Dan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN
DI INDONESIA SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR
OLEH:
NIM : (7182240002)
FAKULTAS EKONOMI
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasih karuniaNya yang selalu menyertai penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas critical jurnal review dengan baik. Adapun tugas ini adalah
berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Indonesia”
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Perekonomian Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
tidak terlepas dari berbagai kesulitan dalam proses penyelesaiannya. Namun,
berkat bantuan Tuhan yang Maha pengasih yang selalu menuntun langkah penulis
dan atas bantuan seluruh pihak serta usaha maksimal dari penulis akhirnya tugas
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga CJR ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan
mampu mempermudah pembaca dalam membaca jurnal yang menjadi kritikan
penulis. Penulis juga mengharapkan agar peneliti merasa terbantu untuk dapat
mengetahui kesalahan yang ada dalam hasil penelitiannya dan dapat
memperbaikinya. Penulis mohon maaf jika ada penulisan kata atau kalimat yang
tidak sesuai. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran atau masukan dari semua
pihak, agar kedepannya saat ada tugas CJR, penulis mampu memberikan hasil
tugas yang lebih baik.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
KELENGKAPAN JURNAL
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
maupun lembaga lainnya.
c. Tingkat Inflasi Kenaikan harga barang-barang secara umum
dalam periode tertentu yang dihitung dalam satuan persentase di
33 provinsi Indonesia. d. Konsumsi rumah tangga Konsumsi
rata-rata rumah tangga masyarakat di 33 provinsi Indonesia yang
dihutung dalam satuan milliar rupiah yang di ubah menjadi
presentase. e. Indeks Pembangunan manusia (IPM) IPM adalah
indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indicator yaitu angka
harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan
pengeluaran per kapita. f. Tingkat Kemiskinan Jumlah
masyarakat Indonesia yang teridentifikasi hidup dibawah garis
kemiskinan di 33 provinsi Indonesia.
Langkah 1. Mengidentifikasi latar belakang masalah dalam
penelitian penelitian ini
2. Merumuskan masalah dan menentukan tujuan serta
manfaat penelitian
3. Mengumpulkan informasi mengenai gambaran umum
instansi dan data mengenai penyajian laporan keuangan
4. Melakukan analisis data yang diperoleh dengan
menggunakan analisis deskriptif
7
dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan
pertumbuhan ekonomi riil rata-rata sekitar 7-9 persen per tahun
secara berkelanjutan. Pengembangan MP3EI dilakukan dengan
pendekatan breakthrough yang didasari oleh semangat “Not
Business As Usual”, melalui perubahan pola pikir bahwa
keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya tergantung
pada pemerintah saja melainkan merupakan kolaborasi bersama
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD,
dan Swasta. Pihak swasta akan diberikan peran utama dan
penting dalam pembangunan ekonomi terutama dalam
peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, sedangkan
pihak pemerintah akan berfungsi sebagai regulator, fasilitator
dan katalisator. Dari sisi regulasi, pemerintah akan melakukan
deregulasi (debottlenecking) terhadap regulasi yang menghambat
pelaksanaan investasi. Fasilitasi dan katalisasi akan diberikan
oleh pemerintah melalui penyediaan infrastruktur maupun
pemberian insentif fiskal dan non fiskal. Pelaksanaan MP3EI
dilakukan untuk mempercepat dan memperluas pembangunan
ekonomi melalui pengembangan 8 (delapan) program utama
yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) kegiatan ekonomi utama.
Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan mengintegrasikan
3 (tiga) elemen utama yaitu: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI... 217 (1) Mengembangkan potensi
ekonomi wilayah di 6 (enam) Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu:
Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa, Koridor
Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor
Ekonomi Bali–Nusa Tenggara, dan Koridor Ekonomi Papua–
Kepulauan Maluku; (2) Memperkuat konektivitas nasional yang
terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global (locally
integrated, globally connected); (3) Memperkuat kemampuan
SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan
program utama di setiap koridor ekonomi. Penyusunan MP3EI
8
dimaksudkan bukan untuk mengganti dokumen perencanaan
pembangunan yang telah ada seperti RPJPN dan RPJMN, namun
akan menjadi dokumen yang terintegrasi dan komplementer,
serta penting dan khusus untuk melakukan percepatan dan
perluasan pembangunan. (MP3EI, Kemenko Perekonomian).
Dalam masa sekarang Indonesia menempati urutan ke 15 negara
terbesar dalam jumlah PDB nya sehingga Indonesia masuk ke
dalam Negara G-20. Tingkat PDB yang besar tersebut tidak
dimbangi oleh distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata
hal ini tercermin dari semakin memburuknya indeks Gini yang
meningkat menjadi 0,4 dari 0,3 pada tahun 2011, ini menjadi
concern bagi kita semua untuk menciptakan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan yang
dapat dinikmati oleh semua rakyat Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi yang mencapai 6,5 % pada tahun 2011 dan
diperkirakan akan mencapai menurun 6,0-6,3 % pada tahun
2012, disebabkan karena menurunnya nilai ekspor Negara kita
ke Negara-negara tujuan ekspor, yang diakibatkan oleh adanya
krisis global di Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa.
Pertumbuhan ekonomi yang belum maksimal juga disebabkan
oleh rendahnya infrastruktur Indonesia yang mengakibatkan
meningkatnya biaya-biaya produksi. Birokrasi yang kompleks
juga ditenggarai menjadi penghambat pembangunan ekonomi,
serta penegakan hokum yang masih lemah manjadi salah satu
hambatan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi
yang pada akhirnya mengurangi efektivitas pengentasan
kemiskinan. BPS menggunakan konsep kemampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach)
sebagai dasar dalam mengukur kemiskinan. Dengan pendekatan
ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari garis kemiskinan. Dengan pendekatan
9
ini, dapat dihitung Head Count Index (HCI), yaitu persentase
penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan.Metode yang
digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang
terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Vol.
4, No. 2, Agustus 2014 E S E N S I Jurnal Bisnis dan
Manajemen 218 Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan
secara terpisah untuk setiap provinsi dan dibedakan menurut
daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan. Sumber data utama yang
dipakai untuk menghitung kemiskinan adalah data SUSENAS
(Survei Sosial Ekonomi Nasional) Bulan September 2012.
Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei
SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang
dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-
masing komoditi pokok bukan makanan.
10
fixed effect, kedua dilakukan uji Hausman untuk
menentukan model masuk dalam fixed effect ataupun
random effect. Ketiga uji tersebut dilakukan untuk
menentukan mana model terbaik yang akan digunakan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, Indeks pembangunan
manusia (IPM) dan Tingkat pengangguran terbuka (TPT).
Model yang digunakan adalah : Kemiskinan =
α+β1.Pertumbuhanekonomi +β2.TPT +β3.IPM+ e Adapun
definisi operasionalnya antara lain 1. Kemiskinan presentase
kemiskinan setiap provinsi yang sudah penjumlahan total
antara kemiskinan yang terjadi di perkotaan dan perdesaan.
2. Pertumbuhan ekonomi presentase pertumbuhan ekonomi
atas dasar harga konstan pada setiap provinsi. 3. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat pengangguran terbuka
dari masingmasing provinsi di Indonesia 4. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Indeks pembangunan manusia
dengan metode penghitungan baru yang telah diterbitkan
oleh BPS.
11
memiliki nilai konstanta sebesar -0.028355 dengan probabilitas
sebesar 0.5791 > 0.05. pertumbuhan ekonomi memiliki nilai
negatif tidak signifikan, yang berarti pertumbuhan ekonomi
tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. TPT memiliki
nilai konstanta sebesar -1.12E-05 dengan probabilitas sebesar
0.9824 > 0.05. TPT memiliki nilai negatif tidak signifikan, yang
berarti TPT tidak berpengaruh terhadap kemiskinan. Sedangkan
untuk IPM memiliki probabilitas sebesar 0.0202 < 0.05. IPM
memiliki nilai positif signifikan, yang berarti IPM berpengaruh
terhadap kemiskinan. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa uji f
statistik dengan nilai 0.0000 < 0.05 maka variabel independen
secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel dependen.
Sementara pada uji koefisien determinasi dengan nilai sebesar
0.96840 mengartikan bahwa variabel 96,84% variasi tingkat
kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel independent dalam
model yaitu pertumbuhan ekonomi, IPM, TPT. Sedangkan
3,16% dapat dijelaskan oleh variabel lain. Berdasarkan hasil uji
diatas maka dapat dilihat bahwa IPM berpengaruh negatif
signifikan terhadap kemiskinan sebesar - 0.289890. Hal tersebut
menandakan bahwa antara IPM dengan kemiskinan memiliki
hubungan terbalik, yaitu ketika IPM mengalami penurunan
sebesar 1 persen dapat menaikkan kemiskinan sebesar -
0.289890, begitu sebaliknya. Hal ini sama dengan penelitian
(Rustam 2010) dan (Pratama, 2014) yang menunjukkan bahwa
IPM berpengaruh negatif terhadap kemiskinan Sementara pada
pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kemiskinan. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Barika 2013) hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang ada lebih banyak ditopang oleh konsumsi
daripada investasi atau modal. Pertumbuhan ekonomi yang tidak
berpengaruh tersebut mencerminkan kurangnya kualitas
pertumbuhan ekonomi yang ada karena masih tidak mampu
12
dalam mengurangi kemiskinan. Namun penelitian ini berbeda
dengan yang dilakukan oleh (Rustam 2010) yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif signifikan
terhadap kemiskinan. TPT juga tidak berpengaruh terhadap
kemiskinan, hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Ketut & Endrayani 2016). Hal tersebut mengindikasikan bahwa
tidak semua yang menganggur adalah masyarakat miskin, atau
mereka yang menganggur masih dihidupi oleh orang yang
memiliki pendapatan yang cukup. Namun penelitian ini berbeda
dengan yang dilakukan oleh (Yacoub 2012) yang menunjukkan
hasil bahwa pengangguran berpengaruh negatif terhadap
kemiskinan. Selain itu penelitian ini juga berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Barika 2013) yang
menunjukkan hasil bahwa pengangguran berpengaruh positif
terhadap kemiskinan.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Kelebihan Kekurangan
1. Abstrak 1. Penulisan alamat Email
Sudah terdapat Tujuan dari Penelitian, Cara Pada Jurnal Ini penulis
mendapatkan data, Analisis data, hasil menampilkan alamat email, tetapi
penelitian, kata kunci serta abstrak dalam bahasa dalam penulisan alamat email
inggris menggunakan penulisan cetak miring . yang baik dalam karya ilmiah
seharusnya alamat email ditulis
2. Heading
dengan cetak miring
Heading adalah judul untuk setiap bagian di
dalam suatu tulisan jurnal seperti pendahuluan,
metode/sub judul, hasil dan pembahasan serta
kesimpulan. Setiap huruf awal dari kata dalam
heading ditulis dengan huruf besar,diberi nomor
dan dicetak tebal dengan posisi disebelah kiri
dan sub judul dari headings maka diberi nomor
dan disusun dengan berurut.
3. Teks Tulisan
Sudah sesuai dengan cara penulisan karya
ilmiah, serta pada setiap tabel diberi nama serta
sumber masing-masing dari tabel yang di
tampilkan .
4. Metode Penelitian
Sudah terdapatnya jenis metode yang
digunakan.
5. Teori
Teori yang disajikan sudah sesuai dengan latar
belakang pembuatan penelitian.
6. Bahasa
yang digunakan mudah dipahami
7. Sistematika penulisan jurnal
sudah sesuai dengan pedoman umum penulisan
artikel
8. ISSN sudah ditampilkan sehingga
reviewer tidak kesulitan dalam
mengetahui data artikel
14
4.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Pembanding
Kelebihan Kekurangan
1. Abstrak 1. Penulisan alamat Email
Sudah terdapat Tujuan dari Penelitian, Cara Pada Jurnal Ini penulis
mendapatkan data, Analisis data, hasil menampilkan alamat email, tetapi
penelitian, kata kunci serta abstrak dalam bahasa dalam penulisan alamat email yang
inggris menggunakan penulisan cetak miring . baik dalam karya ilmiah seharusnya
alamat email ditulis dengan cetak
2. Heading
miring
Heading adalah judul untuk setiap bagian di
dalam suatu tulisan jurnal seperti pendahuluan,
metode/sub judul, hasil dan pembahasan serta
kesimpulan. Setiap huruf awal dari kata dalam
heading ditulis dengan huruf besar,diberi nomor
dan dicetak tebal dengan posisi disebelah kiri
dan sub judul dari headings maka diberi nomor
dan disusun dengan berurut.
3. Teks Tulisan
Sudah sesuai dengan cara penulisan karya
ilmiah, serta pada setiap tabel diberi nama serta
sumber masing-masing dari tabel yang di
tampilkan .
4. Metode Penelitian
Sudah terdapatnya jenis metode yang
digunakan.
5. Teori
Teori yang disajikan sudah sesuai dengan latar
belakang pembuatan penelitian.
6. Bahasa
yang digunakan mudah dipahami
7. Sistematika penulisan jurnal
sudah sesuai dengan pedoman umum penulisan
artikel
8. ISSN sudah ditampilkan sehingga
reviewer tidak kesulitan dalam
mengetahui data artikel
15
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
16
tingkat pendidikan, yang menarik adalah ternyata yang memiliki pengaruh
signifikan adalah variable konsumsi dan IPM, hal menunjukkan bahwa tingkat
konsumsi yang rendah menunjukkan tingkat kemisikinan,
5.2 Saran
Peneliti menyarankan kepada perusahaan untuk melakukan revaluasi
secara teratur, agar perusahaan bisa memastikan bahwa jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan
nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha
yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka
peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul
untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau
tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan,
skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global. Dan
diharapkan kepada pemerintah dalam rangka kebijakan pengentasan
kemiskinan dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah penduduk miskin terutama menggunakan strategi pertumbuhan
ekonomi dan permasalahan pendidikan, sehingga kebijakan yang dibuat dapat
lebih kongkret dan nyata dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat
Indonesia baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
17
DAFTAR PUSTAKA
18