Chapter II PDF
Chapter II PDF
DIELEKTRIK
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat
kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan
konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan
listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat
inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Dalam
bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga
terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau
gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran
massa tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik
diberi muatan listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan
tadi ditempatkan.
Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau konduktor fasa
dengan tanah.
2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi.
2. Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas
yang ditentukan.
3. Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena tekanan
elektrik permukaan.
4. Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus
Tetapi dalam prakteknya tidak ada dielektrik yang mampu memenuhi semua
Dielektik ada tiga jenis, yaitu padat (solid), cair (liquid) dan udara (gas).
Setiap bahan dielektrik memiliki kekuatan dielektrik tertentu, yaitu tekanan elektrik
Berikut ini dalam tabel 2.1** akan diberikan beberapa contoh dari bahan-bahan
dielektrik :
Bahan KD Konstanta
( kV/cm ) Tg δ (50 Hz) dielektrik (ε)
Natural rubbe
100– 390 0,02 – 0,1 2,9 – 6,6
r
Silicon rubber
90 - 390 0,006 – 0,02 2,6 – 3,4
Polysar kryflex
Karet
dan styrene
80 – 380 0,02 – 0,09 3,8 – 6,2
butadine
rubber
Butyl rubber
butyl rubber
Alumina
1600 5 x 10-4 9
Keramik
Forsterite
800–1200 3 – 4 x10-4 6
Arus yang timbul pada suatu dielektrik ada tiga komponen yaitu arus
pengisian, arus absorpsi dan arus konduksi. Sehingga rangkaian ekivalen suatu
dielektrik harus dapat menampilkan adanya ketiga kompanen arus diatas. Rangkaian
Cg
a b
ik
Rk
ia Ra Ca
Keterangan:
IR
I Re
a b
Ic
Ce
AC
Arus total yang diberikan sumber tegangan adalah seperti gambar 2.3. berikut ini :
I
Ic
IR
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
Berikut ini akan dijelaskan secara sederhana maksud dari keenam sifat di atas.
“kekuatan dielektrik”, diartikan sebagai tekanan listrik tertinggi yang dapat ditahan
oleh dielektrik tersebut tanpa merubah sifatnya menjadi konduktif. Apabila suatu
listrik (breakdown). Kekuatan dielektrik juga dapat diartikan sebagai tekanan listrik
minimum yang dibutuhkan untuk merusak dielekrik tersebut. Kekuatan dielektrik dari
suatu bahan isolasi dinyatakan dengan tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh
suatu medium tanpa merusaknya. Dengan kata lain, kekuatan dielektrik dinyatakan
dengan gradien tegangan yang diperlukan supaya dielektrik itu mengalami tembus
listrik.
II.4.2 Konduktansi
dengan isolasi seperti mika, porselin atau kertas maka arus yang timbul tidak berhenti
mengalir untuk waktu yang singkat, tetapi turun perlahan-lahan. Hal itu disebabkan
oleh ketiga komponen arus yang terdapat di dalam dielektrik tersebut seperti
i
im
ip ia
ik
t1 t2 t3
t
Kemudian arus berkurang perlahan-lahan selama t2, arus ini disebut arus absorpsi (ia).
Arus absorpsi terjadi karena adanya gerakan-gerakan lambat (viscous) dari molekul-
molekul dielektrik. Akhirnya arus mencapai nilai tertentu (ik), arus ini disebut arus
konduksi. Arus ini tetap mengalir dengan konstan karena tahanan dielektirk tidak
Rugi-rugi dielektrik untuk isolasi tegangan tinggi merupakan salah satu ukuran
penting terhadap kualitas material isolasi. Suatu bahan dielektrik tersusun atas
Ketika bahan tersebut belum dikenai medan listrik, maka susunan molekul dielektrik
tersebut masih belum beraturan (tidak tersusun rapi), seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.5.a.
E E
a b c
positif mengalami gaya yang searah dengan medan listrik dan elektron-elektron dalam
molekul tersebut akan mengalami gaya listrik yang arahnya berlawanan dengan arah
medan listrik tadi. Gaya listrik ini akan mengubah posisi elektron dan proton dari
arahnya sejajar dengan arah medan listrik, seperti pada Gambar 2.5.b. Karena
mendapat terpaan elektrik yang selalu berubah-ubah arahnya, maka arah dipol juga
berubah-ubah setiap saat (1800) terhadap posisi semula, seperti pada Gambar 2.5.c.
Perubahan arah molekul akan menimbulkan gesekan antar molekul. Karena medan
listrik yang berubah setiap saat, maka gesekan antar molekul juga terjadi berulang-
ulang. Gesekan ini akan menimbulkan panas yang disebut dengan rugi-rugi dielektrik.
isolasi yang terdapat di antara dua elektroda berbeda tegangan, di mana peluahan
seperti ini dapat terjadi pada isolasi padat yang di dalamnya terdapat rongga udara
rp Ep D ielektrik padat
u Er D ielektrik udara
s2 rp Ep D ielektrik padat
tak hingga, maka kuat medan elektrik pada setiap lapis dielektrik adalah:
V
En = .........................................................................…… 2.3
s s s
ε 1 + 2 + ... + n
ε1 ε 2 εn
dimana:
ε = konstanta dielektrik
dielektrik udara adalah satu, maka kuat medan dielektrik pada celah udara untuk
V V
Eu = = ........................................................…...… 2.4
s1 s s1 + s2
+ su + 2 + su
6 6 6
padat (s1 + s2), maka kuat medan dieletrik pada celah udara adalah:
6V
Eu = .........................................................................…………. 2.5
s1 + s2
Dengan cara yang sama dapat dihitung kuat medan elektrik pada dielektrik
V
Ep = .........................................................................………… 2.6
s1 + s2
Terlihat bahwa kuat medan dielektrik pada celah udara enam kali lebih besar
dari kuat medan eletrik dielektrik padat. Sedangkan kekuatan dielektrik udara jauh
lebih kecil dari kekuatan dielektrik padat. Jika kuat medan elektrik di celah udara
melebihi kekuatan dielektrik udara, maka udara akan tembus listrik. Sementara itu
terjadi di celah udara maka peristiwa ini disebut peluahan parsial (partial discharge).
Peluahan ini terjadi pada susunan dielektrik yang tidak sempurna, terdapat
celah atau rongga yang berisi udara atau pun campuran dielektrik lain yang memiliki
konstanta dielektrik lebih rendah. Kondisi tersebut dapat diilustrasikan pada gambar
di bawah ini.
V
ε1 ε1 > ε2 dan,
ε2 s d >>> s
d
Peluahan parsial permukaan mungkin terjadi bila terdapat daerah yang secara
paralel dengan dielektrik mengalami stres tegangan berlebihan. Kejadian ini biasa
3. Korona
medan listik. Ini merupakan suatu proses fisika dimana struktur molekul netral atau
atau ion negatif. Setiap sistem isolasi atau elektroda dimana korona dapat terjadi
merupakan sumber korona. Wilayah dimana korona terjadi disebut lokasi korona.
Korona dapat dideteksi dari peristiwa emisi cahaya yang berwarna violet atau juga
dikarenakan adanya rongga/celah udara di dalam dielektrik itu sendiri. Apabila diberi
tegangan tinggi, maka terjadi peluahan internal yang dalam waktu lama akan terjadi
percabangan rongga akibat erosi. Pemohonan elektrik dapat juga terjadi dalam waktu
yang singkat dikarenakan ketidak mampuan dielektrik dalam menahan terpaan medan
listrik. Oleh karena peristiwa ini maka dielektrik telah mengalami kerusakan secara
fisik.
Jika suatu dielektrik diberi tegangan searah, maka arus yang mengalir pada
dielektrik terdiri dari dua komponen, yaitu Arus yang mengalir pada permukaan
dielektrik (Is) dan arus yang mengalir melalui volume dielektrik (Iv) seperti terlihat
pada gambar 2.8. Sehingga hambatan dielektrik terdiri dari resistansi permukaan dan
resistansi volum.
Is
V Iv
Bila suatu sistem isolasi diberi tekanan elektrik, maka arus akan mengalir pada
sistem isolasi. Arus ini sering juga disebut arus bocor atau arus yang menelusuri sirip
isolator. Besar arus tersebut dipengaruhi oleh kondisi sekitar, yaitu suhu, tekanan,
kelembaban dan polusi. Secara teknis sistem isolasi harus mampu memikul arus bocor
penguraian pada bahan kimia yang membentuk permukaan sistem isolasi. Efek yang
sangat nyata dari penguraian ini adalah timbulnya kerak (jejak arus). Kerak dapat
yang berlebihan pada isolasi. Panas yang ditimbulkan arus bocor dapat juga
perbedaan potensial listrik. Dielektrik banyak digunakan sebagai isolasi pemisah dan
pembungkus pada konduktor. Ada empat area yang secara prinsipil harus
dimasukkan ke dalam suatu tangki logam. Kumparan inti trafo ditahan atau
didudukkan pada isolator solid yang pada umumnya berupa kayu untuk mencegah
terjadinya bagian kontak tegangan pada tangki. Rongga kosong yang ada normalnya
diisi dengan dielektrik minyak atau pun gas. Minyak atau pun gas ini membantu
mengurangi panas yang timbul pada konduktor inti selain menambah umur trafo
digunakan kertas atau gelas sebagai pembungkus konduktor. Selain itu, dapat dipakai
juga pressboard, glass fabric, porcelain untuk kondisi rating trafo yang lebih tinggi
lagi.
Pada mesin berputar seperti motor atau generator, penggunaan dielektrik pada
mesin ini ditentukan berdasarkan tegangan kerja mesin, apakah bekerja pada tegangan
tinggi atau pada tegangan rendah. Untuk bahan-bahan dielektrik yang dipakai, maka
kemampuan suhu kerja serta kekuatan mekanis bahan harus diperhatikan. Bahan yang
Circuit breaker merupakan alat listrik yang berfungsi memutuskan daya dari
sumber arus kepada beban pada saat terjadi gangguan. Circuit breaker merupakan
saklar otomatis yang memiliki lengan penghubung yang dalam kondisi normal berada
dalam keadaan tertutup. Bila terjadi gangguan maka lengan penghubung akan terbuka
sehingga rangkaian menjadi terbuka. Pada tegangan yang rendah, circuit breaker diisi
dengan udara, namun pada tegangan tinggi dan dengan daya yang besar biasanya
digunakan OCB (Oil Circuit Breaker), gas SF6 atau juga hampa udara. Bahan-bahan
tersebut berguna untuk mencegah terjadinya arus busur api, ataupun mempercepat
Pada tabung atau kotak CB biasanya dilapisi oleh bahan isolasi seperti teflon,
mika, plastik, kaca, porselein atau lainnya sesuai dengan kemampuan temperatur
Dewasa ini, penggunaan karet alami praktis telah digantikan oleh penggunaan
karet sintetis atau pelastik sebagai pemisah kabel. Pengguanaan dari bahan tersebut
merenggang atau memiliki sifat elastisitas dan kekerasan yang baik sehingga
memudahkan pada waktu pemasangan atau perbaikan selain itu juga tidak mudah
rusak. Bahan tersebut juga harus memiliki konstanta dielektrik dan faktor daya yang
rendah tetapi memiliki kekuatan dielektrik dan resistansi yang tinggi. Juga, selama
operasional, dikarenakan melebihi beban penuh atau pun dalam keadaan beban penuh
yang terjadi terlalu lama, maka bahan dapat rusak karena temperatur yang tinggi. Hal
ini memaksa bahan untuk dapat memilki kemampuan menahan penuaan akibat
tingginya temperatur dengan baik. Bahan juga harus dapat menahan sinar matahari
dengan lama dan berbagai jenis bahan kimia. Kabel tegangan tinggi dapat
menimbulkan ozon, sebagai akibatnya bahan dielektrik akan menjadi lebih buruk.
Kabel juga kadang-kadang ditempatkan pada sungai atau di bawah laut. Untuk
penerapan tersebut maka bahan harus dapat tetap kering atau memiliki daya serap air
yang rendah. Ketika kabel harus digunakan pada temperatur yang dingin, maka bahan
tidak boleh menjadi kaku dan merenggas sehingga menjadi gampang rusak. Kejadian
peluahan sebahagian (partial discharge) pada bahan dielektrik juga harus dijaga untuk
Jenis bahan dielektrrik yang sering digunakan pada industri kabel adalah
kertas, karet, plastik dan udara tekan. Kertas masih sering digunakan sebagai
digunakan sebagai bahan dielektrik untuk kabel tegangan rendah adalah P.V.C (Poly-
Vinyl-Chloride). Polyethylen dan sejenisnya juga sering digunakan. P.V.C tidak cocok
digunakan untuk tegangan tinggi dikarenakan konstanta dielektrik yang tinggi dan
tingginya rugi-rugi. Bahan ini tidak dapat digunakan secara berkelanjutan pada
tegangan yang lebih tinggi, meskipun P.V.C. dapat digunakan pada temperatur di atas
85 oC pada tegangan rendah tanpa terganggu. Pada sisi lainnya, polyethylene memiliki
konstanta dielektrik yang rendah dan nilai rugi-rugi yang rendah tetapi memiliki
kekuatan dielektrik yang tinggi. Bahan dielektrik yang paling baik untuk tegangan
tinggi dan temperatur kerja yang tinggi adalah teflon (P.T.F.E) yang dapat digunakan
sampai 250 oC. Karet silikon memiliki derajat ketahanan panas yang tinggi untuk suhu
kerja sampai 150oC. Karena kelebihan yang dimiliknya, maka bahan ini sering
digunakan pada kabel pesawat udara. Pada dielektrtik kertas, kertas yang digunakan
adalah kertas impregnasi dengan minyak. Dalam tabel 2.2 berikut ini akan diberikan
distribusi daya listrik. Kapasitor daya dikenal baik fungsinya sebagai penyetabil
tegangan pada sistem transmisi dan kemampuanya dalam memperbaiki faktor daya
sehingga menimbulkan arus yang tertinggal terhadap tegangan pada jaringan. Hal ini
kapasitor yang menyerap daya kapasitif sehingga timbul arus yang mendahului
tegangan. Kapasitor dibuat dalam unit-unit yang sederhana dengan rating tegangan
dari 220 volt sampai 13.800 volt dengan rating daya reaktif mulai dari 0,5 KVAR
impregnasi.
perbaikan faktor daya pada pemanas atau kumparan tungku api. Pada frekuensi yang
tinggi rugi-rugi dielektrik naik dengan sangat cepat, hal ini membuat kapasitor
menjadi panas sehingga kapasitor harus segera didinginkan dengan menggunakan air
pendingin.
dengan ketebalan yang memadai dan alumunium foil dengan ketipisan enam mikron
sebagai elektroda. Lembaran kertas disusun satu persatu kemudian bersamaan dengan
digunakan adalah yang memiliki rugi-rugi dielektrik yang rendah dengan harga yang
murah.
rendah, konstanta dielektrik yang tinggi, ketebalan yang sama, campuran partikel
digunakan sebagai dielektrik pada kapasitor kini mulai digeser oleh polypropilene
bergantung pada kemampuan alami bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan
harus dapat bekerja pada tegangan ac maupun dc dalam berbagai kondisi temperatur
dan kelembapan. Penerapan bahan dielektrik dalam hal ini adalah dalam pembuatan
dan pengaman.