Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS

Memberikan Masukan Berkaitan dengan Regulasi Pengusahaan Air


Pada Rapat TKPRD Terbatas Rekomendasi Izin Tata Ruang
Untuk Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Kepada Yth.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I
Di Manado.

Menindaklanjuti Undangan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor: 005/KD-PUPRD/337 tanggal 10 April 2019 dan
penugasan Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I telah dilaksanakan tugas
memberikan masukan berkaitan dengan Regulasi Pengusahaan Air Pada Rapat
TKPRD Terbatas Rekomendasi Izin Tata Ruang Untuk Investasi Pembangkit Listrik
Tenaga Air. Bersama ini disampaikan dengan hormat laporan pelaksanaan tugas
dimaksud.

1.Pengantar.
Rapat TKPRD Terbatas Rekomendasi Izin Tata Ruang yang diselenggarakan pada
hari Kamis tanggal 11 April 2019 dilaksanakan sehubungan dengan surat permohonan
PT. Mega Tirta Energi yang bermaksud untuk melakukan investasi pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sungai Nimanga yaitu PLTA Nimanga – Tincep dan
PLTA Nimanga – Tangkunei. Rencana investasi ini memerlukan ruang (space) dalam
pelaksanaannya, berkaitan dengan hal ini maka Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Daerah Provinsi Sulawesi Utara selaku Sekretaris Tim Koordinasi
Penataan Ruang Daerah mengundang Para Pihak Pemangku Kepentingan terkait di
Provinsi Sulawesi Utara sebagaimana yang tertulis pada undangan untuk membahas
peluang memberikan ruang untuk rencana investasi pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Air oleh PT. Mega Tirta Energi di Sungai Nimanga.

2.Masukan Yang Diberikan.


Sebagai Petugas yang mewakili Institusi Pengelola Sumber Daya Air - Balai
Wilayah Sungai Sulawesi I maka masukan yang diberikan pada Rapat TKPRD Terbatas
Rekomendasi Izin Tata Ruang Untuk Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Air terdiri
atas tiga bagian yaitu: 1) masukan terkait Regulasi Tata Ruang dan Pengelolaan
Sumber Daya Air, 2) masukan berkaitan dengan Regulasi Pengusahaan Sumber Daya
Air, 3) masukan berkaitan dengan Rekomendasi Teknis dan, 4) masukan yang
berkaitan dengan desain system PLTA yang dipresentasikan oleh Investor.

1
2.1.Masukan Terkait Tata Ruang dan Pengelolaan Sumber Daya Air.
Sehubungan dengan regulasi tata ruang dan kaitannya dengan pengelolaan sumber
daya air disampaikan masukan sebagai berikut: dalam hubungan antara tata ruang dan
pengelolaan sumber daya air di Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional telah mengatur antara
lain: a) Sistem Jaringan Sumber Daya Air merupakan bagian dari Rencana Struktur
Ruang Wilayah Nasional, b) Wilayah Sungai sebagai basis pengelolaan sumber daya
air dan, c) Pola Pengelolaan Sumber Daya Air sebagai pemberi arah. Masukan ini
disertai penjelasan secukupnya tentang pengertian wilayah sungai dan pola
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai terkait.

2.2.Masukan Terkait dengan Regulasi Pengusahaan Sumber Daya Air.


Masukan berikut yang disampaikan ialah berkaitan dengan regulasi pengusahaan
sumber daya air khususnya investasi pembangkit listrik tenaga air dan back up teknis
yang harus disiapkan oleh Investor untuk memperoleh rekomendasi teknis. Untuk hal
tersebut diatas disampaikan masukan sebagai berikut:
Di Indonesia regulasi kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan dan pengusahaan
sumber daya air diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 Tentang
Pengusahaan Sumber Daya Air. Turunan dari Peraturan Pemerintah ini ialah Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 01/PRT/M/2016 Tentang Tata
Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air.
Lebih jauh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
01/PRT/M/2016 dijabarkan lagi melaui Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya
Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 12A/SE/D/2016
Tentang Prosedur Penyusunan Rekomendasi Teknis Perizinan Pengusahaan Sumber
Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air.
Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor: 12A/SE/D/2016 ini
diuraikan Prosedur Penyusunan Rekomendasi Teknis Perizinan Pengusahaan Sumber
Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air mencakup: a) Pengusahaan sumber daya
air sebagai media, b) Pengusahaan air, sumber air dan daya air sebagai media dan
materi, c) penggunaan sumber daya air sebagai media, d) penggunaan air dan daya air
sebagai materi. Adapun rincian kegiatannya adalah sebagai berikut:
Pengusahaan sumber daya air sebagai media yaitu kegiatan: 1) pembangkit tenaga
listrik: PLTA (> 10 MW) / PLTM (1-10 MW) / PLTMH (< 1 MW), 2) transportasi dan
arung jeram; olah raga; pariwisata, 3) keramba; jaring apung.
Pengusahaan sumber daya air sebagai materi yaitu aktifitas: 1) usaha industri, 2) usaha
makanan, 3) usaha perhotelan, 4) usaha perkebunan, 5) usaha air minum oleh BUMN
atau BUMD dan, 6) usaha air minum dalam kemasan.

2
Pengusahaan air, sumber air dan daya air sebagai media dan materi yaitu: 1)
kegiatan pengambilan komoditas tambang di sungai dan, 2) eksplorasi, eksploitasi dan
pemurnian bahan tambang dari sumber air.
Penggunaan sumber daya air sebagai media yaitu kegiatan: 1) pembangkit listrik
tenaga minihidro atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro untuk kepentingan
perorangan atau kelompok masyarakat, 2) kegiatan wisata atau olahraga air yang
dikelola untuk kepentingan umum atau kegiatan bukan usaha antara lain perahu dan
sepeda air.
Penggunaan air dan daya air sebagai materi yaitu kegiatan: 1) pemenuhan
kebutuhan pokok sehari-hari bagi kelompok yang memerlukan air dalam jumlah besar,
2) pemenuhan air irigasi untuk petani atau kelompok petani bagi pertanian rakyat di
dalam system irigasi yang sudah ada yang dilakukan dengan cara mengubah kondisi
alami sumber air, 3) pemenuhan air irigasi untuk petani atau perkumpulan petani
pemakai air bagi pertanian diluar system irigasi yang sudah ada, 4) kegiatan bukan
usaha untuk kepentingan public berupa: a.budidaya perikanan yang menggunakan air
tidak lebih dari 2,0 liter per detik per kepala keluarga di luar system irigasi yang sudah
ada untuk kepentingan sendiri, b.pemanfataan sumber daya air untuk kepentingan
penelitian, pengembangan dan pendidikan dan, c.penggunaan air untuk taman kota
yang tidak dipungut biaya, rumah ibadah, fasilitas umum dan fasiltas sosial lainnya.

2.3.Masukan Berkaitan dengan Rekomendasi Teknis.


Dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang mengatur tentang
hidroelektrik disebutkan disana bahwa rekomendasi teknis untuk usulan investasi
pembangkit listrik tenaga air diberikan oleh Institusi Pengelola Sumber Daya Air di
Wilayah Sungai terkait. Rencana investasi pembangkit listrik tenaga air yang
dimohonkan oleh investor PT. Mega Tirta Energi berlokasi di Sungai Nimanga yang
berada dan merupakan bagian dari Wilayah Sungai Poigar – Ranoyapo yang
merupakan Wilayah Sungai Kewenangan Provinsi, oleh karena itu maka Rekomendasi
Teknis berkaitan dengan hal ini diberikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Adalah menjadi suatu tantangan
tersendiri bagi Provinsi Sulawesi Utara dimana Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang
membidangi pengelolaan sumber daya air telah mengalami reduksi yaitu dari
sebelumnya dikelola oleh Dinas Sumber Daya Air sekarang ini urusan pengelolaan
sumber daya air dikelola oleh unit institusi lebih kecil yaitu Bidang Sumber Daya Air
yang merupakan bagian dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah
Provinsi Sulawesi Utara.
Memberikan atau me-release Rekomendasi Teknis untuk kegiatan investasi
pembangkit listrik tenaga air pada sebuah sungai atau wilayah sungai bukanlah hal
yang sederhana.

3
Regulasi yang berkaitan dengan investasi ini sebagaimana yang telah diuraikan diatas
memberikan persyaratan yang ketat dan mensyaratkan banyak hal yang harus dipenuhi
untuk dapat diberikannya rekomendasi teknis. Serangkaian penyelidikan dan kajian
teknis harus disiapkan seperti: survey topografi, kajian hidrologi, kajian hidrolika,
penyelidikan geologi dan mekanika tanah, kajian perubahan morfologi sungai, kajian
alokasi air, desain struktur bangunan air dan pemilihan jenis turbin yang sesuai,
kesemuanya memerlukan kecermatan dalam pelaksanaannya baik pada pihak Investor
yang menyiapkannya dan terutama pada pihak Institusi Pengelola Sumber Daya Air di
Wilayah Sungai Poigar – Ranoyapo yang akan memeriksa semua kajian dan desain
tersebut diatas. Terkait dengan hal ini mengemuka peran dari Tim Rekomendasi Teknis
atau Unit Rekomendasi Teknis.
Di institusi kami Balai Wilayah Sungai Sulawesi I yang mengelola dua wilayah
sungai kewenangan Pemerintah di Provinsi Sulawesi Utara, unit khusus yang
menangani pelayanan permohonan rekomendasi teknis ini yaitu Unit Rekomendasi
Teknis Balai Wilayah Sungai Sulawesi I sudah berjalan relatif baik. Pada kesempatan
yang baik ini perkenankan kami untuk memberikan saran/masukan Kepada Bapak/Ibu
pengelola rekomendasi teknis pada Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Daerah Provinsi Sulawesi Utara yaitu apabila dipandang perlu
untuk melakukan kerjasama antara Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan Balai Wilayah Sungai
Sulawesi I, Kementerian PUPR dalam aspek pelayanan rekomendasi teknis maka hal
ini adalah sesuatu yang sangat mungkin, yang dalam pandangan kami adalah hal yang
perlu. Posisi strategis Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Daerah
Provinsi Sulawesi Utara sebagai Ketua Harian Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber
Daya Air (TK-PSDA) di Provinsi Sulawesi Utara merupakan modal awal yang penting
untuk kerjasama yang sinergis.

4) Masukan Terkait Desain Sistem PLTA yang Disiapkan oleh Investor.


Memperhatikan desain sistem PLTA yang dipresentasikan oleh Investor beberapa
masukan dikemukakan berikut ini.
a. Investor agar menyiap back up berkaitan dengan survey topografi, kajian
hidrologi, kajian hidrolika, penyelidikan geologi dan mekanika tanah, kajian
perubahan morfologi sungai, kajian alokasi air, desain struktur bangunan air dan
hal-hal terkait lainnya.
b. Dari data yang disajikan terlihat bahwa pada system PLTA Nimanga-Tincep
terdapat sebuah bendungan (dam) type concrete gravity dam dengan tinggi 58,8
meter dan crest length 171,5 meter. Untuk bendungan dengan ukuran tinggi
seperti ini memerlukan serangkaian kajian yang tidak sederhana antara lain
“Dam Break Analysis” dan sesuai dengan regulasi yang ada memerlukan
persetujuan dari Komisi Keamanan Bendungan.

4
c. Data yang disajikan pada system PLTA Nimanga-Tangkunei terdapat pula satu
buah bendungan dengan tinggi 18,20 meter. Disarankan agar Divisi Teknis
Investor untuk memeriksa kembali peraturan yang berkaitan dengan
Bendungan.Persyaratan sebagaimana disebutkan pada point b diatas
nampaknya masih berlaku untuk bendungan dengan tinggi seperti ini.
d. Untuk kedua system PLTA yang disajikan, disarankan untuk melakukan
semacam evaluasi untuk mempertimbangkan tidak diperlukannya membangun
bendungan (dam) dan menggantikan dengan “long storage” yang hanya
menggunakan “weir”, mengingat PLTA yang akan dibangun ini adalah PLTA
skala kecil dan masih dalam kategori PLTA mikro atau mikrohidro.

Demikian laporan pelaksanaan tugas Memberikan Masukan Berkaitan dengan Regulasi


Pengusahaan Air Pada Rapat Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD)
Terbatas Rekomendasi Izin Tata Ruang Untuk Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Manado, 12 April 2019


Pejabat Fungsional Pada BWS Sulawesi I

Ir. EDDY KENDA, M.Si.


NIP.196105091989031006

5
FOTO-FOTO DOKUMENTASI
Memberikan masukan pada Rapat Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Manado, 11 April 2019

6
7
8

Anda mungkin juga menyukai