SYIRKAH
Di
Oleh
Kelompok 5 :
-Hamzah.H
-Putri Ariandini
-Awajri
SMAN 1 MAMUJU
Kab. Mamuju
Kata Syirkah dalam bahasa arab berasal dari kata syarika (fiil madhi),
yasyraku (fiil mudhari’), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/ kata dasar),
artinya menjadi sekutu atau serikat.
B. Dasar Hukum
1. Al-Qur’an
Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama. Seorang Muslim,
apakah ia sebagai pembeli, penjual, penerima upah, pembuat keuntungan dan
sebagainya, harus berpegang pada tuntunan Allah SWT dalam Al Qur’an:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan
jalan batil, kecuali dengan perdagangan yang dilakukan secara suka sama suka di
antara kalian…”
Daud berkata: “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim padamu dengan minta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnnya. Dan sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim
kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mereka yang
mengerjakan amal yang shaleh dan amat sedikitlah mereka ini. Dan Daud
mengetahui,bahwa kami mengujinya, maka ia meminta ampun pada Tuhannya lalu
menyungkur sujud dan berdo’a.
Kemitraan usaha dan pembagian hasil telah dipraktikan selama zaman Rasulullah.
Para sahabat terlatih dan mematuhinya dalam menjalankan metode ini. Rasulullah
tidak melarang bahkan menyatakan persetujuannya dan ikut menjalankan metode
ini. Syirkah hukumnya ja’iz atau mubah, berdasarkan dalil Hadis Nabi SAW.
Berupa taqrir / pengakuan beliau terhadap syirkah:
b) HR. Abu Daud: “Umat Islam bersekutu dalam tiga hal: air, padang rumput,
dan api...”
c) HR. Nasa’i: Dari Abdullah: “..... Aku, Ammar dan Sa’ad bersyirkah dalam
perolehan perang Badar. Lalu Sa’ad mendapat dua ekor kuda sedangkan Aku dan
Ammar tidak mendapatkan apapun.
Syirkah juga harus memenuhi syarat-syarat berikut. Subjek hukum adalah orang
yang berakal sehat, dewasa dan cakap bertindak hukum atau diwakilkan;
- Objek akad adalah hal-hal yang dapat diwakilkan agar memungkinkan setiap
anggota syirkah betindak hukum atas nama seluruh anggota;
- Barang modal atau uang umumnya dapat dihargai dan diserahkam oleh masing-
masing sekutu untuk disatukan.
D. Bentuk-Bentuk Syirkah
1. Syirkah Al – Amwal
Syirkah amwal, yaitu persekutuan antara dua orang atau lebih dalam modal
(harta). Syirkah al-amwal yang diatur dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
adalah dalam kerja sama modal, setiap anggota syirkah harus menyertakan modal
berupa uang tunai atau barang berharga (Pasal 146 KHES) dan apabila kekayaan
anggota yang akan dijadikan modal syirkah bukan berbentuk uamg tunai, maka
kekayaan tersebut harus dijual dan atau dinilai terlebih dahulu sebelum
melakukan akad kerja sama (Pasal 147 KHES).
- kerja sama pekerjaan dapat berlaku ketentuan yang mengikat para pihak
dan modal yang disertakan (Pasal 152 KHES).
Contohnya:
A dan B sama-sama nelayan dan bersepakat melaut bersama untuk mencari ikan.
Mereka juga sepakat apabila memperoleh ikan akan dijual dan hasilnya akan
dibagi dengan ketentuan: A mendapatkan sebesar 60% dan B sebesar 40%.
Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau keahlian, tetapi boleh
berbeda profesi. Jadi, boleh saja syirkah abdan terdiri dari beberapa tukang
kayu dan tukang batu. Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan
merupakan pekerjaan halal dan tidak boleh berupa pekerjaan haram, misalnya
berburu anjing. Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan,
porsinya boleh sama atau tidak sama di antara syarik (mitra usaha).
3. Syirkah Mufawadhah
- Kerja sama untuk melakukan usaha boleh dilakukan dengan jumlah modal
yang sama dan keuntungan dan atau kerugian dibagi sama (Pasal 165 KHES).
Benda yang rusak yang telah dijual oleh salah satu pihak anggota akad kerja sama
mufawadhah kepada pihak lain, dapat dikembalikan oleh pihak pembeli kepada
salah satu pihak anggota syirkah (Pasal 168 KHES).
Contohnya:
Syirkah al-‘inan, yaitu persetujuan antara dua orang atau lebih untuk
memasukkan bagian tertentu dari modal yang akan diperdagangkan dengan
ketentuan kenutngan dibagi di antara para anggota sesuai dengan kesepakatan
bersama, sedangkan modal masing-masing tidak harus sama. Ketentuan mengenai
syirkah ‘inan diatur dalam KHES sebagai berikut:
- Dalam syirkah ‘inan berlaku ketentuan yang mengikat para pihak dan
modal yang disertakannya (Pasal 171 KHES).
- Para pihak dalam syirkah al-‘inan tidak wajib untuk menyerahkan semua
uangnya sebagai sumber dana modal (Pasal 175 (1) KHES)
- Para pihak dibolehkan mempunyai harta yang terpisah dari modal syirkah
al-‘inan (Pasal 175 (1) KHES).
5. Syirkah Musytarakah
- Dalam kerja sama modal yang disertai dengan kerja sama pekerjaan, maka
pekerjaan dinilai berdasarkan porsi tanggung jawab dan prestasi.
- Tidak satu pihak pun yang boleh meminjamkan harta syirkah kepada pihak
ketiga tanpa izin dari anggota syirkah lainnya.
- Biaya perjalanan yang dilakukan oleh salah satu pihak yang bekerja sama
untuk kepentingan usaha bersama, dibebankan pada biaya syirkah.
6. Syirkah Milk
Syirkah milk adalah persekutuan antara dua orang atau lebih untuk memiliki
suatu benda, syirkah ini terbagi atas berikut ini.
a. Syirkah milk jabiyah yang terjadi tanpa keingina para pihak bersangkutan,
seperti persekutuan ahli waris.
b. Syirkah milk ikhtiyariyah yang terjadi atas keinginan para pihak yang
bersangkutan.
Syirkah milk dijelaskan lebih lanjut dalam KHES, sebagi berikut.
- Syirkah milk / hak milik bersama atas harta dengan kepemilikikan penuh
terjadi apabila ada dua pihak atau lebih bergabung dalam suatu kepemilikan atas
harta tertentu.
- Hak milik bersama melahirkan adanya tanggung jawab bersama dari para
pihak.
- Hak milik bersama atas harta dengan kepemilikan sempurna terdiri atas
hak milik bersama atas harta dan hak milik bersama atas piutang.
Ada beberapa hal yang menyebabkan berakhirrnya akad syirkah secara umum
dan khusus
3. Salah satu pihak meninggalkan bila anggota syirkah hanya dua orang
F. Hikmah Syirkah
1. Syirkah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam berusaha,
yang keuntungan dan kerugikannya ditanggung bersama.
2. Rukun syirkah yaitu harta, akad, dan dua orang yang berserikat. Syarat-
syarat yang pertalian dengan orang yang melakukan akad ialah merdeka, baligh,
dan pintar (rusyd).
3. Macam-macam syirkah yaitu syirkah milk dan syirkah uqud (syirkah ‘inan,
syirkah wujuh, syirkah mufawadlah, syirkah abdan).
5. Syirkah ini memiliki manfaat kegunaannya dan keuntungan baik didunia dan
akhirat.
Saran