Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia membutuhkan kerja untuk menjamin kelangsungan hidupnya.


Keberhasilan kerja ditunjang oleh banyak faktor. Dimana faktor faktor tersebut
seperti kemampuan untuk berkonsentrasi, kesehatan dan keselamatan dalam
bekerja, rasa nyaman dalam bekerja dsb. Dimana seluruh faktor tersebut mampu
menunjang tingkat produktifitas pekerja.

Umumnya pekerja akan terpengaruh oleh kondisi kebisingan, pencahayaan, dan


suhu lingkungan dimana mereka bekerja. Cukup banyak penelitian yang dilakukan
terkait dengan kondisi di atas, karena ketiga hal tersebut merupakan faktor yang
paling cepat dirasakan dampaknya. Akan tetapi, selain ketiga hal tersebut di atas,
pekerja juga tidak luput dari getaran yang dihasilkan oleh alat/lingkungan di sekitar
tempat kerjanya. Tanpa kita sadari, banyak pekerja yang dalam keseharian
mengalami getaran pada saat bekerja, misalnya pekerja yang kantornya berdekatan
dengan rel kereta api, pekerja pengeboran, supir kendaraan berat, dsb. Kadangkala
dibutuhkan konsentrasi tinggi dalam melakukan pekerjaan mereka.

Tubuh membutuhkan energi untuk menetralkan getaran. Hal ini dapat


menyebabkan kelelahan dini pada pekerja, juga dapat mengganggu konsentrasi
kerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sampai
sejauhmana getaran yang terpapar pada diri seorang pekerja serta mengetahui
ambang batas getaran yang tidak mempengaruhi kondisi pekerja. Agar nantinya
dapat diambil kesimpulan dan diberikan rekomendasi apabila dibutuhkan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana aplikasi teori Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada getaran
mekanis?
2. Bagaimana memahami kecepatan getaran (velocity), percepatan (acceleration),
dan perubahan vektor (displacement)?
3. Bagaimana melakukan pengukuran getaran mekanis dengan menggunakan
Vibration Meter?
4. Bagaimana cara membaca spektrum getaran dari hasil pengukuran?

1.1 Tujuan
1. Tujuan instruksi umum : Mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan
teori Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Tujuan instruksi khusus :
 Mahasiswa mampu memahami kecepatan getaran (velocity),
percepatan (acceleration), dan perubahan vektor (displacement).
 Mahasiswa mampu melakukan pengukuran getaran mekanis dengan
menggunakan Vibration Meter.
 Mahasiswa mampu membaca spektrum getaran dari hasil
pengukuran.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Getaran

Menurut Royan Hidayat dalam Analisis Getaran pada Kompresor


Mesin Pendingin dengan variasi Putaran (Rpm) (2011) Getaran adalah
gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran
berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan
dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan
elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa
(engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan
rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

Getaran mekanis yang dirasakan operator disalurkan melalui bagian


tubuh yang berhubungan dengan sumber getaran, biasanya pada pantat, telapak
tangan, lengan, dan kaki. Kadang-kadang getaran hanya terasa pada telapak
tangan atau lengan saja, namun kadang juga getaran terasa pada seluruh tubuh.
Getaran pada seluruh tubuh dan getaran pada tangan memberikan
pengaruh yang berbeda. Getaran pada seluruh tubuh memberikan efek yang
lebih komplek mulai dari jantung, peredaran darah hingga penurunan daya lihat
serta konsrentasi seseorang. Getaran mekanis dapat berpengaruh buruk pada
operator karena dapat menimbulkan gangguan penurunan performansi dan
kesehatan.
Berdasarkan gerakan :

a. Vibrasi rectilinear
Massa bergerak naik turun atau bolak balik

b. Vibrasi rotasional Massa bergerak berputar


2.2 Jenis Getaran

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun


1996 Tentang : Baku Tingkat Getaran, getaran dapat dibagi menjadi sebagai
berikut :

a. Getaran mekanik
Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
peralatan kegiatan manusia. Getaran mekanik dibedakan menjadi :
 Getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibaration)
 Getaran pada tubuh tertentu (Partial Body Vibration)
b. Getaran seismik
Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam
dan kegiatan manusia
c. Getaran kejut adalah getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.

2.3 Alat Pengukur Getaran

Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai


data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik
alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya
digunakan dalam suatu pengukuran getaran antara lain

o Vibrationmeter
o Vibration analyzer
o Shock Pulse Meter
o Osiloskop
Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada
kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan
persyaratan personal yang menggunakannya.
2.4 Vibration Meter

Vibration Meter adalah alat uji atau instrument yang berfungsi untuk
mengukur getaran sebuah benda, misalnya motor, pompa, screen, atau benda
bergetar lainnya . Cara yang dilakukan adalah pengukuran getaran dengan
Vibration Meter lalu disesuaikan dengan nilai batas yang telah ditentukan.

Dengan melakukan kontrol dan analisa getaran secara berkala, maka


sesuatu yang tidak normal pada mesin dapat dideteksi sebelum kerusakan besar
terjadi. Dengan pengukuran vibration meter ini, para pelaku industri juga dapat
mencegah para pekerjanya mendapat bahaya getaran yang tinggi. Pada
umumnya semua objek yang ada dibumi ini pasti bergetar, benda yang ada
disekitar kitapun sebenarnya bisa bergetar. Perlu diketahui bahwa getaran
dapat diukur dengan tepat, adapun cara melakukan pengukuran getaran
tersebut dengan vibration meter.Cara yang dilakukan adalah pengukuran
getaran dengan Vibration Meter lalu disesuaikan dengan nilai batas yang telah
ditentukan. Biasanya dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan oleh
Keputusan Menteri Tenaga Kerja.

Dari beberapa tester di bawah ini perangkat analisis VIBRATION


TESTER atau VIBRATION PEN ini terbagi dalam beberapa tipe yaitu:

a. Sensor Getaran, Secara konseptual

sensor getaran berfungsi untuk mengubah besar signal getaran fisik


menjadi sinyal getaran analog dalam besaran listrik dan pada umumnya
berbentuk tegangan listrik

b.Dinamic Signal Analizer (DSA)

merupakan getaran mesin dalam kombinasi kompleks dari sinyal yang


berasal dari berbagai sumber getaran mesin didalam mesin.
2.5 Parameter Getaran

Menurut Royan Hidayat dalam Analisis Getaran pada Kompresor Mesin


Pendingin dengan variasi Putaran (Rpm) (2011) Vibrasi atau getaran
mempunyai tiga parameter penting yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
yaitu :

a. Amplitudo (seberapa besar)


Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyalvibrasiyangdihasilkan.
Amplitudo dari sinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya gangguan yang
terjadi. Makin tinggi amplitudo yang ditunjukkan,menandakan makin besar
gangguan yangterjadi,besarnya amplitudonya bergantung pada tipe mesin
yang ada. Pada mesin yang masih bagus dan baru,tingkat vibrasinya biasanya
bersifat relative.

b. Frekuensi (berapa kali permenit atau perdetik)

Frekuensi adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu


putaran waktu. Besarnya frekuensi yang timbul pada saat terjadinya vibrasi
dapat mengidentifikasikan jenis gangguan yang terjadi. Gangguan yang
terjadi pada mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau
menghasilkan contoh frekuensi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pengamatan. Dengan diketahuinya frekuensi pada saat mesin mengalami
vibrasi, maka penelitian atau pengamatan secara akurat dapat dilakukan
untuk mengetahui penyebab atau sumber dari permasalahan. Frekuensi
biasanya ditunjukkan dalam bentuk Cycle per menit (CPM), yang biasanya
disebut istilah Hertz (dimana Hz = CPM). Biasanya singkatan yang
digunakan untuk Hertz adalah Hz.

c. Phase (yang menggambarkan bagaimana benda itu bergetar)


Phase adalah penggambaran akhir dari pada karekteristik suatu
getaran atau vibrasi yang terjadi pada suatu mesin. Phase adalah perpindahan
atau perubahan posisi dari pada bagian – bagian yang bergetar secara relative
untuk menentukan titik referensi atau titik awal pada bagian yang lain yang
bergetar.

Selain itu, ada tiga dasar yang menjadi parameter dalam melakukan
pengukuran vibrasi yaitu :

a. Displacement
Displacement adalah ukuran dari pada jumlah gerakan dari pada massa suatu
benda, dimana hal ini menunjukkan sejauh manabenda bergerak maju mundur
(bolak-balik) pada saat mengalami vibrasi. Displacement adalah perubahaan
tempat atau posisi dari pada suatu objek atau benda meju suatu titik pusat
(dalam hal ini massa benda berada dalam posisi netral). Besarnya gaya dari
pada displacement dapat diketahui dari amplitude yang dihasilkan. Makin
tinggi amplitude yang ditunjukkan,makin keras atau tinggi pula vibrasi yang
dihasilkan. Displacement atau perpindahan dari suatu benda dapat dijukkan
dalam satuaan mil (dimana mil = 0,001 inc) atau dalam micron (dimana 1
micron = 0,001 mm). Displacement biasanya sangat berguna pada batas
frekuensi kurang dari 600 CPM (10 Hz). Frekuensi ini harus digunakan selama
terjadi displacement untuk mengefaluasi gejala vibrasi. Pada keadaan biasa,
dimana vibrasi pada 1 x RPM adalah 2 millis (25,4 micron PK)tapi hal ini
belum memberikan komfirmasi yang cukup untuk menentukan apakah vibrasi
pada tingkatan 2 mil,hal ini merupakan kondisi yang baik atau buruk, sebagai
contoh, vibrasi 2 mils PK-PK pada 3600 CPM adalah lebih berbahaya
dibandingkan dengan vibrasi 2 mils PK– PK pada 300 CPM.

b. Velocity
Velocity addalah jumlah waktu yang dibutuhkan pada saat terjadi
displacement (dalam hal kecepatan). Velocity adalah satu indikator yang
paling baik untuk mengetahui masalah vibrasi (contohnya unbalance,
misaligment, mecanical loosess, dan kerusakan bearing atau bearing defect)
pada mesin berkecepatan sedang. Velocity adalah ukuran kecepatan suatu
benda pada saat bergerak atau bergetar selama berisolasi. Kecepatan suatu
benda adalah nol pada batas yang lebih tinggi atau lebih rendah,dimulai pada
saat berhenti pada suatu titik sebelum berubah arah dan mulai untuk bergerak
kearah berlawanan. Velocity dapat ditunjukkan dalam suatu inch per second
(in/sec) atau milimeter per secon (mm/sec)

Velocity disisi lain tidak sepenuhnya mempunyai frekuensi


yang bergantung pada batas sekitar 600 sampai 120000 CPM (10
sampai 2000 Hz) dan pada dasarnya hanya merupakan satu pilihan
ketika batas frekuensi berada pada 300 sampai 300000 CPM (5 sampai
500 Hz).

c. Acceleration
Acceleration adalah jumlah waktu yang diperlukan pada saat
terjadi velocity. Acceleration adalah parameter yang sangat penting
dalam analisis mesin- mesin yang berputar (rotation equipment)dan
sangat berguna sekali dalam mendeteksi kerusakan bearing dan
masalah pada gearbox berkecepatan tinggi lebih cepat dan lebih awal.

Acceleration diartikan sebagai perubahan dari velocity yang di


ukur dalam satuan gravitasi. Pada posisi permukaan laut 1,0g = 32,2
ft/sec2 yang ekuivalen dengan 386,087 in/sec atau 9806,65 mm/sec,
harga yang digunakan untuk menyatakan akselerasi dari gravitasi
(percepatan grafitasi)dalam satuan Inggris dan Metric (dimana
in/sec/sec biasanya ditunjukkan sebagai in sec2.

2.6 Nilai Ambang Batas Getaran


Aturan tentang nilai ambang batas getaran dibuat untuk menjaga kondisi
pekerja dari resiko yang ditimbulkan oleh getaran mekanis. Aturan standar
mengenai getaran yang diakui secara internasional adalah ISO 2631-1 yang
dikeluarkan oleh Organisasi Standar International yang berpusat di Jenewa.
ISO 2631-1 merupakan standar yang menunjukkan tingkat resiko paparan
getaran berdasarkan nilai percepatan getaran dan nilai Value Dose Vibration
(VDV). Nilai percepatan getaran dihitung dengan metode root mean square,
dan digunakan sebagai kriteria untuk mengukur tingkat resiko yang disebabkan
oleh getaran yang bersifat stabil dan terus menerus. Sedangkan, nilai Value
Dose Vibration (VDV) digunakan sebagai ukuran untuk mengukur getaran
Tabel 2.1 Tingkat Resiko Terhadap Paparan Getaran (ISO 2631-1)

(Sumber : NAB getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor:


KEP-51/MEN/1999)
Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Lengan Dan
Tangan
Jumlah waktu pajanan per Hari Resultan Percepatan di Sb. X, Sb. Y
kerja (jam) dan Sb. Z
Meter per detik kuadrat m/det2
6 jam sampai dengan 8 jam 5
4 jam dan kurang dari 6 jam 6
2 jam dan kurang dari 4 jam 7
1 jam dan kurang dari 2 jam 10
0,5 jam dan kurang dari 1 jam 14
Kurang dari 0,5 jam 20
(Sumber : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja)
Tabel 2.3 Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Seluruh Tubuh
Jumlah waktu pajanan per Hari Nilai ambang batas m/det2
kerja (jam)
0,5 3,4644
1 2,4497
2 1,7322
4 1,2249
8 0,8661
(Sumber : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja)

(Sumber : Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor


5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan

1. Vibration Meter

Range pengukuran :
 Percepatan (acceleration) : 0,1 m/s - 392 m/s
 Kecepatan (velocity) : 0,01 cm/s - 80 cm/s
 Perpindahan vector : 0,001 mm - 10 mm
Range Frekuensi :
 Percepatan (acceleration) : 10 Hz -200 Hz, 10 Hz – 500 Hz, 10 Hz
– 1 KHz, 10 Hz – 10 KHz
 Kecepatan (velocity) : 10 Hz – 1 KHz
 Perpindahan vector : 10 Hz – 500 Hz
Akurasi alat = ≤±5%
Range Temperatur = 0 °C – 40 °C
Range kelembapan = ≤ 80 %
2. Stabillo
3. Penggaris
3.2. Prosedur kerja

Mulai

Menyalakan Vibration Meter dengan


menekan tombol 𝜑

Lihat battery status, jika menunjukkan 100


% berarti kondisi baterai masih penuh

Mengatur jam dan tanggal pada System untuk


menyesuaikan dengan waktu. Ketika
pengukuran selesai hasilnya dapat dilihat
dengan ampilan waktu pengukuran.

Mengatur display mode dengan memilih tipe


display yang diinginkan dengan cara display
OK atau masuk ke dalam System. Untuk
praktikum ini digunakan Special display.

Menekan tombol MEAS untuk


memulai pengukuran dan untuk
mengakhiri pengukuran

Melepas dari main body

Selesai
Cara mengoperasikan menu

a. Untuk memindahkan kursor gunakan 2,8 untuk naik dan turun, 4,6 untuk ke
kanan dan kiri (untuk memindahkan menu)
b. Untuk memindahkan point number tekan tombol 2 untuk naik dan 8 untuk turun
c. Tombol OK berfungsi sebagai enter dan C untuk cancel.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Royan. 2011. Analisis Getaran pada Kompresor Mesin Pendingin

dengan variasi Putaran (Rpm)

ISO 2631-1. 1997. Resiko Terhadap Paparan Getaran

KEP-51/MEN/1999. 1999. Tentang Nilai Ambang Batas

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49. 1996. Baku Tingkat Getaran

Permenaker. 2018. Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.


https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/Permen_10_2018_opt.pdf

Prabawa, Sigit. 2009. Analisis kebisingan dan Getaran Mekanis pada traktor tanga
LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA

GETARAN

KELOMPOK : 01

NAMA : TITA AYU PRADITA

NRP : 0517040045

KELAS : K3-4B

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2019

Anda mungkin juga menyukai