DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Tuhan YME karena atas rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hemangioma”. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang
sudah memberikan kami pengarahan dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini
berisikan berbagai ulasan mengenai penyakit Hemangioma yang kami sajikan
dengan singkat dan jelas. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca
serta penulis.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi 3
BAB I Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5
BAB II Pembahasan 6
2.1 Definisi 6
2.2 Anatomi Fisiologi 7
2.3 Etiologi 8
2.4 Patofisiologi 9
2.5 Pathway 9
2.6 Klasifikasi 11
2.7 Manifestasi Klinis 13
2.8 Komplikasi 14
2.9 Penatalaksanaan 15
2.10 Pemeriksaan Penunjang 17
2.11 Konsep Asuhan Keperawatan 18
BAB III Aplikasi Kasus Semu 21
BAB IV Penutup 29
3.1 Kesimpulan 29
3.2 Saran 29
Daftar Pustaka 30
BAB I
PENDAHULUAN
2.3 Etiologi
Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum
diketahui, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol
pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam
kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor
(BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan
dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis
seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor
necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–beta berperan dalam
etiologi terjadinya hemangioma (Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
2.4 Patofisiologi
Meskipun mekanisme yang jelas mengenai kontrol dari pertumbuhan dan
involusi hemangioma tidak begitu dimengerti, pengetahuan mengenai
pertumbuhan dari pembuluh darah yang normal dan proses angiogenesis dapat
dijadikan petunjuk. Vaskulogenesis menunjukkan suatu proses dimana prekursor
sel endotel meningkatkan pembentukan pembuluh darah, mengingat angiogenesis
berhubungan dengan perkembangan dari pembuluh darah baru yang ada dalam
sistem vaskular tubuh. Selama fase proliferasi, hemangioma mengubah kepadatan
dari sel-sel endotel dari kapiler-kapiler kecil. Sel marker dari
angiogenesis, termasuk proliferasi dari antigen inti sel, collagenase tipe IV, basic
fibroblastic growth factor, vascular endothelial growth factor, urokinase, dan E-
selectin, dapat dikenali oleh analisis imunokimiawi (Olmstead, et al., 1994;
Kushner, et al., 1999; Katz, et al., 2002).
Hemangioma superfisial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana
ukuran dan volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat,
dimana perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi dimana
hemangioma mengalami regresi secara spontan. Selama fase involusi,
hemangioma dapat hilang tanpa bekas. Hemangioma kavernosa yang besar
mengubah kulit sekitarnya, dan meskipun fase involusi sempurna, akhirnya
meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma kapiler dapat
involusi lengkap, tidak meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer, 2004; Hall,
2005).
2.5 PATHWAY
Hemangioma
Penekanan jaringan
Ukuran tumor
Mata
Penipisan dinding vaskuler
Astigmatisme & ambiopia Perdarahan
Rupture spontan vaskuler
Gg. sensori visual Sikatris
Nekrosis
Kurang pengetahuan Rupture ulangan
Keb. Nutrisi untuk perbaikan
jaringan & kebutuhan O2 serta
Anxietas Ulkus
nutrisi untuk pertumbuhan jaringan
Masif
Kerusakan jaringan sekitar
tumor
Trombositopenia
C. Hemangioma campuran
Pada beberapa kasus, kedua jenis Hemangioma diatas dapat terjadi
bersamaan dan dinamakan Hemangioma campuran. Gambaran klinisnya
juga terdiri atas gambaran keuda jenis hemangioma tersebut. Banyak
ditemukan pada ekskremitas inferior (alat gerak tubuh bagian bawah
misalnya: kakai, paha, dll), Unilateral (satu sisi bagian tubuh, misalnya:
paha kiri/kanan), soliter (tunggal) dan terjadi sejak lahir atau pada masa
anak-anak. Ciri-cirinya antaranya lain tonjolan bersifat lunak dan berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi
gambaran keratolik dan verukosa. Lokasi hemangioma campuran pada
lapisan kulit superfisial (permukaan) dan dalam, atau di organ dalam
(Hamzah, 1999; Kushner, et al., 1999; Lehrer, 2003; Anonim, 2005).
2.8 Komplikasi
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi
lainnya. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding
pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma,
sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh (Katz, et al., 2002).
2. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi,
perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat
juga terjadi akibat ruptur (Kushner, et al., 1999).
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu
dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif.
Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat
pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi (Katz, et al., 2002).
4. Gangguan penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan
dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari
sumbatan pada sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi
yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi
dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang retrobulbar (Kushner, et al.,
1999).
2.9 Penatalaksanaan
A. Medis
Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu:
1. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami
pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar
maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12
bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun (Hamzah,
1999). Hemangioma superfisial atau hemangioma strawberry sering
tidak diterapi. Apabila hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri,
hasilnya kulit terlihat normal (Kantor, 2004).
2. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga,
dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan;
hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi
deformitas jaringan (Anonim, 2005).
Angiogenesis
Peningkatan vol/jumlah
Penekanan jaringan
Mata
Kurang pengetahuan
Anxietas
INTERVENSI
3.2 Saran
Dalam melakukan tulisan dan menjelaskannya kepada orang lain
harus mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan persepsi yang berbeda
dari seharusnya. Begitu juga dalam penulisan Asuhan keperawatan harus
dapat dimengerti dan menjelaskan secara lengkap apalagi menyangkut
penyakit yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Potter P. A,Perry A.G.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawata :
Konsep,proses,praktik. Jakarta: EGC
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second
Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.