrik melalui impeller adalah:

…….…………(16)

Dimana:
- u2 adalah kecepatan pada ujung daun
- n adalah jumlah daun impeller
- V’u2 dan V’r2 adalah kecepatan tangensial dan kecepatan radial zat cair yang
meninggalkan ujung daun impeller
- V’2 adalah kecepatan total cairan pada titik tersebut
Profil vektor kecepatan pada ujung daun impeller ditunjukkan pada Gambar 1.10.
Gambar 1.10 Profil Kecepatan pada Ujung Daun Impeller (Tatterson and Gary,
1991)

Ap diambil dari luas silinder yang terbentuk dari sapuan ujung daun impeller,
atau:

………… (17)

Dimana:
- Da adalah diameter impeller
- W adalah lebar daun impeller
Dari geometri terlihat bahwa:

..(18)

Substitusi V’u2 memberikan :

… (19)

Maka laju alir volumeteri adalah:

….. (20)

Untuk impeller bergeometri sama W sebanding dengan Da, sehingga untuk nilai k
dan β’2 Berlaku:
…. (21)

Rasio antara kedua besaran tersebut disebut angka aliran (flow number) NQ yang
didefinisikan sebagai:

….. (22)

Untuk impeller turbin NQ adalah fungsi ukuran relatif impeller dan tangki.
Untuk bejana berpengaduk dan bersekat (untuk turbun rata berdaun 6 dengan
W/Da = 1/5), nilai NQ adalah 1.3. Untuk turbin berdaun rata, aliran total,
diperkirakan dari waktu sirkulasi ratarata cairan yang terlatut adalah:

……………… (23)

Salah satu pertimbangan yang sangat penting dalam merancang bejana


pengaduk adalah kebutuhan daya untuk memutar impeller. Bila aliran di dalam
tangki adalah turbulen, kebutuhan daya dapat diperkirakan dari hasil kali aliran q
yang didapat dari impeller dan energi kinetik Ek per satuan volume fluida.
Besaran aliran q adalah:

………… (24)

Sedangkan energi kinetik aliran didiefinisikan sebagai:

………………........ (25)

Kecepatan V’2 sedikit lebih kecil dari kecepatan ujung u2. Jika rasio V’2/u2
disimbolkan dengan α, maka V’2 = α.π.n.Da, dan kebutuhan daya adalah:

………. (26)

……………….. (27)
Dalam bentuk tanpa dimensi persamaan tersebut menjadi:

……………………… (28)

Ruas kiri persamaan tersebut dianamakan bilangan daya (power number) NP,
yang didefinisikan sebagai:

…………………………… (29)

Untuk menaksir daya yang diperlukan untuk memutar impeller pada kecepatan
tertentu, diperlukan korelasi empirik mengenai daya (bilangan daya). Bentuk
korelasi demikian didapatkan dari analisis dimensi, bila spesifikasi tangki, sekat,
dan impeller diketahui.Variabel-variabel yang dianalisis adalah dimensi penting
tangki, sekat, dan impeller, viskositas, densitas, dan kecepatan zat cair, serta
fenomena vorteks yang terjadi dipermukaan cairan. Sebagian zat cair akan
terangkat lebih tinggi dari permukaan ratarata zat cair, yaitu permukaan dalam
keadaan tidak teraduk, dan gaya angkat ini harus diatasi oleh gaya gravitasi.
Gugus-gugus tanpa dimensi yang berkorelasi dengan bilangan daya adalah
bilangan Reynolds, bilangan Froude, dan faktor bentuk, sehingga dapat
dirumuskan persamaan:

( NRE, NFR, S1, S2,…., Sn) ……………..(30)

Berbagai faktor bentuk dalam persamaan tersebut ditentukan oleh jenis dan
susunan alat. Ukuran-ukuran penting untuk bejana dengan pengaduk turbin yang
umum disajikan pada Gambar 1.11.

Gambar 1.11 Ukuran Bejana (Tatterson and Gary, 1991)


Faktor-faktor bentuk yang berhubungan dengan dimensi bejana, sekat, dan
impeller tersebut adalah: S1 = Da/Dt, S2 = E/Da, S3 = L/Da, S4 = W/Da, S5 =
J/Dt dan S6 = H/Dt. Faktor-faktor tersebutlah yang biasanya dikorelasikan dengan
bilangan-bilangan tak berdimensi dan diplot dalam grafik-grafik korelasi. Contoh
grafik NP terhadap NRE untuk tangki disajikan pada Gambar 1.12.

Gambar 1.12 a dan b Korelasi bilangan Reynolds dan bilangan daya


(Geankoplis, 1993)
Kriteria keberhasilan pencampuran biasanya diamati secara visual. Kriteria
lain adalah fluktuasi konsentrasi setelah suatu pencampur diinjeksikan ke dalam
aliran fluida, variasi dalam analisis sampel yang diambil secara random dari
berbagai titik dalam campuran kecil, laju perpindahan zat terlarut dari suatu fasa
cair ke dalam fasa lain, serta keseragaman suspensi.
Pencampuran zat cair yang miscible di dalam tangki merupakan proses
yang berlangsung cepat dalam daerah aliran turbulen. Impeller akan menghasilkan
arus kecepatan tinggi, fluida dapat bercampur baik di daerah sekitar impeller
karena adanya keturbulenan. Pada waktu arus melambat karena membawa serta
aliran lain di sepanjang dinding, terjadi juga pencampuran radial sedang pusaran-
pusaran besar pecah menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi pencampuran pada
arah aliran, Fluida akan mengalami satu lingkaran penuh dan kembali ke pusat
impeller, dan berkontak dengan massa fluida yang lain dan terjadi pencampuran.
Perhitungan yang didasarkan atas model ini menunjukkan bahwa pencampuran
yang hampir sempurna (99%) tercapai saat isi tangki disirkulasikan sebanyak 5
kali. Waktu pencampuran dapat diperkirakan dari korelasi aliran yang dihasilkan
turbin standar berdaun 6, sebagai berikut:
q = 0.92 n. Da 3 …………………………(31)

……………….(32)

………... (33)

Untuk tangki dan impeller tertentu, atau untuk berbagai sistem yang
serupa secarageometri, waktu pencampuran diperkirakan akan berbanding
terbalikdengan kecepatan pengaduk. Grafik pada gambar 1.13 menyajikan hasil
untuk berbagai sistem yang dikorelasikan dalam n.tT terhadap NRE. Untuk turbin
dengan spesifikasi Da/Dt = 1/3 dan Dt/H =1, nilai n.tT untuk NRE > 103 adalah
36.

Gambar 1.13 Korelasi Waktu Pencampuran (Geankoplis,1993)


Waktu pencampuran akan jauh lebih besar bila NRE antara 10-1000
walaupun konsumsi daya tidak banyak berbeda dengan keadaan turbulen. Waktu
pencampuran dengan turbin bersekat berubah sesuai persamaan polinomial
berorde –1.5 terhadap kecepatan pengaduk dan meningkat lagi dengan cepat jika
NRE diturunkan. Faktor waktu pencampuran dapat disusun kembali untuk rejim
turbulen sesuai persamaan Norwood dan Metzner, sebagai berikut:

………………… (34)
Bilangan froude dalam persamaan tersebut menyiratkan adanya efek
vorteks, yang dapat terjadi pada bilangan reynolds yang rendah. Bilangan froude
dapat diabaikan pada tangki bersekat dengan aliran yang sangat turbulen (NRE
sangat tinggi).

Anda mungkin juga menyukai