Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Bahasa Indonesia

VOLTAGE REGULATOR

Oleh:

JONATHAN KRISTIANTO
1807111282

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Voltage Regulator” dengan baik. Adapun makalah ini merupakan tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Penulis ucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang
telah membantu proses penyelesaian makalah ini dan Penulis ucapkan terima kasih
kepada ibu Roza Afifah, S.Pd., M.Hum. selaku dosen bahasa Indonesia yang
menjadi pembimbing dalam pembuatan makalah ini. sehingga bisa disusun dengan
baik.

Penulis berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.


Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu mohon maaf atas kekurangan dari makalah ini.

Pekanbaru, Mei 2019

Jonathan Kristianto
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Para teknisi elektronika tentunya harus tahu komponen Voltage Regulator.


Voltage Regulator atau pengatur tegangan digunakan untuk mempertahankan
keluaran tegangan dari sumber daya atau power supply. Unit sumber
daya(power supply) biasanya terdiri atas rangkaian penyearah and filter.
Keluaran tegangan dari sumber daya yang belum distabilkan sangat dipengaruhi
oleh perubahan tegangan masukan dan perubahan beban.

Rangkaian Voltage Regulator bisa ditemukan di berbagai jenis adaptor


untuk alat-alat elektronik seperti smarphone, notebook, konsol game, dan
lainya. Rangkaian Voltage Regulator membuat tegangan stabil bebas dari
segala jenis gangguan seperti noise ataupun fluktuasi (naik turun).

Tentunya tegangan yang stabil dan bebas gangguan tersebut sangat


dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan elektronik yang berbasis digital
seperti mikroprosesor ataupun mikrokontrol. Tegangan output yang ada pada
Voltage Regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan input, beban,
maupun suhu.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja jenis-jenis dari Voltage Regulator?
2. Bagaimana fungsi dari Voltage Regulator?
3. Bagaimana Kegunaan dari Voltage Regulator dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan jenis-jenis dari Voltage Regulator
2. Mendeskripsikan fungsi-fungsi dalam IC Voltage Regulator
3. Mendeskripsikan kegunaan dari Voltage Regulator dalam kehidupan sehari-
hari
Bab II
Pembahasan
2.1 Jenis-Jenis Regulator Tegangan

2.1.1 Regulator Tegangan Seri


Secara blok diagram regulator tegangan seri dapat ditunjukan pada gambar
2.1 Meskipun secara fisik masing-masing blok agak sulit di identifikasi dalam
rangkaian yang sesungguhnya, namun secara fungsional blok-blok tersebut
menunjukan kerjanya.

Gambar 2.1 Blok diagram regulator tegangan seri

CARA KERJA PENGATURAN TEGANGAN


Rangkaian dasar pengatur tegangan seri ditunjukkan pada gambar 2.2 . Resistor
pembagi tegangan dibentuk oleh R2 dan R3 yang bertindak sebagai sensor bila
terjadi perubahan tegangan keluaran. Jika tegangan keluaran turun yang disebabkan
oleh penurunan tegangan masukan VIN atau bertambahnya arus beban IL, maka
tegangan pada masukan inverting (-) dari Op-Amp (sebagai error detector) juga
akan turun yang disebabkan oleh penurunan tegangan pada resistor pembagi
tegangan. Diode zener yang digunakan sebagai masukan pada masukan Non-
inverting (+) dari Op-Amp, juga bertindak sebagai tegangan acuan atau VREF, yang
nilainya tetap. Selisih tegangan yang ada pada kedua masukan Op-Amp akan
diperkuat, sehingga keluaran Op-Amp pun akan bertambah, demikian pula
tegangan pada Basis dari transistor Q1, akibatnya tegangan pada Emittor Q1 atau
VOUT juga naik sampai tegangan pada masukan inverting (-) sama dengan tegangan
VREF. Tindakan ini akan menghindari penurunan tegangan pada keluaran dan
mejaga tetap kontan. Transistor Q1 adalah power transistor yang diberi penyerap
panas (heatsink) karena transistor ini harus melalukan semua arus yang mengalir ke
beban.

Gambar 2.2 Rangkaian dasar pengatur tegangan seri


https://aryutomo.wordpress.com

Prinsip kerja rangkaian regulator tersebut adalah:


1. Apabila tegangan masukan (Vi) turun,maka tegangan keluaran (Vo)
cenderung akan turun. Penurunan Vo ini dirasakan oleh pembagi tegangan
R1 dan R2, sehingga tegangan VB pada Q2 akan turun. Oleh karena Vz
tetap,maka VBE2 akan turun. Selanjutnya Q2 kurang menghantar, yang
berarti arus IC2 menurun. Karena kolektor Q2 langsung terhubung ke basis
Q1, maka VBE1 menjadi naik (disebabkan VC2 naik atau IC2 turun),
dengan kata lain transistor Q1 menjadi lebih menghantar. Istilah transistor
lebih menghantar berarti arus IC1 lebih besar, sehingga VCE1 lebih kecil
dan turun tegangan pada RL menjadi besar. Dengan demikian apabila
tegangan Vi turun maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan
Vo dengan jalan menaikkannya.
2. Apabila tegangan masukan (Vi) naik, maka tegangan keluaran (Vo)
cenderung akan naik. Kenaikan Vo ini dirasakan oleh pembagi tegangan R1
dan R2, sehingga tegangan VB pada Q akan naik juga. Oleh karena Vz tetap,
maka VBE2 akan naik. Selanjutnya Q2 menjadi lebih menghantar, yang
berarti arus IC2 menjadi naik. Karena kolektor Q@ langsung terhubung ke
basis Q1, maka VbE1 menajdi turun(disebabkan VC2 turun atau IC2
naik),dengan kata lain transistor Q1 menjadi kurang menghantar. Istilah
transistor kurang menghantar berarti arus IC1 menajdi turun, sehingga
VCE1 lebih besar dan turun tegangan pada RL menjadi lebih kecil. Dengan
demikian apabila tegangan Vi naik maka transistor akan berusaha
menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menurunkannya.
2.1.2 Regulator Tegangan Paralel

Pengatur tegangan parallel menempatkan transistor, sebagai elemen


kontrol, parallel terhadap beban. Gambaran sederhana dari pengatur
tegangan parallel ditunjukkan pada gambar blok diagram berikut ini.

Gambar 2.3 Diagram blok pengatur tegangan paralel

Rangkaian dasar pengatur tegangan parallel ditunjukkan pada gambar 8.


Operasi rangkaian ini mirip dengan pengatur tegangan seri. Ketika
tegangan keluaran turun yang dapat disebabkan oleh perubahan tegangan
VINatau arus beban. Penurunan ini disensor oleh R3 dan R4 dan dikirim
ke masukan Non-inverting (+) dari Op-Amp. Selisih tegangan ini akan
mengurangi tegangan keluaran Op-Amp, akibatnya mengurangi
dorongan ke transistor Q1, sehingga arus kolektor akan berkurang dan
secara efektif menaikkan nilai resistansi kolektor-emitor rCE . rCE yang
bertindak sebagai pembagi tegangan bersama R1 .Dengan tindakan ini
VOUT akan dipertahankan tetap konstan. Hal yang sama jika tegangan
keluaran naik.

2.1.3 PENGATUR TEGANGAN IC 78 XX

IC 78XX adalah regulator tegangan positif dengan tiga terminal, masing-


masing input, Ground dan output. IC 78XX tersedia untuk beberapa nilai
tegangan keluaran seperti terlihat pada tabel 1.

Type VOUT (Volt) IOUT (A) VIN (Volt)


78XXC 78LXX 78MXX Min Maks
7805 5 1 0,1 0,5 7,5 20
7806 6 1 0,1 0,5 8,6 21
7808 8 1 0,1 0,5 10,5 23
7809 9 1 0,1 0,5 11,5 24
7810 10 1 0,1 0,5 12,5 25
7812 12 1 0,1 0,5 14,5 27
7815 15 1 0,1 0,5 17,5 30
7818 18 1 0,1 0,5 21 33
7824 24 1 0,1 0,5 27 38

Meskipun semula dirancang untuk regulator tegangan tetap, namun


regulator ini dapat dikembangkan untuk tegangan dan arus yang dapat
diatur.

Rangkaian dasar 78XX ditunjukkan gambar 2.4, untuk tegangan dan arus
output sesuai nilai nominalnya.

Gambar 2.4 Rangkaian dasar regulator 78XX


C1 diperlukan jika regulator jauh dari Kapasitor Filter pencatu daya
sedangkan C2 diperlukan untuk memperbaiki tanggapan kilasan dan
penindasan kerut (trancient response).

Dalam penerapannya, tegangan masukan V IN harus lebih besar dari


tegangan keluaran (lihat tabel 1) jika kurang maka regulator tidak
berfungsi tetapi bila melebihi nilai VIN maksimumnya dapat merusak
regulator.
MENGGUNAKAN TRANSISTOR EKSTERNAL UNTUK
MENAIKKAN ARUS KELUARAN

Seperti diketahui, regulator hanya dapat mencatu arus ke beban


maksimum sebesar nilai nominalnya, misalnya 78LXX arus output
maksimumnya 100 mA, dan sebagainya. Tetapi seringkali dalam
penerapannya dibutuhkan suatu regulator dengan kemampuan mencatu
arus ke beban yang lebih besar dari kemampuan maksimumnya, misalnya
2,5 A.

Untuk keperluan tersebut, dapat ditambahkan sebuah transistor yang


digunakan sebagai pelintas arus (Current Pass), sehingga arus yang lebih
besar akan mengalir pada keluarannya. Rangkaian selengkapnya untuk
pemasangan transistor eksternal ini ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Regulator 78XX dengan transistor eksternal

2.2 Fungsi Voltage Regulator

Voltage Regulator atau pengatur tegangan digunakan untuk


mempertahankan keluaran tegangan dari sumber daya atau power
supply. Unit sumber daya(power supply) biasanya terdiri atas rangkaian
penyearah and filter.
2.3 Kegunaan Voltage Regulator

2.3.1 AVR ( Automatic Voltage Regulator )

Penggunaan AVR ( Automatic Voltage Regulator ) atau biasa yang di


sebut Stabilizer sudah sangat meluas dikalangan masyarakat. Mulai dari
perumahan hingga industri-industri besar menggunakan AVR (
Automatic Voltage Regulator )/ Stabilizer. Hal ini menunjukan bahwa
masyarakat sudah mengerti betapa crucialnya penggunakan AVR (
Automatic Voltage Regulator )/ Stabilizer pada peralatan elektronik.
Tegangan listrik yang tidak stabil menyebabkan kekurangan
daya sehingga merusak peralatan-peralatan elektronik tersebut. Selain
melindungi dari tegangan listrik yang tidak stabil, AVR ( Automatic
Voltage Regulator )/ Stabilizer juga berfungsi untuk memaksimalkan
kinerja peralatan elektronik itu sendiri. Contohnya AC ( Air Conditioner
) yang tidak dingin diakibatkan tegangan listrik yang terlalu rendah
menjadi lebih dingin dikarenakan listrik sudah di regulasi menjadi
normal oleh AVR ( Automatic Voltage Regulator )/ Stabilizer.

Gambar 2.6 Stabilizer


Bab III
Penutup

Anda mungkin juga menyukai