Disusun oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
KATA PENGATAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME. atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menempuh pendidikan dengan sebaik-baiknya. Kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pemuliaan Tanaman
atas segala bimbingan dan arahannya, serta kepada seluruh rekan yang turut berkontribusi
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah yang berjudul “Manajemen Plasma Nutfah Menyerbuk Silang“ ini berisi
tentang informasi mengenai manajemen plasma nutfah tanaman terkhusus tanaman
menyerbuk silang. kami berharap seluruh pembaca dapat memahami bagaimana untuk meg-
identifikasi suatu permasalahan dalam mekanisme yang terjadi dalam memberikan solusi.
Makalah ini tentu masih banyak memiliki kekurangan dan keterbatasan baik
dari segi pengetahuan maupun penyusunan kata. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca agar kedepannya kami
dapat menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
Jatinangor, 2018
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Keragaman genetik plasma nutfah diperlukan sebagai bahan dasar dalam program
pemuliaan untuk menghasilkan varietas unggul. Vavilov, ahli genetika dan pemulia
tanaman dari Rusia, dianggap sebagai peneliti pertama yang menyadari pentingnya
keragaman genetik untuk perbaikan tanaman (Hawkes 1981).
Plasma nutfah atau sumber daya genetik merupakan suatu tumbuhan, hewan
ataupun mikroorganisme yang mempunyai kemampuan dalam mewariskan sifat. Setiap
organisme yang masih liar di alam maupun yang sudah dibudidayakan manusia
mengandung plasma nutfah. Plasma nutfah banyak digunakan untuk menciptakan
varietas unggul pada suatu spesies, misalnnya memiliki produktivitas yang tinggi, unik
dan berpotensi untuk dikembangkan dalam pembentukan galur unggul dan perbaikan
mutu genetik, sehingga kemurnian genetik dapat terjaga kelestarianya.
Plasma nutfah memiliki berbagai tujuan, antara lain untuk (1) penelusuran
keaslian varietas yang diragukan, (2) studi asal usul spesies tanaman, dan (3) pelepasan
plasma nutfah secara resmi sebagai sumber gen yang memiliki nilai ekonomis.
Konservasi atau pelestarian plasma nutfah jagung secara praktis dapat dilakukan
secara ex situ, yaitu dalam ruang penyimpanan benih dalam bentuk biji. Pengelolaan
plasma nutfah meliputi kegiatan koleksi, eksplorasi, pelestarian, karakterisasi, hingga
pemanfaatannya. Konservasi plasma nutfah tanaman berbiji umumnya dilakukan dengan
cara menyimpan benih dalam ruang dingin. Viabilitas dan vigor benih plasma nutfah
perlu dipertahankan, karena semakin lama disimpan semakin menurun daya tumbuhnya.
Penurunan daya tumbuh benih dipengaruhi oleh proses produksi, pemanenan dan
penanganan pascapanen, dan kondisi ruang penyimpanan (cold storage). Untuk menjaga
kelestarian plasma nutfah yang disimpan maka perlu dilakukan monitoring viabilitas
benih secara periodik. Informasi karakteristik aksesi jagung yang dikoleksi harus dapat
diakses oleh para pemulia secara cepat dan mudah, melalui sistem database. Makalah ini
menyajikan teknik pengelolaan plasma nutfah meliputi eksplorasi, koleksi, konservasi,
dokumentasi, dan pemanfaatannya.
1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai manajemen plasma nutfah
tanaman terkhusus tanaman menyerbuk silang.
BAB II
ISI
Gambar 1. Uji daya tumbuh sekuensial bagi 85% tumbuh dengan 40 kumpulan biji
Penanaman di
Kontaminasi
Sejarah lapang wilayah
mekanis
adaptasi
Sejarah lapang terkait dengan sejarah penanaman sebelumnya, terbebas dari tanaman voluntir
sehingga untuk menghindari hal tersebut perlu adanya jarak waktu penanaman.
Sebagai contoh persyaratan sertifikasi pada tanaman padi :
-Lahan harus bekas tanaman lain atau pernah diberakan
-Lahan bekas tanaman varietas sama atau spesies lain yang mudah dibedakan
2.Sumbar benih
Benih sumber yang digunakan harus jelas
3.Isolasi
Tujuan isolasi adalah untuk menghindari kemungkinan penyebaran oleh serbuk sari lain dari
tanaman lain atau tanaman voluntir ataupun tanaman liar dari species yang sama.
Isolasi dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
-Isolasi jarak
-Isolasi waktu
-Isolasi fisik
Isolasi Jarak
Dua varietas yang berbeda ditanam terpisah dengan jarak tertentu dengan teknik :
-Mengosongkan lahan diantara dua areal
-Menanami dengan tanaman lain
-Tanpa isolasi atau kurang dari persyaratan tetapi tanaman pinggir tidak digunakan untuk calon
benih dengan persyaratan tertentu
Isolasi fisik
Memisahkan pertanaman dengan menggunakan atribut fisik seperti bangunan-bangunan,
sangkar atupun rumah kassa
4.Kontaminasi mekanis
Untuk menghindari kontaminasi mekanis hal-hal yang perlu diperhatikan alat-alat dan wadah
yang digunakan harus bersih, misalkan alat pengolahan tanah, mesin pemotong, mesin
perontok, lori, karung dan lain-lain.
Gotoh, K. and T.T. Chang. 1979. Crop adaptation, pp 234-261. In: J. Sneep and A.J.T.
Hendriksen (Eds.): Plant Breeding Perspectives. Centr.for Agr.Pub. & Doc.
Wageningen, 435
Hamilton N.R.S., J.M.M. Engels, T.J.L van Hintum, B. Koo and M. Smale. 2002. Accession
management. IPGRI Technical Bulletin No.5. 65 p.
Hawkes, J.G. 1981. Germplasm collection, preservation and use, p.57-83. In:
K. J. Frey (Ed): Plant Breeding II. Iowa State Univ.Press. Ames, 497 p.
Rao V.R. and K.W. Riley. 1994. REVIEW The use of biotechnology for conservation and
utilization of plant genetic resources. Plan gen. Res. Newsletter 97:3-19.
Rugayah. 2005. Eksplorasi. Dalam. Luntungan et al. (Eds). Buku Pedoman Pengelolaan
Plasma Nutfah Perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Badan
Litbang Pertanian. p. 1-26.
Saxena, R.K. 1993. Guideline for sending seeds to genebank for storage. In: Rana et. al.
(Eds). Conservation and Management of Plant Genetic Resources. National Bureau of
Plant Genetic Resources. New Delhi. P. 220-224.
Subandi. 1980. Mass selsction in two varietas of corn. Contribution 56:1-12.
Subandi. 1984. Performance of corn gene pools and selected half sib families. Contribution
72:1-11.
Subandi. 1987. Reserach and development of hybrid variety for maize and rice in Indonesia.
Indonesian Agric. Res. & Dev. J. 9:13-18.